Analisi Dan Pemecahan Masalah Menngunakan Fishbone
Analisi Dan Pemecahan Masalah Menngunakan Fishbone
Analisi Dan Pemecahan Masalah Menngunakan Fishbone
A. ANALISA MASALAH
1. Kegiatan Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Gedung Puskesmas
Kegiatan Promosi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Gedung Puskesmas meliputi Penyuluhan dalam gedung &
Komunikasi Interpersonal (KIP) serta pembinaan PHBS dalam
gedung Puskesmas. Namun dalam pelaksanaannya kegiatan
tersebut belum secara maksimal dilakukan baik dari capaian maupun
kerjasama lintas program. Berikut merupakan analisa masalah &
aletrnatif pemecahan masalah kegiatan Promosi Kesehatan &
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Gedung Puskesmas :
Penilaian kriteria
Total
No Masalah Urgency Seriousness Growth
Nilai
(U) (S) (G)
Penyuluhan Dalam
1 5 5 5 15
Gedung Belum Maksimal
Komunikasi Interpersonal
2 3 4 4 11
(KIP) Belum Maksimal
Pembinaan PHBS di
3 Institusi Kesehatan Belum 4 3 3 10
Maksimal
Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
Sangat kecil : 1
Kecil : 2
Sedang : 3
Besar : 4
Sangat Besar: 5
1
Anggapan penyuluhan &
promosi kesehatan harus
dilakukan oleh petugas
Promkes.
Kurangnya koordinasi antar
program untuk mendukung &
mencapai target penyuluhan
kelompok dalam gedung.
Petugas piket belum
A. Fish Bone Penyuluhan Dalam Gedung Belum Maksimal memberikan penyuluhan
kelompok bagi pengunjung
sarana Manusia Jumlah pengunjung yg
memnuhi syarat utk di
laksanakan kegiatan
Belum semua petugas penyuluhan dalam Gedung
memanfaatkan buku registrasi hanya setiap hari selasa,
penyuluhan untuk karena pengunjung ke
pengadministrasian & Puskesmas bnyak di karenakan
pencatatan penyuluhan dalam adanya hari pasar.
gedung.
Belum maksimalnya
penyuluhan oleh petugas
yang piket
Sistem pencatatan
penyuluhan dibuku Pembatasan Jumlah
Register penyuluhan pengunjung yang
belum dilaksanakan menjadi sasaran
Banyak semua petugas penyuluhan kelompok
berkonsentrasi di Biang dalam gedung
nya masing-masing
metode lingkungan
2
B. Fish Bone Komunikasi Interpersonal (KIP) belum Maksimal
sarana Manusia
Petugas belum
melakukan pencatatan
dibuku Register
Ruangan Konseling &
Belum ada pembagian
KIP baru dibentuk
jadwal pelayanan KIP &
Konseling
lingkungan
metode
3
C. Fish Bone Pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan yang belum
maksimal
Minimnya kesadaran petugas
akan pentingnya PHBS padahal
sarana Manusia sarana PHBS seperti tempat
sampah telah tersedia.
Anggapan petugas untuk
Sarana & Instrumen
menjaga kebersihan adalah
pembinaan PHBS di Institusi
tugas OB.
Kesehatan belum memadai.
Belum ada teguran maupun
Sarana Sanitasi seperti Toilet
arahan terkait petugas yang
kondisinya kadang terganggu.
membuang sampah
sembarangan.
Kurangnya pengawasan
terhadap kebersihan lingkungan
puskesmas
lingkungan
metode
4
D.
E. Alternatif Pemecahan Masalah
NO
Prioritas Penyebab masalah Alternatif pemecahan masalah
masalah
1. 2. Penyuluhan 1. Belum semua petugas 1. Membuat jadwal penyuluhan
memanfaatkan buku kelompok dalam gedung
Dalam
registrasi penyuluhan untuk
Gedung pengadministrasian & puskesmas sesuai jadwal
pencatatan penyuluhan piket di puskesmas.
