Makalah Hukum Lingkungan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hukum lingkungan merupakan seperangkat peraturan yang mengatur mengenai


perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup melalui tindakan penataan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,
dan penegakan hukum. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan usaha dan upaya yang
sifatnya terpadu, komprehensip dan integral, dalam rangka melestarikan fungsi lingkungan
hidup melalui tindakan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,
pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Dalam hal ini berbagai peraturan tersebut
tidak hanya mengatur hubungan antara manusia dan manusia, tetapi juga mengatur
hubungan manusia dan lingkungan hidupnya. Misalnya bagaimana cara atu upaya dalam
menjaga agar sumber daya alam yang tersedia tatap digunakan dan dimanfaatkan secara baik
dann bijak agar dapat terjaga kelestariannya seberapa besar dapat dilakukan eksploitasi suatu
bahan tambang sehingga tetap dapat dikendalikan persediannya.

Hukum lingkungan modern menetapkan ketentuan dan norma guna mengatur tindakan
atau perbuatan manusia dengan tujuan melindungi lingkungan dari kerusakan, pencemaran
dan kemerosotan mutunya untuk menjamin kelestariannya dan daya dukungnya agar dapat
secara berkelanjutan (sustainable) digunakan secara berkelanjutan oleh generasi sekarang
maupun generasi mendatang. Sebaliknya hukum lingkungan klassik menetapkan ketentuan
dan norma dengan tujuan terutama untuk menjamin penggunaan dan ekploitasi sumber daya
lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal
mungkin dan sebanyak-banyaknya dalam jangka waktu yang sesingkat-singkatnya.1

Lingkungan hidup yang terganggu keseimbangannya perlu dikembalikanfungsinya


sebagai kehidupan dan memberi manfaat bagi kesejahteraanmasyarakat dan
keadilan antar generasi dengan cara meningkatkanpembinaan dan penegakan hukum.
1
Waty Suwarty Haryono, Hukum Lingkungan, , Jakarta : Universitas Islam Jakarta, 2011, Hlm. 14.
Kasus pencemaran dan perusakan lingkungan ini adalah sangatberbahaya bagi
kesejahteraan umat manusia. Apalagi pencemaran danperusakan lingkungan di
lakukan oleh perusahaan-perusahaan yangbergerak dalam berbagai bidang kegiatan,
baik itu pertambangan,kehutanan dan lain-lain. Kalau ini terjadi yang rugi bukan satu dua
orangsaja melainkan seluruh umat manusia dibumi ini. Oleh karena itu aspek penegakan
hukum memerlukan perhatian dan aksi pemberdayaan secaramaksimal terutama pada
perusahaan yang melakukan perusakan dan pencemaran lingkungan.

Lingkungan merupakan semua faktor atau hal yang ada di dalam ruang,baik itu berupa
benda atau suatu keadaan dimana manusia ada didalam nyalengkap dengan berbagai
perilakunya dan diantara kesemuanya akanterjadi hubungan timbal balik dan
saling mempengaruhi. Lingkunganhidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, danmakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

Dalam rangka pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat umum tapi


tetap perlu diperhatikan pula keterbatasan sumber daya yang ada dan tersedia serta daya
dukungnya, agar tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan hidup. Berbagai hal itu
menyebabkan pelaksanaan pembangunan yang dilakukan haruslah pembangunan
berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Untuk itu perlu penulis tertarik untuk mengkaji
hukum lingkungan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan ruang lingkup hukum lingkungan?

2. Bagaimana penegakkan hukum lingkungan secara administrasi, pidana dan perdata?

3. Apa asas-asas hukum lingkungan dan kebijakan dalam UULH?

C. Manfaat Penulisan

1. Mendeskripsikan pengertian dan ruang lingkup hukum lingkungan.

2. Mengidentifikasi penegakkan hukum lingkungan secara administrasi, pidana dan perdata.


3. Mendeskripsikan asas-asas hukum lingkungan dan kebijakan dalam UULH.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Hukum Lingkungan

Hukum Lingkungan dibedakan antara Hukum Lingkungan Modern yang berorientasi


kepada lingkungan atau environment oriented law dan Hukum Lingkungan klasik yang
berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use oriented law. Hukum Lingkungan
modern menetapkan ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia
dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi
untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus-menerus digunakan oleh
generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang. Sebaliknya Hukum Lingkungan
klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma dengan tujuan terutama sekali untuk
menjamin penggunaan dan eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan berbagai
akal dan kepandaian manusia guna mencapai hasil semaksimal mungkin dan dalam jangka
waktu yang sesingkat-singkatnya.

Hukum Lingkungan modern berorientasi kepada lingkungan sehingga sifat dan


wataknya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri. Dengan demikian,
lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi kepada lingkungan ini maka Hukum
Lingkungan modern memiliki sifat utuh-menyeluruh atau komprehensif-integral, selalu
berada dalam dinamika dengan sifat dan wataknya yang luwes, sedang sebaliknya Hukum
Lingkungan klasik bersifat sektoral, serba kaku, dan sukar berubah.

Drupsteen mengemukakan, bahwa Hukum Lingkungan (Milieurecht) adalah hukum


yang berhubungan dengan lingkungan alam (natuurlijk milieu) dalam arti seluas-luasnya.
Ruang lingkupnya berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan
lingkungan. Dengan demikian, hukum lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi
pengelolaan lingkungan. Demikian pula terdapat hukum lingkungan keperdataan
(privaatrechtelijk milieurecht), hukum lingkungan ketatanegaraan (staatsrechtelijk
milieurecht), hukum lingkungan kepidanaan (strafrechtelijk milieurecht), sepanjang bidang-
bidang hukum ini memuat ketentuanketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup.
Menurut Prof. Koesnadi, Hukum Lingkungan di Indonesia dapat meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:

1. Hukum Tata Lingkungan, selanjutnya disingkat HTL, mengatur penataan lingkungan


hidup guna mencapai keselarasan hubungan antara manusia dan lingkungan hidup, baik
lingkungan hidup fisik maupun lingkungan hidup sosial budaya. Bidang garapannya
meliputi tata ruang, tata guna tanah, tata cara peran serta masyarakat, tata cara
peningkatan upaya pelestarian kemampuan lingkungan, tata cara penumbuhan dan
pengembangan kesadaran masyarakat, tata cara perlindungan lingkungan, tata cara ganti
kerugian, dan pemulihan lingkungan serta penataan keterpaduan pengelolaan lingkungan
hidup. Hukum Tata Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi penataan
lingkungan hidup yang dapat mencakup segi lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
budaya. Ia mengatur tatanan kegunaan dan penggunaan lingkungan untuk berbagai
keperluan melalui tata cara konkret dalam rangka melestarikan kemampuan lingkungan
yang serasi dan seimbang.

2. Hukum Perlindungan Lingkungan, merupakan peraturan perundangundangan di bidang


pengelolaan lingkungan yang berkaitan dengan lingkungan biotis.

3. Hukum Kesehatan Lingkungan adalah hukum yang berhubungan dengan kebijaksanaan


di bidang kesehatan lingkungan, dengan pemeliharaan kondisi air, tanah dan udara, dan
pencegahan kebisingan.

4. Hukum Pencemaran Lingkungan, misalnya dalam kaitan dengan pencemaran oleh


industri.

5. Hukum Lingkungan Transnasional/Internasional, dalam kaitannya dengan hubungan


antarnegara.

6. Hukum Sengketa Lingkungan, misalnya dalam kaitannya dengan penyelesaian masalah


ganti kerugian.

Dipandang dari sudut sifatnya maka peraturan perundang-undangan sampai


diterbitkannya Undang-undang No. 4 Tahun 1982 merupakan produk-produk hukum yang
berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use oriented law. Dengan diundangkannya
Undang-undang No. 4 Tahun 1982 dimulailah suatu tahap baru, yaitu pengembangan
peraturan perundangundangan yang diarahkan kepada produk-produk hukum yang
berorientasi kepada lingkungan itu sendiri atau environment oriented law.2

B. Penegakan Hukum Lingkungan

Penegakan hukum adalah proses pemungsian norma-norma hukum secara nyata


sebagai pedoman perilaku atau hubungan hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.Di Indonesia, regulasi yang mengatur tentang perlindungan
hidup diatur dalamUndang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Di dalam regulasi itu, ada 3 cara penegakan hukum
yang bisa dilakukan dalam upaya perlindungan lingkungan hidup. Tiga penegakan hukum
itu adalah Penegakan hukum administrative, Penegakan hukum pidana, Penegakan hukum
perdata.

Penegakan Hukum Lingkungan adalah upaya untuk mencapai ketaatan terhadap


peraturan perundang-undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui sarana pengawasan dan penerapan sanksi administrasi, penegakan hukum
perdata dan penegakan hukum pidana. Penegakan hukum lingkungan tidaklah semata-
mata dalam pengertian tradisional “mempertahankan” (handhaving) hukum
lingkungan dari berbagai pelanggaran yang menimbulkan kerusakan, pencemaran atau
menurunnya mutu lingkungan. Mempertahankan hukum hanya satu aspek dari upaya
menegakkan hukum, tidak kalah penting adalah mendorong agar hukum
dilaksanakan sebagaimana mestinya. Inti dari fungsi dan tujuan dari hukum lingkungan
adalah agar lingkungan seperti bumi, air, udara dan lain-lain dapat tetap bermanfaat
dan dinikmati oleh orang perorang maupun komunitas demi kesejahteraan dan sebesar-
besarnya kemakmuran.3

Penegakan hukum lingkungan administratif bertujuan untuk menghentikan


pencemaran lingkungan langsung pada sumbernya sesuai dengan prinsip pengawasan dan
penerapan sanksi administrasi. Pengawasan secara periodik dilakukan terhadap kegiatan
2
Koesnadi Hardjasoemantri dan Harry Supriyono, “Sejarah Perkembangan Hukum Lingkungan”, Modul 1, Hlm. 1-
6. Diakses dari http://repository.ut.ac.id/4372/1/LING1121-M1.pdf, pada tanggal 08 Desember 2022.
3
Marsudin Nainggolan, “Penegakakan Hukum Lingkungan Hidup Melalui Sistem Peradilan Pidana”, Jurnal Ilmu
Hukum “THE JURIS”, Vol. V, No. 2, 2021, hlm. 330-333.
yang memiliki izin lingkungan sebagai upaya pemantauan penaatan persyaratan perizinan
oleh instansi yang berwenang memberi izin lingkungan. Dasar hukum umum pengawasan
sebagai sarana penegakan hukum lingkungan administratif dalam pengendalian pencemaran
(lingkungan) di Indonesia adalah Pasal 71-75 UU PPLH. Pasal 74 (1) UUPPLH menetapkan
beberapa kewenangan pengawas, yaitu: melakukan pemantauan, meminta keterangan,
membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan, memasuki
tempat tertentu, memotret, membuat rekaman audio visual, mengambil sampel, memeriksa
peralatan, memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi, dan menghentikan pelanggaran
tertentu.

Penerapan sanksi administrasi merupakan konsekuensi lanjutan dari tindakan


pengawasan Sanksi administrasi mempunyai "fungsi instrumental": pengendalian perbuatan
terlarang dan terdiri atas:

1. Paksaan pemerintahan atau tindakan paksa (“bestuursdwang” atau “executive coercion”);

2. Uang paksa (“publiekrechtelijke dwangsom” atau “coercive sum”);

3. Penutupan tempat usaha (“sluiting van een inrichting”);

4. Penghentian kegiatan mesin perusahaan (“buitengebruikstelling van een toestel”);

5. Pencabutan izin (“intrekking van een vergunning”) melalui proses: teguran, paksaan
pemerintahan, penutupan dan uang paksa.4

Upaya penegakan hukum lingkungan hidup melalui hukum pidana adalah bagaimana
tiga permasalahan pokok dalam hukum pidana ini dituangkan dalam undang-undang yang
sedikit banyak mempunyai peran untuk melakukan rekayasa sosial yaitu yang meliputi
perumusan tindak pidana (criminal act), pertanggungjawaban pidana, dan sanksi (sanction)
baik pidana maupun tata-tertib. Sesuai dengan tujuan yang tidak hanya sebagai alat
ketertiban, hukum lingkungan mengandung pula tujuan pembaharuan masyarakat (social
engineering). Hukum sebagai alat rekayasa sosial sangat penting dalam hukum
lingkungan.Tindak pidana lingkungan hidup dalam KUHP diatur dalam Bab XV, yang

4
Siti Sundari Rangkuti, Inovasi Hukum Lingkungan: Dari Ius Constitutum Ke Ius Constituendum, Airlangga
University Press, Surabaya, 1991, hlm. 8.
terdiri dari 23 pasal, dimulai dari Pasal 97 sampai dengan Pasal 120 UUPPLH. 5 Dalam Pasal
97 disebutkan, bahwa tindak pidana sebagaimana dimaksud pada Bab XV itu adalah
kejahatan. Dengan demikian, mengenai kejahatan terhadap lingkungan hidup diatur dalam
bab tersebut. Di samping dalam UUPPLH, kejahatan terhadap lingkungan hidup juga diatur
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), misalnya dalam Pasal 187, Pasal 188,
Pasal 202, Pasal 203, Pasal 502, dan Pasal 503 KUHP.

Dalam penegakan lingkungan hidup melalui pendekatan hak gugat perdata,


dikarenakan pihak penggugat tidak hanya menderita kerugian materiil akan tetapi dapat pula
dirugikan atas rusaknya lingkungan hidup di sekitar tempat tinggalnya. Pada beberapa
putusan perdata di bidang lingkungan hidup ditemukan adanya putusan yang merupakan hal
yang baru dalam perkembangan hukum lingkungan di Indonesia. Dalam hal hak gugat,
Pengadilan Negeri Samarinda telah mengakomodir hak gugat warga negara yang dikenal
juga dengan citizen lawsuit (action popularis). Apabila gugatan diajukan oleh pemerintah
melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) maka perkembangannya
mengarah pada pro natura yaitu sistem pembuktian yang menerapkan konsep strict liability
sehingga KLHK sebagai penggugat tidak perlu lagi membuktikan tentang adanya kesalahan
tergugat. Namun demikian tidak seluruh putusan tersebut diikuti dengan hukuman untuk
memulihkan lingkungan yang telah rusak dan/atau tercemar.6

C. Asas-asas Hukum Lingkungan dan Kebijakan dalam UULH

Asas hukum lingkungan dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang


Pengelolaan Lingkungan Hidup dicantumkan dalam Pasal 3 yang berbunyi “Pengelolaan
lingkungan hidup yang diselenggarakan dengan asas tanggung jawab negara, asas
berkelanjutan, dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa”. Pasal ini mengandung 4 (empat) asas hukum lingkungan,
yaitu:

5
Helmi, “Hukum Lingkungan dalam Negara Hukum Kese jahteraan Untuk Mewujudkan Pembangunan Berkelan-
jutan”, Inovatif; Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4. No. 5 Tahun 2011, hlm. 93-103
6
Ibid, hlm. 93.
1. Asas tanggung jawab negara,

2. Asas berkelanjutan,

3. Asas manfaat, dan

4. Asas pembangunan berkelanjutan.

Dalam konteks ini, Pasal 3 Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 menetapkan tujuan
utama UU ini adalah untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang berwawasan
lingungan hidup. menunjukkan kesadaran pemerintah (Indonesia) akan pentingnya norma
pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Bukti keserin dimaksud dapat pula
dilihat Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara
(GBHN), poin (d) yang mencantumkan “mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal, serta penataan ruang, yang pengusahaannya diatur dengan undang-
undang.7

Di samping pencantuman asas pembangunan berkelanjutan (sustainable development)


sebagai fokus utama dalam Pasal 3 ini, pencantuman asas tanggung jawab negara dan asas
manfaat merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan asas hukum lingkungan.
Kedua asas tersebut dapat katakan sebagai bentuk penjabaran atas gagasan prinsip yang
diajukan oleh Experts Group on Enviromental dan telah diterima oleh World Commission on
Environment and Development (WCED). Menurut Koesnadi Hardjasoemantri “prinsip-
prinsip tersebut meliputi prinsip hukum umum, hak dan kewajiban di antaranya: hak
fundamental manusia atas lingkungan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan
manusia; konservasi lingkungan dan sumber daya alam untuk kepentingan generasi sekarang
dan mendatang; pelestarian keanekaragaman hayati, serta pemeliharaan ekosistem dan
proses ekologis yang esensial bagi berfungsinya biosfer; penetapan baku mutu lingkungan
tertentu dan pelaksanaan sistem pemantauan untuk membuat evaluasi tentang kualitas
lingkungan dan pemanfaatan sumber daya; pemberitahuan tepat waktu, akses dan hak

7
Koesnadi Hardjasoemantri, Hukum Tata Lingkungan, Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
2005, hlm. 56.
masyarakat dalam kaitannya dengan kegiatan yang direncanakan yang mempengaruhi
sumber daya alam; tindakan untuk menjamin agar konservasi sumber daya alam dan
lingkungan menjadi bagian integral dari perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
pembangunan; dan penggunaan wajar dan adill dari sumber daya alam lintas batas”.8

