3-Poa - Program DBD
3-Poa - Program DBD
3-Poa - Program DBD
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
dimaksudkan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas
sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas
dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.
1
B A B II
MAKSUD TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 MAKSUD
Penyusunan POA Program DBD ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional
sehingga dapat tercapai target Program Puskesmas Geger.
2.2 TUJUAN
2.2.1 Umum
Menurunkan Angka kesakitan dan Kematian karena DBD ..
2.2.2 Khusus
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD.
2. Menurunnya jumlah kelompok masyarakat yang terpajang faktor resiko DBD.
3. Terlaksananya Penanganan penderita DBD sesuai standar.
4. Menurunnya angka kesakitan DBD.
5. Menurunnya angka kematiaan DBD.
2
B A B III
PROFIL PUSKESMAS
3
3.2 KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk di Puskesmas Geger tahun 2019 mencapai ............................ jiwa.
Tabel data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Geger tahun 2019
NO DESA JUML.PENDUDUK
1 Togubang 6.610
2 Lerpak 10.502
3 Geger 6.453
4 Batobella 3.394
5 Teger Priyah 1.315
6 Campor 3.892
7 Kompol 3.089
8 Kampak 6.881
9 Kombangan 5.285
10 Dabung 5.292
11 Katol Barat 6.111
12 Banyoneng Laok 5.502
13 Banyoneng Dajah 3.246
JUMLAH 67.572
4
3.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS BESERTA JARINGANNYA
Untuk ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Geger beserta
jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Status Kepegawaian
No. Pendidikan
PNS PTT KONTRAK THL MAGANG
1 Dokter Umum 1 1 1
2 Dokter Gigi 1
3 Apoteker
4 SKM 1
5 S1 Keperawatan 1 3 9
6 Akper 6 2 3
7 AKL
8 AKZI
9 AKBID 10 7 30
10 AKG
11 SAA
12 Analis Kesehatan 1
13 Refraksionis
14 Sarjana Umum 2 2 1
15 SPPH
16 SPAG
17 SLTA 3 3
18 SLTP
19 SD
JUMLAH
Sumber data: Data Kepegawaian Puskesmas Geger tahun 2016
1. Ambulance 2
2. Sepeda Motor 9
5
7. Tokoh Agama
8. Tokoh Masyarakat
9. Jumlah Kader kesling
3.8 PERALATAN
1. Alat Tulis Kantor
- Spidol
- Bulpoint
- Karton
- Kertas HVS
6
Berbasis Masyarakat
( STBM ) =
Pemberdayaan
Masyarakat
Jumlah Kepala % 17059 72% dr KK yg 12282 6660 54.22
Keluarga (KK) yang ada
1
memiliki Akses
terhadap jamban
Jumlah Desa/Kelurahan % 13 24% dr 3 2 64.10
2 yang sudah ODF (Open desa/kel
Defecation Free) yg ada
dr jamban
3 Jumlah jamban Sehat % 17059 80% 13647 3865 28.32
yg ada
% 13 47% dr 6 6 98.20
4 Pelaksanaan Kegiatan desa/kel
STBM di Puskesmas yg ada
Sumber data: Hasil PKP Puskesmas Geger
TARGET SASARAN
NO VARIABEL
(T) %
A Penyehatan Air
3 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB 67.0%
E Klinik Sanitasi
2 Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan 100%
1 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban 72%
7
3.11 CAPAIAN PROGRAM DIBANDING TARGET
Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan
target indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :
PENCAPAIAN KESENJANGAN
TARGET
NO VARIABEL % %
SASARAN (T) %
A Penyehatan Air
E Klinik Sanitasi
8
Kegiatan dalam setiap UKM Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan
penanggung jawab UKM tidak hanya mengacu pada pedoman dan acuan yang
sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi maupun
Dinas Kesehatan Kabupaten, namun demikian perlu memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat terutama sasaran program. Dalam hal ini kami mendapatkan
masukan dari masyarakat antara lain :
- Mayarakat masih ketergantungan dengan FOGGING
- Penyuluhan tentang DBD
- Peyuluhan tentang PSN & JUMANTIK
BAB IV
9
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
JUMLAH
NO MASALAH JUMLAH
PEMELIH
10
11. Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat
JUMLAH 79
Keterangan
Dari analisa masalah diatas urutan program prioritas adalah :
1 : Jumlah jamban Sehat kurang.
2 : Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban.
3 : Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .
4 : Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .
5 : Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )
6 : tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
7 : Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
8 : Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
9 : Pembinaan tentang tata cara pengelolaan limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3).
10 : Jumlah Sarana Air Bersih.
11 : Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).
12 : Pembinaan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
11
4.2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip efektif,
efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis manajemen yaitu: MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) sebagai berikut:
Masalah
No Kriteria Bobot (B) 1 2 3 4 5 6 7 8 Ket
S BS S BS S BS S BS S BS S BS S BS S BS
Besarnya masalah
1 25 3 75 2 50 3 75 2 50 4 100 5 125 5 125 5 125
kesehatan
Keseriusan masalah
2
kesehatan
40 3 120 3 120 4 160 2 80 4 160 5 200 3 120 5 200
Kemampuan Sumber
3 35 3 105 3 105 3 105 2 70 5 175 3 105 4 140 4 140
Daya
Jumlah BS 300 275 340 200 435 430 385 465
Ranking 5 6 4 7 8 2 3 1
Keterangan:
B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)
S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting, 5 = Sangat penting )
1 : Jumlah jamban Sehat kurang.
2 : Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses Pengetahuan terhadap jamban sehat.
3 : Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .
4 : Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .
5 : Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )
6 :Tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
7 : Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan .
8 : Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
12
4.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumber daya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat sebagai berikut:
Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE
13
2. Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban.
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Perilaku hidup
Tidak adanya biaya masih kurang Masy. Sulit di
Pembuatan Jamban ubah PHBS kurang
(Akses KK terhadap
Jamban masih rendah )
Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE
14
3. Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Perilaku hidup
Tidak adanya biaya masih kurang Masy. Sulit di
Pembuatan Jamban ubah PHBS kurang
(Desa ODF masih
rendah)
Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE
15
4. Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Masih kurangnya
masih kurang tingkat pengetahuan
Tidak ada biaya kesehatan lingkungan PHBS kurang
(Rumah sehat masih
rendah )
Cara pembuatan
Rumah sehat
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Penyuluhan rumah
sehat Msh kurang
MATERIAL
METODE
16
5. Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Rendahnya pembinaan
TPM)
Msh kurangnya
Pemantauan TPM
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE
17
6. Tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
Kurangnya tingkat
pengetahuan
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Pembinaan sanitasi
perumahan dan sanitasi
dasar)
Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE
18
7. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Pembinaan sanitasi
perumahan dan sanitasi
dasar)
Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE
19
8. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
Medan sulit terjangkau
(Kegiatan tindak lanjut
belum maksimal)
Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE
20
9. Pembinaan tentang tata cara pengelolaan limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3).
Minimnya tingkat
Pengetahuan limbah B3
Kurangnya sanitasi
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
Medan sulit terjangkau
(Pengelolaan limbah B3
belum maksimal)
Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE
21
10. Jumlah Sarana Air Bersih
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN
Cara pembuatan
Penampungan air bersih
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
maksimal
Pengadaan/bantuan air bersih
Msh kurang
MATERIAL
METODE
22
11. Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN
MATERIAL
METODE
23
12. Pembinaan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN
Leaflet kurang
Pencegahan penyebaran
Penularan DBD
Penyuluhan kurang
maksimal
MATERIAL
METODE
24
25