Belum
dalam gedung. 2. Memperkuat koordinasi antar
Maksimal 2. Anggapan penyuluhan &
promosi kesehatan harus program guna mendukung &
dilakukan oleh petugas memaksimalkan capaian
Promkes.
penyuluhan dalam gedung
3. Kurangnya koordinasi antar
program untuk mendukung & puskesmas.
mencapai target penyuluhan
kelompok dalam gedung.
4. Petugas piket belum
memberikan penyuluhan
kelompok bagi pengunjung
5. Belum maksimalnya
penyuluhan oleh petugas
yang piket
6. Sistem pencatatan
penyuluhan dibuku Register
penyuluhan belum
dilaksanakan
7. Jumlah Pengunjung yang
dating ke Puskesmas hanya
hari tertentu, yaitu pada saat
hari Pasar untuk Jumlah
pengunjung bnyak yang
berobat dan memeriksakan
Kesehatan di Puskesmas
campakamulya
8. Banyak yang beranggapan
kebanyakan pengunjung
yang datang, jarak
Puskesmas dari rumah
terlalu jauh, jadi banyyak
yang berobat di Pustu,
Poskesdes dan posyandu.
5
2 Komunikasi 1. Belum ada buku register 1. Melakukan advokasi ke pihak
Komunikasi Interpersonal pesnatrenr untuk pengadaan
Interpersonal
(KIP)
(KIP) belum 2. Ruangan KIP baru dibentuk sarana prasarana pendukung
& disatukan dengan ruangan kegiatan pengurus kegiatan
Maksimal
Kesehatan Lingkungan Poskestren
3. 3. Petugas belum melakukan
pencatatan dibuku Register 2. Memberi edukasi, informasi
4. Petugas Konseling & KIP & pelatihan tentang Cara
belum memiliki jadwal tetap
menjaga kesehatan santri &
5. Kurangnya koordinasi antar
petugas pemegang program lingkungan pesantren.
6. Ruangan Konseling & KIP 3. Membari informasi &
baru dibentuk
7. Petugas belum melakukan pelatihan tentang sistem
pencatatan dibuku Register pencatatan yang baik &
8. Belum ada pembagian jadwal benar.
pelayanan KIP & Konseling
4. Memberikan motivasi kepada
Kader agar selalu semangat
dalam melaksanakan Tugas
Pokok & fungsinya di
Poskestren.
5. Mengadvokasi lintas sector
agar setiap pengurus
Poskestren mendapatkan
perhatian lebih & dukungan
dalam menjalankan
tupoksinya.
3 Pembinaan 1. Sarana & Instrumen 1. Melakukan advokasi ke pihak
pembinaan PHBS di Institusi sekolah & pengurus Pramuka
PHBS di
Kesehatan belum memadai.
Institusi 2. Sarana Sanitasi seperti Toilet ranting Campakamulya agar
kondisinya kadang memaksimalkan pembinaan
Kesehatan
terganggu. & peran SBH dalam
yang belum 3. Minimnya kesadaran petugas
akan pentingnya PHBS mendukung program
maksimal
padahal sarana PHBS seperti kesehatan.
berjalan tempat sampah telah
2. Memberi edukasi & informasi
tersedia.
6
4. Anggapan petugas untuk seputar kegiatan SBH
menjaga kebersihan adalah dimasyarakat.
tugas OB.
5. Belum ada teguran maupun 3. Melakukan pembinaan secara
arahan terkait petugas yang rutin bagi semua anggota
membuang sampah SBH ranting Campakamulya.
sembarangan.
6. Kurangnya pengawasan 4. Memberi motivasi & dorongan
terhadap kebersihan kepada anggota SBH agar
lingkungan puskesmas
lebih berperan aktif.
7. Sarana PHBS seperti fasilitas
CTPS & tempat sampah 5. Memaksimalkan peran
belum tersedia disetiap anggota SBH melalui
ruangan
8. Metode pembinaan yang pelibatan dalam setiap
dilakukan Insidental sesuai kegiatan program kesehatan
dengan jadwal piket akibat & pemberdayaan masyarakat.
WFH Petugas.
