Makalah Hukum Lingkungan
Makalah Hukum Lingkungan
Makalah Hukum Lingkungan
PENDAHULUAN
Hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma guna mengatur tindakan
atau perbuatan manusia dengan tujuan melindungi lingkungan dari kerusakan, pencemaran
dan kemerosotan mutunya untuk menjamin kelestariannya dan daya dukungnya agar dapat
secara berkelanjutan (sustainable) digunakan secara berkelanjutan oleh generasi sekarang
maupun generasi mendatang. Sebaliknya hukum lingkungan klassik menetapkan ketentuan
dan norma dengan tujuan terutama untuk menjamin penggunaan dan ekploitasi sumber daya
lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal
mungkin dan sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya.1
Lingkungan merupakan semua faktor atau hal yang ada di dalam ruang,baik itu berupa
benda atau suatu keadaan dimana manusia ada didalam nyalengkap dengan berbagai
perilakunya dan diantara kesemuanya akanterjadi hubungan timbal balik dan
saling mempengaruhi. Lingkunganhidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
B. Rumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
5. Pencabutan izin (“intrekking van een vergunning”) melalui proses: teguran, paksaan
pemerintahan, penutupan dan uang paksa.4
Upaya penegakan hukum lingkungan hidup melalui hukum pidana adalah bagaimana
tiga permasalahan pokok dalam hukum pidana ini dituangkan dalam undang-undang yang
sedikit banyak mempunyai peran untuk melakukan rekayasa sosial yaitu yang meliputi
perumusan tindak pidana (criminal act), pertanggungjawaban pidana, dan sanksi (sanction)
baik pidana maupun tata-tertib. Sesuai dengan tujuan yang tidak hanya sebagai alat
ketertiban, hukum lingkungan mengandung pula tujuan pembaharuan masyarakat (social
engineering). Hukum sebagai alat rekayasa sosial sangat penting dalam hukum
lingkungan.Tindak pidana lingkungan hidup dalam KUHP diatur dalam Bab XV, yang
4
Siti Sundari Rangkuti, Inovasi Hukum Lingkungan: Dari Ius Constitutum Ke Ius Constituendum, Airlangga
University Press, Surabaya, 1991, hlm. 8.
terdiri dari 23 pasal, dimulai dari Pasal 97 sampai dengan Pasal 120 UUPPLH. 5 Dalam Pasal
97 disebutkan, bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Bab XV itu adalah
kejahatan. Dengan demikian, mengenai kejahatan terhadap lingkungan hidup diatur dalam
bab tersebut. Di samping dalam UUPPLH, kejahatan terhadap lingkungan hidup juga diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), misalnya dalam Pasal 187, Pasal 188,
Pasal 202, Pasal 203, Pasal 502, dan Pasal 503 KUHP.
5
Helmi, “Hukum Lingkungan dalam Negara Hukum Kese jahteraan Untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelan-
jutan”, Inovatif; Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4. No. 5 Tahun 2011, hlm. 93-103
6
Ibid, hlm. 93.
1. Asas tanggung jawab negara,
2. Asas berkelanjutan,
Dalam konteks ini, Pasal 3 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 menetapkan tujuan
utama UU ini adalah untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingungan hidup. menunjukkan kesadaran pemerintah (Indonesia) akan pentingnya norma
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Bukti keserin dimaksud dapat pula
dilihat Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN), poin (d) yang mencantumkan “mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal, serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-
undang.7
7
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
2005, hlm. 56.
masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan yang direncanakan yang mempengaruhi
sumber daya alam; tindakan untuk menjamin agar konservasi sumber daya alam dan
lingkungan menjadi bagian integral dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembangunan; dan penggunaan wajar dan adill dari sumber daya alam lintas batas”.8
1. Wawasan Nusantara.
4. Prinsip insentif dan disinsentif yang diwujudkan dalam bentuk pungutan pencemaran.
7. Keterpaduan.
8. Ganti kerugian.
9. Sanksi pidana.
9
Rispalman, Sejarah Perkembangan Hukum Lingkungan Di Indonesia, Jurnal Dusturiah. VOL. 8. NO.2, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh, 2018, hlm. 194-194.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Haryono, Waty Suwarty. 2011, Hukum Lingkungan, , Jakarta : Universitas Islam Jakarta.
Rangkuti, Siti Sundari. 1991. Inovasi Hukum Lingkungan: Dari Ius Constitutum Ke Ius
Helmi, 2011. “Hukum Lingkungan dalam Negara Hukum Kese jahteraan Untuk
Mewujudkan Pembangunan Berkelan- jutan”, Inovatif; Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4. No. 5.