RPP Labsheet Bolero PBCM Xi
RPP Labsheet Bolero PBCM Xi
RPP Labsheet Bolero PBCM Xi
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH
J Jalan Depati Parbo Sungai Penuh Telp/fax (0748)22022
Email:[email protected]
A. IDENTITAS
Satuan Pendidikan : SMKN 3 SUNGAI PENUH
Mata Pelajaran : Pembuatan Busana Custom Made
Kompetensi Keahlian : Tata Busana
Kelas/Semester/TP : XI /1/2022-2023
Materi Pokok : Rancangan Jas (Jacket)
Alokasi Waktu : 1xPertemuan (2x45 Menit)
B. KOMPETENSI INTI
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Tata Busana pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan
kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari
keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan
internasional.
C. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis rancangan bahan(labsheet) jas (jacket)
4.1 Membuat rancanhgan bahan (labsheet) jas (jacket)
F. MATERI
Konseptual :
1. Pengertian Jas Dan Blazer
2. Macam-macam jas (jacket)
Faktual :
3. Pemilihan bahan jas (jacket)
Prosedural :
4. Analisis Rancangan bahan dan harga bolero atau rompi
I. SUMBER PEMBELAJARAN
1. Ernawati, dkk..2008. Tata Busana. Jakarta : Penerbit Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan
2. Zahri, wildati. Dasar teknologi menjahit
3. Jobsheet pembuatan rancangan jas(jacket)
J. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
2.Organisasi belajar
Guru membentuk kelompok diskusi
Guru memberi bahan ajar/LKPD kepada peserta didik
Peserta didik berdiskusi berdasarkan LKPD
5. Rancangan Penilaian :
b. Pembelajaran Pengayaan
Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui:
1) Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik kelas XI Busana diberi tugas
pengayaan untuk dikerjakan bersama pada dan/atau di luar jam-jam pelajaran
sekolah;
2) Belajar mandiri, yaitu peserta didik kelas XI Busana diberi tugas pengayaan untuk
dikerjakan sendiri/individual;
3) Pemadatan kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik kelas XI Busana. Dengan
demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi
baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kemampuan masing-
masing
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22.
Kriteria Nilai :
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22.
Kriteria Nilai :
5. Bolero etnik
Bolero ini terbuat dari bahan atau kain kain tradisional, misalnya batik,kain
tenun,rajut dan lain sebagaianya
5.3 kriteria dan Fungsi Bolero
Kriteria bolero:
1. Jaket pendek, panjangnya di atas pinggang
2. Mempunyai garis curve (lengkung) dari tengah depan ke samping
3. Memakai hiasan bordir atau jumbai-jumbai (fringe)
4. Memakai lengan pendek atau panjang
5. Tanpa menggunakan
kancing Fungsi bolero:
Fungsi bolero adalah sebagai baju luaran (outer) pendek dan dikenakan
dengan blus berkerah tinggi serta dipadu dengan rok bawah ataupun celana
1. Menganalisa Bolero
a. Pengertian Bolero
Bolero adalah semacam blus pendek tanpa kancing yang dikenakan di atas pakaian
lain sampai pinggang atau beberapa centimeter di atasnya. Bolero berbentuk
seperti jaket pendek atau seolah-olah sebuah jaket yang panjangnya di atas
pinggang dan mempunyai garis kurve (lengkung) dari tengah depan ke samping.
b. Ciri-ciri dan fungsi desain busana Bolero
Ciri-ciri dari busana bolero adalah:
- Jaket pendek, panjangnya di atas pinggang
- Mempunyai garis curve (lengkung) dari tengah depan ke samping
- Memakai hiasan bordir atau jumbai-jumbai (fringe)
- Memakai lengan pendek atau panjang
- Tanpa menggunakan kancing
Fungsi bolero adalah sebagai pakaian luar (outer) pendek dan dikenakan dengan
blus berkerah tinggi serta dipadu dengan rok bawah ataupun celana.
c. Pengetahuan bahan untuk bahan Bolero
1) Bahan utama
Bahan utama yang biasa dipakai untuk membuat bolero adalah:
Jenis Bahan Desain Bolero Contoh Bahan Keterangan
Katun/batik Bolero untuk
kesempatan
formal
2) Bahan Penunjang
- Kain furing : untuk lapisan dalam bolero sebagai bahan furing/lining.
- Tricot : untuk melapis bahan utama agar kelihatan lebih tegas teksturnya.
- Renda atau garnitur busana.
d. Membuat analisa Desain busana Bolero
1|Handout Rompi
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Hand out rompi ini merupakan rangkuman dasar penunjang dalam mempelajari mata
pelajaran Membuat Busana Custom Made. Dalam hand out ini berisi pengertian
tentang pengertian rompi, macam – macam rompi, hingga langkah pembuatan pola
rompi.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
C. Indikator Pencapaian
3.1 Menganalisis rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
3.1.1 Menjelaskan pengertian rompi
3.1.2 Menguraikan macam – macam rompi
3.1.3 Menganalisis desain rompi
3.1.4 Menganalisis pengambilan ukuran rompi
3.1.5 Menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola rompi
3.1.6 Menganalisis rancangan bahan rompi
4.1 Membuat rancangan bahan (lab sheet) bolero/rompi
4.1.1 Membuat desain rompi sesuai analisis
4.1.2 Membuat desain produksi 1 dan desain produksi 2 rompi
4.1.3 Mengambil ukuran rompi
4.1.4 Membuat pola kecil rompi
4.1.5 Membuat rancangan bahan rompi
4.1.6 Membuat pola besar.
D. Tujuan Pembelajaran
3.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan pengertian rompi sesuai dengan LP3 :
Pengetahuan.
3.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menguraikan macam – macam rompi sesuai dengan
LP3 : Pengetahuan.
2|Handout Rompi
3|Handout Rompi
3.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis desain rompi sesuai dengan LP3 :
Pengetahuan.
3.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis pengambilan ukuran rompi sesuai
dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menjelaskan langkah – langkah pembuatan pola
rompi sesuai dengan LP3 : Pengetahuan.
3.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu menganalisis rancangan bahan rompi sesuai dengan
LP3 : Pengetahuan.
4.1.1 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain rompi sesuai analisis sesuai
dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.2 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat desain produksi 1 dan desain produksi 2
rompi sesuai dengan LP4 : Keterampilan.
4.1.3 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu mengambil ukuran rompi
4.1.4 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola kecil rompi sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.
4.1.5 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat rancangan bahan rompi sesuai dengan
LP4 : Keterampilan.
4.1.6 Setelah mengamati dan menganalisis materi pada Handout, secara
mandiri siswa mampu membuat pola besar sesuai dengan LP4 :
Keterampilan.
4|Handout Rompi
MATERI
I. Definisi Rompi
Kata rompi berasal dari bahasa Perancis
yaitu Veste, bahasa Italia Vesta dan bahasa Latin
Vestis. Rompi yang dalam bahasa Inggris sering
disebut Vest atau waistcoat adalah pakaian tanpa
lengan dan biasanya dilengkapi dengan kancing di
depan, terbuat dari bahan kain atau kaos yang
biasanya dipakai setelah memakai pakaian utama.
Vest merupakan jenis pakaian yang menutupi
tubuh bagian atas yang dikenakan di luar kemeja
atau blus dan kadang-kadang sebagai bagian dari
tiga potong pakaian, yaitu celana panjang, kemeja
dan jas. Vest juga dinamakan rompi pullover,
rompi sweater atau blus tanpa lengan.
Terdapat berbagai model vest antara lain yaitu :
- Vest berkancing dan tidak berkancing.
- Vest berbahan dasar kaos/kain biasa atau rajutan benang
- Vest dengan opening memakai
Vest merupakan pakaian tambahan yang berfungsi menambah nilai lebih
pada penampilan seseorang dan sebagai penghangat badan yang tidak merepotkan
karena tanpa lengan dan praktis.
Awalnya vest merupakan salah satu busana yang jarang digunakan para
wanita, vest lebih sering digunakan oleh para pria. Namun, akhir 2013 para desainer
busana mulai memasukkan vest dalam rancangannya dan akan menjadi tren tahun
2014. Beberapa perancang busana dunia seperti Jason Wu dan Victoria Beckham dan
beberapa desainer lainnya, justru menampilkan vest sebagai busana inti bagi para
perempuan. Sebagai busana inti, vest ini muncul dalam rupa seperti blazer akan
tetapi tanpa lengan, atau sleevless blazer.
