8.dini Siti Taspiah Revisi 191fi05005-1-82
8.dini Siti Taspiah Revisi 191fi05005-1-82
8.dini Siti Taspiah Revisi 191fi05005-1-82
TAHUN 2021
SKRIPSI
2021
HALAMAN JUDUL
TAHUN 2021
SKRIPSI
2021
i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Hipertensi merupakan satu penyakit yang tidak menular yang bisa menyebabkan kematian
premature di dunia, hal ini bisa dikendalikan apabila adanya suatu dukungan dari keluarga,
terdiri dari Dukungan Emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan
informasional. Tujuanya mengetahui adanya Hubungan Dukungan Keluarga terhadap
kepatuhan minum obat hipertensi sebagai Pencegahan komplikasi di Puskesmas Kahuripan
Tahun 2021. metode penelitian ini menggunakan design deskriptif analitik dengan
pendekatan Cross Sectional, sampel yang terkumpul sebanyak 108 responden, pengambilan
sampel dengan teknik purposive sampling dengan rumus Issac dan Michael. Teknik analisis
data menggunakan Uji Chi Square. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa dukungan
emosional (P=Value 0.000, POR 10.214) dan dukungan Informasional (P= Value 0.000
POR 6.875) yaitu adanya hubungan dukungan emosional keluarga dan Informasional
Keluarga dengan kepatuhan minum obat, Diharapkan kepada Pihak puskesmas untuk bisa
memberikan informasi kesehatan tentang pengendalian hipertensi sebagai bentuk promkes
kepada penderita atau kepada pihak keluarga penderita.
v
ABSTRACT
Hypertension is a non-communicable disease that can cause premature death in the world,
this can be controlled if there is support from the family, consisting of emotional support,
appreciation support, instrumental support, informational support. The aim is to find out the
relationship between family support and adherence to taking hypertension medication as
prevention of complications at the Kahuripan Public Health Center in 2021. This research
method uses a descriptive analytical design with a Cross Sectional approach, the sample
collected is 108 respondents, the sample is taken using a purposive sampling technique with
the Issac and Michael formulas. . The data analysis technique used Chi Square Test. The
results in this study indicate that emotional support (P = value 0.000, POR 10.214) and
informational support (P = value 0.000 POR 6.875) is a relationship between family
emotional support and family informational with medication adherence. about controlling
hypertension as a form of health promotion to patients or to the patient's family.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini Tak lupa shalawat
dan salam senantiasa saya curahkan kepada Nabi Muhammad SAW berikut kepada para
Saya sebagai penulis sangat bersyukur dan bahagia karena telah menyelesaikan
Tahun 2021”. Laporan Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat.
Penulis menyadari dalam keberhasilan studi dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan semangat dan do’a kepada penulis
dalam menghadapi setiap tantangan dan penyelesaian skripsi dengan tepat waktu. Oleh
karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. H. Mulyana, S.H., M.Pd., M.H.Kes selaku ketua Yayasan Adhi Guna Kencana
2. Dr. Entris Sutrisno, M.H.Kes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana
3. Agus Mi’raj Darajat, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes selaku Wakil Rektor IV bidang
vii
4. Dr. Ratna Dian K, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat
Tasikmalaya.
8. Kedua orang tua dan suami saya yang senantiasa memberikan doa dan dukungan moril
skripsi ini, untuk itu penulis terbuka dalam menerima saran dan kritik yang membangun ilmu
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................................. v
iv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 12
v
4.1.3 Hubungan Dukungan Emosional Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah kerja Puskesmas Kahuripan ............................... 70
4.1.4 Hubungan Dukungan Penghargaan Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah kerja Puskesmas Kahuripan ............................... 71
4.1.5 Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan .............................. 72
4.1.6 Hubungan Dukungan Informasional Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan .............................. 73
4.2 Pembahasan .......................................................................................................... 74
4.2.1 Gambaran Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi ......................... 74
4.2.2 Gambaran Dukungan Keluarga (Emosional, Penghargaan,
Instrumental, Informasional) ..................................................................... 75
4.2.3 Hubungan Dukungan Emosional Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah kerja Puskesmas Kahuripan ............................... 79
4.2.4 Hubungan Dukungan Penghargaan Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan .............................. 80
4.2.5 Hubungan Dukungan Instrumental Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan .............................. 81
4.2.6 Hubungan Dukungan Informasional Keluarga terhadap Kepatuhan
Minum Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan .............................. 82
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR BAGAN
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
adalah penyakit yang mengakibatkan kematian yang mencapai 71% dari total
17,9 Juta kematian terjadi pada penderita penyakit kardiovaskular, terhitung (44%)
dari seluruh kematian, dan 9,0 Juta kematian pada penderita penyakit kanker
terhitung (22%), kemudian 3,8 juta kematian pada penderita penyakit pernapasan
kronis terhitung (9%) serta 1,6 Juta Kematian terjadi pada penderita penyakit
diabetes terhitung (4%). Pada tahun 2016 seorang pria beresiko tinggi untuk
mengalami kematian sebelum usia 70 tahun, dari salahsatu keempat penyakit tidak
pengelolaan PTM terutama pada negara berkembang, Penyakit tidak menular sudah
menjadi Isu strategis didalam pedoman SDGs 2030, maka dari itu perlu menjadi
Penyakit ginjal kronis, Penyakit jantung koroner, dan stroke Faktor utamanya
adalah Hipertensi. Jika tekanan darah dibiarkan tidak terkontrol maka komflikasi
dari peningkatan tekanan darah seperti pada, penyakit pembuluh darah perifer,
1
2
Sehingga target NCD Global untuk hipertensi adalah penurunan tekanan darah
relative 25% dalam prevalensi tekanan darah tinggi atau hipertensi pada tahun 2025
Salah satu penyakit yang tidak menular yang bisa menyebabkan suatu kematian
saat ini secara global penyakit hipertensi prevalensinya mencapai 22% dari seluruh
penduduk dunia, dari jumlah ini tidak semua melakukan pengendalian penyakit
hipertensi, hanya seperlima dari jumlah penderita hipertensi yang melakukan suatu
27%, dan pada peringkat ke 3 tertinggi Asia tenggara mencapai prevalensi 25% dari
sehingga disebut pembunuh diam- diam atau (the silent of the death ) dan mampu
merusakk fungsi-fungsi dari organ tubun terutama organ-organ vital seperti jantung,
ginjal, dan mata serta mampu menjadi pemicu dari beberapa penyakit diantaranya
prevalensi hipertensi tahun 2013 dan 2018 dari hasil pengukuran pada penduduk
usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 mencapai
25,8% dan tahun 2018 mencapai 34,1%. Kasus tertinggi 44,1% adalah di
umur penyakit hipertensi tertinggi terjadi pada kelompok usia pada usia 65-64 itu
mencapai 63.2%, dan terendah pada kelompok usia 35-44 tahun mencapai 31,6%,
dari diagnosis dokter atau minum obat Antihipertensi pada penduduk umur ≥18
3
dan prevalensi hipertensi di Jawa Barat tahun 2017 sebesar 33% dan tahun 2018
meningkat menjadi 34,5% berdasarkan data dari rekapan laporan portal web,
meningkatkan deteksi dini faktor risiko PTM baik di tingkat provinsi, kabupaten/
kota dalam kegiatan posbindu dan deteksi dini di puskesmas. (“DINKES Jawa
Barat,” 2018)
atau beberapa penyakit lain apabila tidak di kendalikan seperti Stroke, kerusakan
ginjal, dan serangan jantung. kepatuhan dalam pengobatan hipertensi bisa terlihat
dari kerajinan penderitahipertensi dalam mengambil obat sesuai dengan jadwal yang
telah di tentukan, obat yang dikonsumsi setiap hari, dan obat yang habis tepat pada
dan pencegahan dari suatu penyakit yang berlanjutnya dari suatu proses penyakit,
termasuk kedalam (Five Levels of Prevention) pada tahap Early Diagnosis and
Prompt treatment atau diagnosis dini pencegahan segera. (Musakkar dan Djafar,
2020)
CERDIK yaitu Cek kesehatan secara berkala melalui Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) , enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik , diet sehat seimbang istirahat
yang cukup dan mampu mengelola tingkat stress sebagai bentuk Promosi Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam pengendalian faktor risiko penyakit tidak
menular, semua terjadi karena gaya hidup yang dibiarkan begitu saja karena
Perilaku gaya hidup yang tidak sehat karena hal ini bisa menyebabkan kematian dan
kecacatan di dunia. Setiap tahun, dua juta lebih terjadinya kematian yang
risiko dengan perubahan dalam perilaku seperti kegiatan Cerdik yang dilakukan
secara rutin dan saling berkesinambungan seperti cek kesehatan secara rutin dan
risiko penyakit terkait dengan perilaku dan melakukan upaya pengendalian sejak
Hal ini perlu adanya pengingat agar penderita hipertensi bisa melakukan upaya
pengendalian risiko hipertensi, semua ini bisa terjadi jika adanya bentuk dukungan
dari berbagai steak holder, baik itu dari pemerintahan, dari swasta, atau dari
dalam menjalankan suatu terapi pihak keluarga mampu menjadi faktor yang besar
5
serta dukungan secara terus menerus, hal inilah yang dibutuhkan, sehingga penderita
hipertensi bisa menjalankan suatu perencanaa yang akan dilakukan untuk bisa
kebijakan strategis untuk mengatasi masalah ini sejak awal dimana penderita
hipertensi harus dididik tentang diagnosis dan strategi peningkatan kepatuhan harus
Keberhasilan dari suatu pengobatan dan kepatuhan dalam meminum obat bisa
mengendalikan tekanan darah sampai pada jangka waktu yang lebih lama dan dapat
mengurangi risiko rusaknya organ-organ utama di dalam tubuh (Naelal, Rohita dan
Milah, 2020)
Berdasarakan penelitian Muh Anwar, Parhani, dan Irwan tahun 2020 yang
dan peran dari tenaga kesehatan dengan suatu kepatuhan minum obat anti hipertensi
Sejalan dengan penelitian Fajrin violita, Ida Leida M. Thaha, Indra Dwinata
tahun 2015 yang berjudul Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat
6
hipertensi di wilayah kerja puskesmas segeri bahwa adanya suatu hubungan antara
kepatuhan minum obat penderita hipertensi. (Violita, Thaha dan Dwinata, 2015)
Penderita. dan bagi Penderita yang memperoleh dukungan keluarga yang baik
terlihat dengan adanya suatu perbaikan berbeda dengan yang tidak memperoleh
dukungan dari keluarganya. Dukungan yang bisa diberikan oleh keluarga dengan
dukungan dalam mengingatkan untuk meminum obat. (Efendi dan Larasati, 2017)
merupakan suatu dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga, seperti
menjelaskan bahwa dukungan sosial keluarga sangat diperlukan pada saat seseorang
berada dalam masalah atau suatu penyakit, dan peran dari anggota keluarga penting
sekali. Dukungan sosial atau peran dari anggota keluarga sangat diperlukan apabila
terbanyak puskesmas pada tahun 2017 dengan jumlah 11.884, tahun 2019 penyakit
hipertensi tertinggi berada di puskesmas kahuripan yaitu 4736 kasus dan tertinggi ke
tahun 2016 bahwa penyakit Hipertensi mencapai jumlah 2.743 Kasus terdiri dari
1.823 kasus baru dan 920 kasus lama, pada tahun 2019 mencapai 3.337 dengan
jumlah kasus baru 1.683 kasus dan kasus lama 1.654 kasus sedangkan Pada tahun
2020 bahwa penyakit Hipertensi di Puskesmaas Kahuripan terdiri dari 4.736 kasus,
dengan jumlah kasus baru 1.066 kasus, terdiri dari 489 Kasus dengan jenis kelamin
laki-laki, 671 kasus berjenis kelamin perempuan dan 3.576 dengan jumlah kasus
lama yang terdiri dari 1.159 kasus pada laki-laki dan 2.417 kasus pada perempuan.
Puskesmas Kahuripan pada 3 bulan terakhir, bulan Maret 2021 penderita hipertensi
mencapai 170 orang , Bulan April 2021 mencapai 149 orang, dan Bulan Mei 2021
Penderita hipertensi supaya terhindar dari kerusakan organ tubuh dalam jangka
minum obat, mereka mengetahui tentang risiko yang dapat ditimbulkan apabila
tidak minum obat secara teratur salah satunya terjadinya komplikasi, keluarga selalu
obat, dengan alasan pernah tidak meminum obat dikarenakan merasa kondisinya
sudah membaik, tidak ada keluaraga yang mengingatkan dan merasa jenuh dalam
mengkonsumi obat, dan terkadang lupa meminum obat pada saat bepergian, dari ke
puskesmas.
2021”
Latar belakang di atas menjelaskan bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini
2021”.
9
1. Bagi Puskesmas
2. Bagi Penderita
Kesehatan Masyarakat.
2.1.1 Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
kali pengecekan selang waktu lima menit pada keadaan istirahat yang
yang terjadi terus menerus dan lebih dari batas normal. (Tumanduk,
2. Klasifikasi Hipertensi
12
13
meningkatkan:
a. Efikasi.
efek aditif pada kontrol tekanan darah. (Setiadi dan Halim, 2018)
14
b. Tolerabilitas.
tunggal, Disisi lain reaksi obat yang tidak dikehendaki yang lebih
terjadinya oedema.
d. Dana pengobatan,
Teknik SPC atau satu pil dengan dosis satu kali sehari
4. Patofisiologi
5. Penatalaksanaan Hipertensi
a. Hipertensi esensial
16
keturunan.
b. Hipertensi sekunder
6. Pengobatan hipertensi
terapi:
seperti:
2) Mengatasi Obesitas
4) Berhenti Merokok
b. Terapi Farmakologi
tekanan darah
hipertensi
adalah:
1) Umur:
2) Jenis Kelamin
2013)
3) Riwayat Keluarga
1) Merokok
2016)
4) Obesitas
8. Komplikasi Hipertensi
a. Otak
b. Kardiovaskular
c. Ginjal
d. Retinopati
(Nuraini, 2015)
jelas, sukar tidur dan keluarv darah dari hidung namun terkadang hal
nitrogen urea darah dan kreatinin. (endang triyanto, 2014, hal. 14)
2019)
1. Definisi Kepatuhan
faktor diantaranya:
diharapkan.(Puspita, 2016)
32
c. Tingkat Pengetahuan
d. Dukungan keluarga
minum obat terdapat hubungan yang erat dan ada arah yang lebih
dengat tepat dan teratur, hal ini adalah bagian dari dukungan
meminum obat.
metode, salah satu dari itu semua ada metode yang digunakan yaitu
2.1.3 Keluarga
1. Definisi Keluarga
terstruktur dari kepala keluarga serta orang yang hidup dalam satu
2. Fungsi Keluarga
pengobatan
pengobatan
adalah suatu Sikap dari layanan kesehatan yang dikerjakan oleh family
dan Zen, 2020) dalam penelitian Siti Naelal Fadilah (2020) dukungan
a. Dukungan Emosional
Candrawati, 2018)
b. Dukungan Penghargaan
c. Dukungan Instrumental
d. Dukungan Informasional
yang merawatnya.
dukungan informasional.
1 Dukungan emosional
2 Dukungan instrumental
3 Dukungan penghargaan
4 Dukungan informasional
model likert.
42
Kerangka Teori adalah bagian kerangka, isinya sebuah penegasan suatu teori
sebagai landasan serta berfungsi untuk menerangkan suatu situasi dan keadaan yang
sedang diteliti. (Ahyar et al., 2020) adapun kerangka teori yang digambarkan yaitu:
1. Merokok
2. Konsumsi Garam yang
tidak berlebih
3. Kurangnya Aktivitas
Fisik
4. Obesitas
5. Konsumsi Alkohol
Kepatuhan Minum Obat yang berlebih
Psikososial dan stress
dukungan keluarga ini mampu memberikan suatu bentuk motivasi untuk bisa
Dukungan Emosional
Dukungan Penghargaan
Kepatuhan Minum Obat
Dukungan Instrumental
Dukungan Informasional
43
44
design deskriptif analitik dan metode yang digunakan dengan pendekatan Cross
Sectional, karena data variabel bebas dan variabel terikat diambil dan diamati
secara bersamaan yang sudah di tentukan oleh peneliti serta dapat menjabarkan
suatu hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada
minum obat (+) dan Kepatuhan Minum obat (-) sebagai efek dan dari masing-
masing efek tersebut akan ditemukan faktor risiko terkait dukungan keluarga (+) dan
Dukungan Keluarga +
Kepatuhan
Minum Obat +
Dukungan Keluarga -
Populasi Sampel
.
Dukungan Keluarga +
Kepatuhan
Minum Obat -
Dukungan Keluarga -
3.3.1 Tempat
Tasikmalaya.
2021
Tahun 2021
Tahun 2021
46
Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2021
Tahun 2021
1. Variable Independen
2021)
a. Dukungan Emosional
Candrawati, 2018)
48
b. Dukungan Penghargaan
c. Dukungan Instrumental
d. Dukungan Informasional
2. Variable Dependen
Tidak Pernah:
1
Terdiri dari 10
pertanyaan
Terdiri dari 10
pertanyaan
Terdiri dari 10
pertanyaan
Variable Dependen
(Puspita,
2017)
3.7.1 Populasi
Maret mencapai 170 orang, bulan April mencapai 149 orang dan bulan
3.7.2 Sampel
1. Besar Sempel
S = α2. N. P. Q
d2 (N-1)+ α2.P.Q
Keterangan :
52
S= Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
S= 125,792
1,28
S = 98 responden
(Sugiyono, 2018a)
Menjaga Drop Out maka di tambahkan 10%, 98+ 9.8 = 107,8 jadi
2. Teknik Sampel
a) Kriteria Inklusi
b) Kriteria Ekslusi
1. Jenis Data
a. Data Primer
b. Data Sekunder
Kahuripan.
terkait mulai dari tujuan dan manfaat penelitian kepada subjek dan
alpha sebesar 0,715 (dinyatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha >
2. Uji Validitas
(Sutriyawan, 2021)
Keterangan:
N : Jumlah Responden
Keputusan Uji:
b. Jika r hitung lebih kecil dari r table maka variabel tidak valid.
(Sutriyawan, 2021)
sebesar 5%, yang terdiri dari pertanyaan positif dan negatif dari
digunakan.
3. Uji Reliabilitas
Keterangan:
58
σi 2 : Varians total
Keputusan:
Instrumen penelitian.
Sebagian metode dalam pengolahan data melalui beberapa bagian yaitu sebagai
berikut:
59
1. Editing
2. Codding
tanda:
1 = Baik
2 = Kurang
1 = Baik
2 = Kurang
60
1 = Baik
2 = Kurang
1 = Baik
2 = Kurang
1 = Patuh
2 = Tidak Patuh
3. Cleaning
4. Processing
di olah. Hasil akhir yang diperoleh dari analisis data harus menghasilkan
1. Uji Normalitas
maka Cut Of point yang dipakai adalah median hasil Uji Normalitas
nilai p< 0.02 dan data kepatuhan Minum Obat dan dan dukungan
menggunakan Median.
2. Analisis Univariat
𝑓
𝑃∶ 𝑥 100%
𝑛
Keterangan :
P : Proporsi
F : Frekuensi
n : Jumlah Sampel
Hasil analisi data, akan dipersembahkan dalam bentuk tabel
Interprestasi Presentase
Tidak Satupun 0%
Sebagian Kecil 1-25%
Hampir Setengahnya 26-49%
Setengahnya 50%
Sebagian Besar 51-75%
Hampir Seluruh 76-99%
Seluruh 100%
63
3. Analisis Bivariat
variabel.
Uji yang digunakan dalam analisis bivariat ini yaitu uji Chi
Square Test karena uji Chi Square Test memiliki tujuan yaitu untuk
rumus:
X2 = ∑ (O - E) 2
. E
Keterangan:
df = (b-1) (k-1)
b = Jumlah Baris
dependen
64
dependen.
Keterangan:
𝑎𝑥𝑑
𝑃𝑅 =
𝑏𝑥𝑐
1. Bila nilai PR > 1 maka variabel tersebut merupakan faktor resiko untuk
perilaku kepatuhan
3. Bila nilai PR < 1 maka variabel tersebut merupakan faktor proteksi atau
1. Scientific Misconduct
secara bertahap.
bersedia untuk diteliti dan peneliti dapat berjanji untuk menjaga kerahasiaan
identitas penelitian, identitas ini mengacu kepada fakta bahwa peneliti benar-
profesional dalam artian bahwa peneliti bebas dari motif personal atau
kelompok.(Priyono, 2016)