BAB I - Irja 9 Januari 2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak – kanak

menuju dewasa. Secara psikologi masa remaja berada pada suatu kehidupan

transisi dan belum memiliki suatu pedoman hidup. Remaja sedang mencari

identitas diri, mereka mendapati banyak sumber nilai di luar rumah dan

makin banyak model nilai ditirunya. Nilai yang sangat berpengaruh pada

mereka adalah teman sebayanya beserta figur – figur populer yang mereka

kenali lewat berbagai media massa. Banyak teman – teman dan figur – figur

tersebut menyodorkan nilai – nilai baik, maka upaya pencarian identitas diri

tidak menjadi masalah, namun sebaliknya, maka besar kemungkinan akan

menimbulkan konflik dalam dirinya. Disinilah mereka masuk dalam masa

kebingungan dan masa yang paling rawan sehingga mereka mulai berperilaku

yang menyimpang salah satunya dengan penyalahgunaan narkoba

(Soetjiningsih, 2010).

Selain penyimpangan dan penyalahgunaan narkoba, pada saat ini

dijumpai tren baru yaitu perilaku menghirup lem aibon. Antonius Kadarmata

kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Papua dalam Latang

(2013) mengungkapkan bahwa dari hasil survey pada tahun 2014 hingga

2016 ditemukan anak dan remaja yang menggunakan lem aibon di Jayapura

sebanyak 50 orang, Manokwari 60 orang, Timika 30 orang dan Merauke 400


orang. Biasanya mereka ditemukan di emperan toko, sekitar terminal, dan

gedung olahraga.

Menurut Latang (2013) menghirup lem aibon sudah menjadi sebuah

kebiasaan, dan menyebabkan ketergantungan bagi para remaja, perilaku ini

disebabkan karena dukungan keluarga, teman sebaya, lingkungan dan kondisi

ekonomi keluarga. Survey Yayasan Cinta Anak Bangsa menyebutkan bahwa

remaja yang menggunakan lem 32,2% dalam waktu 0-3 minggu, 34,1%

dalam waktu 2-3 bulan dan 15,9% sampai 35,3 % dalam waktu satu tahun

(Kasim, 2012).

Maraknya perilaku menghirup uap lem aibon kini bukan sesuatu yang

asing lagi bagi para remaja. Kegiatan seperti ini sudah menjadi suatu hal yang

lazim dan sering diperlihatkan oleh mereka. Kebiasaan remaja mengkonsumsi

lem aibon seolah sudah menjadi kebutuhan sehari – hari bagi mereka.

Dampak umum yang terjadi pada remaja pengguna lem aibon mengakibatkan

mereka tidak mempunyai masa depan yang cemerlang. Selalin dampak

umum, perilaku menghirup aibon juga akan membawa dampak negatif

terhadap tubuh. Dampak tersebut diantaranya adalah organ fisik tubuh remaja

mengalami penurunan aktivitas, anggota tubuh menjadi rusak, mulai dari

daya berpikir menurun, jantung, paru – paru, hati, sel darah menjadi

terganggu. Jantung akan lambat memompa darah sehingga memperlambat

oksigen menuju ke otak bila mereka melakukan aktivitas menghirup lem yang

berlebihan akan menyebabkan remaja tersebut mengalami pusing bahkan bisa

hingga pingsan (Husna. dkk, 2016).


Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

tentang Pengaruh Teman Sebaya terhadap Adiksi Lem Aibon pada remaja di

Wilayah Puskesmas Karang Indah

B. Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh Teman Sebaya terhadap Adiksi Lem Aibon pada remaja di

Wilayah Puskesmas Karang Indah?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Pengaruh Teman Sebaya terhadap Adiksi Lem Aibon pada

remaja di Wilayah Puskesmas Karang Indah

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi Rasa ngin tahu pada remaja di Wilayah Puskesmas

Karang Indah

b. Mengidentifikasi keharmonisan rumah pada remaja di Wilayah

Puskesmas Karang Indah

c. Menganalisis Pengaruh Teman Sebaya terhadap Adiksi Lem Aibon

pada remaja di Wilayah Puskesmas Karang Indah

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi remaja

Dapat meningkatkan identitas atau gambaran diri yang positif agar

remaja dapat membuat kepercayaan diri yang menjadi lebih baik, tentu

dapat terhindar dari krisis identitas diri seperti perilaku penyimpangan.


2. Bagi orang tua

Dapat membantu dalam pengembangan pembentukan dan pencarian

identitas atau gambaran diri yang positif. Peran kedua orang tua sangatlah

penting dalam kehidupan di masa remaja, bahwa sangat jelas orang tua

harus mendidik, membimbing, memberikan dukungan dan perhatian.

3. Bagi masyarakat

Dapat memberikan teguran kepada remaja yang menjadi

pengkonsumsi lem atau ngelem dan memberikan penjelasan mengenai

bahayanya yang ditimbulkan dari ngelem.

4. Bagi para peneliti

Dapat meneliti lebih lanjut mengenai perilaku menghisap lem pada

remaja, disarankan agar melakukan penelitian secara langsung agar

mendapatkan hasil yang lebih relevan dan terkini sesuai dengan fenomena

yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai