Strategi Pengelolaan Perikanan Di Waduk Sempor
Strategi Pengelolaan Perikanan Di Waduk Sempor
Strategi Pengelolaan Perikanan Di Waduk Sempor
Abstrak
Waduk Sempor merupakan salah satu tipologi sumber daya perairan umum daratan yang
bersifat multiguna, yang salah satu pemanfaatannya adalah untuk perikanan baik perikanan
tangkap maupun budidaya. Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan strategi yang tepat dalam
pengelolaan perikanan di Waduk Sempor, Kabupaten Kebumen. Stakeholders yang termasuk
dalam kategori key players adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kebumen, Balai
Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Kebumen Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas
Sumberdaya Air dan Energi Mineral Kebumen dan masyarakat. Masyarakat khususnya nelayan
di Waduk Sempor tergolong sebagai stakeholder primer karena berkepentingan secara langsung
terhadap sumberdaya perikanan yang terdapat di Waduk Sempor, serta memiliki pengaruh
dalam pengelolaan. Pengaruh masyarakat dalam pengambilan keputusan dalam pengelolaan
perikanan di waduk Sempor tergolong cukup.
Pendahuluan
Sumber daya perikanan perairan umum daratan umumnya bersifat common pool resource dan
bersifat komplek jika dipandang dari segi kategori serta jumlah pemanfaatnya. Seringkali pada
satu badan air yang sama ditemukan berbagai jenis pemanfaat sumber daya. Sementara
eksternalitas yang dihasilkan oleh satu pemanfaat akan berpengaruh terhadap pemanfaat
lainnya, baik menguntungkan atau pun merugikan. Salah satu tipologi perairan umum adalah
waduk. Waduk merupakan tempat menampung air yang dibentuk dari sungai atau rawa dengan
tujuan tertentu yang umumnya mempunyai berbagai fungsi . Fungsi utama waduk umumnya
adalah sebagai penyedia air baik sebagai sumber air minum, irigasi sawah maupun pembangkit
listrik seperti di Waduk Jatiluhurur, Waduk Cirata maupun Waduk Perkembangan budidaya KJa
yang tidak terkendali justru menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas sumber daya air
di waduk akibat limbah pakan . Waduk Sempor merupakah salah satu waktu yang waduk yang
memiliki fungsi-fungsi strategis, sehingga banyak pihak yang mempunyai kepentingan terhadap
waduk tersebut. Salah satu fungsi tersebut adalah sebagai sumber mata pencaharian nelayan
tangkap. Sebagai nelayan tangkap di waduk yang memiliki sumber daya ikan yang
terbatas, nelayan dihadapkan pada permasalahan semakin menurunnya potensi ikan target.
METODOLOGI
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2016 di Waduk Sempor, Kabupaten Kebumen.
1) Sebagai lokasi penebaran benih yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya
pada Tahun 2016;
2) Bersinergi dengan kegiatan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Badan Penelitian
dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.
Jenis, Sumber dan Teknis Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan metode survey, dimana informasi dikumpulkan dari sebagian populasi
untuk mewakili seluruh populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
pokok. Teknik pengumpulan data lainnya yang digunakan yaitu melalui focus group discussion
dan studi literatur. Pemilihan responden dilakukan secara purposive, meliputi pengelola
waduk, pemanfaat sumber daya waduk, dan akademisi.
4. Penyediaan air minum untuk Gombong, Karanganyar, Kebumen, sebanyak 100 lt/detik.
5. Perikanan darat bebas dan dengan keramba
Optimasi pemanfaatan Waduk Sempor dapat dilakukan dengan penebaran benih ikan
planktivora dan dapat mengisi daerah pelagis sebanyak 103.518-242.388 ekor dengan rata-rata
140.174 ekor dan frekwensi penebaran dua kali dalam setahun serta pengendalian ikan asing
invasif. Selama bendungan terawat dengan baik, seluruh fungsi di atas dapat berjalan dengan
baik pula.
Hal ini disebabkan kondisi keaktifan kelompok yang berbeda yang berpengaruh terhadap
kemampuan kelompok untuk menunjukkan eksisensinya dalam setiap proses pengambilan
keputusan pengelolaan waduk. Keanggotaan dalam kelompok dibatasi orang yang tinggal di
wilayah sekitar yang berprofesi sebagai nelayan Waduk Sempor.
Kohesi Kelompok
Hal yang berpengaruh terhadap tingkat kohesifitas kelompok di Sempor adalah
Pembentukan kelompok yang didasari oleh desakan pihak luar, misalnya untuk memenuhi
persyaratan penerimaan bantuan pemerintah akan memiliki kohesifitas yang rendah
dibandingkan dengan kelompok yang dibentuk berdasarkan kepentingan dan solidaritas
bersama.
Organisasi
Organisasi pengelola sumber daya perikanan di Waduk Sempor yaitu kelompok nelayan yang
memiliki tujuan mempersatukan dan mensejahterakan nelayan. Selain kelompok nelayan, ada
juga Kelompok Masyarakat Pengawas yang berperan mengawasi mekanisme pemanfaatan
sumber daya perairan waduk agar tetap lestari.
