LA Gadar - NI Kadek Omasti
LA Gadar - NI Kadek Omasti
LA Gadar - NI Kadek Omasti
Oleh :
NI KADEK OMASTI
NIM. P07124321159
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PRAKTIK KEBIDANAN
KOLABORASI PADA KASUS ASUHAN KEBIDANAN
KEGAWATDARURATAN MATERNAL IBU ”PA” USIA 28 TAHUN
PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DENGAN APB PERDARAHAN AKTIF
dan ANEMIA
DI RSUD KLUNGKUNG
TANGGAL 27 MARET 2022
OLEH:
NI KADEK OMASTI
NIM. P07124321159
TELAH DISAHKAN
DENPASAR, APRIL 2022
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan akhir mata kuliah praktik kebidanan
kolaborasi pada kasus patologi dan komplikasi pada “ Ibu PA Usia 28 Tahun
Primigravida Trimester III Dengan APB dan Anemia” di RSUD Kabupaten
Klungkung sesuai dengan rencana. Penulis berterima kasih kepada :
1. Dr. Ni Nyoman Budiani, S. Si.T., M.Biomed selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Denpasar.
2. Ni Wayan Armini, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Denpasar
3. Dr Ni Komang Yuni Rahyani,S.SiT.,M.Kes selaku Koordinator MK Praktik
Kebidanan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
4. Ni Luh Putu Sri Erawati, S,Si,T,MPH. selaku pembimbing Institusi dalam MK
Praktik Kebidanan Kolaborasi Pada Kasus Patologi dan Komplikasi
5. Dewa Ayu Indrayuni,A.Md.Keb sebagai pembimbing lapangan dalam
penyusunan laporan akhir MK Praktik Kebidanan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal
6. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu, yang telah membantu
dalam penyusunan laporan akhir ini.
Penulis sangat berharap laporan akhir ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan mengenai praktik kebidanan kolaborasi pada
kasus patologi dan komplikasi. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan
saran untuk perbaikan laporan selanjutnya.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.
Denpasar, April 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
B. PERDARAHAN ANTEPARTUM………………………………………… 5
C. ANEMIA KEHAMILAN............................................................................................8
D. NON STRES TEST.....................................................................................................9
BAB III TINJAUAN KASUS................................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................................19
BAB V PENUTUP................................................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir merupakan suatu keadaan
yang fisiologis namun dalam prosesnya terdapat kemungkinan suatu keadaan
yang dapat mengancam jiwa ibu dan bayi bahkan dapat menyebabkan kematian
(Manuaba, 2010). Terdapat kondisi-kondisi dimana terjadi kehamilan beresiko
tinggi yaitu suatu keadaan dimana kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan bisa
terancam. Kasus gawat darurat obstetri merupakan kasus obstetri yang apabila
tidak segera ditangani akan mengakibatkan kemtian ibu dan janinnya. Ada
beberapa faktor resiko kegawatdarutan masa kehamilan dintaranya, Ante partum
bleeding APB) atau perdarahan sebelum persalinan. Perdarahan persalinan yang
terjadi pada Trimester III diantaranya disebabkan karena plasenta previa
(Rahyani, 2021).
Data epidemiologi plasenta previa secara nasional belum diketahui, namun
dilaporkan bahwa plasenta previa adalah penyebab 3% perdarahan dalam
kehamilan di Indonesia. Sebuah studi di Lampung melaporkan adanya 3856
persalinan sepanjang tahun 2011 di RSUDAM Provinsi Lampung. Dari jumlah
tersebut, didapatkan 3% memiliki penyulit perdarahan antepartum akibat plasenta
previa. Plasenta merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada perdarahan
trimester ketiga. Namun seiring dengan membaiknya pelayanan obstetrik, tingkat
mortalitas ibu menurun jauh, the Center for Disease Control and Prevention
(USA) melaporkan tingkat mortalitas 0.03%.
Studi menunjukkan bahwa wanita hamil dengan plasenta previa mengalami
tingkat APB yang lebih tinggi daripada wanita pada umumnya. Prevalensi dapat
bervariasi karena usia ibu, lokasi previa (anterior vs. Posterior), tipe previa
(lengkap vs. Tidak lengkap), sifat populasi yang diteliti, kebiasaan gaya hidup,
penggunaan kriteria diagnosis yang berbeda dan potensi lainnya (Rahyani,2021)
Pelayanan antenatal care pertama bertujuan untuk skrining faktor risiko
dilakukan oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan. Jika ibu datang
pertama kali ke bidan, bidan tetap melakukan pelayanan antenatal seperti biasa,
1
kemudian ibu dirujuk ke dokter untuk dilakukan skrining. Salah satu pendekatan
faktor resiko yang dapat digunakan untuk skrining adalah berdasarkan Skor Poedji
Rochjati.