5|Handout Rompi
Vest ini tak lagi dikenakan dengan mengaitkan kancing-kancing atau
resletingnya, vest dibiarkan tidak berkancing. Gaya lainnya adalah, vest hanya
dikaitkan di bagian atas saja. Selain itu, vest sleevless blazer atau sleevless jacket,
kerahnya dibuat memanjang hingga hampir ke ujung vest. Mengenakannya, bisa
tetap memadupadankannya dengan busana lainnya seperti kemeja atau kaus lengan
panjang.
Berikut ini adalah beberapa macam bentuk dari vest :
1. Fullback Vest
Merupakan jenis vest model
klasik yang biasa dipakai
sebagai pelengkap tuksedo.
Umumnya, model vest dengan
bagian belakang tertutup penuh
ini memiliki strap di belakang
yang bisa disesuaikan ukuran
pinggang.
Vest ini cocok untuk semua
bentuk badan dan memberikan kesan maskulin bagi pemakainya. Biasanya
vest ini dipadukan dengan kemeja sebagai dalaman ditambah dasi berukuran
kecil sebagai pelengkap.
2. Halter/Backless Vest
Vest ini memiliki bagian
belakang terbuka sehingga
bentuk kerahnya melingkari
leher. Selain memiliki strap, ada
beberapa vest jenis ini yang
memakai karet di pinggang
belakang yang ukurannya bisa
disesuaikan bentuk pinggang
kita. Halter vest cocok untuk
pemilik dada kecil, karena
bentuknya
6|Handout Rompi
melingkar dan terbuka di bagian dada. Vest ini cocok dipadukan dalaman apa
saja, termasuk T-shirt. Untuk gaya kasual, bisa kenakan T-shirt dengan rok,
celana jeans, atau celana pendek.
3. Double Breasted Vest
Vest ini memiliki model yang salah satu
bagian depannya menimpa sisi lainnya,
biasanya memiliki 4 atau 6 kancing.
Selain dipakai untuk bergaya kasual,
jenis vest ini cocok untuk gaya formal.
Ada beberapa double breasted vest yang
7|Handout Rompi
pinggang berukuran sedang atau besar. Untuk berpenampilan casual
Long Vest dapat dipadukan dengan long top dan legging.
6. Knit Vest
Awalnya jenis vest ini berkerah V dan tanpa kancing. Tapi kini tersedia dalam
berbagai model, dari yang panjang hingga model cropped. Knit vest ini bisa
dipadukan dengan kemeja berlengan panjang dan celana baggy.
8|Handout Rompi
7. Cropped Vest
Potongan cropped vest biasanya berada di atas garis pinggang. Kelebihan vest
model ini bisa membentuk tubuh dan torso terlihat lebih panjang, sehingga
cocok untuk anda yang bertubuh mungil. Namun vest model ini tidak
disarankan untuk pemilik perut buncit. Untuk tampilan feminin,
padukan dengan mini dress atau tube dress.
8. Retro Vintage Denim Vest
Rompi denim retro ini bisa dipadupadankan dengan
segala jenis item fashion lain untuk gaya santai, dan
sangat
cocok dipadupadankan
dengan dress.
9|Handout Rompi
9. Tailored Collar Vest
Vest ini disebut dengan tailored collar
vest dikarenakan desain kerah relatif
formal, vest ini sangat cocok dipakai
untuk kerja kantor dan acara formal. Vest
ini bisa dipadupadankan dengan rok
hitam
klasik dan
high heels
untuk kerja
saat musim
panas.
10 | H a n d o u t R o m p i
11. Army Green Vest
Jenis vest satu ini memiliki potongan seperti jaket safari tanpa lengan,
tentunya berwarna hijau kargo seperti gaya rompi tentara. Army green vest ini
bisa dipadukan dengan T-shirt dan celana pendek.
11 | H a n d o u t R o m p i
II. Kriteria Vest
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kriteria vest/rompi secara umum antara
lain sebagai berikut :
- Rompi merupakan jenis busana yang tidak memiliki lengan.
- Merupakan salah satu jenis busana luar, yaitu pakaian yang dikenakan
diluar kemeja/blus.