Penilaian kriteria
Total
No Masalah Urgency Seriousness Growth
Nilai
(U) (S) (G)
Sistem pencatatan & pengadminitrasian
1 2 3 4 9
yang belum terlaksana dengan baik
Kegiatan rutin desa siaga kurang
2 2 4 3 9
berjalan dengan baik
7
3 Keaktifan pengurus masih sangat minim 4 5 5 14
Pengetahuan pengurus akan tugas
4 5 3 2 10
pokok & fungsi masih terbatas
Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
Sangat kecil : 1
Kecil :2
Sedang :3
Besar :4
Sangat Besar: 5
Minimnya pengetahuan
sarana Manusia tentang tugas pokok &
funngsi pengurus desa
Sekretariat pengurus desa
siaga aktif.
siaga masih belum memadai
Peran pengurus desa
Sarana pendukung lainnya
siaga yang masih
seperti sistem pencatatan
terbatas.
masih belum berjalan dengan
baik Pengetahuan akan
sistem pencatatan yang
Kurangnya dukungan dari pihak
belum memadai.
pemerintah setempat akan
sarana & prasarana desa siaga Kegiatan rutin pengurus
aktif. masih tidak berjalan
dengan baik.
8
B.
C. Alternatif Pemecahan Masalah
9
dengan baik.
13. Advokasi pengurus desa
siaga terhadap sector
pendukung masih kurang
10
Sangat Besar: 5
A. Fish Bone Kinerja & Strata UKBM Posyandu masih belum terlaksana
dengan baik
Pengetahuan kader akan
kegiatan di Posyandu terutama
tentang tatacara menimbang &
sarana Manusia pengisisan KMS masih belum
optimal.
Ada beberapa Posyandu masih
Belum semua Posyandu balum menyalin ke Pengisian
memilki gedung sendiri. Sistem Informasi Posyandu
Sarana & prasarana Posyandu (SIP).
banyak yang tidak lengkap & Anggapan masyarakat bahwa
tidak memenuhi persyaratan. setelah mendapat Imunisasi
Sarana pendukung lainnya Dasar Lengkap anak tidak perlu
seperti sistem pencatatan lagi ke Posyandu.
masih belum berjalan dengan
baik
11
B. Fish Bone Kinerja & Strata UKBM Poskestren masih belum terlaksana
dengan baik
Lingkungan pesantren
yang tidak terawat
dengan baik terutama
masalah Sanitasi & Air
Pembinaan & bersih.
pemberdayaan santri Geografis wilayah serta
masih belum maksimal cuaca yang kurang
berjalan. mendukung.
Sistem pencatatan & Kurangnya peran &
pelaporan masih belum dukungan dari keluarga
terlaksana dengan baik. & masyarakat sekitar.
metode lingkungan
12
C. Fish Bone Kinerja & Peran Anggota SBH masih belum maksimal
13
B.
C. Alternatif Pemecahan Masalah
14
anak sehingga tidak perhatian lebih & dukungan dalam
berkunjung ke Posyandu. menjalankan tupoksinya.
11. Cara penimbangan yang
masih belum maksimal.
12. Sistem 5 meja belum
berjalan maksimal.
13. Sistem pencatatan &
pelaporan masih belum
terlaksana dengan baik.
15
& prasarana dari Pesantren.
12. Pembinaan & pemberdayaan
santri masih belum maksimal
berjalan.
13. Sistem pencatatan &
pelaporan masih belum
terlaksana dengan baik
3 Kinerja & 1. 1.Sarana & prasarana 2. Melakukan advokasi ke pihak
Peran SBH untuk pembinaan anggota sekolah & pengurus Pramuka
masih kurang SBH belum lengkap & ranting Campakamulya agar
tidak memenuhi
maksimal memaksimalkan pembinaan &
persyaratan.
berjalan 2. Sarana pendukung lainnya peran SBH dalam mendukung
seperti sistem pencatatan program kesehatan.
masih belum berjalan 3. Memberi edukasi & informasi
dengan baik
3. Pengetahuan anggota seputar kegiatan SBH
SBH tentang tupoksinya dimasyarakat.
masih belum memadai.
