17455-Article Text-63929-1-10-20220719
17455-Article Text-63929-1-10-20220719
17455-Article Text-63929-1-10-20220719
Utilization Kitchen Waste Leachate of Liquid Organic Fertilizer for Growth of Rice
(Oryza sativa)
Wulandari*, Winarsih
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya
*e-mail: [email protected]
Abstrak. Sampah dapur yang tidak memiliki pengolahan dengan baik menimbulkan
pencemaran lingkungan. Pemanfaatan sampah sayur dari aktivitas rumah tangga dapat
dijadikan pupuk organik cair. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan kandungan
unsur hara air lindi dan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan serta konsentrasi optimal
air lindi dari sampah sayur dapur sebagai pupuk oranik cair terhadap pertumbuhan tanaman
padi (Oryza sativa). Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan
terdapat satu perlakuan dengan konsentrasi yang terdiri dari 5 aras dan 5 ulangan sehingga
terdiri 25 unit percobaan. Pemberian konsentrasi pupuk organik cair P0 (0 mL/liter air), P1 (10
mL/liter air), P2 (20 mL/liter air), P3 (30 mL/liter air), P4 (40 mL/liter air). Parameter yang
diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, biomassa basah, dan jumlah daun tanaman
padi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan
uji Duncan. Hasil N, P, dan K pada pupuk organik cair berturut – turut 0,26% (sedang), 0,14%
(rendah), 0,13% (rendah) dan hasil penelitian pengaplikasian pupuk organik cair terbukti
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan tanaman padi (Oryza sativa).
Hasil pertumbuhan padi paling optimal pada parameter tinggi tanaman, biomassa dan jumlah
daun yakni konsentrasi perlakuan P4 yaitu 40 mL/liter air.
Kata kunci: biomassa; jumlah daun; sampah sayur; tinggi tanaman; unsur hara
Abstract. Kitchen waste that does not have proper processing causes enviromental contamination.
Utilization off vegetable waste from domestic activities can be used as liquid organic fertilizer. The
purpose of this study was to describe the nutrient content and to determine the effect of utilization and
optimal utilization and concentration of leachate from kitchen vegetable waste as liquid organic fertilizer
for growth of rice (Oryza sativa). This research used Randomized Block Design (RBD) and there are one
treatment with concentration consisting of 5 levels and five repetitions heance overall there were 25 units
of experiment. That was concentration of liquid organic fertilizer P0(0 mL/liter of water), P1(10 mL/liter
of water), P2(20 mL/liter of water), P3(30 mL/liter of water), P4(40 mL/liter of water). Parameters
observed were the plant height, the fresh weight, and the number of rice plant. The data that obtained
were analyzed using one-way ANOVA and continued wih Duncan test . the result of N, P, and K of
liquid organic fertilizer in a row is 0,26% (medium), 0,14% (low), 0,13% (low) and application of liquid
organic fertilizer make a significantly affect plant growth of rice. The most optimal rice growth result on
the parameters of plant height, biomass and number of leaves treatment concentration is P4, which is 40
mL/liter of water.
Keyword: fresh weight; number of leaves; nutrient; plant height; vegetable waste
PENDAHULUAN
Pemasok sampah terbesar didunia salah satunya yakni Indonesia. Banyaknya sampah yang
dihasilkan masyarakat menyebabkan lingkungan yang tercemar. Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) tahun 2020, menyatakan banyaknya sampah yang dihasilkan Indonesia sebanyak
67,8 juta ton dengan sumber sampah sebanyak 37,3% berasal dari aktivitas rumah tangga. Sampah
hasil rumah tangga merupakan sampah bersifat padat maupun cair yang didapat dari aktivitas sehari
– hari yang bersumber dari rumah tangga, salah satu limbah sampah yang dihasilkan adalah sisa
makanan, seperti nasi basi, kulit buah, dan sayuran (Dobiki, 2018). Dampak dari kegiatan rumah
tangga yang menghasilkan sampah dapat merugikan manusia maupun lingkungan. Pasalnya,
pembuangan sampah yang tidak ada pengolahan lanjutan akan menyebabkan bau sampah yang
HASIL
Terdapat dua tahap pada penelitian yang dilakukan yakni tahap deskriptif dimana terdapat
proses pembuatan pupuk organik cair (air lindi) berbahan dasar sampah dapur dan tahap penelitian
eksperimental meliputi pemanfaatan air lindi (sampah dapur) sebagai pupuk organik cair terhadap
pertumbuhan tanaman padi (O. sativa).
Hasil dari pembuatan pupuk organik cair (air lindi) berbahan sampah dapur yang telah
diujikan di Laboratorium Gizi, Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga Surabaya, menunjukkan kandungan unsur hara N, P, dan K pada pupuk
organik cair (Tabel 1.)
Hasil analisis yang diperoleh memiliki kandungan unsur hara dalam pupuk organik cair
berbahan sampah dapur N 0,26%, P 0,14% dan K 0,013% (tabel 1.). Hasil analisa kandungan unsur
hara tergolong sedang untuk N dan sangat rendah untuk P dan K menurut standar baku mutu hara
(Hardjowigeno, 2003) karena nilai unsur hara N (0,14%) diatas 0,10%, P (0,14%) diatas 0,10%, dan K
(0,13%) diatas 0,10%. Kandungan unsur hara P dan K yang ada di air lindi (pupuk organik cair)
berbahan sampah dapur tergolong sangat rendah mungkin dikarenakan tidak ada penambahan
bioaktivator sehingga kandungan unsur hara kurang maksimal.
Tabel 2. Hasil rata – rata data pertumbuhan tanaman padi (O. sativa) dari berbagai perlakuan POC
Perlakuan Rata – Rata Tinggi Rata – Rata Biomassa Rata – Rata Jumlah
Tanaman (cm) Basah (gram) Daun
P0 18,306 ± 0,15a 0,262 ± 0,0083a 3,85 ± 0,136a
P1 19,506 ± 0,54b 0,266 ± 0,0054a 4,20 ± 0,209b
P2 20,894 ± 0,36c 0,282 ± 0,0083b 4,35 ± 0,223b
P3 21,562 ± 0,29 d 0,318 ± 0,0109 c 4,50 ± 0,353bc
P4 24,502 ± 0,64 e 0,350 ± 0,0122 d 4,80 ± 0,273c
Keterangan: Notasi yang berbeda (a,b,c, dan d) menyatakan terdapat pengaruh berbeda nyata berdasarkan uji
Duncan dengan taraf 0,05.
Dari hasil yang didapatkan memperlihatkan hasil rata – rata pertumbuhan tanaman padi dari
berbagai konsentrasi POC mulai dari P0 (0 mL POC/liter air), P1 (10 mL POC/liter air), P2 (20 mL
POC/liter air), P3 (30 mL POC/liter air), dan P4 (40 mL POC/liter air) (Tabel 2.). Parameter tinggi
tanaman di 45 hst (hari setelah tanam) menunjukkan nilai paling tinggi dari di perlakuan 4 dengan
nilai 24,502 cm, sedangkan pada perlakuan P0 (0 mL POC/liter air) atau hanya diberi air saja
menunjukkan nilai paling rendah yaitu rerata tinggi tanaman 18,306 cm. Nilai rata–rata biomassa
basah dan rata – rata jumlah daun di umur 45 hst diperlakuan 4 menunjukkan nilai rata–rata paling
tinggi dari kelima perlakuan yaitu 0,350 g untuk biomassa basah dan jumlah daun sebanyak 4,80,
sedangkan nilai rerata biomassa basah dan jumlah daun terendah terdapat diperlakuan P0 (0 mL
POC/liter air) dengan nilai 0,262 g dan 3,85 untuk rata–rata jumlah daun.
Data yang telah di analisis menggunakan uji Duncan, parameter tinggi tanaman pada kelima
perlakuan terdapat perbedaan sangat nyata. Parameter biomassa basah tanaman padi untuk
perlakuan P0 dan P1 tidak menunjukkan pengaruh beda nyata, berbeda dengan perlakuan P2, P3, dan
P4 menunjukkan hasil uji Duncan berpengaruh nyata terhadap tanaman. Analisis uji Duncan
perlakuan P1, P2, P3, dan P4 tidak menunjukkan beda nyata pada jumlah daun. Namun perlakuan P4
dengan konsentrasi 40 mL POC/liter air menunjukkan konsentrasi yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman padi (O. sativa).
