Naskah Drama Musikal Sejarah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Drama peristiwa rengasdengklok sampai kemerdekaan

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada


sekutu. Berita tentang kekalahan tersebut sangat dirahasiakan oleh Jepang
bahkan semua stasiun radio disegel oleh Jepang tetapi tokoh golongan
muda yakni Sutan Syahrir, Wikana, Darwis, dan Chairul Shaleh mendengar
kabar ini melalui radio BBC.

Adegan            : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chairul Shaleh sedang


mendengarkan radio)

Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di
Bandung yang menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di
indonesia terjadi kekosongan kekuasaan.

Chairul Shaleh : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama bung
Karno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan!”

Sukarni: " Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita
harus memanfaatkan momen ini !"

Wikana : ”Betul sekali bung.”

Sutan Syahrir : ”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan


oleh PPKI.”

Choirul Shaleh : ”Kenapa kau berpendapat demikian bung?”

Sutan Syahrir : ”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang! Kita tidak ingin
ada campur tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”

Wikana : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk "hadiah"
kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.”

Darwis : “Bung Syahrir benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan rakyat
yang harus segera diproklamasikan. Mari kita semua meminta kepada Ir.
Soekarno dan Bung Hatta untuk memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”

Sukarni: “Tepat sekali. Kalau begitu, bung Wikana dan Chairul, kalian harus pergi
ke kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini. Saya dan yang lainnya
akan memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari
Jepang.”
Tanggal 14 Agustus 1945 Syahrir, Wikana, Choirul dan Darwis tiba di
kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Jakarta, sekitar
pukul 21.00. WIB. Keduanya menyampaikan hasil-hasil keputusan rapat.
Pada pertemuan itu, datang beberapa tokoh nasionalis seperti Moh. Hatta,
Iwa Kusumasumantri, dan Ahmad Subardjo.

Sutan syahrir : (mengetuk pintu) “Assalamualaikum,?”

Fatmawati : (fatmawati membukakan pintu) “Waalaikumsalam!”

Sutan Syahrir : “maaf bu, apakah bung karno ada, kami ingin bertemu
dengannya.”

Fatmawati : “ya, kang mas ada didalam. Ayo silahkan masuk, silahkan duduk,
memangnya ada apa yah mencari kang mas?”

Chairul saleh : “begini bu, ada hal yang penting yang harus kami bicarakan
dengannya.”

Fatmawati : “oh kalau begitu. Sebentar saya panggilkan.”

Fatmawati akhirnya pergi meninggalkan para pemuda diruang tamu.


Kemudian ia menemui Soekarno. Saat Fatmawati menghampiri Soekarno di
ruang baca.

Ir.Soekarno : “siapa bu yang datang?”

Fatmawati : “itu para pemuda datang mereka ingin berbicara penting katanya.”

Ir.Soekarno : (soekarno kemudian beranjak dari kursi dan pergi untuk


menghampiri para pemuda) “ya sudah, bu. Ayo kita temui mereka”

Akhirnya soekarno datang bersama fatmawati kemudian para pemuda berjabat


tangan dengan soekarno. Dan menceritakan maksud dengan kedatangan
mereka.

Fatmawati : “ ya sudah kang mas. Saya kembali kebelakang dulu. Masih banyak
pekerjaan yang belum saya kerjakan. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa, biar
saya ambilkan dulu..”
Fatmawati pun pergi meninggalkan soekarno dan para pemuda.

Ir.Sukarno : “Ada maksud apa saudara-saudara datang kemari.”

Syahrir : "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio


BBC London di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para
pemuda berkumpul mengadakan rapat dan hasilnya adalah,semua pemuda
setuju agar Bung karno dan Bung Hatta segera menyusun kemerdekaan
Indonesia.”

Ir. Soekarno       : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan.


Kita harus membicarakan dalam rapat PPKI.”

Sultan Syahrir         : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI,


karena PPKI dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari
usaha rakyat Indonesia bukan pemberian bangsa lain.”

Moh.Hatta               : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya


dalam rapat PPKI. Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan
kemerdekaan.”

Chairul Shaleh: “Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan
bangsa ini? Tidak bisa, Bung. Kita harus bangkit dan memproklamirkan
kemerdekaan sendiri. Mengapa harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri
bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya!”

Ir.Soekarno : “Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada


perang milik Jepang ! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang
diperhitungkan itu ? Apa tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-
anak jika ternyata terjadi pertumpahan darah ? Bagaimana cara kita nanti untuk
mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan, bagaimana kita akan tegak
di atas kekuatan sendiri.”

Wikana : “Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan


semakin cepat pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggung
selama ini.. Inilah yang sudah ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.

Moh. Hatta : “Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.”

Darwis : ”Baik kalau begitu, kami mohon diri”


Akhirnya karena masing-masing mempertahankan pendapatnya keempat
orang golongan muda tersebut berpamitan kepada bung Karno. Syahrir,
wikana, Darwis dan Chairul Saleh berpamitan dan bergegas meninggalkan
kediaman Bung Karno dengan wajah kesal.

Kemudian para anggota golongan tua yang berada di kediaman Soekarno


langsung membicarakan permasalahan tersebut.

Moh. Hatta : “Bagaimana ini ? Para pemuda menuntut untuk segera


memproklamasikan kemerdekaan.”

Ir.Soekarno : “Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk
mempersiapkan semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.”

A. Soebardjo : “Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah


menghadapi Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain
itu, masalah kemerdekaan sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18
Agustus mendatang.”

Iwa Kusumasumantri : “Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa


kita abaikan saja ?”

Moh. Hatta : “Ya, lagi pula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu
pendek. Kita harus melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau
tidak bagaimana nanti jika semuanya berantakan?”

Iwa Kusumasumantri : “Baiklah , Bung. Berarti kita semua sudah sepakat.”

Malam harinya para pemuda mengadakan rapat lagi tepatnya jam 20.00 WIB
untuk membahas mengenai sikap soekarno yang kurang mendukung
keinginan para pemuda.

Sutan syahrir : “sepertinya para golongan tua kurang setuju dengan keinginan
kita untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.”

Chairul Shaleh: “apa yang dikatakan kamu memang benar, bung syahrir.
Sepertinya para golongan tua kurang setuju dengan keinginan kita ini.

Darwis : “Tapi kita juga tidak bisa apa-apa, jika mereka ingin meminta waktu
untuk berunding.”
Wikana : “bagaimana kalau kita kembali lagi ke kediamannya bung karno, untuk
mendapat kepastian dari mereka.”

Semua yang hadir : “setuju”

Akhirnya mereka berangkat ke rumah soekarno. Tak lama kemudian


mereka telah sampai di kediamannya soekarno.

Chaeirul saleh : “assalamualaikum !”

Fatmawati : “waalaikum salam, oh mencari kang mas ada didalam, ayo masuk.
Kebetulan sekali yah tokoh-tokoh tua juga sedang berkumpul disini.”

Sukarni : “apa bu, tokoh tua juga disini ?” (sukarni bertanya dengan penuh rasa
kaget)

Fatmawati : “ya ada seperti Moh. Hatta, Iwa Kusumantri dan yang lainnya. Maaf
saya keasyikan mengobrol, mari masuk, silahkan duduk, saya panggilkan dulu
kang masnya.”

Sukarni : “silahkan bu.”

Tidak lama kemudian soekarno datang bersama golongan tua lainnya.

Chairul Shaleh: “maaf bung, lagi-lagi kami menganggu waktu anda.”

