Makalah Akuntansi Pajak

Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERTIAN AKUNTANSI PAJAK ATAS INVESTASI

Dosen Pengampu:
HARYANI PRATIWI SITOMPUL, SE.,M.Si
SONDANG AIDA SILALAHI, SE.,M.Si

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 9
1) Imanuel Saputra Hasibuan (7202242008)
2) Monica Verawati Sirait (7203142024)
3) Xarina Margaretta Sihite (7203142021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dalam mata kuliah Akuntansi Pajak mengenai

Pengertian Akuntansi Pajak Atas Investasi. Kami berterimakasih kepada Ibu Haryani Pratiwi

Sitompul, SE.,M. dan Ibu Sondang Aida Silalahi, SE.,M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah

Akuntansi Pajak.

Kami juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan

sangat jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima

segala kritik dan saran yang dapat membangun agar penyusunan tugas semakin baik untuk

kedepannya. Akhir kata kami ucapkan terimakasih, semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Medan, 17 September 2022

Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4

1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5

2.1 Investasi Saham Menurut Akuntansi.....................................................................................5

2.2 Pembelian dan Penjualan Kembali Investasi Saham..............................................................7

2.3 Tambahan Modal Saham........................................................................................................8

2.4 Investasi Saham Menurut Perpajakan.................................................................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................11

3.2 Saran.....................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Investasi merupakan salah satu cara sebuah organisasi atau perusahaan
dalammengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka danayang
terdapat dalam perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksud sebagaiakumulasi dari
suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akandatang.
Dengan adanya investasi maka organisasi mengharapkan beberapa keuntunganyaitu
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuatkeuangan suatu
organisasi. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalamorganisasi. Aktivitas investasi
yang dilakukan oleh organisasi akan dijadikan sebagaidasar penilaian manajemen kas suatu
organisasi.
Setiap kita mengambil hasil investasi, ada pajak investasi yang akan dipungut dari hasil
investasi itu. Kita perlu mengetahui pajak untuk investasi ini agar tidak kaget ketika tiba-tiba ada
pemotongan dana ketika mau mengambil hasil investasi.
Nilai pajaknya sendiri sudah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994
terkait Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
Indonesia. Aturan tersebutpun diperbarui lagi dengan PP No. 14 No. 14 Tahun 1997. Dalam
Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa penghasilan yang didapatkan atau diterima Wajib Pajak Orang
Pribadi atau Wajib Pajak Badan dari kegiatan jual beli saham di bursa efek akan dikenakan PPh
atau Pajak Penghasilan yang bersifat final.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah masalah yang akan kami angkat ialah sebagai berikut:
1) Bagaimana Investasi Saham Dalam Akuntansi;
2) Bagaimana Jika Terjadi Pembelian dan Penjualan Kembali Investasi Saham;
3) Bagaimana Jika Terjadi Tambahan Saham;
4) Bagaimana Investasi Saham Dalam Perpajakan.

4
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1) Untuk Mengetahui Investasi Saham Dalam Akuntansi;
2) Untuk Mengetahui Jika Terjadi Pembelian dan Penjualan Kembali Investasi Saham;
3) Untuk Mengetahui Jika Terjadi Tambahan Saham; dan
4) Untuk Mengetahui Investasi Saham Dalam Perpajakan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Investasi Saham Menurut Akuntansi

