2 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Teknik Industri Vol.7, No.

2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Perancangan Model pada Klaster Industri Hilir Kelapa di Kabupaten Padang


Pariaman
Model Design for Coconut Downstream Industry Cluster in Padang Pariaman
Regency

Meilizar 1*, Ridha Luthvina1, Nurike Oktavia 1


1
Program Studi Manajemen Logistik Industri Agro, Politeknik ATI Padang
Jl. Bungo Pasang, Tabing, padang, 25171
Email: [email protected]

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pada klaster industri hilir kelapa di Kabupaten Padang Pariaman
dengan pendekatan sistem sehingga terbentuknya strukturisasi elemen sistem pengembangan klaster industri. Penelitian
dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap kesatu melakukan analisis potensi komoditas kelapa di Kabupaten Padang
Pariaman dengan metode location quotient (LQ), Tahap kedua melakukan identifikasi melalui studi literatur dan
wawancara dengan pakar berdasarkan indikator pada model diamond porter untuk mengetahui apakah komoditi kelapa
punya potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah klaster industri. Tahap ketiga menentukan jenis industri yang dapat
dikembangkan dalam klaster industri hilir kelapa dengan menggunakan metode perbandingan eksponensial (MPE). Tahap
keempat mengidentifikasi stakeholder yang terlibat dan bagaimana perannya di dalam klaster industri hilir kelapa dengan
metoda deskriptif kualitatif. Tahap kelima mendesain peta kluster industri hilir kelapa berdasarkan model diamond porter
dengan menggunakan setiap elemen yang telah didefinisikan sebelumnya. hasil penelitian didapat nilai LQ sebesar 12,5
yang menyatakan bahwa klaster industri hilir kelapa berpotensi dikembangkan di Kabupaten Padang Pariaman.
Berdasarkan perhitungan MPE terdapat 8 produk prioritas yaitu: virgin coconut oil, coco fiber, arang briket, coco peat,
coco vinegar, desiccated coconut, kerajinan lidi dan daun kelapa, sari kelapa nata de coco.

Kata Kunci: Kelapa, Klaster Industri, Location Quotient, Diamond Porter, MPE

Abstract

This study aims to design a model for the downstream coconut industry cluster in Padang Pariaman Regency
with a system approach so that the structural elements of the industrial cluster development system are formed. The research
was conducted in several stages. The first stage is to analyze the potential of coconut commodities in Padang Pariaman
Regency using the location quotient (LQ) method. The second stage is to identify through literature studies and interviews
with experts based on indicators on the diamond porter model to determine whether coconut commodities have the
potential to be developed into an industrial cluster. The third stage is to determine the type of industry that can be developed
in the downstream coconut industry cluster using the exponential comparison method (MPE). The fourth stage identifies
the stakeholders involved and their roles in the downstream coconut industry cluster using a qualitative descriptive method.
The fifth stage is to design a coconut downstream industry cluster map based on the diamond porter model using each of
the previously defined elements. The results of the study obtained an LQ value of 12.5 which states that the downstream
coconut industry cluster has the potential to be developed in Padang Pariaman Regency. Based on the MPE calculation,
there are 8 priority products, namely: virgin coconut oil, coco fiber, charcoal briquettes, coco peat, coco vinegar, desiccated
coconut, craft sticks and coconut leaves, coconut juice nata de coco.

Keywords: Coconut, Industrial Cluster, Location Quotient, Diamond Porter, MPE

Pendahuluan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam


dan teknologi yang sesuai dengan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dan pedesaan disertai penataan dan pengembangan
optimalisasi nilai tambah setiap komoditi pertanian kelembagaan dipedesaan(Andriyanto & Nurjanah,
akan mewujudkan pembangunan agroindustri yang 2016; Herliana, 2015)
berkesinambungan. Diharapkan peran agroindustri Pengembangan agroindustri pedesaan
pedesaan mampu meningkatkan pendapatan juga menjadi arah kebijakan dalam Rencana
masyarakat, kualitas sumberdaya manusia, dapat Pembangunan jangka Panjang Daerah (RPJPD)