Ir.Soekarno : “ah tak apa apa”

Chairul Shaleh: “begini, kami disini ingin mendengar keputusan anda bung karno
begitu juga dengan tokoh tua lainnya”

Ir.Soekarno : “saya tetapkan pada pendirian saya, bahwa kami tetap tidak ingin
memproklamasikan kemerdekaan indonesia sekarng ini, jika memang kalian
tetap pada pendirian kalian maka saya persilahkan anda untuk mencari tokoh
yang lain”

Sutan syahrir : “baiklah kalau pendirian anda seperti itu kami tidak bisa
melakukan apa-apa, tapi yang jelas kami akan berusaha memproklamasikan
kemerdekaan indonesia secepatnya.
Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir
untuk membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan
kemerdekaan mengalami kegagalan.

Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan


rapat di Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71.

Chairul Shaleh: “sekarang apa yang harus kita lakukan soekarno dan moh. Hatta
bersikeras tidak menyetujui usulan kita apalagi mereka berdua tidak percaya
dengan berita itu.”

Sutan syahrir : “begini saja saya usulkan agar bung karno dan bung hatta kita
asingkan saja keluar jakarta untuk menjauhkan mereka dari pengaruh jepang.

Semua yang hadir : “setuju”

Sutan syahrir : “tapi yang saya bingungkan kita akan membawa tokoh nasionalis
kemana ya!”

Sukarni : “kemana yah (sambil kebingungan)”

Darwis : “kita serahkan saja tugas ini kepada Singgih dan latif Hendraninggrat
karena mereka adalah anggota peta”

Latif : “baiklah akan saya pikirkan dahulu.

(sekitar 15 menit mereka berpikir)

Latif : “bagaimana kalau kita bawa mereka berdua ke Rengasdengklok dekat


Kerawang, karena disana dekat dengan tempat salah satu pemusatan tentara
peta yang keamanannya terjamin.”

Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan Sukarno dan Hatta ke


Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
tidak terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945
Ir. Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju
Rengasdengklok. Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang
dikawal oleh pasukan PETA di bawah pimpinan Sudanco Singgih.

Chairul Shaleh : (mengetok pintu) “Assalamualaikum ..”


Fatmawati : “waalaikumsalam ! (fatmawati membukakan pintu) ada apa yah
malam-malam begitu datang kemari ?”

Latif : “maaf bu, kami tidak bermaksud menganggu waktu istirahat ibu, tapi ada
hal penting yang harus kami bicarkan dengan bung karno, sekali lagi kami minta
maaf..”

Fatmawati : “ah tidak apa-apa, mari silahkan masuk, silahkan duduk !”

Latif : “terima kasih bu”

Fatmawati : “sama-sama, kalau begitu tunggu sebentar yah saya panggilkan dulu
bung karnonya. Oh iya hampir lupa kebetulan bung hatta juga menginap disini
katanya mereka membahas keinginan para pemuda, apa bung hatta juga perlu
saya panggilkan ?”

Latif : “ya, bu silahkan..”

Fatmawati meningalkan mereka berdua, ia menemui suaminya dan Bung


Hatta untuk memberitahu kedatangan para pemuda. Tak lama kemudian
bung karno datang ditemani oleh Moh. Hatta dan Fatmawati.

Singgih dan Latif : “assalamualaikum”(mereka berdiri saat Soekarno dan Moh.


Hatta datang)

Ir.Soekarno : “waalaikum salam ayo silahkan duduk”

Singgih : “terima kasih”

Soekarno : “sam-sama. Bu kok tamunya tidak ditawari minum dulu”

Fatmawati : “maaf kang mas ibu lupa. Oh ya tuan-tuan ini mau minum apa ?”

Latif : “ah ngerepotin ibu, ngga usah bu, terima kasih”

Fatmawati : “biasa saja, jadi tuan ini mau minum apa ?”

Singgih : “apa saja yang penting halal”

Fatmawati : “ya sudah saya kebelakang dulu” (fatmawati pergi ke dapur untuk
membuat air minum)
Moh. Hatta : “katanya kalian ingin membicarakan hal penting dengan saya. Hal
penting apa, apa ini berkaitan dengan tadi siang ?”