Dalam akuntansi, modal saham adalah bagian dari akun ekuitas yang diatur oleh PSAK
No. 21. Ekuitas adalah bagian dari aset perusahaan, dan merupakan selisih antara kewajiban dan
aset, serta ekuitas yang terdiri dari setoran modal dan laba. PSAK belum membahas bentuk-
bentuk lain dari setoran modal, yang mempengaruhi kepemilikan perusahaan dan menekankan
nilai nominal yang akan disetor oleh para pemegang saham.
Investasi atau penyertaan modal itu sendiri memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah :
a. Untuk memprediksi atau menjamin bahwa perusahaan dapat melanjutkan kegiatan
bisnisnya dalam keadaan sulit (resesi ekonomi). Kemudian, jika situasi ekonomi kurang
menguntungkan, investasi ini dilakukan segera. Oleh karena itu, investasi dilakukan untuk
menyediakan sumber dana bagi perusahaan yang dapat ditarik ketika diperlukan.
b. Sebagai hasil dari puncak penjualan, manfaatkan kelebihan uang tunai yang tidak
digunakan dalam kegiatan penjualan perusahaan. Kelebihan kas yang dihasilkan selama
penjualan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika d nvestasikan dalam sekuritas
(obligasi dan saham) daripada disimpan di bank. Kemudian, ketika investasi pulih, dana
dibayarkan dan digunakan untuk pembelian barang.
c. Untuk memperoleh pendapatan bunga dari investasi, pendapatan tetap atau dividen
dari investasi ekuitas (termasuk pendapatan dari selisih harga saham jangka pendek).
Banyak perusahaan tidak puas dengan suku bunga rendah yang ditawarkan oleh deposito
bank, sehingga perusahaan lebih suka atau mengubah opsi investasi lain (investasi dalam
obligasi dan saham) ketika menerima risiko tingkat tinggi. Kita perlu membedakan di sini,
perusahaan (investor) yang berinvestasi dalam bentuk saham hanya untuk mendapatkan
dividen dan keuntungan dari perbedaan harga jangka pendek bukan untuk mempengaruhi
atau mengendalikan perusahaan investee.
d. Untuk menjamin tersedianya bahan mentah, memengaruhi dewan komisaris, atau untuk
mendiversifikasi produk yang ditawarkan; sebagai contoh adalah perusahaan pembuat
helm yang menyerahkan pekerjaan pengecatan helmnya kepada sebuah perusahaan

6
khusus, dan untuk menjamin kesinambungan dari kontrak pekerjaan pengecatan ini maka
perusahaan pembuat helm mungkin akan membeli 20% hingga 50% kepemilikan saham
dari perusahaan pengecatan tersebut. Dalam hal ini, berarti bahwa alas an perusahaan
melakukan investasi dalam saham adalah untuk memengaruhi perusahaan investee.
e. Untuk mengendalikan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dari perusahaan
lain; dalam hal ini perusahaan induk menguasai lebih dari 50% kepemilikan saham
perusahaan anak, di mana perusahaan induk melalui investasinya tersebut bermaksud
bukan untuk memperoleh deviden ataupun sekedar memengaruhi perusahaan anak,
melainkan lebih dari itu, yaitu ingin mengendalikan seluruh aktivitas perusahaan anak.

2.2 Pembelian dan Penjualan Kembali Investasi Saham

Lembar saham (sekuritas modal) menggambarkan kepemilikan investor dalam


perusahaan investor. Lembar saham ini umumnya akan memberikan investor hak untuk
mendapatkan deviden dari investee dan juga hak suara untuk ikut menentukan
perihal aktivitas perusahaan (investee). Pada umumnya, investasi dalam sekuritas modal ini
cukup memikat investor mengingat adanya potensi kenaikan harga yang cukup signifikan dari
sekuritas tersebut. Pembelian sekuritas obligasi dan saham dicatat sebesar harga perolehan, sama
seperti pembelian aktiva lainnya. Akan tetapi, karena obligasi dapat dibeli dan dijual kembali di
antara tanggal bunga, akuntansi untuk mencatat bunga berjalan obligasi sedikit lebih rumit.
Sama seperti investasi dalam obligasi, investasi dalam saham juga dicatat sebesar jumlah
yang dibayar, termasuk komisi broker,pajak, dan biaya lainnya. Bedanya kalau obligasi memiliki
tingkat suku bunga dan tingkat jatuh tempo, sedangkan saham tidak. Alasan utama bahwa
perusahaan melakukan investasi dalam obligasi atau saham adalah untuk memperoleh hasil
(return) baik dalam bentuk bunga atau dividen. Ingat kembali bahwa dalam kasus obligasi,
perhitungan bunga menjadi sedikit rumit oleh karena adanya selisih (perbedaan) antara harga beli
dengan nilai jatuh temponya. Premiun atau diskonto yang timbul akan dapat memengaruhi
jumlah pendapatan bunga yang diakui. Sedangkan untuk saham, pengakuan pendapatan
tergantung pada besarnya bagian kepemilikan investor dalam perusahaan investee.

7
Perlakuan akuntansi (accounting treatment) dalam mencatat investasi saham biasa dalam
pembukuan investor didasarkan pada tingkat pengaruh yang dimiliki oleh investor adalah
berdasarkan pada seberapa luas pengaruh yang dimiliki investor atas aktivitas yang
dijalankan investee. Jika partisipasi kepemilikan investor dalam perusahaan investee kurang dari
20%, dimana investor tidak memiliki pengaruh signifikan pada perusahaan investee, maka
investor akan mencatat investasinya dalam pembukuan dengan menggunakan metode harga
pokok (cost method). Namun, jika partisipasi investor di perusahaan investee adalah 20%
sampai dengan 50%, dimana investor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan,
maka investor akan mencatat investasinya dalam pembukuan dengan menggunakan metode
ekuitas (equity method). Namun, jika besarnya bagian kepemilikan investor di perusahaan
investee adalah lebih dari 50%, dimana investor mengendalikan perusahaan investee, maka
investor akan mencatat investasinya dalam pembukuan dengan menggunakan metode ekuitas dan
prosedur konsolidasi.

Berikut adalah pencatatan atas Penyertaan modal dalam bentuk saham :

Mencatat Pembelian Saham :


Investasi dalam Saham Rp xxx
Kas Rp xxx

Mencatat bagian proporsional atas laba bersih :


Investasi dalam Saham Rp xxx
Pendapatan dari Investasi Rp xxx

Mencatat bagian proporsional atas rugi bersih :


Kerugian dari Investasi Rp xxx
Investasi dalam Saham Rp xxx

Mencatat penerimaan atau pengumuman deviden tunai :


Kas/Piutang Deviden Rp xxx
Investasi dalam Saham Rp xxx

8
2.3 Tambahan Modal Saham

Menurut SAK-ETAP (2009: 105-108), akun tambahan modal saham terdiri dari berbagai
macam unsur penambah modal sepertia gio saham, tambahan modal dari perolehan kembali
saham dengan harga yang lebih rendah dari jumlah yang diterima saat pengeluaran, tambahan
modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga diatas jumlah yang
dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal saham dan lain
sebagainya.

Contoh :
PT Jeremy menjual saham biasa dengan harga Rp 10.000 per lembar dengan nilai nominal Rp
12.000 sebanyak 1000 lembar pada 15 Januari 2017. Berikut pembukuan yang harus
dilakukan oleh PT Jeremy :

Tanggal Keterangan Debet Kredit

15-Jan-2017 Kas/Bank 12.000.000 -


Saham Biasa - 10.000.000
Tambahan Modal Saham - 2.000.000

Apabila transaksi tersebut dilakukan melalui bursa efek, itu berarti transaksi tersebut akan
dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final sebesar (0,1% + 0,5%) x Rp 12.000.000 = Rp 72.000,
sehingga PT Jeremy membukukan transaksi tersebut sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debet Kredit

15-Jan-2017 Kas/Bank 11.928.000 -


PPh Pasal 4 ayat (2) 72.000 -
Saham Biasa - 10.000.000
Tambahan Modal Saham - 2.000.000

Pada suatu waktu, perusahaan terkadang membeli kembali sahamnya untuk tujuan
tertentu. Hal tersebut sering disebut dengen treasury stock. Treasury stock dicatat sebagai
pengurang jumlah saham yang beredar. Dalam ketentuan perpajakan, penerimaan dan
pembelian kembali saham oleh perusahaan penerbit, dapat dianggap sebagai deviden apabilai

9
dalam tahun yang lalu perusahaan memperoleh laba atau kelebihan penerimaan diatas harga
perolehannya.

Contoh :
PT Dua Dara mempunyai 1000 lembar saham preferen yang dapat ditukarkan dengan
saham biasa dengan nilai nominal saham preferen Rp 10.000. Agio saham tersebut adalah
sebesar Rp 2.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2017, diumumkan bahwa saham
tersebut dapat ditukar dengan saham biasa dengan nilai nominal Rp 5.500 dimana setiap 1
lembar saham preferen akan mendapat 2 lembar saham biasa. Maka, pembukuan yang dilakukan
oleh PT Dua Dara adalah sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Debet Kredit

31-Des-2017 Kas/Bank 2.700.000 -


Saham Preferen 10.000.000 -
Tambahan modal saham 2.000.000 -
Saldo Laba 2.000.000 -
Saham Biasa - 11.000.000
Utang PPh 23 - 300.000
(mencatat konversi saham dan pemotongan PPh 23 atas deviden senilai Rp 2.000.000)

Tanggal Keterangan Debet Kredit

10-Jan-2018 Utang PPh 23 300.000 -


Kas/Bank - 300.000

(Mencatat penyetoran PPh 23 ke Kas Negara)

2.4 Investasi Saham Menurut Perpajakan

Dalam Pasal 4 ayat (3) Undang-Undang Pajak Penghasilan disebutkan bahwa harta
termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat
(1) huruf b Undang-Undang Pajak Penghasilan sebagai pengganti saham atau sebagai
pengganti penyertaan modal. Ketentuan tersebut sangat jelas menyatakan bahwa atas setoran

10
modal yang diterima oleh Badan tidak termasuk dalam pengertian penghasilan sehingga tidak
dikenakan pajak penghasilan.
Selain hal tersebut diatas, penjualan saham kepada pihak ketiga yang dilakukan di dalam
bursa efek akan dikenakan Pajak Penghasilan bersifat final. Dimana berdasarkan Peraturan
Pemerintah No 14 Tahun 1997 jo. KMK-282/KMK.04/1997 jo. SE-09/PJ.24/1997 jo. SE-
15/PJ.42/1997 menyatakan bahwa untuk saham pendiri, pemilik saham pendiri dikenakan
tambahan Pajak Penghasilan sebesar 0,5% dari nilai saham perusahaan pada saat penutupan
bursa. Jadi, total Pajak Penghasilan yang dikenakan adalah sebesar 0,1% + 0,5% = 0,6% dari
nilai saham perusahaan.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Investasi merupakan salah satu cara sebuah organisasi atau perusahaan


dalammengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi surplus. Dengan berinvestasi maka danayang
terdapat dalam perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksud sebagaiakumulasi dari
suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akandatang.
Dengan adanya investasi maka organisasi mengharapkan beberapa keuntunganyaitu
terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat dan memperkuatkeuangan suatu
organisasi. Investasi merupakan unsur yang sangat penting dalamorganisasi. Aktivitas investasi
yang dilakukan oleh organisasi akan dijadikan sebagaidasar penilaian manajemen kas suatu
organisasi.
Setiap kita mengambil hasil investasi, ada pajak investasi yang akan dipungut dari hasil
investasi itu. Kita perlu mengetahui pajak untuk investasi ini agar tidak kaget ketika tiba-tiba ada
pemotongan dana ketika mau mengambil hasil investasi.
Nilai pajaknya sendiri sudah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994
terkait Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek
Indonesia. Aturan tersebutpun diperbarui lagi dengan PP No. 14 No. 14 Tahun 1997. Dalam
Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa penghasilan yang didapatkan atau diterima Wajib Pajak Orang
Pribadi atau Wajib Pajak Badan dari kegiatan jual beli saham di bursa efek akan dikenakan PPh
atau Pajak Penghasilan yang bersifat final.

3.2 Saran

Penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Mengingat keterbatasan penulisan, oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk perbaikan
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aditya. dkk.2020.Akuntansi Perpajakan.UNPAM Press:Tangerang Selatan

Purwanto. Muda,Widyaiswara.2014.Akuntansi Perpajakan.Pusat Pendidikan Dan Pelatihan


Pajak:Jakarata Barat

13

Anda mungkin juga menyukai