Jawaban Dis 2 Desain Dan Model Pem

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Inquiry Based Learning

Model pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta


didik untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen atau
penelitian secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam
model ini, peserta didik diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam
pembelajaran dengan cara mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.

Pengertian di atas senada dengan pendapat Priansa & Donni (2017, hlm. 258) yang
mengungkapkan bahwa Inquiry learning adalah model pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk mengajukan pertanyaan dan menarik simpulan dari prinsip-prinsip umum
berdasarkan pengalaman dan kegiatan praktis. Artinya, pembelajaran ini menuntut siswa untuk
mencari dan menemukan sendiri pengetahuan yang mereka butuhkan, lewat pertanyaan,
meminta keterangan, atau penyelidikan.

Secara makna bahasa, inkuiri berasal dari bahasa Inggris, yakni inquiry yang bermakna
penyelidikan atau meminta keterangan. Seperti yang diungkapkan Anam (2016, hlm. 7) bahwa
secara bahasa, inkuiri berasal dari kata inquiry yang merupakan kata dalam bahasa Inggris yang
berarti; penyelidikan atau meminta keterangan; terjemahan bebas untuk konsep ini adalah
“siswa diminta untuk mencari dan menemukan sendiri”. Istilah inquiry atau “meminta
keterangan” ini adalah istilah yang sering digunakan oleh pihak berwajib seperti detektif untuk
memintai keterangan dari saksi atau tersangka dalam penyelidikannya.

Sementara itu, Bell (dalam Priansa & Donni, 2017, hlm. 258) menyatakan bahwa pembelajaran
inquiry merupakan pembelajaran yang terjadi sebagai hasil kegiatan peserta didik dalam
memanipulasi, membuat struktur, dan mentransformasikan informasi sedemikian rupa
sehingga ia menemukan informasi baru.

Bell lebih memilih untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dibalik pertanyaan,
penyelidikan, atau pemintaan keterangan yang dilakukan oleh siswa dalam inquiry learning.
Para ahli lain juga tentunya memiliki berbagai pendapat yang berbeda namun dalam medan
pengertian yang sama. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita menyelami beberapa pendapat
para ahli mengenai pengertian model pembelajaran inquiry learning yang akan dibahas di
bawah ini.

Model Pembelajaran Inquiry menurut Para Ahli


Berikut adalah beberapa pendapat beberapa ahli lain mengenai pengertian pembelajaran
inkuiri atau inquiry based learning model.

W.Gulo

Pembelajaran inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal
seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri
(Gulo dalam Anam, Khoirul, 2017, hlm. 11).

Coffman

Inquiry learning adalah model pembelajaran yang secara langsung melibatkan siswa untuk
berpikir, mengajukan pertanyaan, melakukan kegiatan eksplorasi dan eksperimen sehingga
siswa mampu menyajikan solusi atau ide yang bersifat logis dan ilmiah (Coffman dalam Abidin,
2018, hlm. 151).

Hanafiah dan Sudjana

Model pembelajaran inquiry merupakan metode pembelajaran yang menuntut siswa untuk
dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya
perubahan perilaku (Hanafiah dan Sudjana, 2010 dalam Wardoyo 2015, hlm. 66).

Abidin

Menurut Abidin (2018, hlm. 149): Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang
dikembangkan agar peserta didik menemukan dan menggunakan berbagai sumber informasi
dan ide-ide untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah, topik, dan isu tertentu.

Simpulan

Berdasarkan beberapa teori menurut pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan
bahwa inquiry learning adalah model pembelajaran menuntut peserta didik untuk melakukan
proses dalam menemukan pengetahuannya secara mandiri lewat serangkaian investigasi,
pencarian, eksplorasi dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan percobaan atau
penelitian untuk memecahkan suatu masalah atau mengetahui suatu materi pengetahuan yang
sedang dipelajari.
Lalu seperti apa langkah-langkah atau prosedur yang biasa disebut dengan sintaks model
pembelajaran ini? Berikut adalah pemaparannya.

Sintaks Inquiry Learning (Langkah)

Menurut Hanafiah dan Sudjana 2010 (dalam Wardoyo 2015, hlm. 68) sintaks atau acuan dasar
langkah pembelajaran inquiry learning adalah sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi kebutuhan siswa.


2. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari.
3. Seleksi bagian materi yang akan dipelajari.
4. Menentukan peran yang harus dilakukan masing-masing siswa.
5. Melakukan penjagaan terhadap kemampuan awal siswa terkait materi yang akan diberikan.
6. Mempersiapkan kelas.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan penyelidikan dan
penganalisisan data yang ditemukan dalam rangka menemukan hal baru dalam pembelajaran.
8. Melakukan tindakan penguatan.

Sementara itu, menurut Clevery 2003 (dalam Wardoyo 2015, hlm. 67) terdapat beberapa
langkah dalam proses pembelajaran menggunakan metode inquiry learning, yaitu sebagai
berikut.

1. Exploration tutorial
Dalam tahap ini, siswa akan melakukan kegiatan eksplorasi untuk menemukan sesuatu yang
baru berdasarkan pemahaman awal yang dimiliki mereka.
2. Self directed learning
Selanjutnya, siswa belajar secara mandiri berdasarkan dari perkembangan pemahaman setelah
tahapan eksplorasi didapatkannya. Artinya bahwa setelah melakukan tahapan eksplorasi maka
siswa akan menemukan konsep baru yang harus dipelajari, dan dipahami secara mandiri.
3. Review tutorial
Merupakan tahapan ketiga dimana pada tahapan ini siswa mempresentasikan hasil temuan
yang didapatkannya dari proses self directed learning.
4. Consolidation tutorial
siswa bersama-sama dengan anggota kelompoknya melakukan konsolidasi terhadap hal-hal
yang mereka temukan. Konsolidasi dilakukan dengan diskusi kelompok maupun presentasi.
5. Plenary tutorial
yaitu siswa merefleksikan pembelajaran individu dan kelompok dengan fasilitator. Dalam
tahapan ini penguatan diberikan oleh fasilitator pendamping yang memberikan pembimbingan
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Jenis Pembelajaran Inquiry

Perlu menjadi catatan bahwa inquiry learning memiliki jenis atau turunan yang berbeda
berdasarkan peran guru dalam kegiatan penyelidikannya. Menurut Kindsvatter (Wisudawati,
Asih W dan Eka Sulistyowati, 2017, hlm. 84-85) berdasarkan peran guru dalam
penyelidikan, inquiry learning terbagi menjadi dua jenis, yakni sebagai berikut.

1. Guided Inquiry (Inquiry terbimbing)


Pada jenis guided inquiry, peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, terutama
pada proses penyelidikan amatlah besar. Guru beperan menentukan topik penelitian yang akan
dilakukan, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan topik yang akan
diselidiki, menentukan prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peserta didik,
hingga membimbing peserta didik dalam menganalisis data, menyediakan worksheet yang telah
berbentuk kolom-kolom sehingga peserta didik cukup melengkapi dan membantu membuat
kesimpulan. Guide inquiry cocok untuk digunakan bilamana siswa-siswa diketahui mengalami
kesulitan lebih dalam melakukan penyelidikan mengenai suatu materi. Misalnya, jika materi
tersebut dianggap lebih sulit dari yang lain.
2. Open Inquiry (Inquiry terbuka)
Pada tipe ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, sejauh yang
diminta oleh peserta didik. Peserta didik kemudian diberikan kebebasan dan inisiatif dalam
memikirkan bagaimana akan memecahkan masalah yang dihadapi.

Jawaban 1

Pada Inquiry Based Learning dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran,menurut
pendapat saya lebih mudah digunakan pada pembelajaran matematika dibanding pada
pembelajaran sain

Metode inkuiri dapat dilaksanakan melalui beberapa langkah. Menurut Muhibbin Syah (2005:
244) menyampaikan “ tahapan dan prosedur pelaksanaan inkuiri sebagai berikut : Pemberian
rangsangan (stimulation), Pernyataan atau identifikasi masalah (problem statement,.
Pengumpulan data (data collection), Pengolahan data (data processing), Verifikasi (verification)
Generalisasi (generalization)”. Piaget dalam Ida (2005: 55) memaparkan ada beberapa langkah
penerapan metode inkuiri yaitu: 1.Membina suasana yang responsif diantara siswa.
2.Mengemukakan permasalahan untuk di inkuiri (ditemukan) melalui cerita, film, gambar, dan
sebagianya. Kemudian mengajukan pertanyaan ke arah mencari, merumuskan dan
memperjelas permasalahan dari cerita dan gambar. 3.Mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada siswa, pertanyaan yang diajukan bersifat mencari atau mengajukan informasi atas data
tentang masalah tersebut. 4.Merumuskan hipotesis/ perkiraan yang merupakan jawaban dari
peryataan tersebut. Perkiraan jawaban ini akan terlihat tidaknya setelah pengumpulan data dan
pembuktian atas data. Siswa mencoba merumuskan hipotesis permasalahan tersebut. Guru
membantu dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan. 5.Menguji hipotesis, guru mengajukan
petanyaan yang bersifat meminta data untuk pembuktian hipotesis. 6.Pengambilan kesimpulan
perumusan kesimpulan ini dilakukan guru dan siswa Penerapan metode inkuiri dalam
pembelajaran dapat dijadikan salah satu alternatif bagi para guru khususnya pada mata
pelajaran matematika. Karena dengan penerapan metode inkuiri dalam pembelajaran
matematika siswa dapat bernalar untuk menemukan konsep sesuai dengan materi yang
dipelajarinya sehingga penguasaan terhadap matematika menjadi semakin baik. Matematika
merupakan mata pelajaran yang memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat kuat dan
jelas. Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran
induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses
penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa, (Depdikbud
2003). Banyak para ahli yang mengatakan bahwa penguasaan matematika menjadi sangat
penting, karena matematika menjadi gerbang untuk menguasai ilmu pengetahuan yang lain.
Menurut Soejadi (2000 : 45), belajar matematika pada hakikatnya adalah suatu aktivitas mental
untuk memahami arti dari struktur-struktur, hubunganhubungan, simbol-simbol, dan
manipulasikan konsep-konsep yang dihasilkan kesituasi yang nyata, sehingga menyebabkan
perubahan. Melalui pembelajaran matematika siswa diharapkan dapat menata nalarnya,
membentuk kepribadiannya serta dapat menerapkan matematika dalam kehidupannya
seharihari sesuai dengan tujuan matematika itu sendiri. Mata pelajaran matematika bertujuan
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. a)Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh, b)Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,
diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah c)Memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,
dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah. d)Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah e)Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Sedangkan Istilah inkuiri digunakan pada berbagai kesempatan dalam pembelajaran sains di
Indonesia sejak tahun 1980an hingga sekarang, bahkan mendapat penekanan dalam Kurikulum
2004. Hasil kajian berbagai penelitian pembelajaran sains selama beberapa tahun ini
menunjukkan masih belum jelasnya pengertian dan esensi inkuiri. Inkuiri (inquiry) yang
diperkenalkan sebagai metode pembelajaran sains dikontraskan dengan metode penemuan
(discovery). Inkuiri juga diperkenalkan sebagai pendekatan dalam pembelajaran sains, sebagai
teknik pembelajaran, dan sebagai model pembelajaran baik sebagai model inkuiri ilmiah
(scientific inquiry), maupun sebagai model latihan inkuiri (inquiry training) dalam rumpun
pemrosesan informasi. Penggunaan label inkuiri pada berbagai kesempatan tersebut tidak akan
memberi dampak pada peningkatan kualitas pembelajaran sains apabila maknanya tidak
dipahami dan manfaatnya tidak disadari oleh para pelaku pembelajaran sains. Diduga inkuiri
akan bermakna apabila diperlakukan sebagai kemampuan kerja ilmiah yang dikembangkan,
diterapkan dan diukur selama proses pembelajaran dan sebagai perolehan pembelajaran.
Upaya menguji dugaan tersebut masih sedang berlangsung dan memerlukan kolaborasi dan
sinergi dengan pelbagai pihak untuk mengatasi kendala dan tantangan yang timbul dari
penelitian yang terpisah-pisah. Maka dari itu penerapan pebdekatan inkuiri pada sain lebih sulit
dibanding dengan peerapan pada pembelajaran matematika

Jawaban 2

Ciri Model Pembelajaran Inquiry

Strategi yang akan digunakan akan bersandar pada pendapat. : Sanjaya 2007 (dalam Warmi
2016, hlm. 73) ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dalam model pembelajaran inquiry
yaitu sebagai berikut.

1. Strategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
(menjadikan siswa sebagai subjek pembelajaran)
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari
sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri yang
artinya dalam pendekatan inkuiri guru ditempatkan bukan sebagai sumber belajar, melainkan
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan
intelektual sebagai bagian dari proses mental.

Karakteristik Inquiry

Berikut adalah karakteristik pembelajaran inquiry menurut Anam, Khoirul (2017, hlm. 13).

1. Menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan yang
artinya menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar.
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu hal yang dipertanyakan, sehingga hal tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan sikap percaya diri dan menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator
belajar peserta didik.
3. Mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses perkembangan mental. Dengan demikian,
peserta didik tak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi lebih pada
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya untuk lebih mengembangkan
pemahamannya terhadap materi pelajaran tertentu.

Jawaban 3

Kelebihan dan Kekurangan Inquiry Learning

Tentunya, sebagai salah satu model pembelajaran yang merupakan alternatif dari model
lain, inquiry learning memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri pula. Keunggulan strategi
pembelajaran inquiry menurut Roestiyah (2012, hlm. 76) dikemukakan sebagai berikut.

1. Dapat membentuk dan mengembangkan (self-concept) pada diri siswa, sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide pokok dengan lebih baik.
2. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru.
3. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur
dan terbuka.
4. Mendorong siswa untuk berpikir inisiatif dan merumuskan hipotesanya sendiri.
5. Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik.
6. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
7. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. ‘
9. Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
10. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan
mengakomodasi informasi.

Selain memiliki keunggulan model pembelajaran inquiry juga memiliki beberapa kelemahan.
Menurut Suherti dan Rohimah (2016, hlm. 53) kelemahan model pembelajaran inquiry adalah
sebagai berikut.
1. Kesulitan pengontrolan kegiatan dan keberhasilan peserta didik
2. Model pembelajaran inkuiri sulit dilaksanakan karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik
dalam belajar
3. Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering pendidik
sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta menguasai materi
pelajaran, maka model pembelajaran ini akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik.

Referensi

1. Abidin, Yunus. (2018). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung:
PT Refika Aditama
2. Anam, Khoirul. (2017). Pembelajaran Berbasis Inkuiri, Metode dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
3. Priansa, Donni. J. (2017). Pengembangan Strategi dan Model Pembelajaran (Inovatif, Kreatif,
dan Prestatif Dalam Memahami Peserta Didik). Bandung: CV Pustaka Setia.
4. Roestiyah. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
5. Suherti, Euis & Rohimah, Siti Maryam. (2016). Bahan Ajar Mata Kuliah Pembelajaran Terpadu.
Bandung: Universitas pasundan.
6. Wardoyo, S. M. (2015). Pembelajaran Konstruktivisme Teori dan Aplikasi Pembelajaran dalam
Pembentukan Karakter. Bandung: Alfabeta.
7. Wisudawati, Asih. W., dan Eka Sulistyowati. (2017). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:
Bumi Aksara.
8. https://media.neliti.com/media/publications/214685-peningkatan-pembelajaran-matematika-
deng.pdf

Anda mungkin juga menyukai