Ambil Sertifikasi-Kompetensi-Kerja - Puteri
Ambil Sertifikasi-Kompetensi-Kerja - Puteri
Ambil Sertifikasi-Kompetensi-Kerja - Puteri
polibatam.ac.id
I. PENDAHULUAN
Tingkat Kompetensi, kualitas dan produktivitas kerja, dan pemberian penghargaan
dalam bentuk upah maupun karir tidak dapat hanya diukur dengan tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja seseorang, namun tingkat kompetensi seseorang dapat pula diukur
dengan sertifikat kompetensi kerja yang dimilikinya. Pemikiran utama dari sistem
sertifikasi kompetensi kerja yaitu dalam rangka menjamin kualitas dan kompetensi tenaga
kerja, setelah mengikuti pelatihan kompetensi kerja, tenaga kerja tersebut berhak untuk
memperoleh pengakuan kompetensi kerja melalui sertifikat kompetensi kerja. Kompetensi
kerja merupakan kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pengaturan mengenai sertifikasi kompetensi kerja Indonesia dikenal setelah
lahirnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Sebelum adanya Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003, sertifikasi masih berjalan sendiri-sendiri, yaitu setiap sektor bebas
menentukan mana yang menjadi standar baginya. Tidak dibuat suatu sistem terpadu untuk
mengatur proses sertifikasi menimbulkan beberapa kelemahan, antara lain tidak adanya
pengakuan dari pemerintah Indonesia dan dunia internasional. Akibat dari hal ini yang
dirugikan adalah para tenaga kerja Indonesia karena mereka tidak memiliki pengakuan
sebagai tenaga kerja yang kompeten. Sebagai satu contoh, pada awal tahun 2002, banyak
pemulangan tenaga kerja Indonesia yang bekerja pada sektor maritim di Negara Belanda
oleh karena mereka tidak mempunyai sertifikat kompetensi yang diakui, bahkan tidak
diakui oleh negara Indonesia sendiri. 1
Kebijakan pemerintah dalam mengatur sertifikasi kompetensi kerja mutlak
diterapkan di Indonesia, sebagai upaya pengakuan dari kompetensi atau keahlian yang
dimiliki oleh tenaga kerja Indonesia. Kebijakan ini akan mengarahkan tenaga kerja
Indonesia agar mempunyai daya saing yang tinggi dan kompeten. Sistem yang dibangun
akan menghasilkan tenaga kerja Indonesia yang memiliki kompetensi atau keahlian yang
dapat diakui baik dalam lingkup nasional maupun internasional. Kebijakan dapat
dilaksanakan dengan adanya payung hukum dalam menerapkan proses sertifikasi.
II. PERMASALAHAN
1. Apakah dasar hukum sertifikasi kompetensi kerja Indonesia?
2. Apakah pengertian umum sertifikasi kompetensi kerja?
III. PEMBAHASAN
1
Habib Daudi, Analisis Yuridis Kebijaka Pemerintah dan Permasalahannya tentang Sertifikasi Kompetensi Bagi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Akan Bekerja Di Luar Negeri, Jakarta: Universitas Indonesia, 2007, hal. 71.
e. Pembentukan badan nasional sertifikasi profesi yang independen diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Berdasarkan ketentuan di atas, tenaga kerja berhak memperoleh pengakuan
kompetensi kerja setelah mengikuti pelatihan kerja. Pengakuan kompetensi kerja
tersebut dilakukan melalui sertifikasi kompetensi kerja, dan untuk melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja dibentuk Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang
independen. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tersebut,
Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 membentuk BNSP.
2
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pasal 4
ayat (1).
a. SKKNI
Pengertian SKKNI diatur pada Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 pada
Pasal 1 angka 5 yang menyatakan bahwa Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja
yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian serta sikap
kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SKKNI disusun berdasarkan kebutuhan lapangan usaha yang sekurang-kurangnya
memuat kompetensi teknis, pengetahuan, dan sikap kerja.3 SKKNI menjadi acuan
dalam penyusunan program pelatihan kerja dan penyusunan materi uji
kompetensi.4 Program pelatihan kerja dapat disusun secara berjenjang atau tidak
berjenjang. Program pelatihan kerja yang disusun secara berjenjang mengacu pada
jenjang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI),5 sedangkan program
pelatihan kerja yang tidak berjenjang disusun berdasarkan unit kompetensi atau
kelompok unit kompetensi.6
b. Standar internasional
Pengertian standar kompetensi kerja internasional diatur dalam Peraturan Badan
Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian
Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi, pada Bagian 3,
Angka 3.3, yaitu Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan ditetapkan
oleh suatu organisasi multinasional dan digunakan secara internasional.
Pengaturan dan pengakuan terhadap pihak yang melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja berdasarkan standar kompetensi kerja internasional diatur pada
Pasal 18 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa
Pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja yang telah dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan/atau telah diakui oleh lembaga internasional tetap dilaksanakan oleh Lembaga
3
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pasal 7
ayat (1).
4
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional, Pasal
8.
5
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan
kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang
pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi
kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. (Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 31
Tahun 2006).
6
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006, Pasal 4 ayat (4).
Sertifikasi Profesi yang bersangkutan. Sedangkan penjelasan pasal tersebut
menyatakan bahwa Lembaga Sertifikasi Profesi yang melaksanakan sertifikasi
kompetensi kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau telah diakui
oleh Lembaga Internasional misalnya Asosiasi-asosiasi Profesi atau Lembaga
Sertifikasi Profesi milik pemerintah dan swasta yang telah diakui keberadaannya
oleh Lembaga Internasional. Lembaga Sertifikasi Profesi tersebut tetap
melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja sesuai dengan bidangnya tanpa harus
mendapatkan lisensi untuk melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja dari BNSP.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya Lembaga Sertifikasi Profesi di sini
berkoordinasi dengan BNSP.
c. Standar khusus
Pengertian standar kompetensi kerja khusus diatur dalam Peraturan Peraturan
Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor 1/BNSP/III/2014 pada Bagian 3, Angka
3.4, yang menyatakan bahwa Standar kompetensi kerja yang dikembangkan dan
digunakan oleh organisasi untuk memenuhi tujuan organisasinya sendiri dan/atau
untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain yang memiliki ikatan kerja sama
dengan organisasi yang bersangkutan atau organisasi lain yang memerlukan.
Standar kompetensi kerja khusus digunakan apabila organisasi membutuhkan
adanya kompetensi atau keahlian yang bersifat khusus.
IV. PENUTUP
1. Dasar hukum Sertifikasi Kompetensi Kerja di Indonesia adalah Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang ditindaklanjuti dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi.
2. Sertifikasi kompetensi kerja merupakan proses pemberian sertifikat kompetensi yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada
7
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006, Pasal 14 ayat (5) dan ayat (6).
standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional dan/atau standar
khusus. Sedangkan Sertifikat kompetensi kerja adalah bukti tertulis yang diterbitkan
oleh lembaga sertifikasi profesi terakreditasi yang menerangkan bahwa seseorang telah
menguasai kompetensi kerja tertentu sesuai dengan SKKNI.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
Tulisan Ilmiah
Habib Daudi, Analisis Yuridis Kebijaka Pemerintah dan Permasalahannya tentang
Sertifikasi Kompetensi Bagi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yang Akan Bekerja Di
Luar Negeri, Jakarta: Universitas Indonesia, 2007.
Penulis:
Disclaimer :
“Seluruh informasi yang disediakan dalam Tulisan Hukum bersifat umum dan disediakan
untuk tujuan pemberian informasi hukum semata dan bukan merupakan pendapat instansi”