Makalah Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MATA KULIAH PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

1. Muhammad Rinaldi Harahap


2. Yusmidar Hasibuan
3. Sarmadan Nasution

DOSEN PENGAMPU : HOPMAN DAULAY M , PD

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BARUMUN RAYA

( STAIBR ) 2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila sebagai dasar atau filsafat Negara Republik Indonesia yang
secara resmi disahkan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada
tanggal 18 Agustus 1945, serta diundangkan dalam Berita Republik Indonesia,
TahunII no. 7, yang terdiri atas 2 (dua) bagian, yaitu Pembukaan dan Batang
Tubuh (Pasal-Pasal).
Pada alinea keempat Pembukaan tercantum rumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara meliputi:
1. Basis atau fundamen Negara
2. Tujuan yang menentukan Negara
3. Pedoman yang menentukan cara bagaimana Negara itu meleksanakan fungsi-
fungsinyadalam mencapai tujuan.
Pada hakekatnya Pancasila mengandung dua pengertian pokok, yaitu
sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia dan sebagai Dasar Negara Republik
Indonesia.

B. Tujuan Pendidikan Pancasila


Rakyat melalui perwakilannya, menyatakan bahwa Pendidikan Nasional
diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa.
pendidikan Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan dapat
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tujuan pendidikan Pancasila juga untuk memberikan dasar-dasar ilmiah atau
transformasi nilai melalui pengembangan pengetahuan secara ilmiah.
2. Memberikan pengertian, pancasila sebagai filsafat atau tata nilai bangsa.
3. Dengan mengetahui Pancasila secara ilmiah, mahasiswa akan memiliki
ketahanan ideologis dalam menghadapi pengaruh negatif dari luar.

2
4. Mempersiapkan warga Negara yang berkesadaran kebangsaan, serta
pemimpin-pemimpin yang bertanggung jawab terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) yang bersendikan Pancasila.
5. Keberhasilan dalam pendidikan Pancasila, akan membuahkan sikap mental
bersifat cerdas dan penuh tanggung jawab.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia


Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, sebagai titik puncak bangsa
Indonesia, merupakan buah perjuangan melawan penjajahan.
Proklamasi kemerdekaan, sebagai sumber lahirnya Republik Indonesia
telah melahirkan sumber hukum bagi pembentukan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta merupakan norma pertama dari Tata Hukum Indonesia, yang
berarti bahwa bangsa Indonesia mulai saat ni telah mendirikan Tata Hukum yang
baru, yaitu Hukum Indonesia.
Sehari setelah proklamasi, 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesiabersidang untuk menyempurnakan dan mengesahkan
UUD 1945, yang dituangkan dalam uraian konkrit dan terperinci dalam
“Pembukaan” dan “Batang Tubuh UUD 1945 (Pasal-pasal)”.
UUD hanya memuat aturan-aturan pokok. Sedangkan aturan-aturan yang
menyangkut pelaksanaan diserahkan pada Undang-undang Organik atau
Peraturan yang lebih rendah yang lebih mudah cara pembuatan, merubah dan
mencabutnya. Pembukaan UUD 1945, memuat Pokok-pokok pikiran sesuai
prinsip yang terkandung dalam Batang Tubuh yang menunjukan suatu system
pemerintahan.
Pancasila dibahas dari sudut pandang moral atau etika, maka lingkup
pembahasannya meliputi: “etika Pancasila” dibahas dari sudut ekonomi kita
dapatkan bidang “ekonomi Pancasila”, dari sudut pandang filsafat “filsafat
Pancasila” yang meliputi aksiologi, epitemologi, bilamana dibahas dari sudut
pandang yuridis kenegaraan, maka kita dapatkan bidang “Pancasila yuridis
kenegaraan”.

4
Pancasila yuridis kenegaraan, meliputi kedudukan sebagai dasar negara
yang meliputi bidang yuridis dan ketatanegaraan, realisasi Pancasila di segala
aspek penyelenggaraan Negara, baik yang menyangkut norma hukum maupun
norma moral.
Pembahasan Pancasila yuridis kenegaraan, meliputi pengetahuan
deskriptif, kausal & normatif. Adapun tingkat pengetahuan ilmiah assensial
dibahas dalam filsafat Pancasila, yaitu membahas sila-sila sampai inti sarinya,
maka yang terdalam, atau membahas sila-sila Pancasila sampai tingkat
hakikatnya.

B. Hakikat Pancasila
Upaya untuk memperdalam dan mempelajari hakikat dari Pancasila akan
berhadapan dengan dua sisi yang hakiki, yaitu pencasila sebagai Pandangan
Hidup (Way of Life) dan pencasila sebagai Dasar Negara (Staat Fundamental
Norm).
Dari kedua sisi yang fundamental ini, terbentuk beberapa fungsi yang lain,
misalkan: Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, idologi Negara, sumber
cita-cita dan tujuan nasional, perjanjian luhur rakyat Indonesia, bahkan juga
norma dasar dan criteria dasar manusia Indonesia. Dari kedudukan yang hakiki
inilah lahir berbagai nilai dan fungsi Pancasila yang melandasi segala tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
1. Hakikat sila ke-Tuhanan Yang Maha Esa
Prinsip yang berisi keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat Tuhan,
pencipta segala makhluk dan pencipta alam semesta beserta isinya, sebagai asas
kenegaraan, maka segenap rakyat Indonesia berdasarkan atas ke-Tuhanan Yang
Maha Esa. Hakikat / prinsip sila ini untuk menghormati dan mentaati Tuhan.
Pancasila bukan agama, hal-hal yang siftanya ritual dan sakral, diserahkan kepada
agama dan kepercayaan masing-masing.

5
2. Hakikat sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Mengandung sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada budi
nurani manusia dalam hubungan dengan sesama manusia dan alam. Prinsip ini
bersesuaian dengan hakikat manusia.

3. Hakikat sila Persatuan Indonesia


Berisi keharusan untuk bersesuaian dengan hakikat satu, tidak terbagi,
tidak menjadi bagian dari Negara lain.
4. Hakikat sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Berkeharusan untuk bersesuaian dengan rakyat, rakyat merupakan unsur
konstitutif, pembentuk Negara. Kekuasaan tertinggi di dalam Negara berada di
tangan rakyat.
5. Hakikat sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tekanan pada hubungan antar warga Negara dengan pemerintah dan
sebaliknya. Dalam hubungan antar pemerintah dengan warga Negara, masing-
masing pihak mempunyai hak dan kewajiban.

C. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa


 Arti pandangan hidup bagi suatu bangsa
Dengan pandangan hidup yang jelas suatu bangsa akan memiliki pegangan
dan pedoman dalam memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial,
budaya, dan pertahanan keamanan yang timbul dalam gerak masyarakat yang
semakin maju dan semakin mengglobal.
“Pandangan hidup suatu bangsa adalah suatu kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.”
Definisi tentang pandangan hidup ini merupakan pegangan bagi bangsa
Indonesia dan pengatur pemahaman atas latar belakang Pancasila yang lahir dan
tumbuh dari sejarah dan kebudayaan bangsa.

6
 Manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup
a. Menjadikan bangsa Indonesia berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas
kearah mana tujuan yang ingin dicapai.
b. Sebagai pegangan dan pedoman bagi pemecahan masalah yang dihadapi.
c. Sebagai pedoman bangsa Indonesia membangun dirinya.

 Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berisikan:


Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Pikiran yang
terdalam dan gagasan bangsa Indonesia mengenai wujud kehidupan yang
dianggap terbaik, cocok dan paling sesuai dengan suatu kristalisasi dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang diyakini kebenarannya dan
menimbulkan tekad untuk mewujudkannya.

D. Pancasila sebagai Dasar Negara


Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara berarti Pancasila dijadikan
sebagai dasar mengatur pemerintah negara dan penyelenggaraan negara. Pancasila
berkedudukan sebagai sumber tertinggi dari pada hukum yang mengatur
kehidupan negara dan masyarakat, semua hukum yang berlaku dalam kegiatan
prikehidupan berbangsa dan bernegara harus bersumber dari pancasila.
Dengan demikian, nilai pancasila sebagai norma dasar negara
(grundnorm) adalah bersifat imperatif, artinya mengikat dan keharusan semua
yang ada di dalam wilayah kekuasaan hukum negara untuk tidak
mengesampingkan norma-norma hukum, pelanggaran atasnya dapat berakibat
hokum (dikenakan suatu fisik/penjara sesuai dengan berat ringannya kejahatan
yang dilakukan).
Nilai-nilai pancasila merupakan asas utama yang membimbing para
pembuat hukum dalam membuat Undang-Undang. Negara mempunyai
keterbatasan dalam membuat undang-undang, yaitu berupa persetujuan rakyat
yang diwakili oleh Legislatif dan Eksekutif.

7
Dari aspek ketatanegaraan Indonesia, maka pancasila dinyatakan sebagi
dasar negara mengandung pengertian sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Seperti dinyatakan dalam TAP.MPR No.III/MPR/2000, tanggal 10 Agustus 2000
tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan.
Dengan terbitnya TAP.MPR No.III/MPR/2000 ini mka TAP MPRS No.
XX/MPRS/1966 ttg. Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum
dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan Joncto TAP MPR No.
V/MPR/1973 dan TAP MPR No. IX/MPR/1978, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dapat diperinci sebaga berikut:
1. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum
Indonesia.
2. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.
3. Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar Negara (baik tertulis maupun tidak
tertulis).
4. Mengandung norma yang mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan
pemerintah dan penyelenggara Negara memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur.
5. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945, bagi pengelenggara negara, para
pelaksana pemerintah, juga bagi para penyelenggara partai dan golongan
fungsional.

E. Pancasila Sumber Dari Segala Hukum


Kedautalan rakyat menurut sejarah pembentuk negara Indonesia, semula
diwakili kepada suatu badan istimewa yaitu Panitia Persiapan Kemerdekan
Indonesia (PPKI). Badan tersebut menurut teori hukum, mempunyai
wewenang menetapkan dasar negara yang paling fundamental yang disebut dasar
Falsafah negara atau Norma Dasar Hukum Negara yang pada tanggal 18 Agustus
1945 telah dimurnikan dan menjadi Dasar Negara Republik Indonesia.
Sumber hukum berdasarkan TAP.MPR No. III/MPR/2000, tanggal 10
Agustus 2000 dalam artian adalah sumber yang dijadikan pedoman dalam

8
pembuatan aturan hukum di bawahnya dengan melihat pada tata urutan
perundang-undangan yang berlaku pada saat ini, yaitu:
1. UUD Republik Indonesia 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
5. Peraturan Pemerintah
6. Keputusan Presiden
7. Peraturan Daerah

Urutan Peraturan Perundang-undangan berdasarkan UU No. 10 tahun


2004, sbb:
1. UUD Republik Indonesia 1945
2. UU/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah:
a. Perda Propinsi dibuat DPRD Propinsi dengan Gubernur
b. Perda Kab/Kota dibuat oleh DPRD Kab/Kota bersama Bupati/Walikota
c. Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat dibuat oleh BPD atau nama
lainnya bersama dengan Kepada Desa atau nama lainya.

F. Kedudukan UUD 1945


UUD 1945 Adalah norma hukum tatanegara yang memuat norma-norma,
yang mengatur struktur pemerintah negara, juga mengatur tugas-tugas alat
perlengkapan negara, baik di pusat atau daerah.
UUD 1945 bersifat mengikat dan berfungsi sebagai kontrol. UUD
menentukan cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan bekerja sama dan
menyesuaikan diri dalam suatu mekanisme. Mekanisme dan dasar dari setiap
system pemerintah diatur dalam UUD yang menetapkan bagainama kekuasaan itu
dibagi antara badan legislatif, eksekutif dan badan yudikatif.

9
Semenjak ditetapkan dan disahkan UUD 1945 oleh PPKI pada tanggal 18
Agustus 1945 sebagai UUD Negara Republik Indonesia, maka UUD 1945 telah
merupakan hukum dasar meliputi hukum dasar tertulis (UUD), selain itu dalam
sistem ketatanegaraan terdapat juga hukum dasar tidak tertulis (Konvensi).
1. UUD 1945 Berdasarkan Sifatnya Sebagai Hukum Negara
Pada dasarnya UUD 1945 memiliki sifat-sifat sbb:
a. Fleksibel, mempunyai arti suple dan elastis, artinya UUD 1945 tidak pernah
ketinggalan zaman, luwes dalam artian berlaku dimana saja, tidak kaku, dapat
diikuti oleh siapa saja yang menjadi warga Negara Indonesia.
b. UUD negara Republik Indonesia yang bersifat singkat dan supel, hanya
memuat pasal 37 pasal serta aturan peliharaan dan aturan tambahan.
hal ini mengandunga makna:
 UUD cukup hanya memuat aturan-aturan pokok dan memuat garis-garis
besar instruksi kepada pemerintah pusat.
 Sifat supel dimaksudkan, bahwa masyarakat harus terus berkembang.
2. Fungsi UUD 1945
a. Sumber hukum bagi produk-produk hukum dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
pemerintah.
b. Sarana untuk mengkontrol berlakunya semua peraturan
dalam negara kesatuan RI.

3. Makna Pembukaan UUD 1945


Sebagai pengatur batang tubuh UUD 1945, mengandung kaidah-kaidah
negara fundamental yang dengan jalan hukum tidak dapat diubah, serta
pernyataan kemerdekaan (deklarasi kemerdekaan).