Praktik kebidanan saat ini lebih didasarkan pada bukti ilmiah hasil penelitian
dan pengalaman praktek terbaik dari para praktisi dari segala penjuru dunia
(evidace base practice). Pelayanan kebidanan dan kesehatan ibu dan anak yang
diberikan berdasarkan evidance base ini mencakup di berbagai tingkat pelayanan
seperti tingkat dasar di komunitas, pusat rujukan di komunitas maupun pusat
rujukan rumah sakit. Rutinitas yang tidak terbukti manfaatnya kini tidak
dianjurkan lagi.
Dalam pelaksanaan praktek kebidanan kolaborasi pada kasus patologi dan
komplikasi ini perlu diterapkan asuhan kebidanan yang berdasarkan pedoman
pelaksanaan pelayanan antenatal care di masa adaptasi kebiasaan baru, evidance
base serta skrining faktor resiko. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa tertarik
untuk melakukan asuhan pada Ibu PA umur 28 tahun Primigravida trimester III
dengan APB. Ibu melakukan ANC di Doter SPOG dan Rumah sakit, Plasenta
previa terdeteksi ketika usia kehamilan 4 bulan. Jika diklasifikasikan menurut
skor pudji Rochjati ibu PM memperoleh skor 10 dengan termasuk dalam
kelompok kehamilan resiko tinggi sehingga bidan dalam memberikan asuhan
berkolaborasi dengan dokter dalam penatalaksanaan kasus di Rumah sakit.
Peran bidan sangat penting khususnya dalam menurunkan angka kematian ibu
( AKI ) dan angka kematian bayi ( AKB ). Bidan diharapkan mampu mendukung
usaha peningkatan derajat kesehatan masyarakat, yakni melalui peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, yakni melalui peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan, terutama perannya dalam mendukung pemeliharaan kesehatan kaum
ibu saat mengandung hingga membantu proses melahirkan ( Hidayat & Sujiyatini,
2011 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menerapkan manajemen Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal Di RSUD Kabupaten menggunakan SOAP.
2
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
B. PERDARAHAN ANTEPARTUM
1. Pengertian
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah minggu ke
28 masa kehamilan.
2. Penyebab
a. Plasenta
5
Meliputi plasenta previa, solusio plasenta dan ruptura sinus marginal.
b. Lokal pada saluran genitali
1. Show
2. Serviks : servisitis, polip, erosi serviks dan keganasan
3. Trauma : trauma saat hubungan seksual
4. Vulvovaginal varicosities
5. Tumor saluran genital
6. Infeksi saluran genital
7. Hematuria
c. Insersi tali pusat
Meliputi vasa previa
Plasenta previa merupakan penyebab utama perdarahan antepartum.
Perdarahan akibat plasenta previa terjadi secara progresif dan berulang
karena proses pembentukan segmen bawah rahim. Sampai saat ini belum
terdapat definisi yang tetap mengenai keparahan derajat perdarahan
antepartum. Seringkali jumlah darah yang keluar dari jalan lahir tidak
sebanding dengan jumlahperdarahan sebenarnya sehingga sangat penting
untuk membandingkan jumlah perdarahan dengan keadaan klinis pasien.
Terdapat beberapa definisi yang dapat digunakan untuk menggambarkan
perdarahan antepartum:
a. Spotting – terdapat bercak darah pada pakaian dalam
b. Perdarahan minor – kehilangan darah < 50 mL
c. Perdarahan mayor – kehilangan darah 50–1000 mL tanpa tanda klinis
syok
d. Perdarahan masif – kehilangan darah > 1000 mL dengan/tanpa tanda
klinis syok
Sebagian besar plasenta akan berimplantasi pada yang tempat yang subur
6
agar dapat memberikan nutrisi yang cukup bagi janin yaitu pada dinding
uterus bagian depan maupun belakang fundus uteri. Namun, hal ini tidak
selalu terjadi sehingga menyebabkan berbagai kelainan implantasi
plasenta. Kelainan implantasi plasenta dibagi menjadi :
a. Kelainan lokasi implantasi pada bagian bawah uterus.
