Makalah Logika

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

DEFINISI, MACAM-MACAMNYA, DAN ATURAN-ATURAN

MEMBUAT DEFINISI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Kuliah

Mata Kuliah : Logika

Dosen Pengampu : Abdullah, M.Ag.

Disusun oleh:

Khofifah Diana Pangestuti (2230410022)

Muhammad Arif Kurniawan (2230410037)

PROGRAM STUDI ILMU HADIS


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mempermudah dalam
pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu. Selain itu, kami juga
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, serta teman-teman yang sudah
mendukung hingga titik terakhir ini.

Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “Definisi, Macam-
Macamnya, dan Aturan-Aturan Membuat Definisi”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa yang akan datang,
mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang lain. Kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon dengan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa depan.

Kudus, 30 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan ........................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2

A. Pengertian Definisi......................................................................................... 2

B. Macam-Macam Definisi ................................................................................ 2

C. Aturan-Aturan Definisi ................................................................................. 4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 6

A. Kesimpulan ................................................................................................... 6

B. Saran .............................................................................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman, manusia selalu berpikir seenaknya saja, mereka
menginginkan suatu hal yang mudah dan praktis, dan mengabaikan logika dalam
berpikir. Kebanyakan orang-orang tersebut menganggap remeh tentang logika dimana
logika adalah salah satu cabang dan dasar filsafat yang berpangkal pada penalaran.
Sehingga untuk mendapat penalaran yang logis dan kritis, maka kita perlu berfilsafat
dengan baik yaitu menjadikan logika sebagai landasannya.
Dengan mempelajari logika maka kita akan mendapat banyak keuntungan
seperti menambah kemampuan untuk menyatakan gagasan secara jelas dan berbobot,
meningkatkan keterampilan dalam menyusun definisi dari sebuah term, serta
memperluas kemampuan kita untuk merumuskan argumentasi dan memberikan
analisisnya secara kritis.. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai materi logika,
maka berikut ini kami menyusun makalah yang membahas pengertian definisi,
macam-macamnya, dan aturan-aturan dalam membuat definisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi?
2. Apa saja macam-macam definisi?
3. Jelaskan aturan-aturan dalam membuat definisi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian definisi
2. Untuk mengetahui macam-macam definisi
3. Untuk mengetahui aturan-aturan dalam membuat definisi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
Secara etimologis, definisi berasal dari kata: “definitio” (bahasa Lain), yang
berarti “pembatasan”. Definisi bertugas menentukan batas suatu pengertian dengan
tepat, jelas dan singkat.
Definisi merupakan unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang
merumuskan dengan singkat dan tepat mengenai objek atau masalah. Definisi sangat
penting bagi seseorang yang menginginkan sanggup berpikir dengan baik. Pernyataan
sebagai suatu bentuk definisi harus terdiri atas dua bagian, yaitu definiendum dan
definiens, dua bagian ini harus ada jika tidak bukanlah suatu definisi.1 Definisi atau
batasan arti banyak macamnya, yang disesuaikan dengan berbagai langkah,
lingkungan, sifat, dan tujuannya.

B. Macam-Macam Definisi
Secara garis besar definisi di bedakan atas tiga jenis, yakni definisi nominalis, definisi
realis, dan definisi praktis :
1. Definisi Nominalis
Yaitu menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih umum
dimengerti. Jadi, sekadar menjelaskan kata sebagai tanda, bukan menjelaskan hal
yang ditandai. Definisi nominalis terutama dipakai pada permulaan sesuatu
pembicaraan atau diskusi. Definisi nominalis ada enam jenis, yaitu definisi
sinonim, definisi simbolik, definisi etimologik, definisi semantik, definisi
stipulatif, dan definisi denotatif.2
Dalam membuat definisi nominalis ada tiga syarat yang perlu diperhatikan,
yaitu: jika sesuatu kata hanya mempunyai sesuatu arti tertentu harus selalu diikuti
menurut arti dan pengertiannya yang sangat biasa, jangan menggunakan kata
untuk mendefinisikan jika tidak tahu artinya secara tepat jika arti sesuatu istilah

