Bab Ii

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media merupakan pengantar atau perantara, yaitu sebagai

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima Suprihatingrum dalam

(Kuncahyono, 2017:774). (Wulandari, 2018:78) Media pembelajaran

merupakan suatu perantara yang memudahkan pendidik dalam

menyampaikan materi kepada peserta didik, pembelajaran dapat tercapai

sesuai tujuan pembelajaran, Sedangkan menurut Sanjaya dalam (Haryono,

2015:47) media pembelajaran sebagai alat dan bahan yang digunakan

untuk membantu dan mencapai materi pada proses pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau

menyalurkan pesan dari suatu sumber belajar secara terencana, sehingga

terjadi lingkungan belajar yang mendukung dimana penerimanya dapat

melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. (Arsyhar, 2020:8)

Media pembelajaran di artikan sebagai alat yang digunakan dalam

menyampaikan pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, serta

kemauan peserta didik dalam belajar, sehingga dapat mendorong

terjadinya proses pembelajaran yang disengaja, bertujuan dan terselesaikan

Sumanto dalam (Haryono, 2015:48). Menurut Sutikno dalam (Haryono,

2015:48) media dapat diartikan sebagai alat untuk memperoleh informasi

dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan

10
11

peserta didik. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan

informasi, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan mendorong

kemauan peserta didik untuk belajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki berbagai fungsi untuk membantu

proses pembelajaran. Fungsi media pembelajaran yaitu (1) mengatasi

keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik, (2) memperoleh gambaran

secara jelas tentang benda yang sulit diamati langsung, (3)

memungkinkan peserta didik berinteraksi langsung dengan lingkungannya,

(4) menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan realistis, (5)

menumbuhkan keinginan dan minat baru peserta didik, (6) menumbuhkan

motivasi dan merangsang peserta didik untuk belajar, (7) peserta didik

diberikan pengalaman yang menyeluruh yaitu dari yang nyata sampai

abstrak, (8) memudahkan peserta didik dalam membandingkan,

mengamati, mendeskripsikan benda (Haryono, 2015:49-50).

Fungsi media pembelajaran menurut Sanjaya (2017:73-77)

dijelaskan bahwa, media pembelajaran sebagai alat bantu guru dalam

menyampaikan materi. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses

pembelajaran dapat memberikan memotivasi peserta didik karena

bermakna isi media yang diciptakan atau dikembangkan dalam

menyampaikan materi dengan menarik dan tersampaikan dengan baik.

Penyampaian materi dengan menggunakan media pembelajaran dapat

menyatukan pemahaman informasi yang sama.


12

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi

dari media pembelajaran yaitu dapat membantu pendidik dalam

menanamkan konsep dasar yang benar, nyata dan mudah diterima oleh

peserta didik. Menjadikan peserta didik tidak mudah bosan pada saat

pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan peserta

didik termotivasi untuk belajar.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Memberikan pengalaman lansung pada peserta didik bukanlah

sesuatu yang mudah. Hal ini karena tidak semua pengalaman lansung

dapat dipelajari oleh peserta didik. Oleh karena itu, media pembelajaran

yang bersifat abstrak bisa menjadi nyata. Secara umum, media memiiki

beberapa manfaat (Haryono, 2014:49), diantaranya :

1) Mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik,

karena pengalaman setiap peserta didik berbeda-beda dan tergantung

faktor yang menentukan kekayaan pengalaman anak;

2) Memperoleh gambaran dengan jelas tentang benda-benda yang sulit

diamati secara langsung, karena: objek terlalu besar, objek terlalu

kecil, objek bergerak terlalu lambat, objek bergerak terlalu cepat,

objek terlalu kompleks, objek yang bunyinya terlalu halus, objek

yang letaknya terlalu jauh, objek berbahaya;

3) Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik

dengan guru serta lingkungannya;

4) Menghasilkan keseragaman pengamatan;

5) Menanamkan konsep dasar yang benar, konkret, dan realistis;


13

6) Membangkitkan keinginan dan minat baru;

7) Membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar;

8) Memberi pengalaman yang menyeluruh dari yang konkret sampai

dengan abstrak;

9) Memudahkan peserta didik untuk membandingkan, mengamati dan

mendeskripsikan suatu benda;

Adapun menurut Syafi’i (1993) dalam (Sumanto, 2020:50)

menyatakan bahwa media bermanfaat untuk hal sebagai berikut:

1) Membangkitkan perhatian peserta didik;

2) Memperjelasa informasi yang disampaikan;

3) Menstimulasi ingatan tentang konsep;

4) Memotivasi peserta didik untuk mengikuti materi pelajaran;

5) Menyajikan bimbingan belajar;

6) Membangkitkan performansi peserta didik yang relevan

dengan materi;

7) Memberikan masukan performansi peserta didik yang benar;

8) Mendorong ingatan, mentransfer pengetahuan keterampilan

sikap yang sedang di pelajari.