UULH diharapkan mampu menampung perkembangan baru di bidang hukum


lingkungan dan memiliki keluwesan yang diperlukan terhadap kebutuhan hukum.Undang-
undang tersebut praktis memuat semua segi pengelolaan lingkunga hidup, sehingga dapat
dijadikan dasar bagi pengaturan lebih lanjut dalam menghadapi peningkatan pencemaran
lingkungan di masa mendatang. Beberapa ketentuan Undang-undang Lingkungan Hidup
memuat prinsipprinsip hukum lingkungan nasional maupun internasional yang mempunyai
implikasi terhadap pembangunan nasional, yaitu:

1. Wawasan Nusantara.

2. Hak atas lingkungan yang baik dan sehat.

3. Prinsip pencemar membayar.

4. Prinsip insentif dan disinsentif yang diwujudkan dalam bentuk pungutan pencemaran.

5. Sistem perizinan dan sanksi administrasi.

6. Pern serta masyarakat.

7. Keterpaduan.

8. Ganti kerugian.

9. Sanksi pidana.

Prinsip-prinsip hukum lingkungan tersebut diatas dituangkan sebagai kebijaksanaan


lingkungan dalam UULH dan memerlukan pengkajian yang dalam untuk dapat dijabarkan
lebih lanjut dalm peraturan perundang-undangan lingkungan sebagai pelaksanaan UULH.
Materi mengenai bidang lingkungan sangat luas, mencangkup segi-segi dari angkasa sampai
perut bumi dan dasar laut, dan meliputi sumber daya manusia, dan lain sebaginya. Bidang
8
Ibid, hlm. 16.
yang demikian luas tidak mungkin diatur secara lengkap dalam satu undang-undang tetapi
memerlukan seperangkat peraturan perundang-undangan dengan arah dan ciri yang serupa.9

9
Rispalman, Sejarah Perkembangan Hukum Lingkungan Di Indonesia, Jurnal Dusturiah. VOL. 8. NO.2, Universitas
Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh, 2018, hlm. 194-194.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hukum lingkungan adalah hukum yang mengatur berhubungan dengan lingkungan


alam (natuurlijke milieu) dalam arti seluasluasnya. Ruang lingkupnya berkaitan dan
ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan dan hukum lingkungan merupakan
intrumen yuridis bagi pengelolaan lingkungan. Dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup ada 3 cara penegakan hukum yang bisa dilakukan dalam upaya
perlindungan lingkungan hidup. Tiga penegakan hukum itu adalah Penegakan hukum
administrative, Penegakan hukum pidana, Penegakan hukum perdata. Banyaknya alternatif
mekanisme dalam penegakan hukum lingkungan, baik secara administratif, kepidanaan
maupun keperdataan belum mampu menjamin semakin berkurangnya permasalahan
lingkungan. Dalam konteks penegakan hukum kepidanaan juga belum mampu memberikan
efek yang signifikan bagi perlindungan lingkungan. Terhadap tindak pidana lingkungan ini
jelas dibutuhkan langkah-langkah hukum yang ditangani secara profesional oleh aparatur
kepolisian, PPNS, kejaksaan dan hakim yang bersertifikasi lingkungan. Asas-asas hukum
lingkungan, yaitu: Asas tanggung jawab negara, Asas berkelanjutan, Asas manfaat, dan Asas
pembangunan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Waty Suwarty. 2011, Hukum Lingkungan, , Jakarta : Universitas Islam Jakarta.

Koesnadi Hardjasoemantri dan Harry Supriyono, “Sejarah Perkembangan Hukum

Lingkungan”, Modul 1, Hlm. 1-6. Diakses dari http://repository.ut.ac.id/4372/1/LING1121-

M1.pdf, pada tanggal 08 Desember 2022.

Nainggolan, Marsudin, 2021, “Penegakakan Hukum Lingkungan Hidup Melalui Sistem

Peradilan Pidana”, Jurnal Ilmu Hukum “THE JURIS”, Vol. V, No. 2.

Rangkuti, Siti Sundari. 1991. Inovasi Hukum Lingkungan: Dari Ius Constitutum Ke Ius

Constituendum, Airlangga University Press, Surabaya.

Helmi, 2011. “Hukum Lingkungan dalam Negara Hukum Kese jahteraan Untuk

Mewujudkan Pembangunan Berkelan- jutan”, Inovatif; Jurnal Ilmu Hukum, Vol 4. No. 5.

Hardjasoemantri, Koesnadi . 2005. Hukum Tata Lingkungan, Edisi Kedelapan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University.

Rispalman, 2018. “Sejarah Perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia, Jurnal

Dusturiah. VOL. 8. NO.2.

Anda mungkin juga menyukai