Beban Kerja Perawat

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

JURNAL KESEHATAN

Vol. 10 No. 2 Tahun 2019


DOI: http://dx.doi.org/10.38165/jk.
e-ISSN: 2721-9518 p-ISSN: 2088-0278
LP3M Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT


Rokhmatul Hikmat*
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon
[email protected]

Melinda**
Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

Abstrak
Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perawat selama tugas disuatu unit
pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja
perawat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji
hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat. Populasi penelitian ini adalah perawat pelaksana yang berjumlah
60 orang, dengan pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan teknik
wawancara. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner untuk beban kerja dan kepuasan kerja
perawat. Analisa hubungan variabel yang digunakan menggunakan Chi Square. Hasil Penelitian tentang hubungan
beban kerja dengan kepuasan kerja perawat menunjukkan bahwa beban kerja perawat dengan frekuensi terbanyak
adalah kategori beban berat (96,7%). Kepuasan kerja perawat dengan frekuensi terbanyak adalah kategori puas (81,7%).
Analisa Bivariat menunjukkan ada hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat (p=0,031).
Kata Kunci: Beban kerja, kepuasan kerja, perawat

Abstract
Nurses work load is all activities or activities undertaken by the nurse during the duty of a unit of nursing service. This
study aims to identify the relationship between workload and nurse job satisfaction This research is quantitative
research with descriptive correlation design which aims to test the relation of work load with job satisfaction of nurse.
The population of this study is nurse implementer which amounts to 60 people, by using total sampling technique. Data
collection using interview techniques. The instruments used in this study are questionnaires for work load and nurse
job satisfaction. Analysis of variable relationships used using Chi Square. Results of research on the relationship
between workload and nurse job satisfaction showed that the workload of the nurses with the highest frequency was
weight category (96.7%). Job satisfaction of nurses with the highest frequency is satisfied category (81,7%). Bivariate
analysis showed that there was a relation between work load and nurse job satisfaction (p = 0,031).
Keywords: work load, work satisfaction, nurses

JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 135


PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Pelayanan keperawatan merupakan cerminan dari pelayanan rumah sakit. Tenaga
keperawatan bertanggug jawab memberikan pelayanan keperawatan yang optimal dalam
meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan selama 24 jam
1
secara berkesinambungan. Pelayanan Keperawatan yang efektif dapat diberikan kepada pasien dan
keluarga bila dikelola oleh seorang manajer keperawatan yang melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen yaitu merencanakan, mengorganisir, memimpin serta mengontrol, keuangan, material,
dan sumber daya manusia yang ada. Pelayanan yang diberikan dirumah sakit sangat tergantung dari
upaya manajer keperawatan dalam mengelola pelayanan/asuhan keperawatan. Kelancaran
pelayanan keperawatan disuatu ruang rawat dipengaruhi oleh beberapa aspek antara lain:visi,misi
dan tujuan rumah sakit, struktur organisasi, sumber daya manusia keperawatan yang memadai baik
kuantitas dan kualitas, metode pemberian asuhan keperawatan, tersedianya fasilitas yang
mendukung, kesadaran dan motivasi dari tenaga keperawatan dan komitmen dari pimpinan rumah
sakit.
Perawat dalam menjalankan tugasnya menghadapi berbagai masalah kesehatan yang dialami
oleh pasien dan keluarganya. Disamping itu mereka juga harus memfokuskan pada asuhan
keperawatan yang diberikan, keadaan ini dapat menyebabkan berbagai respon fisik dan psikologis
yang tidak dapat diabaikan karena akan mempengaruhi kinerjanya sehari-hari, bila tidak diimbangi
dengan peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap perawat serta faktor-faktor yang
menunjang untuk meningkatkan kepuasan kerja maka akan dirasakan oleh perawat bahwa beban
1
kerja itu berat.
Jumlah perawat dan jumlah pasien yang tidak berimbang sering menyebabkan peningkatan
beban kerja perawat. Perawat yang bekerja terus menerus atau tanpa dukungan memadai cenderung
banyak tidak masuk kerja dan kondisi kesehatannya menurun. Hal ini juga akan berimbas pada
kepuasan kerja perawat, kepuasan kerja merupakan keadaan emosi positif yang berasal dari
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang.2 Seorang dengan tingkat kepuasan kerja
tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap pekerjaannya, seseorang yang tidak puas dengan
pekerjaanya akan menunujukan sikap negatif terhadap pekerjaan itu. Perawat yang merasa puas
dengan pekerjaannya akan memberikan pelayanan yang lebih baik dan bermutu kepada pasien
rumah sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga pasien juga terpenuhi yang pada akhirnya
meningkatkan citra dan pendapatan rumah sakit, sebaliknya perawat yang tidak puas dengan
pekerjaaanya akan memberikan pelayanan yang kurang baik dan kurang bermutu kepada pasien
rumah sakit sehingga kepuasan pasien dan keluarga kurang terpenuhi yang pada akhirnya
menurunkan citra dan pendapatan rumah sakit.
Beban kerja perawat merupakan seluruh kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perawat
selama tugas disuatu unit pelayanan keperawatan2. Beban kerja dapat mempengaruhi kepuasan
kerja perawat. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan fisik dan psikis,
3
dimana kebutuhan psikis dapat terpenuhi melalui peran manajer dalam memperlakukan stafnya.
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan beban kerja yaitu hasil penelitian yang
dilakukan olehTrisna (2007) di rumah sakit Haji Jakarta didapatkan dalam upaya melaksanakan
tugas dan tanggung jawab, perawat dituntut memberikan pelayananan yang prima yang kadang hal
ini dapat mengakibatkan beban kerja dirasa menjadi berat bahwa kegiatan keperawatan tidak
langsung merupakan kegiatan yang banyak dilakukan diruang rawat inap dan faktor-faktor yang
mempengaruhi beban kerja adalah jumlah pasien yang dirawat, jumlah perawat yang bertugas, dan
banyaknya aktivitas keperawatan langsung dan tidak langsung.4 Hal ini juga terjadi pada hasil
penelitian di rumah sakit DR. Muhammad Hoesin Palembang bahwa variabel yang mempunyai
hubungan bermakna dengan beban kerja adalah jumlah kegiatan, rata-rata waktu perawatan tidak
langsung serta sistem penugasan dan fasilitas. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
beban kerja disuatu rumah sakit tidak bisa disamaratakan karena setiap rumah sakit mempunyai
JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 136
karakteristik yang berbeda sehingga setiap rumah sakit sebaiknya menghitung beban kerja untuk
3
memperbaiki atau meningkatkan kualitas.
Hasil penelitian mengenai kepuasan kerja yang dilakukan oleh Ratnaningsih (2002) di Rumah
Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, didapatkan bahwa jenis kegiatan perawatan langsung dan
jenis ruang rawat berhubungan secara bermakna dengan Kepuasan kerja perawat.5 Penelitian lain
dilakukan oleh Trisiah (2007) di Rumah Sakit Umum Daerah dr Adjidarmo Kabupaten Lebak,
didapatkan bahwa kepuasan kerja, motivasi, dan beban kerja memiliki hubungan yang signifikan
terhadap kinerja perawat.6 Perawat dalam melaksanakan pekerjaannya dalam hal memberikan
asuhan keperawatan memerlukan keanekaragaman ketrampilan yang harus dikuasai, identitas tugas
yang unik sesuai dengan kebutuhan pasien, keberartian tugas dalam mencapai kesehatan yang
optimal bagi pasien yang dirawatnya, otonomi dalam melakukan asuhan keperawatan pasien yang
menjadi tanggung jawabnya, dan umpan balik terhadap asuhan yang diberikan oleh atasan.6 Perawat
dalam menyelesaikan pekerjaan/asuhan keperawatan pada waktu berdinas harus
diperhatikan/diperhitungkan beban kerjanya karena akan mempengaruhi perilaku perawat terhadap
kepuasan kerja.3
Hasil study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16 Desember 2018 di Rumah Sakit
Daerah Gunung Jati Kota Cirebon, dengan melakukan wawancara perawat, didapatkan bahwa
beban kerja perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon, terdapat
keluhan beban kerja yang terlalu banyak dan terlalu lelah akibat tenaga perawat yang kurang
dimana satu perawat harus merawat pasien lebih dari 10. Tujuan ini adalah untuk melihat hubungan
beban kerja dengan kepuasan kerja perawat di Instalasi rawat inap Rumah Sakit Daerah Gunung Jati
Cirebon.

METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini adalah jenis penelitian survei deskriptif korelatif, dengan pendekatan
cross sectional. Variable bebas (independent) adalah beban kerja dan variable terikat (dependent)
adalah kepuasan kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang rawat inap Ruang
Prabu siliwangi II (20 perawat), ruang Prabu siliwangi III-IV (20 perawat) dan Ruang Anyelir (20
perawat) di Instalasi ruang rawat inap RSD Gunung Jati Kota Cirebon. Jadi total populasi 60
perawat pada bulan Maret Tahun 2019. Adapun sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi
karena pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, dengan jumlah
60 orang responden. Instrument penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan lembar kuesioner yang diberikan dalam bentuk pernyataan. Analisa hubungan
variable yang digunakan menggunakan chi square.7

HASIL PENELITIAN
Beban Kerja Perawat

Tabel 1. Beban kerja perawat

Beban kerja Frekuensi Persentase (%)


Berat 58 96,7
Ringan 2 3,3
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 1, terlihat bahwa beban kerja perawat terbanyak hampir seluruh adalah
kategori berat yaitu 58 orang (96,7%).

JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 137


Kepuasan Kerja Perawat

Tabel 2. Kepuasan kerja perawat

Kepuasan kerja Frekuensi Persentase (%)


Puas 49 81,7
Kurang puas 11 18,3
Jumlah 60 100

Berdasarkan tabel 2, terlihat bahwa kepuasan kerja perawat hampir seluruh kategori puas
yaitu 49 orang (81,7%).

Hubungan Beban kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat

Tabel 3. Hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat

Beban Kepuasan Kerja Total P Value


Kerja Puas Tidak puas
n % n % n %
Berat 49 81,7 9 15,0 58 96,7 0,031
Ringan 0 0 2 3,3 2 3,3
Total 49 81,7 11 18,3 60 100

Berdasarkan tabel 3 yang menggunakan uji korelasi chi square menunjukan bahwa nilai p
value = 0,031, maka p value ≤ a (0,05) berarti Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan
antara beban kerja dengan kepuasan kerja perawat.

PEMBAHASAN
Beban kerja perawat
Beban kerja perawat dengan frekuensi berat oleh sebagian besar responden, hal ini karena
beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi
dan merupakan hasil kali antara volume kerja dan norma waktu. Jumlah pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh sekelompok atau seseorang dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat
pada sudut pandang obyektif atau subyektif. Secara obyektif adalah keseluruhan waktu yang
dipakai atau jumlah aktivitas yang dilakukan. Sedangkan beban kerja secara subyektif adalah
ukuran yang dipakai seseorang terhadap pernyataan tentang kelebihan beban kerja, ukuran dari
tekanan pekerjaan dan kepuasan kerja. Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas
3
yang dilakukan oleh seorang perawat selama bertugas disuatu unit.
Dengan kata lain dari beban kerja adalah kombinasi dari beban kerja kuantitatif dan
kualitatif. Beban kerja kuantitatif adalah yaitu timbul karena tugas-tugas terlalu banyak atau sedikit,
sedangkan beban kerja kualitatif adalah jika pekerja merasa mampu atau tidak mampu melakukan
tugas secara terampil sesuai potensi dari pekerja.3
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih (2002)
yang menunjukkan bahwa beban kerja perawat adalah berat sebesar 50,7%.5 Begitu pula dengan
hasil penelitian Sutarni (2008) bahwa beban kerja perawat adalah berat sebesar 62,3% didapatkan
juga bahwa tindakan keperawatan yang banyak dilakukan oleh perawat adalah tindakan
keperawatan tidak langsung 60 orang responden (100%), tindakan keperawatan langsung 58 orang
responden (96,7%) sedangkan kegiatan tambahan hanya 23 orang responden (38,3%).8 Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian Gillies (1994) bahwa beban kerja perawat banyak melakukan
tindakan keperawatan tidak langsung.9 Hal ini terjadi pula pada hasil penelitian Ilyas, hasil
penelitian ini ditunjukan karena jumlah pasien dirawat, tingkat ketergantungan pasien, banyaknya
kegiatan tindakan keperawatan dan jumlah perawat yang tidak sesuai dengan jumlah pasien.
Banyaknya jumlah pasien yang dirawat akan mempengaruhi besarnya beban kerja karena makin
JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 138
banyak pasien yang dirawat makin banyak kegiatan yang dilakukan untuk memberikan asuhan
keperawatan.10.
Berdasarkan hasil penelitian maka beban kerja perawat akan semakin berat, bila klien yang
menjadi tanggung jawabnya, memerlukan tindakan keperawatan yang lebih sering. Sebaiknya pada
perawat yang beban kerjanya tinggi dapat berupaya untuk menurunkannya antara lain dengan cara
berolahraga, mengontrol emosi dan tingkah laku serta senantiasa menjalin hubungan yang baik
dengan rekan maupun atasan dan menyusun program kegiatan peningkatan motivasi bagi perawat
dan memfasilitasi adanya diskusi dengan tim kesehatan lain daram rangka menurunkan tingkat
stress kerja perawat.

Kepuasan Kerja Perawat


Kepuasan kerja perawat dengan frekuensi terbanyak adalah kategori puas yaitu 49 orang
(81,7%). Kepuasan kerja (job satisfaction) menyangkut sikap, umum seorang individu terhadap
pekerjaanya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif atau
negatif terhadap pekerjaannya. Kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan
memuaskan kebutuhannya.11
Kepuasan kerja berhubungan dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri.
Situasi kerja, kerjasama antara pimpinan dan sesama karyawan, kepuasan kerja menurut Blum
merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor
pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan sosial individu di luar kerja.11 Kepuasan kerja merupakan
respon afektif atau emosional terhadap berbagai segi atau aspek pekerjaan seseorang sehingga
kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal. Seseorang dapat relatif puas dengan salah satu
aspek pekerjaan dan tidak puas dengan satu atau lebih aspek lainnya. Seseorang individu akan
memiliki kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang ada pada dirinya, karena pada
dasarnya kepuasan kerja bersifat individual. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang
diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja.11
Lebih lanjut Siagian menjelaskan bahwa semakin banyak faktor-faktor dalam pekerjaan
yang sesuai dengan keinginan/kebutuhan individu, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang
dirasakan, artinya, ada kesesuaian anatara faktor-faktor pekerjaan dengan keinginan atau kebutuhan
seseorang akan mempengaruhi kepuasannya dalam bekerja.11 Faktor-faktor pekerjaan yang dapat
mempengaruhi kepuasan kerja antara lain upah, kesempatan kerja, kesempatan promosi, jenis
pekerjaan, kepemimpinan, dan iklim kerja. sebaiknya untuk selanjutnya perawat akan terus merasa
puas akan upah, kondisi kerja, supervisi dan lain-lainnya.12

Hubungan Beban Kerja dengan Kepuasan Kerja Perawat


Penelitian yang telah dilakukan peneliti didapatkan hasil uji statistik chi square diperoleh
hasil nilai p=0,031, nilai p<0,05 maka Ho ditolak, yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
beban kerja dengan kepuasan kerja perawat. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian
Ratnaningsih (2002) bahwa ada hubungan yang bermakna antara beban kerja dengan kepuasan
kerja dengan hasil yaitu p=0,001.5 Berdasarkan hasil analisis statistik tersebut menunjukan ada
hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan kepuasan kerja perawat.
Beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan beban kerja yaitu hasil penelitian yang
dilakukan oleh Trisna (2007) di rumah sakit Haji Jakarta didapatkan dalam upaya melaksanakan
tugas dan tanggung jawab, perawat dituntut memberikan pelayananan yang prima yang kadang hal
ini dapat mengakibatkan beban kerja dirasa menjadi berat bahwa kegiatan keperawatan tidak
langsung merupakan kegiatan yang banyak dilakukan diruang rawat inap dan faktor-faktor yang
mempengaruhi beban kerja adalah jumlah pasien yang dirawat, jumlah perawat yang bertugas, dan
banyaknya aktivitas keperawatan langsung dan tidak langsung.6 Hal ini juga terjadi pada hasil
penelitian di Rumah Sakit DR. Muhammad Hoesin Palembang bahwa variabel yang mempunyai
hubungan bermakna dengan beban kerja adalah jumlah kegiatan, rata-rata waktu perawatan tidak

JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 139


langsung serta sistem penugasan dan fasilitas. Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
beban kerja disuatu rumah sakit tidak bisa disamaratakan karena setiap rumah sakit mempunyai
karakteristik yang berbeda sehingga setiap rumah sakit sebaiknya menghitung beban kerja untuk
memperbaiki atau meningkatkan kualitas.2
Hasil penelitian mengenai kepuasan kerja yang dilakukan oleh Ratnaningsih (2002) di
Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara, didapatkan bahwa jenis kegiatan perawatan
langsung dan jenis ruang rawat berhubungan secara bermakna dengan Kepuasan kerja perawat. 5
Penelitian lain dilakukan oleh Trisiah (2007) di Rumah Sakit Umum Daerah dr Adjidarmo
Kabupaten Lebak, didapatkan bahwa kepuasan kerja, motivasi, dan beban kerja memiliki hubungan
yang signifikan terhadap kinerja perawat. Perawat dalam melaksanakan pekerjaannaya dalam hal
memberikan asuhan keperawatan memerlukan keanekaragaman ketrampilan yang harus dikuasai,
identitas tugas yang unik sesuai dengan kebutuhan pasien, keberartian tugas dalam mencapai
kesehatan yang optimal bagi pasien yang dirawatnya, otonomi dalam melakukan asuhan
keperawatan pasien yang menjadi tanggung jawabnya, dan umpan balik terhadap asuhan yang
diberikan oleh atasan.6 Perawat dalam menyelesaikan pekerjaan/asuhan keperawatan pada waktu
berdinas harus diperhatikan/diperhitungkan beban kerjanya karena akan mempengaruhi perilaku
perawat terhadap kepuasan kerja.3
Dari hasil dan pembahasan penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara beban
kerja dengan kepuasan kerja perawat di instalasi rawat inap Prabu Siliwangi dan Anyelir. Beban
kerja tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kemampuan kerja seseorang.
Kemampuan kerja tersebut berkaitan erat dengan tingkat pendidikan yang ditempuh. Tenaga
perawat yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai sesuai dengan profesinya akan
mempunyai kemampuan yang baik dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu juga beban kerja
memerlukan kedisiplinan, ketelitian, kepedulian serta kecerdasan. Berdasarkan hasil kuesioner saat
penelitian, kegiatan produktif tak langsung perawat lebih tinggi daripada kegiatan produktif
langsung. Dan kepuasan kerja terjadi pada tingkatan di mana hasil pekerjaan diterima individu
seperti yang diharapkan. Semakin banyak orang menerima hasil, akan semakin puas. Dengan
terciptanya kepuasan kerja yang merupakan sikap positif yang dilakukan individual terhadap
pekerjaan mereka, maka akan tercapainya kinerja individual tersebut.

SIMPULAN
1. Beban kerja perawat di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati Kota Cirebon tahun 2019 tergolong
kategori berat.
2. Kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Daerah Gunung Jati kota Cirebon tahun 2019 termasuk
puas
3. Adanya hubungan antara beban kerja dengan kepuasan kerja di Rumah Sakit Daerah Gunung
Jati Kota Cirebon tahun 2019.

SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi Rumah Sakit Gunung Jati Kota Cirebon
bagi Manajemen rumah sakit mengenai beban kerja perawat sehingga menjadi acuan dalam
pengelolaan sumber daya manusia keperawatan menjadi lebih efisien.
2. Bagi Perawat
Meningkatkan bimbingan yang dilakukan oleh perawat senior (ketua tim, pembimbing klinik)
kepada perawat pelaksana yang pengalamannya kurang dari 5 tahun dan mengembangkan
sistem jenjang karir perawat yang sesuai dengan peran dan fungsi yang diikuti dengan
penambahan kemampuan dan keahlian/ketrampilan.

JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 140


DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Pedoman uraian tugas tenaga kesehatan di rumah sakit, Jakarta: Dirjen
Yanmed;1992
2. Marquis, B.L & Huston, C.J. Leadership and management functions in nursing theory and
appclication (3thed). Philadelphia: Lippincott;2000
3. Nursalam. Manajemen keperawatan: Aplikasi dalam praktik keperawatan profesional edisi 4.
Jakarta: Salemba Medika;2014
4. Trisna. Analisis beban kerja perawat pelaksana untuk mengevaluasi jumlah kebutuhan tenaga
perawat di Ruang Rawat Inap RS Haji Jakarta. Tesis Program Pasca Sarjana FIK UI. Jakarta:
Tidak dipublikasikan;2007
5. Ratnaningsih. Hubungan beban kerja dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja
pelaksana perawatan di Ruang Rawat Inap RS Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Tesis Program
Pasca Sarjana FIK UI. Jakarta: Tidak dipublikasikan;2002
6. Trisiah, D. Hubungan kepuasan, motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di
Instalasi Rawat Inap RSUD Dr. Adji Darmo Kabupaten Lebak. Tesis Program Pasca Sarjana
FIK UI. Jakarta:Tidak dipublikasikan;2007
7. Notoatmodjo, P.D. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;2010
8. Sutarni, N. Hubungan beban kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Tesis Program Magister FIK UI. Jakarta;2008
9. Gillies, D.A. Nursing management a system approach (3thed) Philadelphia: W.B. Saunders
Company;1994
10. Ilyas. Y. Perencanaan SDM rumah sakit teori, metode dan formula. Edisi Revisi. Jakarta: FKM
UI;2004
11. Siagian. Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara;2007
12. As’ad, M. Psikologi industri. Edisi VI. Yogyakarta: P. Liberty;2000

JURNAL KESEHATAN Vol. 10 No. 2 Tahun 2019 | 141

Anda mungkin juga menyukai