4. Melakukan pembinaan secara rutin
4. Kebanyakan anggota SBH
adalah siswa(i) yang bagi semua anggota SBH ranting
merupakan siswa(i) tingkat Campakamulya.
akhir sehingga kurang
berperan aktif. 5. Memberi motivasi & dorongan
5. Kurangnya peran serta kepada anggota SBH agar lebih
anggota SBH dalam berperan aktif.
kegiatan pemberdayaan di
lingkungan sekolah 6. Memaksimalkan peran anggota
maupun masyarakat. SBH melalui pelibatan dalam setiap
6. Kurangnya pembinaan
kegiatan program kesehatan &
terhadap anggota SBH
7. Pembatasan jumlah tatap pemberdayaan masyarakat.
muka menjadi salah satu
kendala pembinaan secara
rutin terhadap anggota
SBH.
8. Geografis & cuaca yang
kurang mendukung.
9. Kurangnya pembinaan
terhadap anggota SBH
10. Kurangnya koordinasi
antara pengurus &
anggota SBH ranting
Campakamulya.
16
c. Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
Pembinaan & pendataan PHBS rumah tangga telah
dilakukan dengan sistem pemberdayaan masyarakat. Namun, ada
beberapa indicator PHBS rumah tangga yang capaiannya masih
rendah dan belum mencapai target. Berikut adalah analaisa &
pemecahan masalah beberapa indicator yang belum mencapai
target :
Penilaian kriteria
Seriousnes Total
No Masalah Urgency Growth
s Nilai
(U) (G)
(S)
1 Tidak Merokok 3 2 3 10
Bayi 0-6 bulan diberikan Asi-
2 2 2 2 6
Ekslusif
3 Ketersediaan Air Bersih 5 5 5 15
4 Ketersediaan Jamban Sehat 4 3 4 11
Keterangan :
Penilaian menggunakan Skala Likert :
Sangat kecil : 1
Kecil :2
Sedang :3
Besar :4
Sangat Besar: 5
A. Fish Bone Ketersediaan Air Bersih
17
Anggapan masyarakat
air yang jernih adalah air
B. Fish Bone Ketersediaan Jamban Sehat
Minimnya sarana
prasarana Jamban sehat sarana Manusia Minimnya pengetahuan
baik milik pribadi maupun tentang jamban yang
Jamban Umum sehat & baik untuk
Ketersediaan air bersih digunakan.
yang minim Kebiasaan untuk
Bangunan MCK umum mengalirkan
yang tidak memenuhi pembuangan tinja ke
syarat sehingga cepat kolam terbuka
penuh tempat Anggapan masyarakat
pembuangan akhir tinja. bahwa jamban yang
Bangunan Jamban sehat itu membutuhkan
sederhana yang biaya yang mahal.
pembuangannya ke
kolam terbuka.
Anggapan masyarakat
pembuangan ke kolam
Pembuangan tinja ke terbuka merupakan hal
kolam terbuka biasa.
Mengharapkan bantuan Lingkungan tanah yang
untuk pembuatan jamban tinggi kandungan air
sehat sehingga susah &
mebuat masyarakat
enggan untuk membuat
lubang galian untuk
pembuangan.
metode lingkungan
18
C. Fish Bone Kebiasaan Merokok
Minimnya pengetahuan
sarana Manusia tentang bahaya asap
rokok bagi siapa saja
Hampir setiap warung & yang menghisap rokok
kios menjual rokok maupun orang
Kawasan Tanpa Rokok disekitarnya yang
(KTR) belum terbentuk, menghirup asap rokok
sehingga masih bebas Sudah kecanduan
merokok dimana saja rokok, sehingga susah
termasuk di perkantoran untuk berhenti merokok.
& sekolah. Masih rendahnya
Belum ada aturan tertulis kesadaran masyarakat
& kuat untuk menekan untuk tidak merokok
angka pelaku pengguna
rokok.
metode lingkungan
19
D. Fish Bone Bayi Tidak Mendapatkan Asi-Ekslusif
metode lingkungan
20
B.
21
C. Alternatif Pemecahan Masalah
22
3. Bangunan MCK umum yang bersumber dari ADD desa maupun
tidak memenuhi syarat
hasil pemberdayaan masyarakat.
sehingga cepat penuh
tempat pembuangan akhir 8. Memberi edukasi tentang jamban
tinja.
sehat yang baik dan memenuhi
4. Bangunan Jamban
sederhana yang syarat untuk digunakan dalam
pembuangannya ke kolam
kebutuhan sehari-hari.
terbuka.
5. Minimnya pengetahuan 9. Melakukan advokasi ke pihak desa
tentang jamban yang sehat &
& lintas sector untuk membuat
baik untuk digunakan.
6. Kebiasaan untuk aturan/regulasi yang mengatur
mengalirkan pembuangan
tentang menghentikan pembuangan
tinja ke kolam terbuka
7. Anggapan masyarakat tinja sembarangan terutama
bahwa jamban yang sehat itu
dikawasn terbuka.
membutuhkan biaya yang
mahal. 10. Melakukan pembinaan &
8. Pembuangan tinja ke kolam
pendampingan dalam pembuatan
terbuka
9. Mengharapkan bantuan sarana prasrana jamban sehat yang
untuk pembuatan jamban
baik & layak.
sehat
10. Anggapan masyarakat
pembuangan ke kolam
terbuka merupakan hal
biasa.
11. Lingkungan tanah yang
tinggi kandungan air
sehingga susah & mebuat
masyarakat enggan untuk
membuat lubang galian untuk
pembuangan.
3 Kebiasaan 1.Hampir setiap warung & kios 1. Melakukan advokasi ke pihak desa &
Merokok menjual rokok lintas sector untuk membuat
2. Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
yang masih belum terbentuk, sehingga masih aturan/regulasi yangmengatur
tinggi bebas merokok dimana saja tentang Kawasan Tanpa Rokok
termasuk di perkantoran &
sekolah. (KTR) di perkantoran, Sekolah
3. Belum ada aturan tertulis & kuat mupun tempat-tempat umum.
untuk menekan angka pelaku
pengguna rokok. 2. Memberi edukasi tentang bahaya &
4. Minimnya pengetahuan tentang kerugian akibat rokok terhadap
bahaya asap rokok bagi siapa
saja yang menghisap rokok kesehatan.
maupun orang disekitarnya yang 3. Melakukan pembinaan kepada
menghirup asap rokok
5. Sudah kecanduan rokok, keluarga & anak sekolah terhadap
sehingga susah untuk berhenti bahaya asap rokok.
merokok.
6. Masih rendahnya kesadaran
masyarakat untuk tidak merokok
23
7. Merokok sudah menjadi budaya
& kebiasaan bahkan pada saat
acara keagamaan selalu
disuguhkan rokok.
8. Rokok dianggao sebagai suatu
hal yang biasa
9. Belum ada aturan tertulis & kuat
untuk menekan angka pelaku
pengguna rokok sehingga tidak
ada efek jera.
4 Bayi umur 0- 1. Tidak tersedianya sarana 1. Melakukan advokasi ke pihak desa &
pumping & perah Asi bagi ibu
6 bulan tidak lintas sector untuk membuat
yang memiliki masalah produksi
Mendapatkan Asi. aturan/regulasi yangmengatur
2. Minimnya pengetahuan tentang
Asi-Ekslusif tentang Bayi wajib diberikan Asi-
pentingnya Asi-Ekslusif bagi Bayi
umur 0-6 bulan Ekslusif sebagai upaya mencegah
3. Minimnya pengetahuan tentang
terjadinya masalah kesehatan pada
keuntungan Asi- bagi Bayi, Ibu,
keluarga, bangsa & Negara. bayi seperti masalah gizi, Stunting &
4. Kurangnya dukungan dari
lain sebagainya.
keluarga dalam pemberian Asi
kepada bayi. 2. Memberi edukasi tentang manfaat &
5. Anggapan susu formula lebih
keuntungan Asi bagi bayi, Ibu,
baik untuk tumbuh kembang bayi.
6. Tatacara pemberian makan anak Keluarga, Bangsa & Negara.
yang kurang tepat
3. Melakukan pembinaan kepada
7. Anggapan masyarakat susu
formula memiliki kandungan lebih keluarga yang memiliki bayi untuk
baik dari Asi.
teratur dalam pemberian Asi-Ekslusif
8. Kebiasaan orang tua yang
memberikan makan anak di usia bagi bayi umur 0-6 bulan tanpa
sedini mungkin.
diberikan makanan apapun.