- Beberapa jenis rompi berkancing dan ada pula yang tidak berkancing.
- Bahan untuk membuat rompi beraneka ragam, mulai dari kain dril
sampai rajutan.
III. Alat dan bahan yang perlu disiapkan sebelum membuat desain
Sebelum pembuatan rompi, hal yang perlu disiapkan yaitu desain dari rompi
tersebut. Sedangkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat desain rompi,
antara lain sebagai berikut :
Alat :
1. Pensil
Pensil merupakan alat utama dalam membuat desain busana. Pensil yang
digunakan dapat berupa pensil 2B atau yang lain sesuai dengan kebutuhan
2. Penghapus
Penghapus merupakan alat penunjang selanjutnya dalam membuat desain
bagi pemula.
3. Penggaris
Penggaris yang dibutuhkan dalam membuat desain cukup menggunakan
penggaris 30 cm. Penggaris ini berfungsi untuk membuat garis perbandingan
figur model untuk membuat desain.
4. Drawing Pen
Merupakan alat penunjang selanjutnya. Drawing pen ini berfungsi untuk
mempertegas desain. Ukurannya pun bermacam – macam, mulai dari 0.1,
0.2 dst.
5. Pensil warna/pewarna
12 | H a n d o u t R o m p i
Fungsi pensil warna yaitu untuk mewarnai desain agar hasil akhir terlihat
lebih maksimal. Selain pensil warna, terdapat macam – macam alat pewarna
seperti spidol, cat air, crayon dan juga copic.
Bahan :
Bahan utama yang dibutuhkan untuk membuat desain yaitu kertas HVS atau sketch
book. Ukuran HVS dan sketch book ini bermacam – macam, mulai dari ukuran A4,
F4, dan A3.
IV. Desain Produksi
Production sketching adalah suatu gambar desain busana yang digunakan sebagai
pedoman dalam proses produksi pada sebuah industri busana, yaitu garmen.
Desain produksi dibagi menjadi 2, yaitu :
13 | H a n d o u t R o m p i
- Desain produksi 2 yaitu desain produksi yang berisi ukuran dari tiap-tiap
bagian detail desain busana. Misalnya ukuran panjang lengan 30 cm,
panjang saku 15 cm, lebar lidah kancing 2 cm, dsb. Dalam menuliskan desain
produksi 2 ini harus jelas letak dan tanda panahnya. Contoh dari desain
produksi 2 adalah sebagai berikut:
V. Definisi Pola
Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya busana
yang dikenakan dibadan seseorang (kup) sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu
sendiri. Tanpa pola, memang suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidaklah
sebagus yang diharapkan.
Menurut Porrie Muliawan (1990:2) pengertian pola dalam bidang jahit
menjahit maksudnya adalah potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh
untuk membuat pakaian. Selanjutnya Tamimi (1982:133) mengemukakan pola
merupakan ciplakan bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang
14 | H a n d o u t R o m p i
nanti dipakai sebagai contoh untuk menggunting pakaian seseorang, ciplakan bentuk
badan ini disebut pola dasar.
Dengan demikian untuk mendapatkan busana yang baik dan sesuai dengan
desain, maka setiap sub sistem di atas haruslah mendapat perhatian yang sangat
penting dan serius.
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini mesti
didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi
titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh
sipemakai;
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti
garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi
rok, bentuk lengan, kerah dan lain sebagainya, untuk mendapatkan
garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam
melakukan pengecekan ukuran;
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas
karton manila atau kertas koran;
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap
bagianbagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang,
tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda
kampuh dan tiras, tanda kelim dan lain sebagainya;
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan
pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan pada tempat- tempat
khusus seperti rak dan dalam kantong kantong plastik, diarsipkan
dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi dengan
buku katalog.
VI. Pengambilan Ukuran Rompi
Berikut ini adalah beberapa ukuran yang dibutuhkan untuk membuat rompi :
- Lingkar leher : diukur sekeliling leher tidak terlalu ketat dan tidak terlalu
longgar
15 | H a n d o u t R o m p i
- Lebar muka: diukur 6 atau 7 cm dari lekuk leher ke bawah, kemudian
diukur datar dari batas lingkar kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung
lengan kanan
- Lingkar badan: diukur sekeliling badan terbesar dengan posisi cm tidak
terlalu kencang dan ditambah 4 cm.
- Tinggi dada : diukur dari lekuk leher tengah muka sampai batas diantara
dua titik payudara kiri dan kanan.
- Lingkar pinggang: diukur pas sekeliling pinggang
- Lebar punggung : diukur 9 cm ke bawah dari tulang leher belakang kemudian
diukur mendatar dari batas lingkar kerung lengan kiri ke lingkar kerung
lengan kanan
- Panjang punggung : diukur dari tulang belakang lurus sampai batas pinggang
- Kertas HVS
- Kertas merah dan biru
- Kertas Pola
- Lem kertas
Alat :
- Pensil
- Penghapus
- Skala
- Pensil merah dan biru
- Penggaris pola kecil
- Bolpoint hitam
- Penggaris 30 cm
- Metlin
16 | H a n d o u t R o m p i
- Penggaris pola besar
- Gunting
2. Membuat Pola Dasar Depan dan Belakang sesuai ukuran yang ditentukan.
a – a’ : Panjang Bahu
17 | H a n d o u t R o m p i
Keterangan Pola Belakang
h² - I : Turun ± 11 cm
I–O : ½ lebar punggung
h² - J : H–K
L–M : Panjang sisi
J–N : ½ lebar dada -1 cm
18 | H a n d o u t R o m p i
VIII. Pecah Pola
Pecah pola merupakan suatu proses penyesuaian pola dasar dengan desain busana
yang akan dibuat. Berikut ini adalah keterangan pecah pola dari rompi :
19 | H a n d o u t R o m p i
Pecah Pola Rompi Bagian Belakang
20 | H a n d o u t R o m p i
Pola Bagian Utama
Pola Lapisan
21 | H a n d o u t R o m p i
Pola Lining / Furing
22 | H a n d o u t R o m p i
IX. Rancangan Bahan
Setelah pola selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu menrancang bahan. Tujuan
dari merancang bahan yaitu :
- Untuk mengetahui banyak bahan yang dibutuhkan sesuai desain
busana yang akan dibuat.
- Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
- Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan.
- Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan. Sedangkan
langkah dalam merancang bahan yaitu sebagai berikut :
- Buatlah semua bagian–bagian pola menurut desain dalam ukuran skala.
- Setiap pola dilengkapi dengan tanda–tanda pola yaitu arah serat, tanda
lipatan bahan, kampuh dan sebagainya.
- Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan
digunakan dalam pembuatan pakaian tersebut seperti : kain dengan lebar
90 cm, 115 cm, atau kain dengan lebar 150 cm dalam ukuran skala yang
sama dengan skala pola.
- Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang serat, susun dan
tempelkan pola-pola tersebut di atas kertas pengganti kain sesuai dengan
tanda–tanda pola seperti tanda arah benang, tanda lipatan kain dan
sebagainya.
- Susunlah pola yang ukurannya paling besar, setelah itu baru menyusun
bagian–bagian pola yang lebih kecil dan terakhir menyusun pola yang
kecil–kecil, cara ini bisa membuat kita bekerja lebih efisien dan lebih
efektif.
- Jika semua pola telah diletakkan dan telah diberi tanda, ukurlah panjang
bahan yang terpakai, sehingga dapat ukuran kain yang dibutuhkan/berapa
banyak kain yang terpakai.
- Hitung juga pelengkap yang dibutuhkan, seperti kain furing, ritsleting,
pita/renda, benang, kancing baju, kancing hak dan lain sebagainya (sesuai
desain).
- Hitunglah berapa banyak uang yang diperlukan untuk membeli bahan dan
23 | H a n d o u t R o m p i
perlengkapan lainnya dalam pembuatan pakaian tersebut.
24 | H a n d o u t R o m p i
Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana
25 | H a n d o u t R o m p i
Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Surabaya
26 | H a n d o u t R o m p i
GLOSARIUM
Oleh :
Yulia Palupi (15050404004)
S1 Pendidikan Tata Busana
Fakultas
Teknik Universitas Negeri
Surabaya
27 | H a n d o u t R o m p i
DAFTAR PUSTAKA
28 | H a n d o u t R o m p i