2. Pengertian Pembelajaran Daring (Online Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Daring (Online Learning)

Pemanfaat teknologi dan komunikasi di indonesia semakin marak

digunakan dalam pembelajaran di sekolah mengingat banyaknya aktifitas

pembelajaran yang berbasis daring yang menggunakan jaringan internet

sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar antara guru dengan
14

siswa. Menurut (Mustofa, dkk, 2019:153) pembelajaran daring adalah

salah satu metode pembelajaran online atau dilakukan melalui jaringan

internet. Sedangkan menurut (Kurtanto, 2007:101) pembelajaran daring

(online learning) adalah pembelajaran yang awalnya digunakan untuk

menggambarkan sistem belajar yang memanfaatkan teknologi internet

berbais komputer (computer-based learnin/CBL) namun seiring

berjalannya watku komputer digantikan oleh telepon seluler.

Menurut (Adhe, 2018:27) Pembelajaran daring merupakan metode

pembelajran yang efektif, seperti berlatih dengan adanya numpan balik

terkait menggabungkan kolaborasi kegiatan dengan belajar mandiri.

Sedangkan menurut (Pendidikan Administrasi Perkantoran et al.,

2020:498) pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang

dilakukan dengan tidak bertatap muka secara langsung, tetapi

menggunakan platform yang dapat membantu proses belajar mengajar

yang dilakukan meskipun jarak jauh

b. Dampak Pembelajaran Daring

Pembelajaran daring pada dasarnya merupakan pembelajaran yang

dilakukan secara virtual melalui aplikasi yang tersedia namun

pembelajaran daring harus tetap harus memperhatikan kompetensi yang

akan diajarkan. Pendidik harus menyadari bahwa pembelajaran daring

memiliki sifat yang komplek karena melibatkan aspek pedagogis,

psikologis dan didaktif secara bersamaan. Menurut (Mulyasa, 2013:100).

Dalam proses pembelajaran daring yang diterapkan cenderung pada

bentuk penugasan via aplikasi tertentu pada menggunakan komputer dan


15

handpone. Peserta didik diberikan tugas-tugas untuk diselesaikan dengan

dibantu oleh orangtua kemudian dikoreksi oleh guru sebagai bentuk

penilaian dan diberikan komentar sebagai bentuk evaluasi.

1. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring bagi pendidik

Pendidik diharapkan mampu menyampaikan materi pembelajaran

melalui Web yang cukup menarik agar diminati oleh peserta didik,

melayani komunikasi berupa diskusi dan bimbingan melalui internet dan

memiliki kecakapan lainnya. (Mustakim, 2020:7) mengungkapkan bahwa

kelebihan pembelajaran berbasis daring bagi guru terdiri dari: (1) dapat

digunakan untuk menyampaikan pembelajaran tanpa dibatasi ruang dan

waktu; (2) dapat menggunakan materi pelajaran dari berbagai sumber di

internet; (3) bahan ajar relatif mudah untuk diperbaharui.

Disamping memiliki kelebihan, penerapan pembelajaran berbasis

daring juga memberikan dampak yang kurang baik bagi guru di sekolah.

(Dewi, 2020b:59-60) menjelaskan ada beberapa dampak yang dialami oleh

guru di sekolah yaitu; (1) ada beberapa dari guru yang kurang mahir

dalam menggunakan teknologi internet atau media sosial yang dijadikan

sebagai sarana pembelajaran; (2) pengajar senior masih ada juga yang

masih memerlukan pendampingan dan bimbingan terlebih dahulu agar bisa

menggunakan perangkat atau fasilitas untuk membantu kegiatan belajar

secara online

2. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring bagi peserta didik

Proses pembelajaran daring di sekolah dasar dilakukan dirumah

dengan bantuan orangtua namun tetap dalam pengawasan pengajar di


16

sekolah secara daring dengan memanfaatkan jaringan internet. (Dewi,

2020b:56) menjelaskan bahwa ada beberapa kelebihan dari pembelajaran

daring yang dirasakan oleh peserta didik secara langsung, di antaranya: (1)

peserta didik memiliki keleluasaan waktu belajar; (2) peserta didik dapat

belajar dimanapun dan kapanpun; (3) peserta didik dapat berinteraksi

dengan pengajar menggunakan beberapa aplikasi seperti classroom, vidio

converence, telepon atau live chat, zoom maupun whatsapp Group.

Sedangkan menurut (Mustakim, 2020:6) menjelaskan bahwa ada beberapa

kelebihan dalam penerapan pembelajaran berbasis Daring yang dialami

oleh peserta didik, diantaranya: (1) peserta didik dapat dengan mudah

mengakses materi pembelajaran dimanapun dan kapanpun tanpa terbatas

tempat dan waktu; (2) peserta didik dapat dengan mudah berdiskusi dan

berguru dengan para ahli yang diminatinya; (3) materi pembelajaran dapat

diambil dari berbagai sumber.

Disamping berbagai peluang dan kelebihan yang diberikan

pembelajaran daring melalui internet, masih menghadapi tantangan dan

tentu akan menemukan berbagai macam kendala dalam Penerapan

pembelajaran daring ketika pembelajaran daring dipilih menjadi salah satu

jalan menggantikan pembelajaran tatap muka. (Syarifudin, 2020:33)

mengemukakan kendala yang dialami oleh peserta didik tingkat sekolah

dasar dalam pembelajaran daring diantaranya, sebagai berikut: (1)

keterbatasan signal dan ketidaktersediaan pendidik pada setiap peserta

didik; (2) tidak semua peserta didik berasal dari keluaraga berada; (3)

penugasan via daring dianggap menjadi beban bagi sebagian peserta didik
17

dan orangtua; (4) bagi peserta didik dan orangtua yang belum mengenal

gawai akan kebingungan dan akhirnya tidak mengerjakan tugas yang

diberikan oleh guru.

Kendala dalam pembelajaran daring juga di kemukakan oleh

(Rohmadani, 2020:126) diantaranya sebagai berikut: (1) peserta didik

belum terbiasa dengan sistim pembelajaran daring; (2) sistim pembelajaran

daring bergantung pada koneksi jaringan internet; (3) tidak semua peserta

didik mendapatkan jaringan internet yang baik sehingga menghambat

sempurnanya pembelajaran daring. Sedangkan pendapat dari (Dewi,

2020b:59) dampak dari pembelajaran daring juga dirasakan langsung oleh

peserta didik, yaitu: (1) peserta didik belum terbiasa dengan budaya belajar

daring dan terbiasa belajar secara tatap muka; (2) peserta didik terbiasa

berada di lingkungan sekolah dan berinteraksi dengan teman-teman; (3)

bermain dan bercanda dengan teman dan bertatap muka dengan guru; (4)

peserta didik perlu waktu untuk penyesuaian.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga

dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema

adalah pokok pikiran atau gagasan pokok pembicaraan. Poerwadarminta

dalam (Abdul Majid, 2014:80). (Suyanto, 2013:180) menyatakan bahwa

Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu dengan

memadukan materi beberapa pelajaran dalam satu tema, yang akan


18

mendorong keterlibatan siswa dalam belajar, membuat siswa aktif terlibat

dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi pemecahan masalah

sesuai dengan kebutuhan siswa, dalam belajar secara tematik peserta didik

akan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Prastowo

dalam (Kuncahyono, 2017:775) menjelaskan pembelajaran Tematik

adalah proses pembelajaran yang berwawasan tentang penguatan materi

atau bahan ajar dan pengembangan kemampuan berpikir matang dan sikap

dewasa dalam memecahkan masalah.

Arifin (2016:21) menjelaskan bahwa Pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang dimaknai sebagai pembelajaran yang

dirancang dan dikemas berdasarkan tema-tema tertentu untuk mengajarkan

konsep yang ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Selaras dengan

pendapat Hadi Subroto dalam (Kadir & Asrohah, 2015:6) menjelaskan

bahwa pembelajaran Tematik merupakan pembelajaran dengan satu pokok

bahasan atau tema tertentu yang dapat dihubungkan dengan pokok bahasan

lain. Yang dilakukan secara langsung atau direncanakan terlebih dahulu,

baik dari pelajaran atau lebih dan disertakan dengan berbagai pengalaman

belajar peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna. Sedangkan

menurut (Muklis, 2012) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran yang akan menciptakan sebuah pembelajaran terpadu, yang

akan mendorong keterlibatan peserta didik dalam belajar, membuat peserta

didik aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan menciptakan situasi

pemecahan masalah sesuai dengan kebutuhan peserta didik akan dapat

belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi.