111
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Kabupaten Padang Pariaman 2010-2025 yaitu:(a) syarat mutlak terbentuknya kluster industri(Lestari,
Pengembangan industri pengolahan berbasis 2010; Vlados, 2019)
komoditi unggulan dan (b)Peningkatan kapasitas Salah satu fokus pembangunan ekonomi
petani, kelembagaan petani dan pelaku adalah sektor pertanian karena sektor pertanian
agribisnis(LKDP Kabupaten Padang & Pariaman, menyumbang nilai yang cukup besar terhadap
2020) Produk Domestik Bruto (PDB) yaitu sebesar Rp
Konsep klaster industri telah menjadi 1.043,60 Triliun(BPS, 2021). Sektor ini dapat
alternatif strategi pengembangan ekonomi di menjadi leading sector dan makin mendorong
berbagai negara. (Porter, 1990) menyatakan bahwa berkembangnya industri agro. Salah satu komoditas
keunggulan industri suatu daerah atau negara tidak utama dalam sektor agroindustri adalah kelapa dan
berasal dari kesuksesannya sendiri tetapi karena produk olahannya(BAPELITBANGDA, 2021).
kesuksesan kelompok akibat adanya keterkaitan Produksi buah kelapa dari Sumatera Barat
antar perusahaan dengan institusi pendukung. mencapai 78.902 ton per tahun dengan areal tanam
Teori kemampuan kompetisi suatu negara yang seluas 87.298 hektare. Luas areal tanaman kelapa
digambarkan dalam Porter Diamond. Model ini itu tersebar di 19 kabupaten dan kota di provinsi
menggabungkan analisis di tingkat industri dengan yang berpenduduk sekitar 5,8 juta jiwa(BPS, 2021).
mengkaji empat faktor kunci yang menentukan Daerah penghasil buah kelapa di Sumatera Barat
daya saing suatu negara yaitu kondisi faktor, selama tahun 2021 dapat dilihat pada Tabel 1.
kondisi permintaan, strategi perusahaan, struktur
dan persaingan, serta Industri terkait dan industri Tabel 1. Lima daerah penghasil kelapa terbanyak di
pendukung. Melalui klaster industri, seluruh proses sumatera barat tahun 2019
produksi mulai dari hulu hingga hilir dapat berjalan Kabupaten Luas Area Produksi Kelapa
maksimal, efektif dan efisien(Dharmayanti et al., (Ha) (Ton)
Padang Pariaman 40.755 35.436
2015). Klaster industri mensyaratkan integrasi
Agam 9.780 11.026
seluruh elemen industri yang menopang kegiatan
Mentawai 7.924 6.495
industri utama yang pada akhirnya dapat Limapuluh Kota 5.480 5.448
mendukung terwujudnya hasil industri turunan Pesisir Selatan 4.399 3.860
yang berkualitas dan berdaya saing(Papilo &
Bantacut, 2016). Klaster industri mempermudah Kelapa merupakan komoditas unggulan di
akses bahan baku produksi, akses SDM yang Kabupaten Padang Pariaman yang tersebar hampir
terspesialisasi dan meningkatkan efisiensi produksi diseluruh kecamatan. Hal ini menjadi peluang bagi
karena keberadaan industri pendukung dan Kabupaten Padang Pariaman untuk meningkatkan
penunjang dalam satu wilayah yang sama dengan industri hilir melalui pengembangan agroindustri di
industri utama, sehingga mempercepat proses pedesaan sehingga perekonomian masyarakat akan
produksi yang berarti mengurangi tingginya biaya meningkat(Anifirza, 2016).
produksi(Utami Handayani et al., 2012). Klaster Saat ini komoditas kelapa belum dikelola
industri mempermudah inovasi produk karena secara maksimal dari hulu sampai ke hilir. Sehingga
adanya kesamaan visi dan kebutuhan antara industri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
utama dan industri pendukung(Asih et al., 2013) komoditi ini beserta produk turunannnya
Dalam pengembangan klaster industri diperlukan pendekatan pengembangan industri
banyak faktor yang perlu diperhatikan dan yang terintegrasi dan komprehensif. Salah satu
mempengaruhi keberhasilan suatu klaster, pendekatan adalah membentuk klaster industri hilir
diantaranya peran serta pemerintah, peran serta kelapa. Dengan cara ini, seluruh faktor terkait
institusi pendukung, motivasi dan peran serta dengan industri kelapa dapat diintegrasikan. Tujuan
industri utama, industri terkait maupun industri penelitian adalah merancang model klaster industri
penunjang dan lain-lain(Rustian & Widiastuti, hilir kelapa di Kabupaten Padang Pariaman dengan
2020). Beberapa dimensi penilaian kalster industri pendekatan sistem sehingga terbentuknya
yaitu (i) dimensi konsentrasi industri berguna untuk strukturisasi elemen sistem pengembangan klaster
mengidentifikasi potensi pertumbuhan kluster industri.
industri yang tergantung pada jumlah tenaga kerja
lokal pada sektor industri, (ii) dimensi aksesibilitas Metode Penelitian
pasar, dimana permintaan pasar terhadap produk
kluster industri merupakan faktor yang digunakan Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten
untuk mengukur daya saing industri dan Padang Pariaman. Pengambilan sampel menggunakan
pertumbuhan industri, (iii) dimensi kelengkapan metode sampling dengan responden yang dipilih adalah
aktor, yang terdiri dari perusahaan inti beserta pelaku usaha pengolahan kelapa, tokoh masyarakat,
industri pendukung dan institusi terkait merupakan birokrat pemerintah daerah Kabupaten Padang
Pariaman dan akademisi. Total responden yang

