Makalah Kristalografi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

A.

Pengertian
Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal
terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal)
dan sifat-sifat fisis lainnya.
 Sifat geometri,
Memberikan pengertian letak, panjang, dan jumlah sumbu kristal yang menyusun suatu
bentuk kristal tertentu dan jumlah, serta bentuk bidang luar yang membatasinya.
 Perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar,
Mempelajari kombinasi perkembangan dan pertumbuhan kenampakan bentuk luar selain
bentuk-bentuk dasar pada suatu bidang permukaan.
 Struktur dalam,
Mempelajari tentang susunan dan jumlah sumbu-sumbu Kristal, juga menghitung
Parameter dan Parameter Rasio.
 Sifat fisis kristal,
Sangat tergantung pada struktur (susunan atom-atomnya). Besar kecilnya kristal tidak
mempengaruhi, yang penting bentuk yang dibatasi oleh bidang-bidang kristal, sehingga
akan dikenal 2 zat yaitu Kristalin dan Non Kristalin.

Kristal adalah suatu benda dengan bentuk yang polihedral (bidang banyak), dibatasi oleh
bidang yang rata, yang merupakan senyawa kimiawi, terbentuk dari suatu zat cair atau gas
yang memadat (John Wiley and Sons, 1999).
Kristal dapat diartikan pula sebagai bahan padat yang secara kimia homogen dalam
bentuk geometri tetap, sebagai gambaran dari susunan atom yang teratur, dibatasi oleh bidang
banyak (Polyhedron), jumlah dan kedudukan dari bidang - bidang kristalnya tertentu dan
teratur.

B. Unsur-unsur Simetri Kristal

Pengelompokan klas simetri didasarkan pada unsur – unsur simetri. Unsur – unsur
simetri tersebut antara lain :

1. Sumbu Simetri
2. Bidang Simetri
3. Titik Simetri atau Pusat Simetri
 Sumbu Simetri

Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana apabila
kristal tersebut diputar sebesar 3600 dengan garis tersebut sebagai poros perputarannya, maka
pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukkan kenampakan-kenampakan yang
sama seperti semula.

Ada 3 jenis Sumbu Simetri yaitu:

A. Sumbu Simetri Gyre


Apabila kita putar sebuah kristal melalui sumbu simetri maka akan terdapat keadaan
dimana terdapat gambaran yang sama seperti sebelum diadakan pemutaran. Sumbu
mempunyai nilai bila terdapat gambaran sama pada pemutaran sebesar sudut tertentu
(360º/n). Pada bidang-bidang kristal, n hanya mempunyai nilai 2, 3, 4, dan 6. Sehingga pada
kristal hanya dapat dilakukan dalam pemutaran sebesar sudut 180º, 120º, 90º, dan 60º. Sumbu
Gyre dibedaka menjadi 2 : Polair dan Bipolair
a. Digyre, berarti sumbu simetri bernilai 2 karena jika kristal diputar dengan sudut 180º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
b. Trigyre, berarti sumbu simetri bernilai 3 karena jika kristal diputar dengan sudut 120º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
c. Tetragyre, berarti sumbu simetri bernilai 4 karena jika kristal diputar dengan sudut 90º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
d. Hexagyre, berarti sumbu simetri bernilai 6 karena jika kristal diputar dengan sudut 60º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.

B. Sumbu Cermin Putar = Gyroide


Didapat dari suatu pemutaran yang dikombinasikan dengan sebuah pencerminan
melalui bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Secara teoritis dapat
dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : Digyroida,  Trigyroida, Tetragyroida, Hexagyroida.

C. Sumbu Inversi Putar

Merupakan kombinasi dari pemutaran melalui sebuah sumbu dan inversi melalui
sebuah titik pada sumbu tersebut yaitu titik pusat inversi juga disebut titik pusat simetri.
Untuk pemberian simbol dinyatakan dengan memberi-kan garis di atas nilai sumbu. Ada 5
macam kemungkinan inversi putar ini, yaitu :
a.       1 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 360º dan sebuah inversi, hasilnya C. Jadi 1 = C
b.      2 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 180º dan sebuah inversi, hasilnya bidang simetri =
BS = 2
c.       3 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 120º dan sebuah inversi, hasilnya hexagyroida =   
∆  + C = 3
d.      4 = diperoleh dengan pemutaran sebesar 90º dan diikuti inversi, hasilnya tetragyroida = 4
e.       6 = diperoleh dari kombinasi pemutaran sebesar  60º  dan inversi, hasilnya = ∆ + BS = 6

 Bidang Simetri

Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan membelah
kristal menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari
bagian belahan yang lain. Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror).
Bidang simetri dikelompokan menjadi 2 :

a. Bidang Simetri Utama

Bidang Simetri Utama adalah bidang yang dibuat melalui 2 buah sumbu simetri
utama kristal dan membagi bagian yang sama besar. Bidang simetri utama ini ada 2
yaitu:

 Bidang simetri utama horisontal dinotasikan dengan h (Bidang ABCD)


 Bidang simetri utama vertikal dinotasikan v (bidang KLMN dan OPQR).

b. Bidang Simetri Tambahan (Intermediet/Diangonal)


Bidang Simetri Diagonal merupakan bidang simetri yang dibuat hanya melalui
satu sumbu simetri utama kristal. Bidang ini sering disebut dengan bidang diagonal
saja dengan notasi (d).

 Pusat Simetri

Merupakan suatu titik pusat kristal melalui suatu garis dapat dilukis sedemikian rupa
sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama terdapat gambaran yang
sama. Titik ini biasanya berimpit dengan titik pusat kristal. Belum tentu suatu pusat kristal
merupakan titik pusat simetri (C).
C. PEMBAGIAN SISTEM KRISTAL (JPLN)

nilai sumbu C

letak atau
posisi
kristalografi

perbandingan
panjang jumlah
sumbu- sumbu
sumbu kristalografi
kristalografi

D. 7 Sistem-Sistem Kristalografi
a. Sistem Reguler

Sumbu : a = b = c
Sudut : α = β = γ = 900
Karena Sb a = Sb b = Sb c, maka disebut
juga Sb a.
Cara Menggambar:
∠ a- / b+ = 300
a : b¯: c = 1 : 3 : 3

Beberapa kelas kristalnya yaitu:


 Hexoctahedral
 Pentagonal icositetrahedral
 Hextetrahedral
 Dyakisdodecahedral
 Tetratohedris

Contoh Mineral Sistem Reguler :

1. Pyrite

Warna : Kuning keemasan


Kilap : Logam
Kekerasan : 6 Skala mohs
Gores : Hitam
Belahan/ Pecahan : Ada tapi tidak jelas/ choncoidal
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 5,01 gram cm3
Kemagnetan : Paramagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaque
Sifat Khas : Seperti emas
Kegunaan : Pembuatan sulfur dioksida
Genesa/ Asosiasi Mineral : Terbentuknya karena Hidrotermal.

2. Fluorite

Warna : Biru
Kilap : Kaca
Kekerasan : 4 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Sempurna/ Splintery
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,1 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transparant
Sifat Khas : Transparan dan seperti Batu permata
Kegunaan : Untruk perhiasan/ Batu Akik
Genesa/ Asosiasi Mineral : Terbentuknya karena Hidrotermal, Meresapnya air
hujan melalui rekahan-rekahan dan bercmpur dengan
magma di dalamnya lalu mengendap di celah batuan
pada suhu 50-200 derajat. Berasoasiasi dengan mineral
kuarsa, apatite, dan galena

b. Sistem Tetragonal

Sumbu : a = b ≠ c
Sudut : α = β = γ = 900
Karena Sb a = Sb b disebut juga Sb a
Sb c bisa lebih panjang atau lebih
pendek dari Sb a atau b.
Bila Sb c lebih panjang dari Sb a dan
Sb b disebut bentuk Columnar
Bila Sb c lebih pendek dari Sb a dan
Sb b disebut bentuk Stout
Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Ditetragonal bipyramidal
 Tetragonal trapezohedral
 Ditetragonal pyramidal
 Tetragonal scalenohedral
 Tetragonal bipyramidal
 Tetragonal pyramidal
 Tetragonal Bisphenoidal

