Bab Iii

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi Kasus

Jenis penelitian ini adalah kualitatif dimana penulisannya adalah deskriptif

dalam bentuk studi kasus. Studi kasus ini untuk mengeksplorasikan masalah Asuhan

Keperawatan Pada An. R (Usia 6 Tahun) Dengan Gangguan System Pernafasan

Akibat Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Gedong Panjang Kota Sukabumi menggunakan pendekatan asuhan keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

keperawatan.

3.2 Subyek Studi Kasus

Subyek keperawatan pada studi kasus ini yaitu An. R (Usia 6 Tahun) dengan

diagnosa Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Wilayah Keja UPTD Puskesmas

Gedong Panjang Kota Sukabumi.

3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus studi kasus pada pengelolaan kasus ini yaitu:

1. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada anak dengan infeksi saluran

pernafasan akut (ISPA) melalui pendekatan yang meliputi tahap

pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, menetapkan perencanaan

keperawatan dan diakhiri dengan mengevaluasi respon pasien.

2. Pemberian tindakan keperawatan terhadap anak dengan hambatan jalan

nafas pada klien akibat Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dengan

inhalasi uap.

3.4 Definisi Operasional


Asuhan keperawatan anak adalah tindakan pemberian asuhan pada anak yang

berpusat pada keluarga. Keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan anak. Karena dalam pemberian asuhan keperawatan diperlukan

keterlibatan keluarga mengingat anak selalu membutuhkan orangtua. Hal ini juga

akan menurunkan atau mencegah timbulnya gangguan psikologis anak, gangguan ini

akan menghambat penyembuhan anak dan dapat menganggu pertumbuhan dan

perkembangan anak. (Henny, 2016)

Anak usia prasekolah adalah anak usia antara 3 sampai 6 tahun, biasanya pada

periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif

mengalami peningkatan. Usia prasekolah disebut The Wonder Years yaitu masa

dimana seorang anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi (DeLaune & Ladner,

2011 (dikutip dalam Arif, 2020)).

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang

menyerang salah satu atau lebih saluran pernafasan mulai dari saluran pernafasan atas

(hidung) sampai saluran pernafasan bawah (alveoli). (Yenilis Suriani, 2018)

3.5 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

Studi Kasus ini dilakukan di Kp. Sudajaya Wilayah Kerja UPTD Puskesmas

Gedong Panjang Kota Sukabumi. Lama waktu studi kasus 5 hari sesuai dengan target

keberhasilan dalam tindakan keperawatan dengan kunjungan 5 kali selama perawatan.

Untuk lebih jelasnya di gambarkan pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Kegiatan Proses Keperawatan

No Hari / Tanggal Kegiatan

1. Sabtu, 25 Maret 2022 Pengkajian kepada klien dan keluarga


2. Minggu, 26 Maret 2022 Melakukan pendidikan kesehatan

3. Senin, 27 Maret 2022 Melakukan tindakan keperawatan

4. Selasa, 28 Maret 2022 Melakukan tindakan keperawatan

5. Rabu, 29 Maret 2022 Melakukan evaluasi dan


pendokumentasian

3.6 Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode observasi langsung atau dengan pengamatan langsung adalah

cara pengambilan data menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar

lain untuk keperluan tersebut.

2. Wawancara

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara

dengan responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(panduan wawancara). Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan

informasi yang tepat dari narasumber yang terpercaya.

Hasil dari wawancara yaitu berisi tentang identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit

keluarga dll. Sumber dari wawancara ini bisa dari klien, keluarga, perawat,

atau tenaga medis lainnya.

3. Pemeriksaan fisik

Dalam pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan empat proses yaitu

inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. Inspeksi yaitu memeriksa dengan

melihat. Inspeksi merupakan metode observasi yang digunakan untuk

pemeriksaan fisik.
Palpasi merupakan metode pemeriksaan dengan cara meraba

menggunakan satu atau dua tangan. Dengan palpasi dapat terbentuk gambaran

organ tubuh atau masa abnormal dari berbagai aspek seperti ukuran, tekstur

permukaan, konsistensi massa, lokasi massa, suhu, rasa nyeri, denyutan atau

getaran dan batas – batas organ didalam tubuh.