1 Susanto Darmali, Ilmu Alamiah Dasar Definisi

2
Bambang Kusbandrijo, Dasar-Dasar Logika, Kencana : 2018, hlm.64.

2
menjadi objek pembicaraan, maka harus tetap diakui oleh kedua pihak yang
berdebat.
2. Definisi Realis
Yaitu penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu istilah. Jadi, bukan
sekadar menjelaskan istilah, tetapi menjelaskan isi yang dikandung oleh suatu
istilah. Definisi realis ada dua jenis sebagai berikut :
a. Definisi Esensial, yakni penjelasan dengan cara menguraikan bagian-
bagian dasar yang menyusun sesuatu hal, yang dapat dibedakan antara
definisi analitik dan definisi konotatif. Definisi analitik, yakni penjelasan
dengan cara menunjukkan bagian-bagian sesuatu benda yang
mewujudkan esensinya. Definisi konotatif, yakni penjelasan dengan cara
menunjukkan isi dari suatu term yang terdiri atas genus dan diferensia.
b. Definisi Deskriptif, yakni penjelasan dengan cara menunjukkan sifat-
sifat yang dimiliki oleh hal yang didefinisikan yang dibedakan atas dua
hal, definisi aksidental dan definisi kausal. Definisi aksidental, yakni
penjelasan dengan cara menunjukkan jenis dari halnya dengan sifat-sifat
khusus yang menyertai hal tersebut. Definisi kausal, yakni penjelasan
dengan cara menyatakan bagaimana sesuatu hal terjadi atau terwujud.
Hal ini berarti juga memaparkan asal mula atau perkembangan dari
hal-hal yang ditunjuk oleh suatu term.3
3. Definisi Praktis
Yaitu penjelasan tentang sesuatu hal ditinjau dari segi kegunaan atau tujuan,
yang dibedakan atas tiga jenis, definisi operasional, definisi fungsional, dan
definisi persuasif.
a. Definisi Operasional, yakni penjelasan suatu term dengan cara
menegaskan langkah-langkah pengujian khusus yang harus
dilaksanakan atau dengan metode pengukuran serta menunjukkan
bagaimana hasil yang dapat diamati.
b. Definisi Fungsional, yakni penjelasan sesuatu hal dengan cara
menunjukkan kegunaan atau tujuannya.

3
Bambang Kusbandrijo, Dasar-Dasar Logika, Kencana : 2018, hlm.65.

3
c. Definisi Persuasif, yakni penjelasan dengan cara merumuskan suatu
pernyataan yang dapat memengaruhi orang lain. Definisi persuasif pada
hakikatnya merupakan alat untuk membujuk atau teknik untuk
menganjurkan dilakukannya perbuatan tertentu.

C. Aturan-Aturan Membuat Definisi


Dalam merumuskan definisi ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan
supaya definisi yang dirumuskan itu baik dan betul-betul mengungkapkan pengertian
yang didefinisikan secara jelas dan mudah dimengerti.
Syarat syarat definisi secara umum dan sederhana ada lima syarat, definisi
harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan, definisi harus
merupakan suatu kesetaraan arti hal yang didefinisikan dengan yang untuk
mendefinisikan, definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat istilah yang
didefinisikan, definisi sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang
positif, definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang
kabur atau bahasa kiasan.
Berikut ini contoh-contoh pembuatan definisi. Definisi nominal, katanya,
yaitu dengan menguraikan arti katanya. Jadi bukan merupakan definisi menurut arti
sebenarnya, namun masih mengandung manfaat, yaitu menghindarkan salah
pengertian dalam suatu perbincangan. Definisi nominal dapat dinyatakan dengan
beberapa cara:4
a. Etimologis (berdasarkan asal mula kata)
b. Melalui kamus
c. Sinonim (budak, hamba sahaya, babu)
Definisi real, yaitu definisi yang sudah memperlihatkan hal (benda) yang dibatasi.
Definisi ini selalu majemuk, artinya selalu terdiri atas dua bagian:
Pertama, menyatakan unsur yang menyerupakan hal yang tertentu dengan hal lainnya.
Kedua, menyatakan unsur yang membedakannya dari sesuatu yang lain, misal:
manusia adalah hewan berakal, “hewan” merupakan bagian pertama, sedang
“berakal” bagian kedua.
Definisi real dibedakan atas:

4
Bambang Kusbandrijo, Dasar-Dasar Logika, Kencana : 2018, hlm.67.

4
a. Definisi hakiki, suatu definisi yang menyatakan hakikat dari sesuatu objek.
Yaitu suatu pengertian yang abstrak, yang mengandung unsur-unsur pokok
untuk memahami suatu golongan (spesies) yang tertentu dan untuk
membedakannya dari semua golongan yang lain. Definisi hakiki merupakan
definisi yang diterapkan di dalam ilmu pengetahuan terlebih dalam filsafat.
Definisi ini tersusun atas genus proximum dan differentia specifica. Genus
adalah setiap pengertian yang menyatakan hanya sebagian saja dari hakikat
sesuatu, sedangkan specifica ialah setiap pengertian yang bisa dikenakan
pada bawahan-bawahannya sebagai hakikat yang utuh dan membedakan
spesies dengan genusnya, misal: “berakal budi”, membedakan manusia
(spesies) dari hewan (genus).5
b. Definisi gambaran, definisi ini menggunakan ciri-ciri khas sesuatu yang
akan didefinisikan, misal: Ateng itu pendek. Pada kalimat ini jelas pendek
merupakan ciri khas dari Ateng. Jadi dengan mengumpulkan jumlah ciri
khas itu dapat dibedakan spesies dari spesies lainnya.
c. Definisi bertujuan, yaitu definisi yang memperlihatkan aspek
kegunaannya, misal: mobil adalah sarana transportasi.
d. Definisi kausal, definisi yang hanya menunjukkan hukum sebab akibat,
misal: gerhana bulan adalah terjadinya karena bumi berada di antara bulan
dan matahari.
Aturan Definisi:6
1. Definisi harus dapat dibolak-balik
2. Definisi harus positif
3. Apa yang didefinisikan tidak boleh masuk dalam definisi
4. Definisi tidak boleh menggunakan kata kabur, bermakna ganda dan kiasan

5
Bambang Kusbandrijo, Dasar-Dasar Logika, Kencana : 2018, hlm.67.

6
Bambang Kusbandrijo, Dasar-Dasar Logika, Kencana : 2018, hlm.68.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Definisi merupakan unsur atau bagian dari ilmu pengetahuan yang merumuskan
dengan singkat dan tepat mengenai objek atau masalah.
2. Definisi nominalis yaitu menjelaskan sebuah kata dengan kata lain yang lebih
umum dimengerti. Jadi, sekadar menjelaskan kata sebagai tanda, bukan
menjelaskan hal yang ditandai.
3. Definisi realis yaitu penjelasan tentang hal yang ditandai oleh sesuatu istilah. Jadi,
bukan sekadar menjelaskan istilah, tetapi menjelaskan isi yang dikandung oleh
suatu istilah.
4. Definisi praktis yaitu penjelasan tentang sesuatu hal ditinjau dari segi kegunaan
atau tujuan, yang dibedakan atas tiga jenis, definisi operasional, definisi
fungsional, dan definisi persuasif.
5. Syarat syarat definisi secara umum dan sederhana ada lima syarat, definisi harus
menyatakan ciri-ciri hakiki dari apa yang didefinisikan, definisi harus merupakan
suatu kesetaraan arti hal yang didefinisikan dengan yang untuk mendefinisikan,
definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat istilah yang didefinisikan,
definisi sedapat mungkin harus dinyatakan dalam bentuk rumusan yang positif,
definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang
kabur atau bahasa kiasan.

B. Saran
Makalah ini memberikan penjelasan mengenai pengertian definisi, macam-
macamnya, dan aturan-aturan dalam membuat definisi. Dengan adanya makalah ini,
penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami lebih jelas tentang pengertian
definisi, macam-macamnya, dan aturan-aturan dalam membuat definisi.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kusbandrijo, Bambang. 2019. Dasar-Dasar Logika. Jl. Tambra Raya No. 23


Rawamangun - Jakarta : Penerbit Kencana (Divisi dari Prenadamedia
Group).
Darmali, Susanto. Modul 2.2. Ilmu Alamiah Dasar Definisi. Adoc.pub

Anda mungkin juga menyukai