Bentuk dari kelainan ini berupa :
1. Plasenta previa totalis
2. Plasenta previa parsialis
3. Plasenta previa marginalis
4. Plasenta letak rendah
b. Kelainan kedalaman implantasi plasenta
Hal ini disebabkan oleh kesuburan endometrium yang tidak sama pada
cavum uteri, sehingga jonjot korialis berimplantasi menembus sampai
miometrium bahkan peritoneum yang melapisi uterus. Bentuk dari
kelainan kedalaman implantasi plasenta yaitu :
1. Plasenta akreta
2. Plasenta inkreta
3. Plasenta perkreta
D. PLASENTA PREVIA
1. Plasenta Previa
a. Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yangberimplantasi pada segmen
bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri
internum. Membersarnya rahim dan meluasnya segmen bawah rahim
kea rah proksimal memungkinkan plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim.
b. Klasifikasi
1) Plasenta previa totalis atau komplit adalah plaseta yang menutupi
seluruh ostium uteri internum
2) Plasenta previa parsialis adalah plasenta yang menutupi sebagian
ostium uteri internum
7
3) Plasenta previa margialis adalah palsenta yang tepinya berada pada
pinggir ostium uteri internum
4) Plasenta letak rendah adalah plasenta yang berimplantasi pada
segmen bawah rahim sehingga tepi bawahnya berada pada jarak
lebuh kurang 2 cm dari ostium uteri internum
c. Insiden
Insiden yang biasanya mengalami palsenta previa pada paritas tinggi,
usia diatas 30 tahun, kehamilan ganda dan insiden berkisar 1,7%
sampai dengan 2,9%
d. Etiologi
Plasenta previa ini belum diketahui secara pasti. Vaskularisasi desidua
yang tidak memadai, mungkin sebagai akibat dari proses radang atau
atrofi. Paritas tinggi, usia lanjut, cacat rahim misalnya bekas bedah
sesar, kerokan, miomektomi dan perempuan perokok
e. Gejala klinis
Pendarahan uterus keluar melalui vagina tanpa rasa nyeri. Perdarahan
pertama sudah bisa terjad pada kehamilan dibawah usia 30 minggu
tetapi lebih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu ke
atas dan perdarahan berulang
f. Penanganan
1) Hamil dengan perdarahan TW II dan III harus dirawat dirumah
sakit
2) Posisi pasien tirah baring
3) Jika perdarahan berhenti dan masih premature, pasien dapat
dipulangkan atau rawat jalan
4) Jika jika perdarahan lagi dan banyak pasien dapat kembali ke
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit
8
Pada kehamailan antara 24 minggu sampai 34 minggu duberikan steroid
dalam perawatan aternal untuk pematangan paru janin
1. Pengertian
Anemia adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel darah merah dan zat
pewarna merah pada sel darah kurang dari 12% gram (Winkjosastro,2002)
sedangkan Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan jumlah protein sel
darah merah dan zat pewarna merah pada sel darah dibawah 11% gram pada usia
kehamilan 4-7 bulan (Saifuddin,2002). Jadi Anemia bukan penyakit kurang darah
tapi, kurangnya sel darah merah karena jumlah protein sel darah merah dan zat
pewarna merah pada sel darah yang rendah dalam darah.
2. Kriteria anemia pada ibu hamil menurut WHO:
Hemoglobin kurang dari 11 gr% pada trimester pertama dan ketiga.
Hemoglobin kurang dari 10,5 gr% di trimester kedua.
Menurut Departemen Kesehatan dalam Wasdinar dan Tarwoto (2013), derajat
anemia adalah sebagai berikut:
a) Ringan Sekali: Hb 11 gr%-batas normal.
b) Ringan: Hb 8gr%- <11gr%.
c) Sedang: Hb 5gr%-<8gr%.
d) Berat: Hb < 5gr%.
3. Penyebab Anemia pada Ibu Hamil
Anemia pada ibu hamil bisa disebabkan karena anemia defisiensi besi dan asam
folat.