Perkusi adalah suatu metode pemeriksaan fisik dengan cara melakukan

pengetukan pada bagian tubuh dengan menggunakan jari, tangan, atau alat

kecil untuk mengevaluasi ukuran, konsistensi, batas atau adanya cairan dalam

organ tubuh. Perkusi pada bagian tubuh menghasilkan bunyi yang

mengindikasikan tipe jaringan di dalam organ. Perkusi penting untuk

pemeriksaan dada dan abdomen.

Auskultasi adalah pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang

berasal dari dalam tubuh, yang meliputi frekuensi, intensitas, durasi dan

kualitas, dengan bantuan alat yang disebut stetoskop.

3.1. Analisis Data Dan Penyajian Data

1. Analisa Data

Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancaara, catatan lapangan, dan bahan-bahan

lain, sehingga dapat dengan mudah di pahami (Sugiyono, 2015). Analisa data

didasarkan pada data yang terkumpul dengan cara wawancara, observasi dan

studi dokumentasi, selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan teori yang

ada sebagai bahan untuk direkomendasikan dalam intervensi, hasil data yang

terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan satu dalam bentuk

transkrip dan dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif untuk

menunjang penentuan masalah keperawatan.


2. Analisis data

Analisis data pada study kasus menggunakan pendekatan PES

(Problem, Etiologi, symptom) yang dituangkan dalam bentuk bagan sedangkan

pada pendekatan terapan digunakan analisis deskriptif.

3. Penyajian Data

Penyajian data disajikan secara narasi dan dapat disertai ungkapan

verbal dari subjek studi kasus yang merupakan data pendukungnya. Penyajian

data juga dapat dilakukan dengan table, gambar maupun bagan. Kerahasiaan

klien dijamin dengan jalan mengaburkan identitas dari klien

4. Kesimpulan

Kesimpulan yaitu dari data yang di sajikan, kemudian data dibahas dan

dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis

dengan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi. Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,

perencanaan, tindakan, dan evaluasi

3.1. Etik studi kasus

Etika adalah ilmu atau pengetahuan tentang apa yang dilakukan (pola

perilaku) orang, atau pengetahuan tentang adat kebiasaan orang. Sedangkan penelitian

adalah upaya mencari kebenaran terhadap semua fenomena kehidupan manusia, baik

yang menyangkut fenomena alam maupun sosial, budaya, pendidikan, kesehatan,

ekonomi, politik, dan sebagainya. Jadi, Etika Penelitian adalah suatu pedoman etika

yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti,
pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak

hasil penelitian tersebut.

Studi kasus dapat tidak memberikan dampak negative berupa masalah etika

dengan cara melakukan langkah-langkah antisipatif dengan memenuhi beberapa

prinsip etika penelitian salah satunya adalah ijin/persetujuan. Pertimbangan etik dalam

studi kasus dilaksanakan dengan memenuhi prinsip the five right of human subject in

research (Macnee, 2004(dikutip dalam Sari, D., & Sasmiyanto. (2020)) diantaranya

adalah:

1. Hak untuk self determination, klien memiliki otonomi dan hak untuk

membuat keputusan secara sadar dan dipahami dengan baik, bebas dari

paksaan untuk berpartisipasi atau mengundurkan diri.

2. Hak terhadap privacy dan dignity berarti bahwa klien memiliki hak untuk

dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap

mereka serta untuk mengontrol kapan dan bagaimana informasi tentang

mereka dibagi dengan orang lain.

3. Hak anonymity dan confidelity, maka semua informasi yang didapat dari

klien harus dijaga dengan sedemikian rupa sehingga informasi individual

tertentu bisa langsung dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga

kerahasiaan atau keterlibatannya.

4. Hak terhadap penanganan yang adil memberikan individu hal yang sama

untuk dipilih atau terlibat dalam studi kasus tanpa deskriminasi dan

diberikan penanganan yang sama dengan menghormati seluruh persetujuan

yang disepakati, dan untuk memberikan penanganan terhadap masalah yang

muncul selama partisipasi.


5. Hak untuk mendapatkan perlindungan dari ketidaknyamanan dan kerugian

mengharuskan agar klien dilindungi dari eksploitasi dan peneliti harus

menjamin bahwa semua usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya dan

kerugian serta memaksimalkan manfaat.

Anda mungkin juga menyukai