PEMBAHASAN
Hasil dari analisis yang telah dilakukan pada air lindi berbahan sampah dapur (sayur)
mempunyai kandungan unsur hara N 0,26% (sedang), P 0,14% (rendah), dan K 0,13% (rendah).
Kandungan unsur hara P dan K pada air lindi (POC) tergolong rendah (Hardjowigeno, 2003). Tinggi
rendahnya unsur hara yang terkandung dalam POC disebabkan oleh proses mineralisasi dan
dekomposisi. Kurang maksimalnya kandungan N, P, dan K dalam air lindi dapat disebabkan karena
tidak ada penambahan bioaktivator. Menurut penelitian Nur et al. (2018) pada pupuk organik cair,
waktu proses pengomposan yang semakin lama berpengaruh terhadap tingginya kandungan unsur
hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Lama waktu pada proses dekomposisi, kualitas bahan
organik, ukuran, dan pH berperan penting dalam proses dekomposisi.
Unsur hara nitrogen (N) adalah salah satu unsur hara yang memiliki peran penting pada
tanaman. Perkembangan dan pertumbuhan tanaman dipengaruhi dengan adanya proses adsorbsi
kandungan N oleh tanaman. Semakin tinggi tanaman menyerap unsur hara, semakin cepat
pertumbuhan tanaman. Manfaat dari nitrogen (N) bagi tanaman yakni, memacu pertumbuhan
vegetatif tanaman mulai dari pertumbuhan akar, batang, dan daun. Peran lain unsur nitrogen yakni
sebagai proses fotosintesis. Fosfor (P) merupakan bagian penting dari unsur hara untuk tanaman.
Unsur hara ini sangat berperan dalam proses respirasi, fotosintesis, dan proses metabolisme lainnya
(Kurniawati, 2018).
Kandungan unsur hara kalium (K) sangat diperlukan dalam proses pertumbuhan tanaman.
Salah satu dari fungsi kalium yakni pengangkutan hasil asimilasi tanaman, enzim dan mineral serta
membantu dalam proses fotosintesa. Tanaman yang memiliki batang dan daun yang menguning
memiliki bercak pada daun karena kekurangan kandungan unsur hara kalium (Ariska et al., 2019).
SIMPULAN
Dari hasil penelitian pemanfaatan air lindi sebagai pupuk cair yang telah dilakukan
memberikan simpulan bahwa, kandungan unsur hara N, P, dan K pada pupuk organik cair berbahan
sampah sayur dapur tergolong kriteria N = 0,26% (sedang), P = 0,14% (rendah), dan K = 0,13%
(rendah). Pemanfaatan pengaplikasian air lindi berbahan sampah sayur dapur sebagai pupuk organik
cair berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi tanaman, biomassa basah, dan jumlah daun tanaman
padi (O. sativa). Pemberian pupuk organik cair yang optimal terjadi pada perlakuan P4 dengan
konsentrasi 40 mL/liter air memberikan pengaruh yang terbaik pada pertumbuhan tanaman padi (O.
sativa) di parameter tinggi tanaman dan biomassa basah dan tidak berbeda nyata pada parameter
jumlah daun.
DAFTAR PUSTAKA
Adelia PF, Koesriharti, dan Sunaryo, 2013. Pengaruh Penambahan Unsur Hara Mikro (Fe dan Cu) dalam Media
Paitan Cair dan Kotoran Sapi Cair Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Bayam Merah (Amarantus tricolor
L.) dengan Sistem Hidrponik Rakit Apung. Produksi Tanaman; 1(3): 48–58.
Ariska N, Yusrizal Y, dan Jasmi J, 2019. Pemanfaatan Mol Limbah Sayuran sebagai Pupuk Organik Cair pada
Tanaman Padi (Oryza sativa L.). Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar; 1(1): 12.
Dimiati DD, dan Hadi W, 2017. Uji Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Lindi Dengan Penambahan Bakteri Starter
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Hortikultura (Solanum Melongena dan Capsicum Frutescens). Jurnal
Teknik ITS; 6(2): 349–354.
Dobiki J, 2018. Analisis Ketersedian Prasarana Persampahan Di Pulau Kumo Dan Pulau Kakara Di Kabupaten
Halmahera Utara. Jurnal Spasial Volume; 5(2): 220–228.
Fadila AN, Rugayah R, Widagdo S, dan Hendarto K, 2021. Pengaruh Dosis Pupuk Npk Terhadap Pertumbuhan
Dan Hasil Tanaman Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) Pada Pertanaman Kedua. Jurnal Agrotek
Tropika; 9(3): 473.
Ginting SLB, Sunaryo Y, dan Prasetyowati SE, 2017. Pengaruh dosis pupuk NPK dan konsentrasi pupuk organik
cair terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill) dalam polibag.
Jurnal Ilmiah Agroust; 1(1): 24–33.
Hardjowigeno, 2003. Ilmu Tanah. Akademika Presindo.
Hayatiningsih, 2019. Jurnal Ilmu Pertanian; 41(3): 544–560.
Hidayatullah T, dan Pakpahan EM, 2021. Respon Mini Bulb Bawang Merah terhadap Jarak Tanam, Aplikasi
Biochar, dan Kascing Pada Tanah Ultisol. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian; 24(2): 73–79.
Istiqomah N, Mahdiannoor, dan Asriati F, 2016. Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC)
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Padi Ratun. Ziraa’Ah; 41(3): 296–303.
Kurniawati D, Rahayu YS, dan Fitrihidajati H, 2018. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Organik dari Limbah
Organ Dalam Ikan terhadap Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah (Alternanthera ficoides). LenteraBio:
Berkala Ilmiah Biologi; 7(1): 1–6.
Lepongbulan W, Tiwow VMA, dan Diah AWM, 2017. Analisis Unsur Hara Pupuk Organik Cair dari Limbah Ikan
Mujair (Oreochromis mosambicus) Danau Lindu dengan Variasi Volume Mikroorganisme Lokal (MOL)
Bonggol Pisang. Jurnal Akademika Kimia; 6(2): 92.
Murnita, dan Taher YA, 2021. Dampak Pupuk Organik Dan Anorganik Terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah
Dan Produksi Tanaman Padi ( Oriza sativa L .) Effect Of Organic And Inorganic Fertilizers On Soil
Chemical. Menara Ilmu; XV(02): 67–76.
Niis A, dan Nik N, 2017. Pengaruh Dosis dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa L.). Savana Cendana; 2(01): 4–7.
Nur T, Noor AR, dan Elma M, 2018. Pembuatan Pupuk Organik Cair Dari Sampah Organik Rumah Tangga
Dengan Bioaktivator EM4 (Effective Microorganisms). Konversi; 5(2): 5.
Prihandarini R, 2004. Manajemen Sampah Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk Organik. Perpod.
Santoso B, Laili S, dan Rahayu T, 2019. Pengaruh Air Lindi dan Bio Slurry Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Mentimun (Cucumis sativus L). Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature); 1(2): 7–12.
Setiawati MR, Fitriatin BN, Suryatmana P, dan Simarmata T, 2020. Aplikasi Pupuk Hayati Dan Azolla Untuk
Mengurangi Dosis Pupuk Anorganik Dan Meningkatkan N, P, C Organik Tanah, Dan N, P Tanaman,
Serta Hasil Padi Sawah. Jurnal Agroekoteknologi; 12(1): 63.
Sholikhah I, dan Winarsih, 2019. Pengaruh Pemberian Pupuk Cair Organik dan Pupuk Cair Kimia terhadap
Pertumbuhan Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) dengan Metode Hidroponik Sistem Wick. LenteraBio;
8(3): 150–155.
Suwatanti E, dan Widiyaningrum P, 2017. Pemanfaatan MOL Limbah Sayur pada Proses Pembuatan Kompos.
Jurnal MIPA; 40(1): 1–6.
Article History:
Received: 20 Mei 2022
Revised: 28 Juni 2022
Available online: 19 Juli 2022
Published: 30 Sepember 2022
Authors:
Wulandari, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Jalan Ketintang
Gedung C3 Lt. 2 Surabaya 60231, Indonesia, e-mail: [email protected]
Winarsih, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Surabaya, Jalan Ketintang
Gedung C3 Lt. 2 Surabaya 60231, Indonesia, e-mail: [email protected]