Draft - Dinamika Fluida
Draft - Dinamika Fluida
Draft - Dinamika Fluida
DINAMIKA FLUIDA
A. TUJUAN
Tujuan praktikum Fisika Dasar Acara III “Dinamika Fluida” ini adalah :
B. TINJAUAN PUSTAKA
Di alam semesta, zat dikelompokkan menjadi tiga wujud utama, yaitu padat,
cair, dan gas. Apa kesamaan zat cair dan gas adalah bahwa mereka tidak
memiliki bentuk yang tetap. Sehingga bentuk zat cair dan gas mengikuti bentuk
wadahnya. Zat cair dan gas mudah dipisahkan. Faktanya, dalam zat cair dan
gas, ada gaya tarik antara atom atau molekul penyusunnya yang jauh lebih
lemah daripada gaya tarik antara atom penyusun zat padat. Dan salah satu sifat
yang sering kita amati adalah zat cair dan gas dapat mengalir. Zat yang dapat
mengalir disebut fluida. (Abdallah, 2016).
Fluida dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu fluida statis dan fluida
dinamis. Cairan statis adalah cairan yang berada dalam fase diam atau tidak
bergerak. Fluida dinamis adalah fluida yang berada dalam fase gerak. (Sochib
dan Hidayatulloh, 2018) Fluida basa adalah fluida yang mengalami
perpindahan panas. Fluida basa bersifat variabel seperti konduktivitas termal
dan memiliki viskositas yang bervariasi sesuai dengan perubahan suhu.
Koefisien perpindahan panas dan bilangan Reynolds bergantung pada salah
satunya viskositas. (Sekhar dan Sharma, 2015)
Debit adalah volume fluida yang mengalir melalui suatu penampang dalam
selang waktu tertentu (Rohman, 2009). Debit jika dituliskan secara sistematis
menjadi:
𝑉
Q= 𝑡
(Rohman, 2009)
Debit aktual adalah volume dibagi waktu. Menurut Waspodo dalam Suhardi
(2020), pengukuran debit saktual dilakukan dengan cara menampung dan
mengukur volume air yang melewati mercu, kemudian mencatat waktu yang
dibutuhkan air untuk terkumpul. Sedangkan debit saluran adalah besarnya
kecepatan aliran yang melintasi luas penampang (Sulistiyono et al., 2013).
Debit saluran secara sistematis dapat ditulis menjadi:
𝑄 = 𝐴. 𝑉
Faktor koreksi diperlukan ketika debit yang terhitung dari ketinggian muka
air tidak memberikan nilai yang benar karena gesekan bahan celah terhadap
aliran. Menurut Huda et al. (2012) nilai koreksi faktor adalah satu. Faktor
koreksi dihitung dengan membandingkan debit nyata dengan debit yang
terhitung (Jayatun, 2014). Faktor koreksi secara sistematis menjadi:
𝑄𝑎′
C=
𝑄𝑢′
(Jayatun, 2014)
C. METODOLOGI
1. Alat
a. Alat tulis
b. Alat ukur panjang
c. Alat ukur volume
d. Ember
e. Model saluran (yang telah dimodifikasi)
f. Set pompa beserta selangnya
g. Stopwatch
2. Bahan
a. Air
b. Beban (paku)
c. Hambatan
d. Pelampung
3. Cara Kerja
Alat
Penyusunn
Rangkaian
Pengukuran Pembagian
Pengukuran
Debit Saluran
Pencatatan
Data
Pengulangan
1.6
1.5
1.4
1.3
Series1
1.2
1.1
1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Cf dengan Tinggi (t) Tanpa Beban
1.45
1.4
1.35
1.3
1.25
1.2 Series1
1.15
1.1
1.05
1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Gambar 3.2 Grafik Hubungan Antara Cf dengan Tinggi (t) Dengan Beban
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2016) Fisika Dasar I. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Abidin, K. and Wagiani, S. (2013) ‘Studi Analisis Perbandingan
Kecepatanaliran
Air Melalui Pipa Venturi Dengan Perbedaan Diameter Pipa’,
Jurnaldinamika, 04(1), pp. 62–78.
Jalaluddin, J. et al. (2019) ‘Analisa Profil Aliran Fluida Cair Dan Pressure
Drop Pada Pipa L Menggunakan Metode Simulasi Computational Fluid
Dynamic (Cfd)’, Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 8(1), p. 97.
LAMPIRAN