4. Hubungan Antara Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945


Keduanya merupakan pernyataan kemerdekaan, baik pada bangsa sendiri
maupun kepada dunia luar. Proklamasi kemerdekaan merupakan sumber hukum,
adapun pembukaan sebagai pedoman dasar, memuat prinsip-prinsip,

10
asas-asas, dan tujuan bangsa Indonesia yang akan diwujudkan dengan jalan
bernegara.
Prinsip-prinsip dan asas-asas tersebut dikenal dengan pancasila.
Pengertian hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Hukum juga tidak
dapat dipisahkan dengan negara dalam arti luas (masyarakat bernegara).
Cicero (106-43 SM), menyatakan “Dimana ada masyarakat disitu ada
hukum (ubi societas,ibi ius).”
Menurut Mochtar Kusumaatmadja, “Hukum tanpa kekuasaan adalah
angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah kelaliman”. Hukum
memerlukan kekuasaan bagi pelaksanaannya, sebaliknya kekuasaan itu sendiri
ditentukan batas-batasnya oleh hukum.

5. Makna dan Pokok-pokok Pikiran yang Terkandung dalam Pembukaan UUD


Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber motivasi dan aspirasi
perjuangan, serta tekad Bangsa Indonesia mencapai tujuan nasional dan
merupakan cita-cita moral yang ingin ditegakkan, baik dalam lingkungan
nasional maupun dalam pergaulan bangsa-bangsa di dunia.
Pembukaan UUD 1945 yang merupakan penuangan jiwa Proklamasi
Kemerdekaan, telah dirumuskan secar padat dan khimad dalam empat
alinea dan setiap kata pada setiap alinea mengandung arti dan makna yang sangat
dalam dan mempunyai nilai universal.
a. Alinea pertama
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai
dengan prikemanusiaan dan prikeadilan.”
Makna yang terkandung dalam alinea tersebut adalah:
1. Menunjukan adanya keteguhan pendirian bangsa Indonesia Untuk
merdeka.
2. Pengangkapan suatu dalil objektif.
3. Pengungkapan suatu dalil subyektif.

11
b. Alinea kedua
“dan perjuangan pergerakan kemerdekaan telah sampailah pada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia kedepan
pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.”
Makna yang terkandung:
1. Telah sampai pada saat yang menentukan.
2. Momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan.
3. Kemerdekaan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi harus diisi dengan
usaha mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur,

c. Alinea ketiga
“Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan dengan didorongnya oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
Makna yang terkandung:
1. Motivasi spiritual yang luhur
2. Keinginan yang didambakan segenap bangsa Indonesia untuk hidup yang
berkesinambungan.
d. Alinea keempat
“Kemudian dara pada itu,untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejateraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulan rakyat
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang
adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh

12
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Makna yang terkandung:
1. Disusunnya tujuan sekaligus fungsi Negara Indonesia.
2. Disusunnya Negara Indonesia yang berbentuk Republik dan berkedaulatan
rakyat.
3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah pancasila.

13
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Upaya untuk memperdalam dan mempelajari hakikat dari Pancasila akan


berhadapan dengan dua sisi yang hakiki, yaitu pencasila sebagai Pandangan
Hidup (Way of Life) dan pencasila sebagai Dasar Negara (Staat Fundamental
Norm).
Dari kedua sisi yang fundamental ini, terbentuk beberapa fungsi yang lain,
misalkan: Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa, idologi Negara, sumber
cita-cita dan tujuan nasional, perjanjian luhur rakyat Indonesia, bahkan juga
norma dasar dan criteria dasar manusia Indonesia. Dari kedudukan yang hakiki
inilah lahir berbagai nilai dan fungsi Pancasila yang melandasi segala tata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
UUD 1945 Adalah norma hukum tatanegara yang memuat norma-norma,
yang mengatur struktur pemerintah negara, juga mengatur tugas-tugas alat
perlengkapan negara, baik di pusat atau daerah.
UUD 1945 bersifat mengikat dan berfungsi sebagai kontrol. UUD
menentukan cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan bekerja sama dan
menyesuaikan diri dalam suatu mekanisme. Mekanisme dan dasar dari setiap
system pemerintah diatur dalam UUD yang menetapkan bagainama kekuasaan itu
dibagi antara badan legislatif, eksekutif dan badan yudikatif

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.linkpdf.com/download/dl/pengertian-landasan-pendidikan-pancasila-.ppt
http://solindo.wordpress.com/2008/01/09/17/
http://www.scribd.com/doc/34169341/Buku-Ringkasan-PKN
http://www.scribd.com/doc/34169341/Buku-Ringkasan-PKN

i
i

15

Anda mungkin juga menyukai