Manfaat pengelolaan
Adanya mekanisme pengelolaan yang dilakukan oleh kelompok nelayan, menumbuhkan tingkat
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya ikan di waduk. Bentuk partisipasi
tersebut diantaranya terbentuk aturan-aturan yang disepakati bersama dan bersifat mengikat
baik untuk anggota kelompok maupun pemanfaat sumber daya dari luar. Jadi, hal yang diatur
secara bersama adalah penggunaan alat tangkap, kewajiban iuran yang besarannya
berdasarkan alat tangkap dan jumlah hasil tangkapan, serta wilayah penangkapan. Setiap orang
yang akan memasuki lokasi Waduk Sempor dikenakan retribusi sebesar Rp 4.000,- untuk
dewasa dan Rp. 2.000,- untuk anak-anak.
Salam dan Noguchi stakeholder dapat didefinisikan sebagai orang, kelompok atau lembaga
yang memiliki perhatian dan/atau dapat mempengaruhi hasil suatu kegiatan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa stakeholders adalah semua pihak baik secara individu maupun
kelompok yang dapat dipengaruhi dan/atau memengaruhi pengambilan keputusan serta
pencapaian tujuan suatu kegiatan Berdasarkan keterkaitannya terhadap suatu keputusan atau
suatu kegiatan, Townsley kemudian membedakan stakeholders menjadi dua yaitu stakeholders
primer dan stakeholders sekunder.
BBWS Opak Serayu, BWS Opak Serayu merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis
Kementerian Pekerjaan Umum yang bertugas mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang
berkelanjutan bagi masyarakat.
Adapun stakeholders sekunder dalam pengelolaan Waduk Sempor terdiri dari Dinas Sumber
daya Air dan Energi Mineral Kabupaten Kebumen.
Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi yang terlibat dalam pengelolaan Waduk
Sempordiantaranya adalah Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Hasil
penelitian yang dimaksud meliputi kajian terhadap ekosistem, sumber daya, ekologi, sosial dan
ekonomi dari pengelolaan Waduk Sempor.
Pemetaan Stakeholders
Berdasarkan pengaruh dan kepentingannya , maka stakeholders dalam pengelolaan perikanan
di Waduk Sempor dapat dikategorikan menjadi dua yaitu key players dan Crowd. Stakeholders
yang termasuk dalam kategori key players adalah DKP Kabupaten Kebumen, BBWS Serayu
Opak, Disbudpar Kebumen, DSA Kebumen dan masyarakat.
Budidaya atau yang lebih dikenal dengan Culture Based Fishery . Perikanan tangkap berbasis
budidaya adalah upaya yang dilakukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan produktivitas alami
perairan melalui konservasi sumber daya makanan alami menjadi biomassa ikan tanpa merusak
lingkungan.
CBF merupakan cara pemanfaatan sumber daya alam yang efektif untuk pemenuhan kebutuhan
pangan yang berasal dari ikan di Kawasan Pedesaan. Optimalisasi produktivitas perairan dalam
memproduksi ikan secara berkelanjutan di Waduk Sempor menurut Umar et al. Kelompok Nila
Jaya dapat difungsikan sebagai kelompok pengelola CBF di Waduk Sempur, namun harus
diperkuat melalui kegiatan bimbingan teknis terutama dalam hal pengetahuan, komitmen, aturan
dan sanksi yang akan diberlakukan sebelum program CBF ini diimplementasikan.
Beberapa tahapan yg harus dilakukan dalam implementasi CBF di Waduk Sempor yaitu :
1. Penyiapan sarana dan prasarana penyedia benih yang akan ditebar di Waduk atau yang
dikenal dengan "Panti Benih". Benih yang diproduksi dapat berasal dari balai benih milik
pemerintah atau Unit Pembenihan Rakyat (UPR).
2. Sebelum dilakukan penebaran, harus dilakukan Aklimatisasi terhadap benih yang akan
ditebar. Hal ini perlu dilakukan sebagai upaya adaptasi benih ikan terhadap lingkungan baru
yang akan dimasukinya.
3. Penebaran dilakukan dengan memperhatikan ketepatan waktu penebaran, cara, kuliatas dan
jumlah padat tebar.
4. Selama jangka waktu tertentu dilakukan monitoring terhadap pertumbuhan ikan terutama
untuk menentukan jumlah pakan, adanya hama penyakit serta waktu panen yang tepat
Kegiatan pengembangan perikanan tangkap berbasis budidaya merupakan suatu upaya yang
telah berhasil diterapkan dalam kerangka pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan
perairan umum, khususnya di perairan waduk. Keberhasilan program CBF tidak terlepas dari
upaya pembentukan dan pengembangan kelembagaan yang berfungsi secara baik terkait
pengaturan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya perikanan yang dikembangkan di
perairan umum tersebut. Beberapa fungsi kelembagaan yang di dalamnya harus tercakup
adalah fungsi pengaturan penangkapan ikan, pengaturan konservasi sumber daya perikanan
dan perairan, pengaturan pengawasan penangkapan ikan, dan pengaturan pemasaran dan
penetapan harga jual ikan hasil tangkapan dan iuran yang disepakati bersama. Kegiatan
penebaran benih secara mandiri belum dilakukan oleh masyarakat karena belum terbentuknya
pola pengelolaan sumber daya perikanan di perairan waduk ini.
Namun demikian, peran lembaga «Kelompok Usaha Bersama » akan dapat berjalan secara
optimal jika dilakukan pembinaan ke arah penerapan unsur-unsur komanajemen selanjutnya
dalam pengelolaan sumber daya perikanan di perairan waduk ini.