Inkonsistensi Dalam Pembangunan Sebagai Faktor Penyebab Disonansi Kognitif Pada Manusia Indonesia: Suatu Telaah Psikologi
Inkonsistensi Dalam Pembangunan Sebagai Faktor Penyebab Disonansi Kognitif Pada Manusia Indonesia: Suatu Telaah Psikologi
Inkonsistensi Dalam Pembangunan Sebagai Faktor Penyebab Disonansi Kognitif Pada Manusia Indonesia: Suatu Telaah Psikologi
Pada tahun 1979 pernah diterbitkan sebuah buku oleh BKMC/BAKIN (Badan Koordinasi Masalah
Cina/Badan Koordinsi Intelijen Negara) yang berjudul RRC. Buku itu membicarakan mengenai politik
dalam negeri dan luar negeri RRC, Angkatan Bersenjata RRC, keadaan perekonomian RRC, hubungan RRC
dengan. Uni. Sovyet dan,Indocina, doktrin-doktrin politik RRC dan-strategi pemerintah RRC terhadap Cina
Perantauan. Semuanya itu dihubungkan dengan strategi dan politik Hankam bangsa Indonesia, khususnya
untuk menghadapi ancaman yang datang dari "Utara". Pendapat yang sangat.populer pada waktu itu adalah
yang dikenal dengan-nama teori "Domino", yaitu dengan jatuhnya Vietnam Selatan ke tangan Vietnam
Utara, maka berturut-turut akan berjatuhan pula negara-negara lainnya seperti Kamboja, Muangthai,
Malaysia, Singapura dan akhimya Indonesia (BKMC, 1979).
<hr>
Akan tetapi sejarah telah membuktikan bahwa hampir semua teori dan ramalan yang diuraikan dalam buku
tsb. di atas tidak berlaku lagi sekarang. Alih-alih Indonesia jatuh ke tangan komunisme, malahan Indonesia
telah berhasil memprakarsai perdamaian di Kamboja. Unit Sovyet, Jerman Timur melebur dengan Jarman
Barat, Albania beralih ke pemerintahan non-komunis, perang dingin antar negara-negara adi-kuasa berakhir.
Di satu pihak perkembangan politik dunia ini menggembirakan, tetapi di pihak lain juga membingungkan
karena berbagai masalah seperti kemiskinan, pelanggaran hak 'asasi manusia, "perang-perang teritorial, dan
terorisme masih berlangsung terus sementara kerangka pikir yang selama ini dipakai sebagai acuan sudah
tidak berlaku lagi. Akibatnya, seperti yang dikatakan oleh Jendr. TIN (Pum.) Sumitro (1991), era pasta
Perang Dingin irti dipandang sebagai masa yang penuh dengan perubahan cepat dan tidak dapat diramalkan.
<hr>
Pekerjaan ramal-meramal ini terjadi juga dalam bidang perekonomian. Tahun 1970-1980 adalah masa yang
penuh optimisme sehubungan dengan "oil boom" yang memberi pengaruh sangat positif terhadap
perekonomian Indonesia. Bahkan optimisme itu masih nampak hingga tahun 1990, seperti yang tercermin
dalam ungkapan Dr Dorodjatun Kuntjarajakti dalam salah satu .seminar pada: tahun 1990 tentang
perekonomian Indonesia. Dikatakannya bahwa optimisme tentang perekonomian Indonesia tsb adalah
karena: lewat berbagai kebijaksanaan ekonomi yang mendasar, ekonomi Indonesia mulai secara tegas
melepaskan diri dari ketergantungan kepada sektor migas, mulai beranjak dari sektor pertanian ke industri
manufaktur dan berpaling dari pajak yang terkait migas ke pajak langsung dan tak langsung (Kuntjarajakti,
1990: 2).
<hr>
Akan tetapi hanya lebih dari setahun sesudah itu, pandangan para pakar tentang perekonomian Indonesia
berubah 180 derajat. Perang Teluk dan resesi dunia jelas bukannya tidak berpengaruh pada perekonomian
Indonesia. sehingga Drs. Kwik Kian Gie, Drs Frans Seda dan Dr Marie Pangestu, dalam scbuah seminar
tentang Prospek Perekonomian Indonesia 1992/1993, sama-sama menyatakan keprihatinan mereka tentang
masa depan perekonomian Indonesia. Mereka mengamati berbagai gejala yang terjadi di tahun 1991 seperti
Tight Money Policy, tingginya suku bunga, dll.