Kata Pengantar
Kata Pengantar
Kata Pengantar
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini ini. Dengan
judul Seni Grafis.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Mempertahankan seni grafis sebagai bagian dari seni murni
2. Memperkenalkan seni grafis kepada masyarakat awam
3. Memenuhi tugas prasyarat UAS mata kuliah Seni Grafis I
4. Melatih keterampilan mahasiswa dalam membuat karya ilmiah
D. Manfaat
1. Mengetahui peralatan dan bahan yang dibutuhkan dalam membuat karya grafis
2. Mengetahui teknik pengerjaan karya grafis
3. Mengetahui proses pewarnaan karya grafis
4. Memperoleh hasil karya grafis sebagai dokumentasi kekaryaan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Seni Murni
Seni murni merupakan seni yang hanya dapat dinikmati keindahannya,
tidak dilihat dari segi praktis atau kegunaannya. Salah satu contohnya adalah seni
grafis. Karya grafis dapat diapresiasi melalui nilai-nilai visual bagi yang
melihatnya. Namun para seniman grafis terkadang tidak memperhatikan
keindahan karya yang dibuat untuk orang lain, melainkan dengan tujuan mencapai
kepuasan batin. Sehingga seni murni identik dengan tujuan estetik seniman itu
sendiri bukan berdasarkan tujuan estetik apresiator.
Gambar 7. Ampelas
Sumber: Dokumentasi Pribadi
4. Spidol (untuk menebalkan/mempertegas sketsa)
Gambar 8. Spidol
Sumber: Dokumentasi Pribadi
5. Kain bekas (untuk menggosok-gosok kertas yang berisi gambar objek, pada saat
proses memindahkan gambar dari kertas ke plat karet)
Gambar 9. Kain
Sumber: Dokumentasi Pribadi
7. Roller (digunakan pada saat proses pencetakan yaitu memberi warna pada plat
yang sudah dicungkil)
8. Sendok (untuk memindahkan hasil cetakan dari plat ke kertas, dengan cara
digosok)
Gambar 14. Contoh plat karet yang sudah berisikan objek gambar
Pada pencungkilan plat ini, maka bagian yang dicungkil adalah bagian dalam
objek. Pencungkilan ini menyesuaikan dengan gambaran objek seekor burung.
Pencungkilan yang dilakukan dengan tujuan agar memberikan kesan tekstur pada
karya. Seperti menggambarkan bahwa bagian yang dicungkil itu adalah bagian
sayap burung, paruh burung, mata burung, dan sebagainya.
4. Proses Pewarnaan
Setelah proses pencungkilan selesai, kemudian penulis melakukan pewarnaan
pada plat yang sudah dicukil. Pewarnaannya menggunakan cat khusus untuk cetak
grafis.
C. Proses Pewarnaan Karya Grafis (Proses Pencetakan Karya)
Setelah proses pencungkilan selesai, tahap selanjutnya adalah proses pewarnaan,
inilah yang dinamakan proses pencetakan karya. Berbagai karya yang dicetak
dapat dianggap sebagai karya orisinil dan edisi terbatas. Sehingga bukan plat yang
sudah dicukil yang berupa karyanya, itu hanya bagian dari proses kekaryaan.
Brikut ini penulis jabarkan mengenai tahap-tahap proses pewarnaan (proses
mencetak):
1. Pada proses pewarnaan pertama kali plat yang di-roll adalah plat yang
digunakan untuk bagian background. Ambil warna yang paling gelap
terlebih dahulu. Tempelkan di atas kertas, setelah itu kertas dibalik
sehingga plat berada dibawah dan posisi kertas berada di atas. Kemudian
tunggu kering, tetapi proses pengeringan yang maksimal memakan waktu
1 hari,
∙ Teknik pertama dilakukan hanya menumpuk warna cetakan (bagian cetakan isian
bidang objek ini ukurannya sama dengan plat background dan plat bidang objek).
Jadi warna yang dihasilkan nanti adalah warna cetakan background akan tertutup
oleh cetakan isian bidang objek. Karena bagian background-nya tidak dicungkil.
∙ Teknik kedua yaitu dengan cara memotong bidang cetakan isian objek. Sehingga
hasil cetakan nanti yang menumpuk warnanya hanya di bagian objek
Biasanya cetakan pertama merupakan cetakan uji coba yang dinamakan
edisi. Kemudian apabila hasil cungkilan ternyata kurang terlihat maka plat dapat
dicungkil kembali dan dicetak kemabali, inilah bagian yang dinamakan cetakan
pertama. Pada bagian karya ditulis nama pembuat karya dan urutan cetakannya.
atas ke bawah, dan merah dari bagian ekor ke atas. Maka ditengah-tengah
badan burung akan timbul warna oranye.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Membuat karya grafis memang susah-susah tapi mudah. Susah apabila
tergesa-gesa dan mudah apabila mengerjakannya dengan sabar dan menikmati
prosesnya. Di dalam cetak grafispun tidak hanya satu warna saja yang dipakai,
melainkan kita dapat memngolah warna-warna tersebut menjadi sebuah gradasi,
sehingga tidak menjemukan ketika dilihat. Mungkin ini salah satu cara penulis
untuk memberikan suatu stimulus bagi orang-orang yang mau belajar seni grafis
dan mempertahankan eksistensinya di dunia seni murni. Penulis yakin orang-
orang lain dapat lebih kreatif dengan berbagai cara, teknik dan media dalam
membuat karya grafis agar tidak terkesan monoton.
B. Saran
Semoga bagi para pembaca dapat menggali lagi pengetahuan dan
mengasah lagi keterampilan dalam membuat karya grafis. Dan meningkatkan
kreativitas dalam membuat karya grafis. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA