Rembesan Air Pada Tanah, Kelompok 1.
Rembesan Air Pada Tanah, Kelompok 1.
Rembesan Air Pada Tanah, Kelompok 1.
TEKNIK SIPIL
D4 KONTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI MANADO
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan susunan butiran padat dan pori-pori yang saling berhubungan satu sama
lain sehingga air dapat mengalir dari satu titik yang mempunyai energi lebih tinggi ke
titik yang mempunyai energi lebih rendah. Terdapat tiga zona penting pada lapisan tanah
dekat permukaan bumi, yaitu
1. Pada zona jenuh air, dianggap dalam keadaan jenuh sempurna. Batas atas dari zona
penuh adalah perrmukaan air tanah atau permukaan fratis
2. Pada zona kapiler, terletak diatas zona jenuh. Ketebalan zona ini bergantung dari
macam tanahnya. Akibatnya, air mengalami isapan atau tekanan negatif
3. Pada zona tak jenuh, berada paling atas. Merupakan zona yang paling dekat dengan
permukaan tanah, dimana air terpengaruhi oleh penguapan dan akar tumbuh-
tumbuhan
Air tanah berasal dari berbagai sumber, tetapi umumnya berasal dari air hujan. Air hujan
ini menyerap ke bawah lewat ruang pori diantara butiran tanah. Air sangat berpengaruh
pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir halus. Mempelajari aliran air dalam
tanah sangat penting dalam memperhitungkan banyaknya air yang merembes dibawah
bangunan air, memecahkan masalah air , pelaksanaan konstruksi pekerjaan air tanah, juga
perhitungan stabilitas bendungan tanah
Rembesan adalah air waduk yang mencari jalannya melalui material yang porus atau
suatu rekahan baik yang ada di dalam suatu massa tanah. Gaya atau tekanan air rembesan
dapat menimbulkan alur air baru atau alur eksisting hingga bendungan rekah. Rembesan
air bermaksud untuk mengukur kemampuan tanah dilewati oleh air melalui pori-porinya.
Rembesan air di dalam tanah dalam keadaan sebenarnya terjadi kesegala arah, tidak
dalam arah vertikal atau horisontal saja, serta besarnya aliran tidak sama untuk setiap
penampang yang ditinjau.
3
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari rembesan?
2. Bagaimanan penerapan Hukum Darcy pada Rembesan?
3. Bagaimana menghitung daya rembes?
4. Bagaimana menentukan daya rembes pada tanah berlapis?
5. Apa yang dimaksud dalam teori jaring aliran?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari rembesan
2. Mengetahui penerapan Hukum Darcy pada rembesan
3. Mengetahui cara menghitung daya rembes
4. Mengetahui cara menentukan daya rembes pada tanah berlapis
5. Mengetahui deskripsi dari teori jaring aliran
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menghitung Daya Rembesan
Aliran air melalui tanah dianggap mengikuti hukum Darcy:
𝑄 𝐻
= 𝑘𝐴
𝑡 𝑙
di mana:
Q = banyaknya air yang mengalir;
T = waktu untuk mengalirnya air sebanyak Q;
k = koefisien daya rembes untuk tanah;
A = luas tampang.melintang lewat mana air mengalir;
H = tinggi energi hidrolik melintasi tanah;
𝑙 = panjang jalan aliran melalui tanah.
Perbandingan H/ 𝑙 dikenal sebagai gradien hidrolik dan dinyatakan sebagai 𝑖.
Koefisien daya rembes k karenanya sama dengan
𝑄/𝑡
𝐴𝑖
dan dapat didefinisikan sebagai kecepatan aliran setiap satuan luas tanah, di bawah
satuan gradien hidrolik. Koefisien ini dinyatakan dalam mm/detik.
a) Pengukuran dalam “Tegangan Tetap” (Constant Head)
Pengujian ini dapat dilakukan terhadap contoh tanah yang tidak terganggu
(undisturbed) ataupun contoh tanah terganggu (disturbed). Pengujian ini cocok
dilakukan untuk tanah berbutir kasar yang mempunyai nilai koefisien permeabilitas
yang tinggi, sesuai dengan . SNI 03 – 6871 – 2002. Dinamakan uji tinggi tekanan
tetap/konstan, karena selama pengujian dilakukan diusahakan supaya perbedaan
tinggi tekanan muka air selalu dalam kondisi tetap/konstan
𝑄
𝑘=
𝐴. 𝑖. 𝑡
𝑄 = 𝑘. 𝐴. 𝑖. 𝑡
Keterangan:
Q = Debit (cm3)
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
A = Luas Penampang (cm2)
i = Koefisien Hidrolik = h/L
t = Waktu (detik)
5
Pengujian permeabilitas ini dilakukan sesuai dengan SNI 03-6870-2002. Pengujian ini
dapat dilakukan pada tanah berbutir halus, air mengalir melewati tanah berbutir halus
dengan suatu kecepatan yang jauh lebih lambat daripada kalau melewati bahan kasar.
sebagai konsekuensinya, adalah tidak mungkin untuk memperoleh suatu jumlah air
yang dapat diukur di dalam suatu jangka waktu yang masuk akal. Dengan alat ini
perbedaan tinggi muka air pada pipa diukur, dari saat t = 0 dan perbedaan tinggi muka
air = ℎ1 sampai t = t dan perbedaan tinggi = ℎ2
𝑑ℎ
Kecepatan turunnya muka air pada pipa 𝑣 = 𝑑𝑡
Keterangan:
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a = Luas Penampang Pipa (cm2)
L = Panjang/Tinggi Sampel (cm)
A = Luas Penampang Sampel Tanah (cm2)
t = Waktu Pengamatan (detik)
h1 = Tinggi Head Mula-mula (cm)
h2 = Tinggi Head Akhir (cm)
6
B. Menentukan Daya Rembes pada Tanah Berlapis
Kondisi tanah di lapangan tidak selamanya homogen, kadang berlapis lapis dengan
arah lapisan horizontal, vertikal ataupun landai. Koefisien rembes tanah berlapis
dihitung sebagai berikut:
a) Aliran sejajar lapisan
𝑣 = 𝑘𝐻(𝑒𝑞) . 𝑖𝑒𝑞
𝑣1 = 𝑘𝐻1 . 𝑖1 ………
Jadi debit
𝑞 = 𝑘𝐻(𝑒𝑞) . 𝑖𝑒𝑞 . 𝐻 = {𝑘𝐻1 . 𝑖1 . 𝐻𝐼 + 𝑘𝐻1 . 𝑖1 . 𝐻𝐼 + ⋯ + 𝑘𝐻𝑛 . 𝑖𝑛 . 𝐻𝑛 }
Sehingga:
𝑖=𝑛
1
𝑘𝐻𝑒 = ∑ 𝑘𝐻𝑖 . 𝐻𝑖
𝐻
𝑖=1
7
Dengan menggunakan hukum Darcy, sehingga:
𝑣 = 𝑣1 = 𝑣2 = 𝑣3 = ⋯ … … = 𝑣𝑛
ℎ
𝑘𝑉(𝑒𝑞) = 𝑘𝑉1 . 𝑖1 = 𝑘𝑉2 . 𝑖2 = 𝑘𝑉3 . 𝑖3 = ⋯ … = 𝑘𝑉𝑛 . 𝑖𝑛
𝐻
ℎ = ℎ1 + ℎ2 + ℎ3 + ⋯ … … + ℎ𝑛
ℎ = 𝐻1 . 𝑖1 + 𝐻2 . 𝑖2 + 𝐻3 . 𝑖3 + ⋯ + 𝐻𝑛 . 𝑖𝑛
2 Persamaan itu disubtitusikan, sehingga:
𝐻
𝑘𝑉(𝑒𝑞) =
𝐻 𝐻 𝐻 𝐻
( 1 ) + ( 2 ) + ( 3 ) + ⋯ + ( 𝑛)
𝑘𝑣1 𝑘𝑣2 𝑘𝑣3 𝑘𝑛
8
D. Gradien Hidrolik Kritis
Gradien hidrolik kritis adalah grafien hidrolik pada mana tanah menjadi tidak stabil, yaitu
pada waktu tekanan antar-butir (tegangan efektif) menjadi nol. Tinjau suatu contoh tanah,
panjang d, dengan air mengalir ke arah atas menanggung tinggi tekanan h seperti
diperlihatkan pada gambar dibawah
= 𝑑(𝛾𝑗𝑒𝑛 + 𝛾𝑤 ) − ℎ𝛾𝑤
𝜎 ′ = 𝑑𝛾 ′ − ℎ𝛾𝑤
𝑑𝛾 ′ adalah berat terendam dari tanah dan harus lebih besar daripada ℎ𝛾𝑤 supaya terdapat
suatu tekanan antar-butir. ℎ𝛾𝑤 dikenal sebagai tekanan rembesan (seepage pressure).
Apabila tinggi h dinaikkan sampai 𝑑𝛾 ′ = ℎ𝛾𝑤 , maka 𝜎 ′ = 0 dan tanah akan menjadi
𝛾′
tidak stabil. Dalam keadaan ini, gradien hidrolik ℎ⁄𝑑 = ⁄𝛾𝑤 , dan dikenal sebagai
gradien hidrolik kritis 𝑖𝑐 . Juga :
𝛾 ′⁄
Gradien hidrolik kritis 𝑖𝑐 = 𝛾𝑤
𝛾𝑠𝑎𝑡 −𝛾𝑤
ic =
𝛾𝑤
𝐺 +𝑒
( 𝑠 )𝛾𝑤 −𝛾𝑤
ic = 1+𝑒
atau
𝛾𝑤
𝐺𝑠 −1
𝑖𝑐 =
1+𝑒
9
E. Pasir Apung (Quicksand)
Suatu tanah di bawah gradien hidrolik kritis akan menjadi tidak stabil dan dikatakan
berada dalam keadaan "terapung." Dengan definisi ini, maka setiap tanah berbutir dapat
merupakan suatu "pasir apung," akan tetapi tanah dengan daya rembes tinggi (seperti
kerikil dan pasir kasar) memerlukan air dalam jumlah besar untuk mencapai suatu gradien
hidrolik kritis. Oleh karena itu keadaan pasir apung biasanya terbatas untuk pasir berbutir
halus.
10
Jaring aliran (skala 1 : 250)
Air hanya akan mengalir apabila terdapat suatu tinggi tekanan, katakankah H, dan ini
dihamburkan sebagai pengaliran air melalui tanah. Oleh karena itu, pada setiap garis
aliran, akan terdapat suatu titik di mana tinggi tekanan telah dihamburkan. Semua titik ini
di mana tinggi tekanan adalah sama dapat dihubungkan oleh suatu garis ekipotensial.
Pada titik di mana air mengalir ke dalam dan ke luar tanah, permukaan tanah ini akan
merupakan garis-garis ekipotensial.
Pada waktu menggambar suatu jaring aliran, dianjurkan untuk memilih garis-garis
aliran dan garis-garis ekipotensial yang memberikan petak-petak yang mendekati bujur
sangkar, karena ini lebih mudah untuk dikenal. Akan selalu terdapat sejumlah kecil
petak-petak pada perbatasan yang tidak berbentuk mendekati bujur sangkar, dan ini
dikenal sebagai petak-petak tunggal (singular fields).
Sebelum dicoba suatu contoh lebih lanjut, dalam membuat jaring aliran hendaknya
diperhatikan hal-hal berikut :
• Garis-garis aliran harus digambar dengan setiap garis kira-kira sejajar dengan
garis yang sebelumnya. Garis-garis aliran tidak akan pernah berpotongan satu
dengan yang lain.
• Garis-garis ekipotensial digambar sedemikian sehingga mereka memotong garis-
garis aliran pada arah tegak lurus. Adalah lebih mudah untuk memilih garis-garis
ekipotensial yang membentuk petak-petak yang mendekati bujur sangkar.
11
Kehilangan air akibat rembesan
Dipakai notasi 𝑁𝑓 = Banyaknya jalan air
Sekarang, tinjau satu bujur sangkar, sisi 𝑎, dan di sepanjang suatu panjang bendung yang
sama dengan suatu satuan
Kehilangan tinggi dari AD sampai BC = dh
𝐻 1
Dimana 𝑑ℎ = ( 𝐻 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠)
𝑁𝑒 8
= 𝑘. 𝑑ℎ
∴kecepatan pengaliran dariPQ sampai RS pada satuan lebar = k.dh. 𝑁𝑓
𝐻
Tetapi 𝑑ℎ =
𝑁𝑒
𝑄 𝑁𝑓
= 𝑘. 𝐻
𝑡 𝑁𝑒
12
Contoh persoalan jaring aliran
Suatu dinding turap dipancang sampai suatu kedalaman 6 m ke dalam tanah tidak kedap yang
mempunyai sua tu kedalaman sampai 13,5 m di bawah permukaan tanah. Di bawah tanah ini
terdapat suatu lapisan kedap air. Pada satu sisi dinding turap terdapat air sedalam 4,5 m. Buat
sua tu sketsa ringkas dari jaring aliran dan tentukan perkiraan rembesan di bawah dinding
turap dalam liter/hari, ambil daya rembes tanah sebesar 6 × 10−3 𝑚𝑚/𝑑𝑒𝑡
Jelaskan tentang erosi bawah tanah (piping) dan bagaimana jaring-aliran dapat dipakai untuk
menentukan apakah keadaan ini rasa-rasanya akan terjadi di bagian depan dari turap.
(Anggap kerapatan tanah sebesar 1900 𝑘𝑔/𝑚3)
Penyelesaian:
Dengan memperhatikan gambar diatas Penjelasan mengenai pasir apung, ada pada
Dari jaring-jaring halaman …
𝑁𝑓 = 5 𝑁𝑒 = 10 Dalam praktek telah diketemukan bahwa
5
erosi bawah tanah mungkin terjadi di
Q/t = 6 × 10−3 × 4,5 × 10 depan turap untuk suatu jarak sebesar kira-
= 0,0135 liter/detik/meter panjang kira setengah dalamnya penetrasi, jadi
= 0,0135 × 60 × 60 × 24 untuk contoh ini suatu prisma dalam 6 m
= 1166 liter/hari/meter panjang X lebar 3 m X teba1 1 m mungkin
mengalami erosi bawah tanah.
Tinjau jalan aliran dalam areal yang paling
mungkin mengalami kegagalan
13
(AB dipakai pada Gambar diatas, berhubung jaririg aliran adalah simetris).
Gradien hidrolik
Dimana
0,9
∴faktor keamanan terhadap erosi bawah tanah = 0,3 = 3,0
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
1. Rembesan (seepage) merupakan air wakduk yang mencari jalan melalui material
yang porus atau suatu rekahan yang berada di dalam suatu massa tanah.
2. Aliran air melalui tanah dianggap mengikuti hukum Darcy:
𝑄 𝐻
= 𝑘𝐴
𝑡 𝑙
3. Pengukuran dalam “Tegangan Tetap” (Constant Head)
𝑄
𝑘=
𝐴. 𝑖. 𝑡
𝑄 = 𝑘. 𝐴. 𝑖. 𝑡
Pengukuran dalam “Tegangan Berubah” (Variable/Falling Head)
𝑎. 𝐿 ℎ1
𝑘 = 2303. ( ) . 𝑙𝑜𝑔
𝐴. 𝐿 ℎ2
4. Kondisi tanah di lapangan tidak selamanya homogen, kadang berlapis lapis
dengan arah lapisan horizontal, vertikal ataupun landai. Koefisien rembes tanah
berlapis dihitung pada aliran sejajar dan pada aliran tegak lurus lapisan
5. Ketentuan daya rembes tanah di lapangan, terdapat lapisan berair tak terbatas dan
terbatas
Saran: .
Penulis menyadari sepenuhnya jika makalah ini masih banyak kesalahan dan jauh
dari kata sempurnanya. Oleh karena itu, untuk memperbaiki makalah tersebut
penulis meminta kritis yang membangun dari para pembaca.
15
DAFTAR PUSTAKA
Smith, M.J..Mekanika Tanah / M.J. Smith .1981
Admin. (2022, March 14). Pengertian Akuifer atau aquifer Pengertian Akuifer atau aquifer.
Sumut. https://sipil.uma.ac.id/pengertian-akuifer-atau-aquifer/
Scribd. https://www.scribd.com/document/365130678/Daya-Rembes
research. https://www.academia.edu/29209520/Bab_4_PERMEABILITAS
Perumahan
Rakyat. https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/04/fd66b_MDL_
Perhitungan_Rembesan.pdf
16
17