Contoh Sistem Tetragonal :


1. Chalcopyrite

Warna                       :    Kuning terang sering dengan coklat


Kekerasan                :    3,5 – 4 skala Mohs
Belahan                    :    Tidak jelas
Berat jenis                :    3,9 – 4,1 gram/cm3
Kilap                        :    Logam
Pecahan                    :    Conchoida
Gores                       :    Hitam kehijauan
Genesa/ Asosiasi Mineral : Mineral ini terbanyak bersama tembaga dan lebih
sedikit bersama sulfida. Sebagai mineral bijih primer
berkarakteristik hipotermal dan urat-urat mesotermal
bertemperatur lebih tinggi. Juga terbentuk dibawah
kondisi epitermal keduanya dalam urat dan bentuk
kristal. Dapat larut pada senyawa asam dan jika
dibakar apinya berwarna hijau dan beracun.

c. Sistem Hexagonal

Ada 4 sumbu yaitu a, b, c, d


Sumbu : a = b = d ≠ c
Sudut : β1 = β2 = β3 = 900
Sudut : γ1= γ2 = γ3 = 1200
Sb a, b, dan d terletak dalam bidang horisontal/lateral dan membentuk ∠ 600.
Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a.
Cara menggambar: d
∠ a+ / b¯ = 170

∠ b+ / d¯ = 390

b:d:c:=3:1:6

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Hexagonal Piramid
 Hexagonal Bipiramid
 Dihexagonal piramid
 Dihexagonal Bipiramid
 Trigonal Bipiramid
 Ditrigonal Bipiramid
 Hexagonal Trapezohedral

Contoh Mineral Sistem Hexagonal :


1. Quartz

Warna : Putih
Kilap : Kaca
Kekerasan : 7 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Ada tapi tidak jelas/ Conchoidal
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,65 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transparant
Sifat Khas : Ada Gelembung Gas
Kegunaan : Sebagai bahan pembuat kaca/ gelas
Genesa/ Asosiasi Mineral : Terbentuknya karena Hidrotermal, pada lingkungan
batuan beku, hydrothermal ataupun sedimen.

2. Hematite

Warna : Cokelat merah kekuningan


Kilap : Logam
Kekerasan : 5-6 Skala mohs
Gores : Cokelat
Belahan/ Pecahan : Ada tapi tidak jelas/ Conchoidal
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 5,26 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaque
Sifat Khas : Seperti Tanah liat
Kegunaan : Sumber logam besi, bubuk pengilap, bahan cat
Genesa/ Asosiasi Mineral : Dapat terbentuk dalam lingkungan batuan beku,
hidrotermal, juga dalam lingkungan sedimen.
Berasosiasi dengan zircon.
d. Sistem Trigonal

Sumbu : a = b = d ≠ c
Sudut : β1 = β2 = β3 = 900
Sudut : γ1 = γ2 = γ3 = 1200
Cara menggambar:
Sama dengan sistem Hexagonal,
perbedaannya hanya pada Sb c bernilai 3.
.
Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Trigonal Piramid
 Trigonal Trapezohedral
 Ditrigonal Piramid
 Ditrigonal Skalenohedral
 Rombohedral

Contoh Mineral Sistem Trigonal :


1. Gypsum

Warna : Putih
Kilap : Lemak
Kekerasan : 2 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Ada/ Splintery
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,32 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Translucent
Sifat Khas : Kilap kaca
Kegunaan : Kerajinan, untuk kedokteran patah tulang
Genesa/ Asosiasi Mineral : Terbentuknya karena Lagoon (air laut yang terpisah
oleh arus) dikarenakan adanya penghalng berupa
terumb karang atau batuan beku. Berasosiasi dengan
Anhidrit, Sulfur Kalsit

e. Sistem Orthorombic
Sumbu : a ≠ b ≠ c
Sudut α = β = γ = 900
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal
Cara menggambar:
∠ a- / b+ = 300
a:b:c=1:4:6

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Bisfenoid
 Piramid
 Bipiramid
Contoh Mineral Sistem Orthorombik :

1. Sulfur

Warna : Kuning
Kilap : Liin
Kekerasan : 2-3 Skala mohs
Gores : Kuning
Belahan/ Pecahan : Tidak ada/ uneven
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,07 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Opaque
Sifat Khas : Baunya menyengat
Kegunaan : Pupuk, obat kulit dan bahan galian industri
Genesa/ Asosiasi Mineral : Terbentuknya di daerah yang dekat gunung api, lalu
gunung api tersebut mengeluarkan gas yang
mengandung sulfur, lalu mengendap di sekitar kawah
tersebut. Berasosiasi dengan Mineral: Kalsit, Kuarsa
dan Bismuth

2. Aragonite

Warna : Putih
Kilap : Kaca
Kekerasan : 2,5-3 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Jelas/ Hackly
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,95 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transculent
Sifat Khas : Seperti Tulang
Kegunaan : Untuk Hiasan, koleksi dan substrat air asin
Genesa/ Asosiasi Mineral : Merupakan endapan akibat penguapan sumber air
panas atau endapan pada gua-gua yang di dalamnya
terdapat batu gamping. Berasosiasi dengan Fluorit,
Galena, Kalsit.

f. Sistem Monoklin

Sumbu : a ≠ b ≠ c
Sudut : α = γ = 900, β ≠ 900
Sb a disebut sumbu Clino
Sb b disebut sumbu Ortho
Sb c disebut sumbu Basal
Cara menggambar
∠ a- / b + = 450
a:b:c=1:4:6
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek

Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Sfenoid
 Doma
 Prisma
Contoh Mineral Sistem Monoklin :
1. Orthoclase

Warna : Hijau, Kuning


Kilap : Kaca
Kekerasan : 6 - 6,5 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Bagus
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 2,6 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Translucent
Sifat Khas : Kilap kaca

g. Sistem Triklin

Sumbu : a ≠ b ≠ c
Sudut : α ≠ β ≠ γ ≠ 900
Semua Sb a, b, c saling berpotongan dan
membuat sudut miring tidak sama besar.
Sb a disebut Sb Brachy
Sb b disebut Sb Macro
Sb c disebut Sb Basal
Cara menggambar:
∠ a+ / c¯ = 450
∠ b- / c += 800
a:b:c=1:4:6
Beberapa kelas kristalnya yaitu:

 Pediol
 Pinakoidal

Contoh Mineral Sistem Triklin :