9. Cara pemberian Asi yang kurang
tepat seperti posisi & pelekatan
saat memberikan Asi pada bayi,
sehingga Asi yang diperoleh bayi
tidak maksimal
24
Evaluasi Capaian Indikator Rencana Strategis (Renstra) telah
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dimana Rencana Strategis
bidang kesehatan di Kecamatan Campakamulya tahun 2022 telah
dilaksanakan & mencapai target serta melibatkan lintas program & lintas
sector.
f. Survei Mawas Diri (SMD) & Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
Hasil pendataan dimasyarakat untuk penentuan prioritas, dukungan
dan konstribusi apa yang dapat disumbangkan oleh masing-masing
individu/lembaga yang diwakilimya serta pemecahan untuk pembentukan
poskesdes. Pelaksanaan SMD dan MMD tahun 2022 telah dilaksanakan
pada bulan Februari tahun 2022 di kecamatan Campakamulya di semua
desa yaitu 5 Desa yang kemudian hasil SMD dan MMD juga menjadi salah
satu dasar pembuatan Rencana Usulan Kegiatan Puskesmas di tahun 2022.
1. Alternatif Pemecahan Masalah
No Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
.
1. SMD & MMD Kesehatan masih SMD & MMD Kesehatan harus lebih
belum memandirikan peran memberikan & memandirikan kader
mitra Puskesmas. sebagai mitra kerja Puskesmas
dalam menggali serta menjadi motor
SMD & MMD telah dilakukan,
penggerak pemberdayaan di
namun pelaksanaannya belum
masyarakat guna terwujudnya
2. sesuai jadwal yang seharusnya
masyarakat yang sehat melalui
sehingga pemanfaatan data
program yang sesuai dengan
hasil SMD & MMD belum dapat
permasalahan kesehatan yang ada
digunakan dengan maksimal
dimasyarakat guna perencanaan di
untuk perencanaan khususnya
tingkat puskesmas & desa.
pengambilan kebijakan di desa.
g. Penyuluhan Kelompok
Penyuluhan kelompok dilakukan bekerjasama dengan lintas
program serta lintas sector & mitra puskesmas lainnya dengan berfokus
pada Promotif & Preventif.
25
1. Alternatif Pemecahan Masalah
No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
h. Pembinaan Posyandu
Pembinaan pada posyandu dilakukan untuk mengklasifikasi strata
posyandu didapatkan dari 43 posyandu yang ada yang berstrata pratama 0
posyandu, madya 0, posyandu, purnama 25 dan 18 sisanya berstrata
mandiri. Ini dikarenakan masih ada posyandu yang hasil cakupannya belum
100% dan di posyandu tersebut belum terbentuk adanya dana sehat.
26
dalam dalam hal pengisian sebagai mitra kerja & agen
SIP 7 Posyandu. pemberdayaan masyarakat.
Pembinaan terhadap
institusi maupun
1. Validasi data hasil pendataan & Untuk Validasi kembali data hasil
pengentryan harus dilakukan entry dari beberapa bulan &
kembali guna tingkat tahun sebelumnya akan
keakuratan hasil pendataan dilaksanakan validasi dengan
ditahun sebelumnya melibatkan aparat desa setempat
(RT,RW, Kader) guna kebutuhan
28
Proses entry data PIS-PK telah Intervensi Lanjut permasalahan
mencapai Total Coverage, yang terjadi dimasyarakat.
Intervensi Lanjut masih Sudah
2. Sudah di laksnakana Intervensi
dilaksanakan dan yaitu dengan
lanjutan di 5 desa dengan
mengeintervensi bagi kelurag
melibatkan lintas sector dan
yang di diagnose Hypertensi di
lintas program, dan prioritas dari
5 desa dengan, menggunakan
12 indikator kelurga sehat yaitu
Teknik Dor-to Dor
Keluarga yang di diagnose
Hypertensi.
30