Keperawatan Bencana (Stadion Kanjuruhan Malang)
Keperawatan Bencana (Stadion Kanjuruhan Malang)
Keperawatan Bencana (Stadion Kanjuruhan Malang)
AREMA FC VS PERSEBAYA
1 OKTOBER 2022
DISUSUN OLEH:
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk bekerja
bersama untuk menyelesaikan makalah ini. Atas limpahan rahmat dan hidayah
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Keperawatan
Bencana.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu menuntun kita menuju jalan yang benar.
Wasalammualaikum Wr. Wb
kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. TUJUAN
ISI
Sepanjang pertandingan itu sendiri, situasi keamanan berjalan lancar dan tanpa
insiden besar. Setelah pertandingan berakhir, di mana Persebaya mengalahkan Arema
3–2 – kemenangan tandang pertama Persebaya di Arema, empat penonton dari tribun 9
dan 10 memasuki lapangan untuk berfoto bersama para pemain Arema. Menurut
seorang saksi, mereka dikejar oleh polisi, yang melepas baju mereka dan memukuli
mereka; Hal ini memicu suporter lain untuk masuk ke area lapangan.
Sekitar 3.000 pendukung Arema, dijuluki Aremania , menyerbu lapangan .
Penonton pertama yang menyerbu lapangan datang dari tribun 12. Mereka
berhamburan di sekitar lapangan mencari pemain dan ofisial timnya, menuntut
penjelasan tentang kekalahan "setelah 23 tahun tak terkalahkan di kandang" melawan
rivalnya, Persebaya. Petugas keamanan dan polisi mencoba mengalihkan lebih banyak
Aremania dari lapangan, tetapi tidak berhasil. Kemudian Aremania terus melempari
benda-benda, merusak kendaraan polisi dan menyalakan api di dalam stadion, memaksa
pemain Persebaya untuk buru-buru berlindung di dalam ruang ganti dan kemudian
digiring lagi ke pengangkut personel lapis baja polisi selama satu jam sebelumnya.
mereka bisa meninggalkan stadion.
Setelah "tindakan pencegahan" gagal, polisi mulai menggunakan gas air mata
untuk membubarkan para perusuh di lapangan. Awalnya, polisi menembakkan gas air
mata ke arah stand 12, dengan sasaran 10,11, dan 14 kemudian menjadi sasaran, disusul
tribun selatan dan utara. Ini mempengaruhi Aremania menyerang lapangan dan orang
lain di sana, menyebabkan Aremania berlari untuk satu titik keluar (gerbang 12-14)
untuk menghindari gas air mata. Semua gerbang dikunci kecuali gerbang 14, dengan
sebagian besar korban kemudian ditemukan di gerbang 13 dan 14, yang mengakibatkan
kerumunan massa dan sesak napas . Gas air mata juga dikerahkan di luar stadion.
Listyo mengklaim 11 tembakan gas air mata ditembakkan dalam bencana ini (7
tembakan ke selatan, 1 tembakan ke utara dan 3 tembakan ke lapangan).
sementara The Washington Post melaporkan bahwa polisi menembakkan
setidaknya 40 butir gas air mata ke arah kerumunan dalam waktu 10 menit. Polisi
mengatakan bahwa sepuluh kendaraan polisi dan tiga kendaraan pribadi dihancurkan
oleh Aremania. Segera setelah kerusuhan, lobi para pemain dan ruang ganti digunakan
sebagai pos evakuasi darurat, dengan para pemain dan pejabat Arema membantu
mengevakuasi para korban yang masih berada di stadion. Para korban dibawa ke rumah
sakit dengan ambulans dan truk Angkatan Darat Indonesia . Banyak yang meninggal
dalam perjalanan ke atau selama perawatan.
- Memperbaiki fasilitas yang rusak seperti pintu stadion, tembok stadion yang hancur
karna untuk jalur evakuasi korban, pegangan tanggan stadion yang rusak karna
terjadi penumpukan supporter disana, meng cat kembali area tribun yang terkena
ceceran darah dari supporter.
- Membeli kembali mobil-mobil polisi yang di bakar oleh suporter agar bisa dipakai
untuk berjaga lagi jika ada pertandingan bola.
4. Pencegahan/ ( prevention)
- Membangun tambahan pintu stadion baik pintu utama dan pintu darurat.
- Memperlebar/memperbesar ukuran pintu stadion.
- Memperbaiki kontruksi tangga agar tidak terlalu curam .
- Membangun ruangan unit kesehatan agar jika ada suporter yang kondisinya
menurun dan terdapat luka ringan bisa langsung di obati.
- Menyediakan mobil pemadam kebakaran agar jika terjadi kerusuhan bisa di
semprot dengan water canon dan tidak menggunakan gas air mata.
5. Mitigasi/(mitigation)
- Membuat web untuk pembelian tiket dengan jumlah tidak melebihi kapasitas
stadion dan dengan syarat tertentu, agar tidak terjadi penumpukan di luar stadion
dan meminimalisir tingkat calo tiket.
- Memonitoring situasi acara pertandingan dan bekerja sama dengan RS, Klinik,
aparat, agar jika ada kerusuhan bisa saling bantu-membantu.
6. Kesiapsiagaan( preparedness)
- Melakukan pembekalan kepada aparat agar bisa menghalau kerusuhan.
- Melakukan gladi kepada aparat agar bisa menangani kerusuhan dengan sesuai sop.
- Menyiapkan posko di luar stadion yang di dirikan oleh aparat agar para supporter
bisa langsung melapor jika ada hal yang tidak di inginkkan.
2.4. PERMASALAH BENCANA STADION KANJURURAN MALANG