19

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, pembelajaran tematik

merupakan pembelajaran yang menggunakan tema untuk menghubungkan

beberapa mata pelajaran sehingga peserta didik dapat mendapatkan

pengalaman yang bermakna dalam proses belajar mengajar. Pada

pembelajaran tematik lebih menekankan agar peserta didik lebih aktif dan

terlibat dalam proses belajar mengajar untuk memperoleh pengalaman

langsung, agar bisa terlatih dalam menemukan pengetahuan dan

memecahkan masalah sendiri.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Ada beberapa karakteristik pembelajaran tematik yang harus

diperhatikan oleh guru, anatara lain: (1) Berpusat pada peserta didik; (2)

pemisahan mata pelajaran tidak terlalu jelas; (3) mengembangkan

keterampilan peserta didik , (4) menggunakan prinsip bermain sambil

belajar; (5) mengembangkan komunikasi peserta didik; (6) menyajikan

pembelajar an sesuai tema; (7) menyajikan pembelajaran dengan

memadukan berbagai mata pelajaran (Indayani, 2015:89).

Menurut Majid (2014:89-90) pembelajaran tematik memiliki

karakteristik sebagai berikut: (1) berpusat pada peserta didik; (2)

memberikan pengalaman langsung; (3) pemisahan mata pelajaran tidak

begitu jelas; (4) menyajikan konsep dari berbagi mata pelajaran; (5)

bersifat fleksibel; (6) belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan karakteristik menurut pendapat beberapa ahli diatas

dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran tematik yang dijadikan

sebagai subyek adalah peserta didik, menekankan pada peserta didik,


20

pembelajaran secara langsung, fleksibel, menerapkan prinsip belajar

sambil bermain yang akan disukai oleh peserta didik. Dengan prinsip

tersebut tentu akan menimbulkan minat belajar peserta didik sehingga

peserta didik juga dapat berpartisipasi secara aktif dalam belajar


21

B. Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1

Hasil Penelitian yang Relavan

No Identitas Penelitian Persamaan Perbedaan

1. (Ahmad Jaelani, dkk, 2020) Analisis Media - Materi

yang berjudul “ Penggunaan Pembelajaran - Lokasi

Media Online dalam Proses Daring - Subjek

Kegiatan Belajar Mengajar PAI - Waktu

di Masa Pandemi Covid-19 ” Penelitian

2. (Indri Oktaviani, dkk, 2020) Analisis Media - Materi

yang berjudul “Penerapan Media Pembelajaran - Lokasi

Pembelajaran E-Learning Daring - Subjek

Berbasis Edmodo pada - Waktu

Pembelajaran Daring Saat Penelitian

Pandemi Covid-19 (Ditinjau dari

Persepsi Siswa)

3. (Julisa Dwi Putri, 2020) yang Analisis Media - Materi

berjudul “Analisis Kelayakan Pembelajaran - Lokasi

Media Pembelajaran Berbasis Daring - Subjek

Android pada Materi Pencernaan - Waktu

Lingkungan Terintegrasi Model Penelitian

Pembelajaran Problem Based

Learning untuk Peserta Didik

SMP/MTS”
22

C. Kerangka Pikir

Kondisi Lapangan
Berdasarkan hasil warancara dan
observasi di SDN di Kecamatan Kondisi ideal
Lowokwaru pada tanggal 1, 12, Pada kurikulum 2013, siswa dituntut
dan 13 oktober 2020 bersama guru aktif dalam proses pembelajaran dan
kelas I. mampu beriteraksi dengan baik
Hasil wawancara guru kelas I antara guru dengan siswa.
Pembelajaran di lakukan secara Pembelajaran daring membantu guru
daring selama pandemi covid-19. untuk tetap bisa menyapaikan materi
Guru harus menyampaikan materi pembelajaran sehingga siswa tetap
secara online dengan menggunakan bisa belajar.
media sebagai alat untuk belajar,
guru belum paham IT, pendekatan
emosional guru dan siswa tidak
ada, guru harus mengulang kembali
materi yang sama karena ada
beberapa siswa yang kurang paham
dengan materi yang diajarkan.

Mendeskripsikan Mendeskripsikan Mendeskripsikan


implementasi media faktor pendukung faktor penghambat
pembelajaran daring dalam implementasi dalam implementasi
pada pelajaran tematik media pembelajaran media pembelajaran
untuk siswa kelas 1 di daring pada pelajaran daring pada
sdn kota malang tematik siswa kelas 1 pembelajaram tematik
di sdn kota malang kelas 1 di sdn kota
malang

Teknik pengumpulan data (Observasi, Wawancara dan Dokumentasi)

IMPLEMENTASI MEDIA PEMBELAJARAN DARING


PELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR
NEGERI KECAMATAN LOWOKWARU
BAB III KOTA MALANG

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Anda mungkin juga menyukai