1. Kyanite

Warna : Biru
Kilap : Kaca
Kekerasan : 4,5 - 7 Skala mohs
Gores : Putih
Belahan/ Pecahan : Perfect
Tenacity : Brittle
Berat Jenis : 3,53 – 3,63 gram cm3
Kemagnetan : Diamagnetik
Derajat Ketransparanan : Transparan - Translucent
Sifat Khas : Kilap kaca
Kegunaan : Perhiasan dan Keramik
Genesa/ Asosiasi Mineral : Dari batuan malihan
Kristal, Kristal, dan Zat Amorf .- Semua zat padat yang tidak berutang strukturnya
pada kekuatan vital kerajaan hewan atau nabati adalah kristal kristal atau amorf.
Kristal telah dijelaskan. Tubuh kristal terdiri dari kumpulan kristal menit atau tidak
sempurna yang membingungkan dan amorf. Tubuh adalah satu di mana namanya
tidak mengandung bentuk atau struktur yang dapat diamati Gula gula terdiri dari
kristal gula roti gula dan gula jelai adalah amorf. Kita bertemu dengan kristal karbonat
kapur dalam tangkai berkapur dan marmer aragonit adalah kristal dan Kapur bentuk
amorf dari zat yang sama
Wajah Tepi Sudut dan Sumbu Permukaan Kristal.- Bidang yang dilapisi kristal
disebut wajahnya. Tepi adalah garis yang dibentuk oleh persatuan. Bagian pro terdiri
dari dua sudut kristal sudut padat yang disatukan oleh gabungan lebih dari dua muka
dan Sudut pesawat adalah sudut pada wajah yang dibatasi oleh persimpangan tepi
batasnya Sumbu adalah garis imajiner yang ditarik melalui kristal untuk kenyamanan
penghitungan atau untuk tujuan mendeskripsikan sifat geometrisnya Bentuk kristal
adalah padatan matematis paling sederhana dimana kristal terbentuk atau dimana
wajah mereka sejajar dengan Ai A.
Bentuk Kristal Senyawa Jika kristal oktahedral tawas dibiarkan tergantung
pada suhu atmosfer yang biasa selama satu atau dua hari dalam larutan tawas di mana
ia terbentuk meskipun kristal akan meningkat dalam bentuknya umumnya akan
diubah. Enam sudut padat yang dibentuk oleh persimpangan empat wajah sama sisi
akan ditemukan digantikan oleh permukaan kuadrat datar sehingga kristal tersebut
akan menampilkan penampilan yang ditunjukkan pada Gambar 3 dimana delapan
wajah dibatasi oleh enam sisi dan ditandai 0 02 & c 08 akan sejajar untuk yang dari
oktahedron pertama dibentuk oleh solusi.
Jika enam wajah persegi diberi tanda P P2 & c P dihasilkan sampai saling
berpotongan satu sama lain, persimpangan ini akan memberikan garis besar sebuah
kubus sementara wajah 01 02 & c 08 yang diproduksi serupa akan melengkapi
gambar oktahedron seperti yang ditunjukkan oleh Gambar I kristal seperti ini disebut
kombinasi bentuk kubus dan oktahedron Wajah yang dihasilkan membentuk busur
kubus yang disebut permukaan kubus dan yang membentuk oktahedron oktahedral.
Bentuk yang jauh lebih rumit ditemukan di alam. Gambar 5 mewakili sebuah kubus
dari fluor.
Wajah kubus dan setiap sudut kubus padat digantikan oleh dua belas bidang.
Kristal itu memiliki seratus empat belas wajah. Keenam wajah P F2 P2 & c P8 sejajar
dengan wajah kubus. Gambar 1 Wajah rlt r2 r & c yang ganti ujung-ujung kubus
sejajar dengan sosok berwajah dua belas yang disebut Rhombic Dodecahedron Fig C
Ke dua puluh empat wajah a2 a2 & c yang memodifikasi setiap sudut padat kubus
sejajar dengan permukaan trapezohedron dua puluh empat yang terikat oleh dua puluh
empat wajah empat sisi yang serupa dan sama-sama disebut deltoids atau trapezium
Gambar 7 Fi8 9 Enam Oktimetron fcced Dua puluh empat wajah 5 52 l2 & c sejajar
dengan permukaan figur dua puluh empat yang disebut tiga oktahedron berwajah
masing-masing yang wajahnya serupa dan sama. segitiga sama sisi Gambar 8 Dan
empat puluh delapan wajah eu e2 e2 e e5 e8 &c sejajar dengan permukaan figur
empat puluh delapan yang disebut enam oktahedron berwajah masing-masing yang
memiliki segitiga scalene yang serupa dan sama untuk satu sama lain (Gambar 9).
DAFTAR PUSTAKA

Danisworo, C. Suprapto. Basuki Rahmat. 2014. Buku Panduan Pratikum Mineralogi 2014.
Laboratorium Mineralogi, Program Studi Teknik Geologi, PN “Veteran” Yogyakarta.

F.G.S., Tennant. Walter Mitchell. 1933. Mineralogy And Crystallography. London: Harvard
University Mineralogycal Library.

Berry, L.G. Brian Mason. 1959. Mineralogy Consepts Descriptions Determinations. San
Fransisco : W.H. Freeman Company.

Anda mungkin juga menyukai