a) Anemia Defisiensi Besi
Menurut Wasnidar dan Tarwoto (2013) anemia defisiensi besi dapat
disebabkan oleh asupan yang tidak adekuat yaitu berhubungan dengan
kemampuan individu dan keluarga untuk mendapatkan makanan sumber zat besi,
kurangnya pengetahuan tentang pengolahan, sumber zat besi dan cara
mengkonsumsi zat besi, penyakit tertentu seperti gastritis yang mengganggu
penyerapan zat besi dan peningkatan kebutuhan dimana pada ibu hamil meningkat
200-300% dibanding wanita biasa, ketidakseimbangan antara intake dan output
9
yang menyebabkan kekurangan besi. Ibu hamil dengan anemia defisiensi besi
dapat ditegakkan dengan diagnosis: konsentrasi Hb <10 gr%, hematokrit <30%,
serum besi 50-60 mg/100ml dan saturasi transferring <15-16. Penatalaksanaan
pada ibu hamil dengan anemia defisiensi besi adalah mengatasi penyebab anemia
seperti perdarahan, cacingan dan pemberian nutrisi yang banyak mengandung
unsur zat besi, pemberian tablet besi selama kehamilan minimal 90 tablet sampai
masa nifas selesai. Pemberian tablet besi sebaiknya dilakukan pada jeda makan
dimana lambung tidak banyak makanan sehinga mudah diserap. Akibat anemia
zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan sel-sel
termasuk sel otak, berat badan lahir rendah, lahir prematur, dan perdarahan.
b) Anemia Defisiensi Asam Folat
Kebutuhan asam folat pada ibu hamil meningkat 2 kali lipat sebelum hamil.
Asam folat berfungsi untuk metabolisme makanan menjadi energi, sintesis DNA,
pematangan sel darah merah dan pertumbuhan sel janin dan plasenta. Normalnya
kadar serum folat pada ibu hamil >0,6 ng/ml jika <2 ng/ml mengindikasikan
anemia. Tanda dan gejala anemia kekurangan asam folat adalah pucat, diare,
depresi, cepat lelah, gangguan tidur dan perlambatan frekuensi nadi.Akibat ibu
hamil dengan anemia asam folat adalah berat badan lahir rendah, ablasio plasenta
dan kelainan bawaaan seperti spina bifida.
4. Cara Meningkatkan Asupan Fe dan Asam Folat
Menurut Cunningham (2013) peningkatan zat besi dan asam folat bisa dengan:
a) Mengkonsumsi protein hewani seperti daging, unggas, seafood, telur;
mengonsumsi sayuran hijau minimal 3 porsi setiap hari dan meningkatkan asupan
buah berwarna jingga dan merah segar seperti jeruk, pisang, kiwi, semangka, dan
nanas.
b) Mengkonsumsi makanan sumber asam folat seperti asparagus, bayam, buncis,
hati sapi, kembang kol, selada, kapri, kacang tanah, dan beras merah.
c) Menghindari faktor yang mengurangi penyerapan asam folat dan Fe seperti
alkohol, kopi, kontrasepsi oral, aspirin, obat penenang dan antikonvulsan (anti
kejang).
d) Mengkonsumsi vitamin C untuk meningkatkan penyerapan Fe dalam usus.
10
e) Mengkonsumsi makanan sumber vitamin B12 seperti daging, hati, ikan,
makanan fermentasi, yogurt, udang, dan susu.
Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko pada kehamilan, bersalin,
nifas, dan hasil konsepsi. Dampak yang ditimbulkan bisa dilihat dalam tabel
berikut ini.
Kehamilan Persalinan Nifas Bayi
Dapat terjadi Gangguan his- Subinvolusi Abortus
abortus kekuatan mengejan uteri yang
menyebabkan
pendarahan
postpartum
Persalinan Kala pertama Mudah terjadi Terjadi
prematuritas berlangsung lama infeksi kematian
puerperiu intrauteri
m
Hambatan tumbuh Kala kedua lama Terjadi Persalinan
kembang janin dalam menyebabkan penurunan prematuritas
rahim kelelahan, sering produksi tinggi
kali diperlukan tindakan ASI
operasi
Mudah terjadi Kala tiga dengan Terjadi Berat Badan
infeksi retensi plasenta dan dekompensasi Lahir Rendah
pendarahan kordis
postpartum karena mendadak
atonia setelah
Uteri persalinan
Ancaman Kala empat terjadi Anemia kala Dapat terjadi
dekompensasi kordis perdarahan postpartum nifas cacat bawaan
(Hb< 6 gr%) dan atonia uteri
Molahidatidosa Mudah Bayi mudah
11
Hiperemesis terjadi mengalami
Gravidarum infeksi infeksi
mamae sampai
kematian
perinatal
Pendarahan Intelegensia
Antepartum lemah
Ketuban pecah dini
12
F. NST DALAM KEHAMILAN
a. Pengertian
b. Fungsi
ii) Dilakukan untuk menilai apakah bayi merespon stimulus secara normal dan
apakah bayi menerima cukup oksigen. Umumnya dilakukan pada usia
kandungan minimal 26-28 minggu, atau kapanpun sesuai dengan kondisi bayi.
iii) Yang dinilai adalah gambaran denyut jantung janin (djj) dalam
hubungannya dengan gerakan atau aktivitas janin. Pada janin sehat yang
bergerak aktif dapat dilihat peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
Sebaliknya, bila janin kurang baik, pergerakan bayi tidak diikuti oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung janin.
c. Patofisiologi
13
d. Cara Melakukan
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi hari 2 jam setelah sarapan dan tidak
boleh diberikan sedativa.
Prosedur pelaksanaan :
7) Bila pasien dalam keadaan puasa dan hasil pemantauan selama 30 menit
tidak reaktif, pasien diberi larutan 100 gram gula oral dan dilakukan
pemeriksaan ulang 2 jam kemudian (sebaiknya pemeriksaan dilakukan pagi
hari setelah 2 jam sarapan)
e. Indikasi
f. Komplikasi
Hipertensi ortostatik
14
g. Cara Membaca
Pembacaan hasil :
a. Reaktif, bila :
4. Reaksi denyut jantung terutama akselerasi pola ”omega” pada NST yang
reaktif berarti janin dalam keadaan sehat, pemeriksaan diulang 1 minggu
kemudian
5. Pada pasien diabetes melitus tipe IDDM pemeriksaan NST diulang tiap
hari, tipe yang lain diulang setiap minggu
3) Gerak janin tidak ada atau kurang dari 5 gerakan dalam 20 menit
Antara hasil yang reaktif dan tidak reaktif ini ada bentuk antar yaitu kurang
reaktif. Keadaan ini interpretasinya sukar, dapat diakibatkan karena
pemakaian obat seperti : barbiturat, demerol, penotiasid dan metildopa
15
c. Sinusoidal, bila :
3) Tidak terjadi akselerasi, janin dalam keadaan bahaya. Bila paru-paru janin
matur, janin dilahirkan. Gambaran ini didapatkan pada keadaan isoimunisasi-
RH
d. Hasil pemeriksaan NST disebut abnormal (baik reaktif ataupun non reaktif)
apabila ditemukan :
a. Bradikardi
Hasil NST yang reaktif biasanya diikuti oleh keadaan janin yang masih baik
sampai 1 minggu kemudian (dengan spesifitas sekitar 90%), sehingga
pemeriksaan ulang dianjurkan 1 minggu kemudian. Namun bila ada faktor
resiko seperti hipertensi/gestosis, DM, perdarahan atau oligohidramnion hasil
NST yang reaktif tidak menjamin bahwa keadaan janin akan masih tetap baik
sampai 1 minggu kemudian, sehingga pemeriksaan ulang harus lebih sering (1
minggu).
16
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
A. Biodata
IBU BASUAMI
Nama Ibu “PA” Tn. “MD”
Umur 28 tahun 24 29 tahun
Suku/ Bangsa Indonesia Bal Indonesia
Agama Hindu HI Hindu
Pendidikan Perguruan Tinggi D: Perguruan Tinggi
Pekerjaan Guru SMP Ka Guru SD
Alamat Rumah Dsn. Mamoran, Ds. Tojan, Kec.Klungkung.
17
(28-30 hari), sifat darah encer dan ibu tidak mengalami keluhan saat menstruasi.
HPHT: 31-08-2021, TP: 07-06- 2022.
3. Riwayat pernikahan:
Ibu mengatakan ini pernikahan kedua , ibu baru menikah 4 bulan yang lalu (21
Desember 2021).
4. Riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya:
Ini adalah kehamilan pertama.
5. Riwayat hamil ini
a. Ibu ANC di Dokter kandungan, Puskesmas dan di RSUD Klungkung.
b. Status Imunisasi TT5
c. Obat / suplemen yang dikonsumsi:
Asam folat, B6 , SF dan kalsium. Ibu mengalami mual di awal kehamilan dan saat
ini keluhan sudah hilang.
d. Icthiar pemeriksaan sebelumnya: Sebelumnya ibu sudah melakukan
pemeriksaan di SPOG 3x kali ,di Puskesmas 1 kali, di rumah sakit 1x . Keluhan
awal kehamilan mual dan muntah. Ibu mengalami flek sejak usia kehamilan 3
bulan, ketika usia kehamilan kurang lebih 4 bulan ibu mengetahui bahwa plasenta
tumbuh tidak normal. Hasil USG tgl 8-2-2022 hasil plasenta menutupi OUI. Hasil
Lab : Hb= 10,9 gr/dl, VCT : NR, sipilis :NR. Pada tgl 20 Pebruari 2022 ibu
mengalami perdarahan dan dirawat di RSUD selama 4 hari. Sepulang dari RSUD
ibu tetap bedrest diruamh, namun setelah pada hari raya Saraswati tgl 26 Maret
ibu sempat duduk di luar kamar dan ngobrol dengan keluarga besar, sekitar pkl
23.30 ibu merasa keluar darah dari kemaluan, ibu segera diajak ke RSUD
Klungkung.
6. Riwayat Pemakaian Kontrasepsi
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
7. Kebutuhan Biologis
a. Kebutuhan bernafas
Ibu mengatakan tidak ada keluhan selama bernafas
b. Pola makan
18
Ibu makan 3x/hari dengan porsi satu piring sedang, komposisi Nasi, lauk – pauk
ayam , telur, tempe tahu, dan sayur – sayuran. Pola minum Ibu minum ±6-7
gelas/hari jenis air putih
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan buang air besar 1x/hari dengan warna cokelat kekuningan
konsistensi lembek. Buang air kecil 2-3x/hari dengan warna kuning jernih. Ibu
mengatakan tidak ada masalah dalam buang air besar dan buang air kecil.
d. Gerakan janin
Gerakan janin dirasakan sejak umur kehamilan kira-kira 5 bulan, gerakan janin
saat ini dirasakan masih aktif
e. Hubungan seksual
Ibu mengatakan semenjak mengalami flek, ibu tidak berani melakukan hubungan
seksual hingga saat ini.
f. Aktivitas sehari – hari
Ibu mengatakan aktivitas sehari – hari mengajar dan melakukan aktivitas ringn di
rumah, namun semenjak ibu mengalami perdarahan ibu melakukan bedrest di
tempat tidur, ibu hanya bangun ketika ke toilet untuk mandi,BAK dan BAB
g. Kebersihan diri
Mandi: 2x/hari menggosok gigi: 2x/hari, keramas: 3x/minggu
Merawat payudara: ibu belum melakukan pemeriksaan payudara
Membersihkan alat kelamin: setiap habis BAB dan BAK, saat mandi, mengganti
pakaian dalam: 2x/hari, ibu sering mengalami keputihan saat sebelum hamil
Mencuci tangan: sebelum dan sesudah makan, setelah BAB dan BAK.
8. Kebutuhan psikologis
Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya, namun ibu merasa cemas karena
ibu mengalami flek dan cemas dengan kondisi plasentanya.
9. Kebutuhan sosial
Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar baik,
dukungan yang diterima baik, tidak pernah mengalami kekerasan fisik ataupun
mencederai orang lain, tidak pernah mengalami masalah rumah tangga. Untuk
pengambilan keputusan dilakukan secara bersama – sama Suami.
10. Kebutuhan spiritual
19
Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam menjalani ibadah. Ibu dapat
menjalankan ibadah sesuai agamanya.
11. Perilaku dan gaya hidup
Ibu mengatakan tidak pernah diurut dukun, bukan perokok aktif maupun pasif,
tidak pernah/sedang mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
12. Riwayat penyakit
Ibu tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit seperti Asma, Hipertensi,
DM, Hepatitis, PMS, TBC, maupun alergi. Ibu tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan. Tidak memiliki riwayat penyakit kandungan , namun ibu sering
mengalami keputihan dari remaja.
13. Keluhan-keluhan yang pernah dirasakan : mual muntah, flek dan perdarahan
14. Pengetahuan ibu
Ibu mengatakan sudah mengetahui perubahan fisik selama kehamilan, nutrisi
selama kehamilan, pola istirahat selama kehamilan dan perawatan kesehatan
selama hamil.
15. Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan:
Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda bahaya seperti perdarahan, dan gerak
bayi berkurang
16. Perencanaan persalinan
Ibu mengatakan akan melahirkan di RSUD Klungkung ditolong dokter.
Transportasi yang akan digunakan adalah mobil dengan suami sebagai
pendamping persalinan sekaligus pengambil keputusan dalam persalinan. Bila
suami berhalangan, ibu akan didampingi oleh mertua, untuk calon pendonor akan
disesuaikan dengan golongan darah ibu yaitu adik kandung ibu sendiri dan ipar.
B. DATA OBJEKTIF
(27-3-2022/00.20 WITA)
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran: Composmentis GCS: 15 E: 4 V: 5 M:6
BB: 72 kg TD: 110/70mmHg , BB sebelum hamil = 55Kg R: 20x/menit,
Saturasi: 98 S:36,oC N=78x/mnt, TB ; 158cm LILA ; 34 cm.
20
Postur: Normal
Berat badan pemerikasan sebelumnya 72 kg (20- 2 - 2022),
Tekanan darah sebelumnya 110/60 mmHg
Penilaian nyeri: tidak ada rasa nyeri
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: simetris
b. Rambut: Bersih
c. Wajah: Normal
d. Mata:
1. Konjungtiva: merah muda
2. Sclera: putih
e. Hidung: bersih
f. Mulut
1. Bibir: merah muda
g. Telinga: bersih
h. Leher
1. Kelenjar limfe: Normal
2. Kelenjar tiroid: Normal
3. Vena Jugularis: Normal
i. Payudara:
1. Bentuk: Simetris
2. Putting: Menonjol
3. Pengeluaran: Tidak ada
4. Kebersihan: Baik
j. Dada : bentuk simetris
k. Perut
1) Inspeksi
a. Luka bekas operasi : tidak ada
b. Striae: tidak ada
c. Kelainan: tidak ada
2) Palpasi
a. Tinggi Fundus Uteri (TFU): 3 jr diatas pusat, McD = 22 cm
21
b. Palpasi leopold :
- Leopold I : Tfu 3 jari diatas pusat, teraba bagian lunak
- Leopold II : Teraba bagian memanjang pada sisi perut bagian kanan, pada
sisi kiri teraba bagian kecil janin
- Leopold III : Teraba bagian bulat, melenting dan bisa digoyangkan
c. TBBJ =1395 gram
3) Auskultasi : DJJ + 142x/mnt
4) Kondisi / keadaan lain: Tidak ada
l. Ekstremitas atas : Tidak ada oedema, kuku tidak cyanosis, ujung jari tidak
pucat
m. Ekstremitas bawah
Tungkai: simetris
Oedema: -/-
Reflek Pattela: +/+
Varises: -/-
Kondisi atau keadaan lain: Tidak ada
3. Pemeriksaan Khusus
a. Genetalia Eksterna : Mons Pubis, labia mayora, labia minora, klitoris tidak ada
kelainan dan oedema.
b. Genetalia Interna : tampak pengeluaran pervaginam berupa darah segar
c. Inspeksi anus : Normal
4. Pemeriksaan Khusus
a) Laboratorium
Hemoglobin : 10,4 gr/dl, Lekosit :11,00 (3,5-10), Eritrosit: 3,8 (3,5-5,5),
Hematokrit: 31,2 (35-55). Trombosit : 222 (145-450), MPV : 6,75 (6,90 -10,6),
BT =2:00 (1-5), CT =11:30 (6-15)
b) NST : hasil reaktif
C. ANALISIS
22
- Gawat Janin
- BBLR
- Syok Hemoragik
- Persalinan dengan SC
Masalah :
ibu cemas dengan kondisinya
D. PENATALAKSANAAN
23
- infus terpasang, tetesan lancar
20 tpm.
- Injeksi dexamethason 12 mg/IM
pada bokong kanan, tidak ada
reaksi alergi
- Memberikan mikroges 200 mg
dan Nifedipin 20 mg per oral,
obat diminum, tidak ada reaksi
alergi
5. KIE ibu untuk bedrest di tempat tidur
6. KIE tentang tanda bahaya ibu mengerti
dan berjanji akan melaporkan ke petugas
jika mengalami tanda bahaya.
7. Mendokumentasikan hasil kegiatan di
RM, Pencatatan sudah dilakukan
24
- ACC tindakan
- PRC 2 kolf
- Pasien kirim ke OK jam 7.45
wita
Menyiapkan SC :
- Skeren bulu pubis, bersih
- Informed consent
- Menyiapkan darah 2 kolf golda
O
- Menghubungi Tim OK
- Menghubungi Petugas
Perinatologi
- Pkl.07. 45 ibu sudah diantar ke
ruang pre OP.
25
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini yaitu, Ibu “PA” usia 28 tahun datang ke RSUD Klungkung
pada tanggal 27 Maret pukul 00.20 WITA dengan keluhan keluar darah segar
pervaginan.Ibu hamil pertama dengan usia kehamilan 29 minggu 5 hari dengan
diagnosa ante partum bleeding (APB) dan Anemia. Kehamilan ini adalah
kehamilan pertama dari pernikahan kedua. Kehamilan ini merupakan kehamilan
di luar pernikahan, namun ibu dan pasangan mengaharapkan kehamilan ini.
