Program Kerja Ponek

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan
Milenium adalah Deklarasi Mileniumhasil kesepakatan kepala negara dan
perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai
September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun
2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima adalah
meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu
sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang menjadi indikator
untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai
pada tahun 2015.
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan
persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu
dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia
pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa
Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi
Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah
Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%).
(Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013).

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 1


Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan
konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai
penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas
2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh
bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan
(11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan
hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi. Berdasarkan
Survei Demografi Kesehatan Ibu Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB mencapai
32 per 1000 kelahiran hidup. Sementara itu, laporan dari daerah yang
diterima Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah ibu yang meninggal
karena kehamilan dan persalinan pada 2013 sebanyak 5019. Sedangkan
jumlah bayi yang meninggal di Indonesia berdasarkan estiminasi SDKI 2012
mencapai 160.681 anak.
Penyebab kematian pada masa prenatal/neonatal pada umumnya
berkaitan dengan kesehatan ibu selama kehamilan,kesehatan ibu selama
kehamilan,kesehatanjanin selama didalam kandungan dan proses pertolongan
persalinan yang bermasalah.
Pelayanan obstetric dan neonatal regional merupakan upaya
penyediaan pelayanan bagi ibu dan bayi baru lahir secara terpadu dalam
bentuk pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di
Rumah Sakit dan pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
tingkat Puskesmas.
Rumah Sakit PONEK 24 Jam merupakan bagian dari sistem rujukan
dalam pelayanan kedaruratan dalam maternal dan neonatal, yang sangat
berperan dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir. Kunci
keberhasilan PONEK adalah ketersediaan tenaga kesehatan yang sesuai
kompetensi, prasarana, sarana, dan manajemen yang handal.
Untuk mencapai kompetensi dalam bidang tertentu, tenaga kesehatan
memerlukan pelatihan – pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan perubahan prilaku dalam pelayanan kepada pasien.

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 2


BAB II
LATAR BELAKANG

Berdasarkan laporan dari kabupaten/kota, jumlah kasus kematian ibu di


Provinsi NTB selama tahun 2015 adalah 95 kasus, menurun dibandingkan
tahun 2014 dengan 111 kasus.
AKI di Provinsi NTB cenderung fluktuatif,namun apabila dicermati lebih
lanjut, dalam 3 (tiga) tahun terakhir AKI menunjukkan progres positif atau
cenderung menurun. Untuk tahun 2015, kematian ibu terbanyak tetap berada
di Kabupaten Lombok Timur dengan 28 kasus dan belum ada kabupaten yang
ditetapkan sebagai Kabupaten AKINO (Angka Kematian Ibu Nol).
Kejadian kematian ibu terbanyak pada tahun 2015 sama dengan tahun
2014yakni terjadi pada saat nifas sebesar 42,11%, sedangkan kejadian
kematian ibu bersalin sekitar 35,78%, dan kematian ibu pada saat hamil
sekitar 22,11%.Berdasarkan kelompok umur, kematian ibu banyak terjadi pada
usia 20-34 tahunsebanyak 66,52%, usia ≥35 tahun sebanyak 27,37% dan usia
<20 tahun sebanyak 6,31%.
Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun
selama satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama pada pertengahan
tahun itu (termasuk kematian bayi). Angka Kematian Balita kerap dipakai untuk
mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk karena indikator ini merupakan
refleksi sosial ekonomi yang terkait langsung dengan target kelangsungan
hidup anak, status gizi dan lingkungan anak - anak bertempat tinggal termasuk
pemeliharaan kesehatannya. Laporan rutin (pencatatan) petugas kesehatan di
Provinsi NTB mencatat bahwa kasus kematian balita pada tahun 2015
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014. Kasus kematian balita pada
tahun 2014 adalah 1.134 kasus, terdiri dari 1.070 kasus kematian bayi dan 64
kasus kematian anak balita dari 104.358 kelahiran hidup, sedangkan kasus
kematian balita tahun 2015 adalah 1.152 kasus, terdiri dari 1.086 kasus
kematian bayi dan 66 kematian balita dari 104.597 kelahiran hidup.
AKB Provinsi NTB telah mengalami penurunan dalam kurun waktu 2003-
2012, namun masih diatas angka nasional. Menurut data dari Survei Demografi

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 3


dan Kesehatan Indonesia (SDKI) di Provinsi NTB pada tahun 2007 sebesar
72/1000 kelahiran hidup mengalami penurunan menjadi 57/1000 kelahiran
hidup sesuai data SDKI 2012.
Berdasarkan laporan jumlah persalinan di Rumah Sakit Harapan
Keluarga pada tahun 2016 sebanyak 520 persalinan dengan klasifikasi section
secaria sebanyak 369 dan persalinan normal sebanyak 151.

BAB III
TUJUAN

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 4


1. Umum
Meningkatkan pelayanan maternal dan perinatal yang bermutu
dalam upaya penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
di Indonesia.
2. Khusus
a. Terlaksananya manajemen pelayanan maternal dan perinatal dari
aspek administrasi dan manajemen, kompetensi, SDM, fasilitas dan
sarana serta prosedur pelayanan di RS.
b. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan maternal dan perinatal.
c. Pembinaan dan pengawasan pelayanan maternal dan perinatal di RS.

BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Adapun kegiatan pokok pada program PONEK ini antara lain :

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 5


1. Pembentukan tim PONEK
2. Inhouse training bagi tim PONEK
3. Sosialisasi tentang tim PONEK untuk seluruh karyawan RSHK
4. Sosialisasi tentang ruangan PONEK di IGD
5. Merekomendasikan kepada Rumah Sakit untuk pelatihan tentang PONEK
6. Bekerjasama dengan Puskesmas terdekat dari rumah sakit untuk
menerima rujukan pasien, serta menjalin kerjasama dengan Rumah
sakit rujukan untuk keperluan merujuk pasien.

BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan cara :

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 6


1. Pembentukan tim PONEK
2. Inhouse Training Bagi Tim PONEK
Pelatihan tim PONEK akan dilaksanakan dalam bentuk inhouse
training yang akan disampaikan oleh KSM OBGYN
3. Sosialisasi tentang tim PONEK
Sosialiasi ini akan dilaksanakan setelah terbentuknya tim PONEK
RSHK yang telah disetujui oleh Direktur yang akan dihadiri oleh
seluruh karyawan RSHK
4. Sosialisasi tentang ruangan PONEK di IGD
Sosialisasi ini akan dilaksanakan setelah terbentuknya tim PONEK
RSHK yang telah disetujui oleh Direktur yang akan dihadiri oleh
seluruh karyawan RSHK
5. Pelatihan Tim PONEK
Mengirimkan perwakilan karyawan untuk mengikuti pelatihan
tentang PONEK yang di adakan oleh instansi berwenang.
6. Menjalin kerjasama dan MOU dengan Puskesmas dan Rumah
sakit rujukan
Kerjasama dan MOU akan dijalin dengan puskesmas yang
terdekat dari rumah sakit untuk menerima rujukan serta menjalin
kerja sama dengan rumah sakit rujukan untuk keperluan
merujuk pasien dalam hal ini adalah rumah sakit kota Mataram
dan Rumah Sakit Umum Provinsi NTB

BAB VI
SASARAN

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 7


Sasaran kegiatan program kerja Tim PONEK RS. Harapan Keluarga tahun 2017
adalah seluruh petugas yang terlibat dalam pelayanan PONEK di RS Harapan
Keluarga, mulai dari Instalasi Gawat Darurat, Poli Kebidanan, Poli Anak, Kamar
Bersalin, Kamar Operasi, Maternitas, NICU, dan ruang bayi.

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 8


BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO PROGRAM RENCANA WAKTU PELAKSANAAN


MINGGU KE MINGGU KE MINGGU KE BULAN KETERANGAN
3 MARET 1 MEI 2 JUNI JULI

1 Pembentukan Tim PONEK x


2 Inhouse training bagi tim PONEK x
3 Sosialisasi tentang tim PONEK X
4 Sosialisasi ruangan PONEK di IGD x
5 Pelatihan PONEK bagi perwakilan
karyawan
6 Menjalin kerjasama dan MOU
dengan puskesmas dan rumah
sakit rujukan

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 9


BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Rumah Sakit Harapan Keluarga dalam upaya mendukung program


nasional Pemerintah, maka salah satunya harus mengupayakan agar
program PONEK dapat diimplementasikan. Dengan segala keterbatasan
sumber daya (manusia, keuangan, fasilitas, peralatan dan lain-lain) di
Rumah Sakit Harapan Keluarga, PONEK diupayakan dapat berjalan walau
belum maksimal.
Pelaksanaan kegiatan PONEK dilaksanakan setelah Tim PONEK
terbentuk, namun untuk pelatihan PONEK bagi karyawan masih dalam
proses negoisasi dengan instansi terkait. Diharapkan kedepannya Rumah
Sakit Harapan Keluarga dapat mengirim perwakilan karyawannya untuk
melaksanakan pelatihan PONEK. Sehingga program PONEK dapat berjalan
dengan lebih baik lagi di Rumah Sakit Harapan keluarga.

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 10


BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Tim PONEK dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga.


Setelah Tim PONEK telah terbentuk, maka diharapkan Tim PONEK
memiliki berbagai Program kerja. Program Kerja berikut pelaporan dan
evaluasi kegiatan Tim PONEK diserahkan setiap minggu pertama tiap
bulannya kepada Direktur Rumah Sakit Harapan Keluarga.
Segala bentuk pencatatan dan pelaporan dari tiap – tiap program
kerja disimpan sebagai acuan dalam evaluasi kegiatan selanjutnya
sehingga program kerja yang telah disusun dapat terlaksana dengan
baik dan selesai sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 11


BAB X
PENUTUP
Program kerja tim PONEK RS Harapan Keluarga tahun 2021 dibuat
untuk dijadikan acuan bagi pelaksanaan kegiatan penanggulangan dan
penatalaksanaan pasien Obstetry, Neonatal dan Gynecology di Rumah
sakit Harapan Keluarga. Semoga dapat direalisasikan dalam kegiatan
nyata.

RENCANA KERJA TIM PONEK Page 12


RENCANA KERJA TIM PONEK Page 13

Anda mungkin juga menyukai

  • Woc DM
    Woc DM
    Dokumen2 halaman
    Woc DM
    Hanazaky
    Belum ada peringkat
  • SAP Cuci Tangan
    SAP Cuci Tangan
    Dokumen10 halaman
    SAP Cuci Tangan
    Hanazaky
    Belum ada peringkat
  • SAP Discharge Planning
    SAP Discharge Planning
    Dokumen8 halaman
    SAP Discharge Planning
    Hanazaky
    Belum ada peringkat
  • Analisa Pico
    Analisa Pico
    Dokumen4 halaman
    Analisa Pico
    Hanazaky
    Belum ada peringkat
  • Woc DM
    Woc DM
    Dokumen2 halaman
    Woc DM
    Hanazaky
    Belum ada peringkat
  • ANSIS PICO CA. Serviks
    ANSIS PICO CA. Serviks
    Dokumen5 halaman
    ANSIS PICO CA. Serviks
    Hanazaky
    Belum ada peringkat