Darwis : “begini, bung Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut
kami menuju tempat pengasingan.”

Ir.Soekarno : “Tempat pengasingan ? Apa yang Saudara maksudkan ?”

Chairul Shaleh : “Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar
terhindar dari pengaruh dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.”

Moh. Hatta : “Baiklah, kami akan ikut.”

Darwis : “Sebaiknya Ibu Fatmawati dan anak Anda turut serta, Bung. Untuk
menjamin keselamatan mereka.”

Ir. Soekarno : “Baiklah, saya akan mengajak mereka.”

Hilangnya Soekarno dan Moh. Hatta secara misterius pagi itu,menimbulkan


kepanikan di kalangan para pemimpin di Jakarta. Peristiwa ini baru
diketahui oleh Mr. Ahmad Soebardjo pukul 08.00 pagi.

A. Soebardjo : “Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?”

Wikana : “Maaf, saya tidak tahu, Bung.”

A. Soebardjo : “Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan


menjamin keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan
memberikan jaminan, bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada
tanggal 17 Agustus 1945, selambat-lambatnya pukul 12.00.”

Wikana : “Baiklah, kami akan menunjukkan tempatnya, di Rengasdengklok.”

Setelah mendapat beberapa kesepakatan. Diutuslah Sukarni untuk


mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengas Dengklok. Setelah sampai disana
Ahmad Soebardjo, akhirnya menjemput Ir. Soekarno dan kawan-kawan.
Selain itu Ahmad Soebardjo berhasil menyakinkan para pemuda untuk
tidak berburu- buru memproklamasikan kemerdekaan.
Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk
sesaat pulang ke tempat masing-masing. lalu langsung menuju rumah
Laksamana Maeda untuk merumuskan naskah proklamasi.
Tanggal 16 Agustus 1945 pukul 23.00 WIB, rombongan tiba di Jakarta.
A. Soebardjo : “Bagaimana kita membicarakan naskah proklamasi untuk
mendeklarasikan kemerdekaan kita ?”

Chairul Shaleh : “Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah
malam dan pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan
sekarang, apalagi jika mereka tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana
proklamasi.”

A. Soebardjo : “Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang,
Laksamana Maeda.”

Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di
sana sudah menanti Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota
PPKI.

Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma sumantri mendatangi


kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana
Maeda.

Laksamana Meda : “Silahkan masuk, Bapak-bapak!”

Moh. Hatta : “Tunggu dulu, Bagaimana mungkin kita akan merumuskan suatu
teks proklamasi di rumah seorang Laksamana Jepang”

Laksamana Maeda : “Tenanglah, silahkan masuk semua, saya menjamin selama


berada di rumah saya, anda sekalian akan terjamin keselamatannya"

Ir. Soekarno : “Baiklah, diruangan mana kita dapat merumuskannya”

Laksamana Maeda : “Silahkan anda berdiskusi di ruang makan.Saya akan pergi


istirahat dulu."

Chairul Shaleh : “Terimakasih, Pak Perwira.”

Ir. Soekarno : “ Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang
naskah proklamasi yang akan kita bahas?”

Hening sejenak …

Ir. Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks
proklamasi.”
A. Soebarjo : “ Oh, kalau begitu, bersediakah anda membacakannya?”

Ir. Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks


proklamasi)“

A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama


dalam teks Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI”

Ir. Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”

A.Soebarjo : “ Bagian yang merupakan pernyataan bangsa Indonesia untuk


menentukan Nasibnya sendiri.”

Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada
usulan lain?”

Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah
menjadi pengalihan kekuasaan?”

Ir.Soekarno : “ Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”

Moh. Hatta : “ Lalu atas nama siapa proklamasi ini? “

Ir. Soekarno : “ Karena ini semua berkat jasa-jasa Indonesia berarti “Atas nama
bangsa Indonesia”

Moh.Hatta : “ Ide yang bagus, bung.”

Ir.Soekarno : “ Bagaimana menurut kalian?”

Peserta rapat : “ Ya, kami setuju.”

Ir.Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi ini?”

Moh.Hatta : “Bagaimana jika dibuat seperti Declaration of Independence


America.”

A. Soebarjo: “Bagaimana maksudnya?”

Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir
malam ini.”
Chairul Shaleh: “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota
PPKI”

Ir.Soekarno : “Kenapa Anda tidak setuju?”

Chairul Shaleh: “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya
diangkat olehJepang padahal kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa
kita sendiri.”

Soebardjo : “Ya, saya sependapat dengan anda.”

Ir.Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks tersebut?”

Sukarni : “Bagaimana jika teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan


Drs.Moh.Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia.”

Chairul Shaleh: “Ya, saya setuju dengan pendapat Sukarni.”

Ir.Soekarno : “Baiklah, saya bersedia. Lalu, bagaimana dengan bung Hatta? ”

Moh.Hatta : “Ya, dengan senang hati.”

Soekarno : “Baiklah jika Bung Hatta setuju.”

Lalu, naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, dan
penandatanganan akan dilakukan setelah naskah selesai diketik.

Ir.Soekarno : “Bung, tolong ketikkan naskah ini"

Sayuti Melik : “Baik bung, dengan senang hati"

Sesudah naskah teks proklamasi diterima oleh Sayuti Melik, Beliau


mengubah beberapa kata yang ejaannya dianggap kurang tepat. Beberapa
kata yang diubah yaitu, kata tempoh menjadi tempo, dan kata Djakarta 17-8-
45 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahun 05.

Setelah selesai diketik, hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17
Agustus 1945 pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan
dilaksanakan di lapangan ikada, namun karena alasan keamanan maka
dipindah di kediaman Ir. Soekarno Jl. Pegangsaan Timur No. 56, pukul
10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun berbondong-bondong menuju
kediaman Bung Karno tersebut.
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman
mereka dan berbincang sejenak.

Ir.Soekarno : “Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih


ibu telah menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.”

Ibu Fatmawati : “Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada
bangsa kita untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian
sudah merencanakan bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?”

Ir.Soekarno : “Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan
di iringi lagu Indonesia Raya karya Bung Supratman.”

Ibu Fatmawati : “Bukankah kita belum punya bendera ? lantas bagaimana ?”

Ir.Soekarno : “Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika
Ibu saja yang menjahitkan bendera ?”

Ibu Fatmawati : “Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah
dan putih. Apa tidak apa-apa ?”

Ir.Soekarno : “Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita
sudah berusaha untuk menyediakannya.”

Ibu Fatmawati : “Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera
nya “Sang Saka Merah Putih”. Bagaimana ?”

Ir.Soekarno : “Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya
merah putih , menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !”

Ibu Fatmawati : “Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato
yang nantiakan bapak bacakan.”

Proklamasi Kemerdekaan Hari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul


10.00 WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi
kemerdekaan Indonesia. Sesaat sebelum upacara dimulai…

Soekarno : “Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai
tanda awal kejayaan bangsa ini.” (sambil menyerahkan bendera)

Trimurti : “Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya.(memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik
bendera ini. Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkan bendera ini untuk
pertama kalinya dalam sejarah Indonesia.”

Latif dan Suhud : “Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.”

Suasana menjadi sangat hening. Soekarno dan Hatta dipersilahkan maju


beberapa langkah dari tempatnya semula. Soekarno mendekati mikrofon.
Dengan suaranya yang lantang dan mantap, Soekarno pun membacakan
pidato pendahuluan sebelum beliau membacakan teks proklamasi.

               

PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan bangsa Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan
dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya

   Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 45“


       Atas nama bangsa Indonesia
                                                                                                                                 
                 Soekarno-Hatta

Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu


Indonesia Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
tersebut.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai