FITRIANI (C1F020098) - Ekonomi Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

NAMA : FITRIANI

NIM : C1F020098

1.

MOTHER’S DAY

Di depan jendela apartment, tumbuh sebuah


Dear Zev,
pohon apel. Ketika musimnya tiba, buahnya
Hari ini, tanggal 14 Mei adalah hari ibu di
kerap berserakan di tanah, menjadi mainan
Amerika. Berikut saya kopikan sekelumit
anak-anak pulang sekolah; menjadi bola,
cerita kecil tentang saya dan ibu yang saya
ditendang ke sana ke mari dan dilempar, dan
kutipkan dari catatan pribadi saya.
jadi bahan injakan. Ketika saya kecil, apel
Ibu saya tinggal di Indonesia, sementara
menjadi bagian mimpi yang tidak pernah
saya tinggal di Amerika. Mudah-mudahan
jadi kenyataan. Di film-film bioskop murah,
bisa menjadi pelepas kangen para pembaca
di TV tetangga, kerap saya melihat orang
yang jauh terpisah dari ibu mereka. Salam
makan apel. Membayangkan renyahnya
dari Houston yang sudah mulai terasa
ketika tergigit seakan menjadi bunyi
Summer.
termerdu yang sangat ingin didengar.

Ibu dan putrinya, Melbourne 1997


Di deretan rumah-rumah sempit dan gang pasti tidak lupa kalau hari itu adalah hari

becek saya tumbuh. Dan karenanya saya pembagian ijazah SD. Lalu saya menangis

tidak pernah meminta sesuatu pada ibu, terisak. Tidak berteriak. Merasa sangat

tetapi saya ingat menjelang lulus sekolah percuma menghabiskan waktu berjam-jam

dasar, saya meminta hadiah boleh makan belajar. Merasa tidak ada gunanya selembar

ayam goreng yang nyaris tidak ada dalam kertas ijazah SD dengan nilai terbaik. Saya

kamus makanan kami sekeluarga. Bahkan dengar jejak kaki ibu perlahan. Lalu ia diam

di hari raya sekalipun, ibu tersenyum dan di sudut. Hanya sanggup berkata,”Sekolah

mengiyakan. Lalu ia terdiam. yang pinter, nanti beli apel sendiri.”

Kalimatnya itu tentu tidak meredakan isakan

Ketika saat itu tiba, dengan bangga saya putus asa.

pulang bergegas. Melewati gang sempit,

berliku dan pasar becek. Menyusuri rumah- Bertahun berselang. Saya tumbuh dan saya

rumah petak berdesakan. Membayangkan simpan kenangan kecil itu hingga dewasa.

apel terhidang di atas meja. Bayangan rasa Saya tinggal di Melbourne dan berbekal

renyah apel dan gurihnya ayam goreng uang tabungan saya mengajak ibu

membuat air liur saya menitik deras. Siang berkunjung pada apartment kami. Kakinya

itu rumah tampak sepi dan sangat lengang. sudah tidak kuat lagi berjalan jauh.

Dengan dada berdegup saya buka lemari Rambutnya tak lagi selembar pun hitam.

makan dengan harapan membumbung. Bapak tak bersama kami, dan tulang

Potongan pepaya dan tempe goreng tersaji punggungnya yang bengkok dan rematik

dalam piring kaleng berwarna hijau muda. memaksanya untuk lebih banyak hanya

Tidak ada yam goreng. Apalagi apel. Ibu duduk dan mengamati sekitar.
Ibu datang ke melbourne sedang musim di antara apel-apel, saya katakan padanya

apel. Siapa tidak kenal Victoria market bahwa saya sudah sekolah pinter dan jauh,

dengan seribu satu macam apelnya. Ada dan bisa membeli apel sendiri.

yang merah, hijau, keunguan, dan kuning.

Yang bulat, lonjong, yang besar dan kecil.

Saya genggam tangannya. Di tengah pasar,

Kali ini ibu yang terisak kembali. Lalu ibu pulang pada ibu. (dikutip dari Mahardika,

mendekap saya erat-erat. Seolah W, 2007, kisah-kisah mengharukan tentang

ditemukannya kembali gadis kecil yang dulu ibu, cetakan kedua, penerbit PT Visi Gagas

dikecewakannya. Komunika, Depok, dengan beberapa

Setiap kali saya melihat apel berserakan di penyesuaian)

dekat jendela apartment, setiap kali itu pula

rasa rindu seakan tak tertahankan. Rindu


2.

BERSIN BERBUAH PELAMINAN


satu-satunya di gerbong kereta itu dari orang

yang tidak dikenalinya,

Pada tahun 1980-an, tidak lazim melihat

perempuan berjilbab rapat kecuali siap

dituding ekstrem kanan oleh Otsus bentukan

Haasyiiinnnnnn......!!! Ali Moertopo. Pun tak semudah sekarang

Lelaki muda itu bersin di kursi kereta yang mendapati orang berebut menyahuti bensin

membawanya dari Jakarta ke kampung saudara sebangku atau segerbong.

halamannya di Yogyakarta. Keganjilan itulah yang terekam kuat di

“Alhamdulillah,”ujarnya sembari menutup benak dan–tentu-saja hati lelaki muda itu.

mulut dan hidung dengan telapak tangan. Diberanikannya bertanya pada si perempuan

Berselang beberapa detik, ada sahutan. saat hendak pulang; kebetulan keduanya

“Yarhamukallah..” sama-sama turun di Stasiun Tugu.

Pemilik suara penyahut itu seorang Lelaki muda itu tidak menyebutkan nama

perempuan muda. Berjilbab rapat, duduk di dirinya; pun tidak meminta nama sang

seberang dari lelaki muda itu. Itulah sahutan perempuan. Dia hanya meminta nama orang

tua dan alamat rumahnya. Itu saja.

Hari tak berselang lama saat bapak si

perempuan itu menerima uluk salam dari “Kedatangan saya ke sini hendak....”

pemuda yang tidak dikenalinya.


Berceritalah hasrat tulus si pemuda untuk Dan bapak itu bukan orang biasa

menggenapkan setengah agamanya bersama sebenarnya, tanya dan nyata kalimatnya

perempuan putri si bapak yang namanya sekadar kekaguman terselubung sepertinya.

mungkin baru diketahuinya dari selembar Tak lama setelah pertemuan itu, pemuda

kertas di tangan. yang bersin dan perempuan penyahut bersin

“Mas Fulan sudah mengenal putri saya?” itu akhirnya sama-sama duduk di pelaminan.

“Belum, Pak.”jawab si pemuda singkat. Resmi menjadi pasangan.

“Kok bisa?Sebab, putri saya banyak.”

Tanda-tanda getaran hati sebagai satu jiwa

Pemuda itu tak perlu berceramah di hadapan kadang datang tak dinyana, bahkan hanya

lelaki sepuh itu soal kesatuan hati dari dari bersitan hati. Meski apa yang tampak di

respons putrinya saat menjawab bersin, dan mata tidak begitu indah, tetapi di hati kita, ia

balutan jilbab. Pemuda itu, yang memang bak permata, yang sangat layak untuk di

paham agama, ingin mendapati pasangan kagumi dan dimiliki. Kalau lewat bersin saja

yang sekufu. Jilbab dan respons putri si bisa, apalagi dengan tatapan sekilas saat kita

bapak itu sudah ia anggap memadai selaku diperkenankan syariat untuk melihat bakal

penanda keshalihan. Ingat tahun 1980-an pasangan kita. Kini, adakah getaran itu telah

adalah masa saat orang tak bebas hadir di hatimu? (Sumber: dikutip

mengekspresikan keislamannnya. Lain sebagaimana aslinya dari Yusuf Maulana,

dengan sekarang saat busana jilbab kadang 2014, Tong Kosong Indonesia Bunyinya,

menipu. ProYou, Yogyakarta)


3.
CORRUPTION PRECEPTION INDEX (CPI)

Praktik korupsi, baik di kalangan korupsi terus memburuk dari tahun ke


pemerintah maupun swasta, tahun, yaitu peringkat 86 tahun 2000
menyebabkan high cost economy. terus menurun ke peringkat 122 pada
Biaya-biaya tidak resmi yang sulit diukur tahun 2003. Maraknya korupsi, di
efektifitasnya tepaksa dikeluarkan demi Indonesia dikenal dengan KKN, disertai
menyelamatkan kelangsungan proses kurang kondusifnya comport level dan
produksi. Hal ini sangat bertentangan gangguan keamanan berakibat buruk
dengan prinsip transparancy dan good pada iklim investasi secara umum.
governance. Berdasarkan coruption Selain membuat urung potensial
perception index (CPI) (lihat Tabel 1) investor untuk masuk ke Indonesia juga
dinyatakan bahwa semakin tinggi mengakibatkan beberapa pengusaha
peringkatnya semakin buruk persepsi merelokasi industrinya dari Indonesia ke
bersih dari korupsi. Dengan demikian, negara lain.
persepsi Indonesia sebagai negara
bersih dari

Tabel 1. Peringkat Beberapa Negara Berdasarkan Persepsi Bersih dari Korupsi

Tahun
Negara
2000 2001 2002 2003
Singapura 8 5 5 5
Malaysia 36 36 34 37
Korea Selatan 48 43 43 52
Cina 63 58 29 66
Thailand 62 62 64 75
Filipina 70 66 78 96
Vietnam 78 75 87 104
Indonesia 86 88 96 122
Total Negara 90 91 102 133
Sumber: International Transparancy, 2004
4.

KOEFISIEN KORELASI SEDERHANA


Koefisien korelasi sederhana digunakan untuk mengukur keeratan hubungan dua
variable, misalnya X dan Y. Koefisien korelasi Pearson sederhana diperoleh dengan
rumus:

n ∑ xy −∑ x ∑ y
r=
√¿ ¿ ¿

Nilai korelasi berkisar antara -1 dan 1, dengan kriteria:


r = 0, maka kedua variable tidak berkorelasi linier
r = -1, maka kedua variable berhubungan negative sempurna
r = -1, maka kedua variable berhubungan positif sempurna

PENGUIAN HIPOTESIS KOEFISIEN KORELASI


Dalam hipotesis koefisien korelasi, dikenal dua macam pengujian. Pengujian jenis
pertama berkaitan dengan koefisien korelasi populasi yang sama dengan 0 (H 0: ρ = 0).
Pengujian koefisien korelasi jenis kedua berkaitan dengan populasi yang memiliki
nilai tertentu (H0: ρ=ρ0 )
Pengujian yang digunakan untuk H0: ρ = 0 melawan H0: ρ ≠ 0 adalah uji t, dimana:

r √(n−2)
t h itung=
√(1−r 2)
Setelah ditentukan nilai yang digunakan, keputusan pengujiannya adalah:
Jika |t hitung|
≤ t α/2 (n-2) maka H0 diterima
¿ t α / 2(n-2) maka H0 ditolak

Sementara pengukuran korelasi secara berganda (bivariat) adalah pengukuran atau


perhitungan korelasi dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas (X1, X2,X3,…
Xn) dan satu variable terikat (Y) dengan rumus umum


R= b1
∑ X 1 Y +b2 ∑ X 2 Y +¿ b3 ∑ X 3 Y +…+b n ∑ X n Y ¿
∑ Y2
5.

MODEL PEREKONOMIAN MAKRO

Dari sisi pengeluaan, PDRB disebut pengeluaran regional (Regional Expenditure)


merupakan jumlah pengeluaran konsumsi yang dilakukan rumah tangga, lembaga
swasta nirlaba, pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok modal dan
ekspor netto suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (satu tahun)

y=C + I + G+ NX

Yang melakukan kegiatan konsumsi (C) Swasta yang melakukan inbvestasi (I),
pemeritah yang menarik Pajak (t) mengeluarkan transfer (TR) dan belanja pemerintah
(G). Berikut ini adalah contoh model perekonomian makro daerah.

Konsumsi: C=C+ ∝¿

Investasi I =I + βi

Pengeluaran Pemerintah: G=G


PF
Ekspor Bersih (NX): NX =( X −N )=NM (~
Y ,Y F , R=e )
P

∂Y ¿ 1
Angka pengganda otonom =
∂C 1−α ( 1−t )
¿
∂Y 1
Angka pengganda transfer otonom =
∂ TR 1−α ( 1−t )

∂Y ¿ 1
Angka pengganda investasi otonom =
∂ I 1−α ( 1−t )
¿
∂Y 1
Angka pengganda pengeluaran pemerintah otonom =
∂G 1−α ( 1−t )

Anda mungkin juga menyukai