Semnjak ibu mengalami flek flek di awal kehamilan ibu merasa cemas, apalagi
dari pemerikasaan USG ditemukan ibu mengalami plasenta previa totalis. Plasenta
previa merupakan salah satu penyebab terjadinya perdarahan pada kehamilan,
menurut penelitian yang dilakukan Trianingsih,dkk (2014), faktor faktor penyebab
terjadinya plasenta previa adalah faktor usia, paritas, riwayat kuretase, riwayat
SC, pernah mengalami plasenta previa sebelumnya dan tumor, dan diantara faktor
tersebut, riwayat placenta previa sebelumnya merupakan faktor yang paling
dominan yang menjadi penyebab. Apabilaseorang wanita telah
mengalamiplacenta previa, kemungkinan sebesar35% kejadian tersebut akan
berulangpada kehamilan berikutnya karena jaringan endometrium sejak
kehamilan sebelumnya memang sudah tidak baik. Dari hasil annamesa, ibu PA
beru pertama kali mengalami kehamilan Usia berpengaruh terhadap kesuburan
endometrium, Menurut Manuaba (2010) prevalensi placenta previa akan
meningkat tiga kali lipat pada usia diatas 35 tahun karena endometrium
akan menjadi kurang subur. Pada kasus ini, usia ibu PA adalah 28 tahun.
Dari riwayat penyakit, ibu mengalami keputihan sejak masih
remaja/sebelum menikah.
Berdasarlan standar, ibu PA sudah melakukan ANC sesuai standar
dan mengikuti anjuran petugas, ketika disarankan bedrest di rumah, ibu
sudah melaksanakan, ibu tidak malakukan hubungan seksual selama
hamil karena takut resiko perdarahan. Rasa cemas ibu alami karena
kawatir akan kelangsungan kehamilannya, mengingat kehamilan ini
26
sangat ibu harapkan. Dukungan suami dan lingkungan sekitar sangat
penting dalam membantu mengatasi kecemasan ibu.
Dari pemeriksaan laboratorium, kadar HB ibu “PA” adalah 10,4
gr/dl, menurut WHO, dikatakan anemia dalam kehamilan jika kadar Hb
kurang dari 11 gr/dl pada kehamilan TW I dan TW II, dan kurang dari
10,5 gr/dl pada kehamilan TW II, berdasarkan ketentuan ini, ibu “PA”
mengalami anemia. Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya
anemia diantaranya : kurangnya asupan zat besi dan protein dari
makanan, adanya gangguan absorbsi usus, perdarahan akut maupun
kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi pada wanita hamil, masa
pertumbuhan dan masa penyembuhan dari penyakit (Yuni Rahyani et al.,
2020),
Kasus APB dalam kehamilan merupakan kasus ada potensi
kegawatdaruratan . Penatalaksanaan pencegahan kegawatdaruratan telah
dilakukan secara kolaboratif , ketika perawatan konservatif gagal, dilakukan
tindakan segera untuk mencegah terjadinya resiko kesakitan dan kematian
maternal maupun neonatal.
27
28
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan sudah dipaparkan, ibu sebenarnya
tidak ada factor pendukung ibu mengalami plasenta previa, namun ibu pernah ada
riwayat keputihan sejak remaja. Penatalaksanaan kegawatdaruratan maternal
neonatal sudah dilaksanakan dengan baik.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mampu meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam
memberikan asuhan kegawatdaruratan maternal dan neonatal sesuai dengan
standar asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa/masalah
kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan
pada kasus kehamilan karena telah menyaksikan dan membandingkan secara
langsung antara penyerapan teori dan penerapan praktik di lapangan.
2. Bagi Pembaca
Diharapkan mampu saling memberikan tambahan atau perbaikan setelah
membaca laporan ini.
3. Untuk Institusi
Intitusi agar lebih sering membimbing mahasiswa saat praktik kebidanan klinik
kegawatdaruratan maternal dan neonatal membimbing mahasiswa dalam
pembuatan laporan
DAFTAR PUSTAKA
29
Cunningham. 2013. Obstetri Williams. Jakarta : EGC
Mangkuji Betty, dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta : EGC
Manuaba dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC
Manuaba dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta:
EGC
Poedji Rochjati. 2011. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga
Univercity press.
Poedji Rochjati. 2013. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil Edisi 2. Airlangga
University ISBN: 979-3557-00-1
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC
Wasdinar dan Tarwoto. 2013. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil Konsep dan
Penatalaksanaan. Jakarta
30