112
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

digunakan dalam penelitian ini adalah 40 Gambaran Umum Kabupaten Padang Pariaman
responden. Pengolahan data dilakukan dengan
beberapa metode yaitu: metode location quotient Kabupaten Padang Pariaman terdiri dari
(LQ), model diamond porter, metode perbandingan 17 kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Batang
eksponensial (MPE), dan metode deskriptif Anai, Lubuk Alung, Sintuk Toboh Gadang, Ulakan
kualitatif. Tapakis, Nan Sabaris, 2x11 Enam Lingkung, Enam
Tahap 1: menggunakan metode location Lingkung, 2x11 Kayu Tanam, VII Koto Sungai
quotient (LQ) untuk analisis potensi komoditas Sarik, Patamuan, Padang Sago, V Koto Kampung
kelapa di Kabupaten Padang Pariaman. Pada tahap Dalam, V Koto Timur, Sungai Limau, Batang
awal pengembangan klaster, perlu diidentifikasi Gasan, Sungai Geringging dan Kecamatan IV Koto
dan dianalisis potensi komoditas yang akan Aur Malintang. Gambar 1 adalah peta Kabupaten
dikembangkan, potensi pengembangan klaster, dan Padang Pariaman sebagai lokasi penelitian
siapa saja pihak-pihak yang terkait. Nilai LQ
dihitung berdasarkan persamaan dibawah
ini(Kartikaningdyah, 2012; R. Jumiyanti, 2018):
SPj
XPT
LQ = (1)
VT j
VT
Tahap 2: melakukan identifikasi melalui
studi literatur dan wawancara dengan pakar
berdasarkan indikator pada model diamond porter
dan perlu dianalisis apakah komoditas tersebut
punya potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah
klaster industri. Analisis klaster industri dengan
pendekatan diamond model yang terdiri atas empat
faktor yaitu: faktor input, kondisi permintaan, Gambar 1. Peta kabupaten padang pariaman
industri pendukung dan terkait, strategi perusahaan
dan pesaing(Rustian & Widiastuti, 2020; Vlados, Potensi Kelapa di Provinsi Sumatera Barat dan
2019). Kabupaten Padang Pariaman
Tahap 3: menentukan jenis industri yang
dapat dikembangkan dalam klaster industri hilir Pada tahap awal pengembangan klaster,
kelapa dengan menggunakan metode perbandingan perlu diidentifikasi dan dianalisis potensi
eksponensial (MPE). Dimulai dengan menyusun komoditas yang akan dikembangkan. Komoditas
alternatif keputusan, menentukan kriteria dengan kelapa merupakan komoditas pertanian yang paling
potensial untuk dikembangkan di Kabupaten
skala konversi yang sudah disesuaikan dengan
Padang Pariaman. Tahap awal dengan melakukan
keinginan pengambil keputusan, menentukan bobot
identifikasi dan analisis seberapa besar potensi
kriteria, melakukan penilaian pada setiap kriteria, kelapa yang dimiliki oleh Kabupaten Padang
menghitung nilai total alternatif serta melakukan Pariaman dengan menggunakan metode location
perangkingan(Wardhani & Abdillah, 2018; quotient (LQ). Selanjutnya menguji bahwa sektor
Wulandari & Chriswahyudi, 2018) yang dipilih merupakan sektor basis dan menjadi
Tahap 4: Mengidentifikasi stakeholder sektor unggulan diwilayah tersebut dengan cara
yang terlibat dan bagaimana perannya di dalam membandingkan data kelapa yang dimiliki oleh
klaster industri hilir kelapa dengan metoda Kabupaten Padang Pariaman dan Sumatera Barat
deskriptif kualitatif. Diawali dengan studi pustaka, dengan data kelapa nasional.
wawancara dengan pakar dan stakeholder tentang
peran stakeholder, persepsi stakeholder tentang Tabel 1. Produksi kelapa nasional
klaster, kebutuhan dan harapan stakeholder tentang Tahun Produksi (ton)
klaster, keterkaitan dan hubungan kerja dalam 2016 2.904.200
klaster, faktor pendorong dan kendala keberhasilan 2017 2.920.700
2018 2.840.200
klaster industri hilir kelapa di Kabupaten Padang
2019 2.839.900
Pariaman. 2020 2.811.900
Tahap 5: Perancangan peta kluster industri
hilir kelapa dibuat berdasarkan model diamond porter
dengan menggunakan setiap elemen yang telah
didefinisikan sebelumnya.
Hasil dan Pembahasan Tabel 2. Produksi perkebunan nasional 2016-2020
Komoditi pertanian (ton)

113
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Ta Kelapa Kelapa Karet Kopi kakao


hu sawit 𝐿𝑄 𝐾𝑎𝑏. 𝑃𝑑𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑖𝑎𝑚𝑎𝑛
n
16 31.731.0 2.904.20 3.307. 663.90 658.4 𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 𝑘𝑎𝑏. 𝑃𝑃
⁄𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑛 𝑃𝑃
00 0 100 0 00 =
𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
17 34.940.3 2.920.70 3.680. 716.10 585.2 ⁄𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
00 0 400 0 00
18 42.883.5 2.840.20 3.630. 756.00 767.4
00 0 400 0 00 182.446⁄
19 47.120.2 2.839.90 3.301. 752.50 734.7 243.976,52
𝐿𝑄 𝑘𝑎𝑏. 𝑃𝑑𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑖𝑎𝑚𝑎𝑛 = = 12,5
00 0 600 0 00 14.316.900⁄
243.194.400
20 48.296.9 2.811.90 2.884. 753.90 713.4
00 0 600 0 00
𝐿𝑄 𝑆𝑢𝑚𝑏𝑎𝑟
Tabel 3. Produksi kelapa sumatera barat 𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑎𝑟
⁄𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑎𝑟
=
𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Ta Komoditi pertanian (ton) ⁄𝑝𝑟𝑜𝑑. 𝑝𝑒𝑟𝑘𝑒𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑛𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
hu Kelapa Kelapa Karet Kopi kakao
n sawit
16 1.184.69 78.901,6 163.80 22.291 67.84 396.882,2⁄
2,7 1 0,8 ,4 3,6 5.874.657,4
𝐿𝑄 𝑘𝑎𝑏. 𝑃𝑑𝑔 𝑃𝑎𝑟𝑖𝑎𝑚𝑎𝑛 = = 1,17
17 1.184.69 78.901,6 163.80 22.291 67.84 14.316.900⁄
243.194.400
2,7 1 0,8 ,4 3,6
18 568.680, 80.350,9 186.19 18.452 59.52
41 4 7,5 ,2 9,6 Dari perhitungan di atas diperoleh nilai
19 567.930 80.380 186.39 17.822 58.57 LQ komoditas kelapa untuk Kabupaten Padang
3,4 ,5 9,9
20 567.930 78.348 186.39 29.539 53.07
Pariaman adalah sebesar 12,5, sedangkan untuk
3,4 0 Provinsi Sumatera Barat adalah 1,17. Hal ini
Tabel 4. Produksi perkebunan sumatera barat menunjukkan bahwa komoditas kelapa merupakan
Tahun Produksi (ton) komoditas unggulan baik di Provinsi Sumatera
2016 78.901,61 Barat maupun di Kabupaten Padang pariaman,
2017 78.901,61 sehingga dari sisi bahan baku, klaster industri hilir
2018 80.350,94 kelapa cocok dikembangkan di Kabupaten Padang
2019 80.380 Pariaman dan Provinsi Sumatera Barat pada
2020 78.348
umumnya.
Tabel 5. Produksi kelapa kabupaten padang pariaman
Potensi Kluster Industri Turunan Kelapa di
Tahun Produksi (ton)
Kabupaten Padang Pariaman
2016 35.435,95
2017 35.612,85
2018 36.556,31 Pada tahap ini melakukan identifikasi
2019 37.420,46 melalui studi literatur dan wawancara pakar
2020 37.420,46 berdasarkan indikator pada model diamond porter
serta perlu dianalisis apakah komoditas tersebut
Tabel 6. Produksi perkebunan kab. padang pariaman punya potensi untuk dikembangkan menjadi sebuah
Tahun Komoditi Pertanian (ton) kluster industri.
Kelapa Kelapa Karet Kopi kakao Berdasarkan analisis data sekunder dan
Sawit informasi dari pelaku yang berkaitan dengan aspek-
2016 2.999,35 35.435,95 3088,49 463 5019,19 aspek pada model diamond porter, maka dapat
2017 2.972,44 35.612,85 3079,33 463 5019,19 disimpulkan bahwa Kabupaten Padang Pariaman
2018 2.876,48 36.556,31 3377,41 564 5131,37 memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi
2019 2.805,87 37.420,46 3384,96 560 5434,54 kluster industri hilir kelapa.
2020 2.805,87 37.420,46 3384,96 505 7595,14

Tabel 7. Identifikasi potensi pengembangan kluster industri hilir kelapa di kabupaten padang pariaman
No Aspek Indikator Hasil identifikasi
1 Kondisi faktor Sumber daya alam (bahan a. Berdasarkan data BPS tahun 2019 lahan produktif kelapa di
input baku): produktifiktas, kabupaten padang pariaman adalah seluas 40.755 Ha dengan
kontinuitas pasokan, produksi kelapa 35.436ton kopra
kualitas, harga b. Berdasarkan peta ketersediaan dan peta kesesuaian lahan
untuk kelapa (Balai Besar sumber Daya Lahan Pertanian
Kementerian Pertanian), Kabupaten Padang Pariaman masih
memiliki lahan seluas 23.070 Ha, sehingga kedepannya
potensi kelapa di Kabupaten Padang Pariaman bisa mencapai

114
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

63.120ton kopra/ha dengan asumsi tingkat produktivitas


tanaman kelapa 0,8-1,2ton kopra/ha.
c. Industri pengolahan kelapa berada disekitar Kabupaten
Padang Pariaman dan pada umumnya masih berupa industri
rumah tangga.
d. Produktivitas tanaman kelapa masih harus ditingkatkan,
dimana petani kelapa di Kabupaten Padang Pariaman masih
mengelola secara tradisional
e. Perkebunan kelapa yang ada di Kabupaten Padang Pariaman,
merupakan perkebunan rakyat. Rata-rata pohon kelapa
usianya sudah tua sehingga produktivitasnya jauh dari
produktivitas nasional rata-rata 6 ton/ha (UNDP& ILO, 2013)
f. Sebagian besar petani kelapa di Kabupaten Padang Pariaman
memiliki lahan kecil dari 3 ha sebanyak 91,6% sedangkan
sisanya 3,2% adalah petani kelapa yang memiliki lahan diatas
6 ha.
g. Petani kelapa masih menanam kelapa secara konvensional,
hanya memanfaatkan pekarangan rumah dan kebun-kebun
kecil yang telah dimanfaatkan secara turun temurun.
h. Harga kelapa dan produk turunan kelapa yang berfluktuatif.

Sumber daya manusia: a. Struktur penduduk Kabupaten Padang Pariaman


jumlah, skill, menunjukkan bahwa usia produktif dan bekerja usia 15-64
produktivitas, upah tahun sebanyak 170.516 jiwa (BPS 2020)
b. Keperluan tenaga kerja terampil dan ahli bisa dipenuhi dari
beberapa perguruan tinggi disekitar sumbar seperti Unand,
Poltek ATI Padang, UNP, dll
c. UMR Kabupaten Padang Pariaman adalah Rp.2.484.041

Teknologi: mesin dan Perkembangan industri hilir kelapa sangat pesat saat ini. Salah
peralatan terbaru satu industri besar pengolah kelapa adalah PT. Bumi Sari Mas
yang berada di perbatasan Kabupaten Padang Pariaman dan
Kota Padang, secara tidak langsung membawa teknologi
dengan lebih efisien. Selain itu dengan semakin berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan masuknnya para
investor dari luar maka merupakan peluang masuknya teknologi
ke Indonesia

Investasi (capital): sumber Kebutuhan investasi untuk industri hilir kelapa skala kecil dan
dan suku bunga menengah tidak terlalu tinggi.

2 Kondisi Permintaan lokal dan a. Jumlah penduduk Kabupaten Padang Pariaman sampai
permintaan ekspor (trend jumlah dan dengan tahun 2020 adalah 415.613 jiwa. Sedangkan jumlah
varian) penduduk sumatera barat adalah 5.535.132 jiwa. Hal tersebut
merupakan peluang pasar yang potensial untuk produk
turunan kelapa (VCO, coco fiber, arang briket, minuman air
kelapa, nata de coco)
b. Permintaan produk hilir kelapa disumbar tidak mengalami
penurunan walaupun pada masa pandemi seperti saat ini.

Kontinuitas a. Permintaan dari lokal seperti daerah-daerah didalam dan luar


sumbar akan tetap terjaga dan merupaka pasar yang sangat
potensial.
b. Permintaan ekspor diharapka terus tumbuh dengan tetap
meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Kualitas/ daya saing Produk turunan kelapa Kabupaten Padang Pariaman cukup
produk hilir berdaya saing dipasar internasional. Berdasarkan data Dinas
Koperindag Padang Pariaman, tahun 2020 berhasil mengekspor
air kelapa sebanyak 16 ton, santan kelapa sebanyak 67,2ton dan
25ton kelapa parut dengan negara tujuan Inggris, Belanda dan
Taiwan.

115
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Jalur pemasaran: Jalur pemasaran untuk saat ini masih melalui perusahaan besar
informasi pasar, yang bergerak di bidang ekspor impor.
promosi/pameran,
Kerjasama pemasaran,
rantai pemasaran.
3 Strategi, Inovasi Telah dilakukannya penelitian oleh lembaga pengembangan
struktur dan (produk dan teknologi milik pemerintah daerah maupun pihak universitas, namun
persaingan baru) proses komersialisasi belum optimal dilakukan, sehingga
perusahaan invensi masih dalam skala laboratorium

Efisiensi (proses produksi) Efisiensi proses produksi belum terlihat, karena masih diolah
secara tradisional dengan skala usaha kecil dan menengah. Saat
ini ada satu perusahaan pengolah yang cukup besar, yaitu PT.
Bumi Sari Mas yang menghasilkan produk santan kelapa
sebagai produk unggulan.
Teknologi informasi Saat ini jaringan komunikasi sudah masuk di Kabupaten Padang
Pariaman, bekerjasama dengan PT. Telkom dan Kominfo
Kelembagaan Masih belum merata disetiap kecamatan, saat ini kelembagaan
berupa kelompok tani dan gapoktan.

4 Industri terkait Keberadaan industri a. Industri terkait yang ada Kabupaten Padang Pariaman adalah
dan industri terkait (IKM, industri industri coco fiber dan coco peat yaitu: PT. Kurnia Coco
penunjang terkait lainnya) Mandiri di Korong Ampalu Tinggi, (b) UD. Suryadi Coco di
Kecamatan VII Koto Nagari Lareh Nan Panjang Korong
Bungin
b. PT. Ampalu Sukses Mandiri dan beberapa Industri rumah
tangga yang memproduksi arang briket di kecamatan Aur
Malintang
c. IKM rumah tangga kerajinan pot dari sabut kelapa di Desa
Pauh Timur Kecamatan Pariaman Tengah, Desa Kampuang
Kandang dan Padang Sago
d. IKM rumah tangga kerajinan sapu lidi Korong Kasai
Kecamatan Batang Anai dan jumlah nya cukup banyak
e. Untuk industri pendukung seperti jasa transportasi dan
pemasok peralatan dan mesin produksi, sudah cukup
memadai di Kabupaten Padang Pariaman.

Keberadaan institusi a. Dekranasda Kabupaten Padang Pariaman


pendukung (pendanaan, b. Balai Latihan Kerja Padang Pariaman
litbang), Pendidikan c. Unit Pelayanan Teknik bidang pelatihan kerja padang
(universitas, Lembaga pariaman
diklat) d. Balai Diklat Industri Regional II padang

Lokasi industri terkait Berada disekitar Kabupaten Padang Pariaman

Lokasi industri pendukung Berada disekitar Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang

Kontinuitas, kuantitas dan Bahan baku bersumber dari hasil kebun kelapa di Kabupaten
kualitas pasokan Padang Pariaman

Penentuan Industri Hilir Kelapa Potensial


dari akademisi, tokoh masyarakat dan birokrat
Berdasarkan pohon industri kelapa, produk pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman.
turunan kelapa cukup banyak namun tidak semua Dalam melakukan analisis, terlebih dahulu
produk berpotensi akan dibangun dalam kluster ditetapkan beberapa kriteria dan bobot yang
agroindustri kelapa di Kabupaten Padang Pariaman. digunakan untuk menyeleksi produk-produk yang
Perlu suatu analisis dalam menentukan produk apa potensial. Kriteria diperoleh dari berbagai sumber
saja yang layak dikembangkan dalam kluster data yang kemudian divalidasi dengan menggunakan
tersebut. Pada penelitian ini metode yang digunakan pendapat pakar.
adalah metode perbandingan eksponensial (MPE).
Penilaian alternatif dan kriteria diperolah dari
wawancara dengan enam orang pakar yang berasal

116
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Adapun kriteria-kriteria hasil validasi pakar minyak kelapa 18.62343 10


dipakai dalam penentuan produk industri potensial coconut cream powder 12.3274 12
tersebut adalah: sari kelapa nata de coco 27.12407 8
a. Peluang pasar diluar provinsi sumatera barat coco vinegar 28.17507 5
(PPL) kecap kelapa 11.72371 13
b. Peluang pasar didalam sumbar (PPI) arang briket 29.25767 3
c. Jumlah investasi yang diperlukan (JI) coco fiber 36.75304 2
d. Keuntungan ekonomi atau nilai tambah (NT) coco peat 28.88768 4
e. Penyerapan tenaga kerja (TK)
kerajinan dari lidi dan 27.65967 7
f. Ketersediaan bahan baku lokal (BB) daun kelapa
g. Ketersediaan tenaga kerja (KS)
h. Ketersediaan mesin dan peralatan (MP)
i. Penguasaan teknologi (PT) Berdasarkan Tabel 10, ditetapkan 8 produk
prioritas yang akan dikembangkan dalam kluster
Hasil perhitungan bobot kriteria dengan metode industri hilir kelapa di kabupaten padang pariaman
perbandingan berpasangan adalah sebagai berikut: yaitu: virgin coconut oil, coco fiber, arang briket,
coco peat, coco vinegar, sari kelapa nata de coco,
Tabel 8. Nilai bobot kriteria kerajinan dari lidi, desiccated coconut dan daun
Kriteria Nilai rata-rata bobot kelapa.
PPL 1.464
Identifikasi Stakeholder yang Terlibat dan Perannya
PPI 0.955
JI 0.720 Untuk mengetahui kebutuhan pelaku dalam
NT 0.548 pengembangan kluster industri hilir kelapa di
Kabupaten Padang Pariaman, dapat dilakukan
TK 0.410
dengan analisa kebutuhan sistem. Dengan
BB 0.345 menganalisa secara cermat mengenai kepentingan
KS 0.254 dan kebutuhan setiap pelaku diharapkan dapat
MP 0.179 menghasilkan gambaran yang lebih jelas mengenai
kemungkinan munculnya potensi bersinergi.
PT 0.119
Tabel 8. Kebutuhan pelaku dalam pengembangan kluster
Pada penelitian ini dipilih tiga belas alternatif produk industri hilir kelapa di Kab. Padang pariaman
turunan kelapa yaitu: Pemangku Kebutuhan Stakeholder
Kepentingan
Tabel 9. Alternatif produk turunan kelapa Petani - Terjaminnya pemasaran buah kelapa
No Alternatif Alternatif produk turunan butiran.
1 TN1 VCO - Harga buah kelapa butiran yang baik
2 TN2 minyak goreng dan sistem pembayaran yang lancer
3 TN3 skim milk sehingga terjadinya peningkatan
4 TN4 Desiccated coconut pendapatan petani.
5 TN5 minyak kelapa Gapoktan - Pasokan bahan baku kontinyu sesuai
6 TN6 coconut cream powder industri hilir kebutuhan
7 TN7 sari kelapa nata de coco kelapa - Ketersediaan pabrik (sarana dan
8 TN8 coco vinegar prasarana) untuk melakukan proses
9 TN9 kecap kelapa produksi produk turunan kelapa yang
10 TN10 arang briket bersih dan ramah lingkungan.
11 TN11 coco fiber - Adanya standar kualitas untuk produk
12 TN12 coco peat turunan kelapa yang dihasilkan.
13 TN13 kerajinan dari lidi dan daun - Efisiensi biaya dalam penyediaan
kelapa bahan baku dan pemasaran.
- Hubungan dan komunikasi yang baik
Tabel 10. Hasil perhitungan metode perbandingan dengan para supplier dalam
pemenuhan bahan baku sesuai dengan
eksponensial
ketentuan.
Alternatif produk Hasil Peringkat
- Mendapatkan Sumber daya manusia
turunan perhitungan
yang berkualitas dan kompeten dalam
VCO 37.60751 1
pengelolaan kegiatan produksi
minyak goreng 19.74596 9 - Permintaan produk yang tinggi
skim milk 15.50105 11 - Kemudahan pemasaran.
Desiccated coconut 27.81026 6

117
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

- Fasilitas dan kemudahan di Kawasan padang agroindustri hilir kelapa melalui


kluster seperti perijinan, pajak dan pariaman) kebijakan yang menguntungkan bagi
sarana prasarana perusahaan dan stakeholder yang
- Mendapatkan akses pengembangan terlibat.
teknologi - Program hilirisasi industri berjalan
- Pelatihan yang cukup menyangkut baik.
aktivitas pekerjaan, keamanan, dan - Mendorong peningkatan produksi
keselamatan kerja, aspek lingkungan, dan kualitas hasil.
dan lain sebagainya. - Menjamin kestabilan harga yang
terjangkau oleh konsumen
Industri - Pasokan bahan baku kontinyu dari - Pengawasan dan pemeriksaan
terkait industri inti. terhadap mutu produk turunan kelapa,
- Fasilitas dan kemudahan di Kawasan penggunaan sumber daya dan
kluster seperti perijinan, pajak dan pengelolaan perusahaan oleh
sarana prasarana manajemennya.
- Permintaan produk yang tinggi - Meningkatkan lapangan kerja
- Kemudahan pemasaran. - Lingkungan hidup terjaga
- Mendapatkan akses pengembangan Masyarakat - Mendapatkan kesempatan pekerjaan
teknologi - Memperoleh tambahan penghasilan
- Pelatihan yang cukup menyangkut - Kondisi lingkungan hidup tetap
aktivitas pekerjaan, keamanan, dan terjaga
keselamatan kerja, aspek lingkungan,
dan lain sebagainya. Perancangan Peta Klaster Industri Hilir Kelapa di
Kabupaten Padang Pariaman
Industri - Memberikan pelayanan yang
pendukung memadai.
- Fasilitas dan kemudahan di Kawasan Peta kluster industri hilir kelapa dibuat
kluster (sarana prasarana) berdasarkan model diamond porter dengan
Pemerintah - Program pengembangan klister menggunakan setiap elemen yang telah didefinisikan
(pemda berjalan baik sebelumnya. Iluatrasi Peta kluster industri hilir kelapa di
kabupaten - Menciptakan iklim kondusif untuk Kabupaten padang Pariaman dapat dilihat pada gambar 2.
menciptakan tumbuh kembangnya

Gambar 2. Peta klaster industri hilir kelapa di kabupaten padang pariaman

118
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Kesimpulan BPS. (2021). Kabupaten Padang Pariaman dalam


Angka Tahun 2021.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Dharmayanti, I., Hardjomidjojo, H., Fauzi, A. M., &
bahwa klaster industri hilir kelapa memiliki peluang Mulyadi, D. (2015). Sustainability Analysis of
untuk dikembangkan di kabupaten padang pariaman. Sei Mangkei Palm Oil Based Industrial
Terdapat 16 indikator potensi pengembangan kluster Cluster. Journal of Economics and Sustainable
industri hilir kelapa antara lain: (1) Sumber daya Development, 6(4), 176–183.
alam meliputi produktivitas bahan baku, kontinuitas Herliana, S. (2015). Regional Innovation Cluster for
pasokan, kualitas, harga; (2) Sumber daya manusia Small and Medium Enterprises (SME): A
meliputi jumlah, skill, produktivitas, upah; Triple Helix Concept. Procedia - Social and
(3) Teknologi meliputi mesin dan peralatan terbaru; Behavioral Sciences, 169(August 2014), 151–
(4) Investasi meliputi sumber dan suku bunga; 160.
(5) Permintaan lokal dan ekspor meliputi trend https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.01.297
jumlah dan varian; (6) Kontinuitas; (7) Kualitas atau Kartikaningdyah, E. (2012). Analisis Location
daya saing produk hilir; (8) Jalur pemasaran; Quotient dalam Penentuan Produk Unggulan
(9) Inovasi meliputi produk dan teknologi baru; pada Beberapa Sektor di Kabupaten Lingga
(10) Efisiensi proses produksi; (11) Teknologi Kepulauan Riau. 31 | Jurnal Integrasi |, 4(1),
informasi; (12) Kelembagaan; (13) Keberadaan 31–46.
industri terkait; (14)Keberadaan institusi pendukung; https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JI/arti
(15) Lokasi industri terkait; (16) Lokasi industri cle/view/235
pendukung. Lestari, E. P. (2010). Penguatan Ekonomi Industri
Dari perhitungan metoda perbandingan Kecil dan Menengah Melalui Platform Klaster
eksponensial terdapat 8 produk prioritas yang akan Industri. Jurnal Organisasi Dan Manajemen,
dikembangkan. Virgin coconut oil terpilih sebagai 6(2), 146–157.
industri inti yang berpusat pada gapoktan berkah http://jurnal.ut.ac.id/index.php/JOM/article/vi
bersama nagari koto baru kecamatan padang sago. ew/289
Peta klaster dibentuk melalui pengembangan dari LKDP Kabupaten Padang, & Pariaman. (2020).
industri terkait yang mengolah limbah dari industri Perda Kabupaten Padang Pariaman. 21(1), 1–
inti, pemasok sumber bahan baku, industri 9.
pendukung, lembaga pendukung (pemerintah dan Narimawati, U., Sarwono, J., Munandar, Dadang.,
instansi terkait) dan tujuan pemasaran. Peningkatan Winanti, MB. (2020). Metode penelitian dalam
daya saing klaster industri hilir kelapa harus terus Implementasi Ragam Analisis. Penerbit Andi.
diupayakan agar kelapa sebagai komoditi unggulan Papilo, P., & Bantacut, T. (2016). Klaster Industri
kabupaten padang pariaman mampu meningkatkan Sebagai Strategi Peningkatan Daya Saing
perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Agroindustri Bioenergi Berbasis Kelapa
Sawit. J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri,
11(2), 87.
Daftar Pustaka https://doi.org/10.14710/jati.11.2.87-96
Porter. (1990). Book Review: The Competitive
Andriyanto, I., & Nurjanah, N. (2016). Strategi Advantage of Nations. Journal of
Management, 17(1), 213–215.
Klaster Industri Menghadapi Pasar Global.
BISNIS : Jurnal Bisnis Dan Manajemen Islam, https://doi.org/10.1177/014920639101700113
3(1), 85. R. Jumiyanti, K. (2018). Analisis Location Quotient
https://doi.org/10.21043/bisnis.v3i1.1474 dalam Penentuan Sektor Basis dan Non Basis
di Kabupaten Gorontalo. Gorontalo
Anifirza. (2016). Strategi pengembangan agribisnis
dan agroindustri kelapa dalam pengembangan Development Review, 1(1), 29.
https://doi.org/10.32662/golder.v1i1.112
wilayah di kabupaten padang pariaman
anifriza. Thesis. Rustian, L. A., & Widiastuti, T. (2020). Daya Saing
Usaha Mikro Kecil : Modifikasi Porter
Asih, R., Murti, T. W., & Haryadi, F. T. (2013).
Dinamika Pengembangan Klaster Industri Diamond Model. Jurnal Ilmiah Aset, 22(2),
147–158. https://doi.org/10.37470/1.22.2.169
Persusuan Di Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. Buletin Peternakan, 37(1), 59. Sugiyono. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Alfabeta.
https://doi.org/10.21059/buletinpeternak.v37i
Trisliatanto, DA. (2019). Metodologi Penelitian.
1.1960
Penerbit Andi.
BAPELITBANGDA. (2021). Rencana kerja badan
Utami Handayani, N., Santoso, H., & Ichwal
Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan
daerah Kabupaten Padang Pariaman. Pratama, A. (2012). Faktor -Faktor YANG
memengaruhi Peningkatan Daya Saing Klaster

119
Jurnal Teknik Industri Vol.7, No. 2, 2021
Jurnal Hasil Penelitian dan Karya Ilmiah
dalam Bidang Teknik Industri

Mebel di Kabupaten Jepara. Jurnal Teknik Wulandari, N., & Chriswahyudi. (2018). Metode
Industri, 13(1), 22. Perbandingan Eksponensial (Mpe) Untuk
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol13.no1.22 Menentukan Supplier Dan Activity Based
-30 Costing (Abc) Untuk Menentukan Produk
Vlados, C. (2019). Porter’s Diamond Approaches Yang Menguntungkan Serta Uji Hedonik
and the Competitiveness Web. International Untuk Mengetahui Pengaruh Bahan Baku Dari
Journal of Business Administration, 10(5), 33. Supplier Yang Berbeda Terhadap
https://doi.org/10.5430/ijba.v10n5p33 Organoleptik Produk Di .
Wardhani, D. R., & Abdillah, R. (2018). Jurnal.Umj.Ac.Id/Index.Php/Semnastek,
Pengambilan Keputusan Dengan Metode 17(Sistem Pengambilan Keputusan), 1–13.
Perbandingan Eksponensial (Mpe) Dalam https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek/a
Manajemen Kedai. 2004, 1–6. rticle/view/3504
https://doi.org/10.31219/osf.io/rx2p5

120

Anda mungkin juga menyukai