ANALISA Persalinan Normal-Maria Ulva
ANALISA Persalinan Normal-Maria Ulva
ANALISA Persalinan Normal-Maria Ulva
Disusun Oleh:
Maria Ulva
NPM. 18220100031
2023
ANALISA TINDAKAN PERSALINAN NORMAL
(Link youtube : https://youtu.be/nUlxc3MgD3M )
A. DEFINISI
Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir
B. INDIKASI
- Persalinan tanpa penyulit
- Tanda- tanda dengan persalinan spontan
- Sudah cukup usia kehamilan
C. TUJUAN TINDAKAN
Menjaga kelangsungan hidup dan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,
melalui upaya yang terintergrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat
yang diinginkan (optimal).
D. PROSEDUR PEMERIKSAAN
Persiapan Pasien
1. Identifikasi klien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
3. Inform consent
Persiapan alat
1. Partus Set
2. Heacting set
3. Kapas dan air DTT
4. Kasa steril
5. Depress
6. Penghisap lendir delle
7. Obat : oxytocin dan spout
8. Doek / alas bokong
9. Handuk dan kain pembungkus bayi
10. Larutan clorin 0,5% dalam Waskom
11. Air DTT dalam Waskom
12. Tempat sampah medis dan Non Medis
13. Tempat pakaian kotor
14. Pakaian Ibu dan Pembalut
15. Bengkok
16. Gelas Ukur dan tempat plasenta
17. Tensimeter dan stetoskop
18. Fetoskope
19. APD (Celemek, sepatu boot, masker, topi / nurse cap, kacamata google)
Pelaksanaan
I. Mengenali Gejala Dan Tanda Kala Dua
1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal bahu
bayi
Menyiapkan oksitosin 10 Unit dan lat suntik steril sekali pakai didalam
partus set
3. Pakai celemek
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
5. Pakai Sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam lubang suntik (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan DTT atau steril pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik)
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi / saat relaksasi uterus untuk
memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120- 16x/menit) Ambil tindakan
yang sesuai jika DJJ tidak normal Dokumentasi hasil pemeriksaan dalam, DJJ
dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
11. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu
ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
Jelaskan pada anggota keluarga tentang bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat pada ibu untuk meneran secara benar
12. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran, bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau
posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongankuat untuk
meneran :
Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
apabila caranya tidak sesuai
Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
Berikan asupan cairan per-oral (minum)
Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesaictedSegera rujuk jika
bayi belum atau tidak akan segera lahir selama 120 menit (2 jam) meneran
(primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran (multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan Pertolongan Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
19. setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan kepala bayi, untuk menahan posisi defleksi perlahan
atau bernafas cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil Tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat atas kepala bayi
Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut
21. Tunggu kepala bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
Lahirnya Bahu
22. setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental, anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah
atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas berlanjut kepunggung,
bokong, tungkai dan kaki pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya)
26. Keringkan tubuh bayi Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk lain yang kering, biarkan bayi diatas perut ibu
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntukkan oksitosin 10 Unit IM dari 1/3
paha atas bagian distal lateral
30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira- kira 3 cm dari
pusat bayi, dorong isi tali pusat kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada
2 cm distal dari klem pertama
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat Dengan satu tangan, pegang tali pusat
yang telah dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
mati pada sisi lainnya
Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
34. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, ditepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke belakang –atas (dorso-kranial) secara hati-hati
(untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
dan ulangi prosedur diatas
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi putting
Mengeluarkan Plasenta
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial hingga plasenta terlepas, mintA
ibu meneran sambilpenolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas mengikuti poros arah jalan lahir (tetap lakukan tekanan
dorso-kranial)
Jika tali pusat bertambah panjang pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat
e. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan, segera lakukan plasenta manual
38. Setelah plasenta muncul diintroitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua
tangan, pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
Jika selaput ketuban robek. pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari tangan atau klem
DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39. Lakukan masase pada fundus uteri dengan menggosokkan fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus
baik (fundus teraba keras)
Menilai perdarahan
40. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pasrtikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic atau
tempat khusus
41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum, lakukan penjahitan bila
ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif. segera lakukan penjahitan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit didada ibu paling sedikit 1 jam
44. Setelah 1 jam, dilakukan penimbangan / pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotic profilaksis dan vitamin K IM dipaha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vitamin K, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B dipaha
kanan anterolateral Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu
bisa disusukan
Letakkan bayi pada dada ibu, bila bayi belum berhasil menyusu di dalam 1
jam pertama dan biarkan sampai bayi berhasil menyusu
XI. Evaluasi
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan
Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama
pasca persalinan
Lakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
50. Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60kali/menit) serta suhu tubuh (36,5-37,5°)
51. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%untu
dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
53. Bersihkan ibu dengan air DTT, bersihkan sisa cairan ketuban, lendir
dan darah. Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu Ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkan
56. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%balikkan bagian dalam
ke luar dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
E. KESENJANGAN TEORI
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan dari persiapan /alat yang
digunakan dan sampai pelaksanaanya.