Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN

GANGGUAN RASA NYAMAN (NYERI)

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN : Gangguan rasa nyaman (nyeri) D.0074 halaman


166

B. INTERVENSI KEPERAWATAN

No DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


SDKI SLKI SIKI
1 Gangguan Setelah di lakukan tindakan Gangguan rasa nyaman halaman 465
rasa nyaman keperawatan selama 3x 24 jam Luaran utama
(nyeri) di harapkan gangguan rasa 1. Menajemen Nyeri
D.0074 nyaman menurun dengan (1.08238) halaman 201
halaman 166 kriteria hasil : Definisi
Ganggua rasa nyaman Mengidentifikasi dan mengelola
halaman 161 pengalaman sensorik atau emosioanal
Luaran utama : Status yang berkaitan dengan kerusakan
kenyamanan (L.08064) jaringan atau fungsional dengan onset
halaman 110 mendadak atau lambat dan
Kriteria hasil : berintensitas ringan, berat dan konstan.

1. Kesejahteraan fisik
meningkat
2. Kesejahteraan
psikologis meningkat
3. Dukungan sosial dari Tindakan
keluarga meningkat Observasi
4. Dukungan sosial dari
teman meningkat 1. Identifikasi karakteristik,
5. Perawatan sesuai durasi, frekuensi, kualitas,
keyakinan budaya intensitas nyeri
meningkat 2. Identifikasi skala nyeri
6. Perawatan kebutuhan 3. Identifikasi respon non verbal
meningkat 4. Identifikasi faktor yang
7. Kebesasan melakukan memperberat dan memperingan
ibadah meningkat nyeri
8. Rileks meningkat 5. Identifikasi pengetahuan dan
9. Keluhan tidak nyaman keyakinan tentang nyeri
menurun 6. Identifikasi pengaruh budaya
10. Gelisah menurun terhadap respon nyeri
11. Kebisingan menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri
12. Keluhan sulit tidur pada kualitas hidup
menurun 8. Monitor kebersihan terapi
komplomenter yang sudah di
13. Merintih menurun berikan
14. Menangis menurun 9. Monitor efek samping
15. Iritabilitas menurun penggunaan analgetik

Luaran tambahan : Tingkat


Nyeri
(L.08066) halaman 145

Kriteria hasil Terapeutik


1. Kemampuan
menuntaskan aktivitas 1. Berikan teknik non
meningkat farmakologis untuk
2. Keluhan nyeri menurun mengurangi rasa nyeri
3. Meringis menurun 2. Kontorol lingkungan yang
4. Sikap protektif memperberat rasa nyeri
menurun 3. Fasilitasi istrahat tidur
5. Gelisah menurun 4. Pertimbangkat jenis dan
6. Kesulitan tidur sumber nyeri dalam pemilihan
menurun strategi meredakan nyeri
7. Menarik diri menurun
8. Berfokus pada diri Edukasi
sendiri menurun
1. Jelaskan penyebab, priode, dan
9. Deaforesis menurun
pemicu nyeri
10. Perasaan depresi
2. Jelaskan strategi meredakan
(tertekan) menurun
neyri
11. Perasaan takut
3. Anjuran monitor nyeri secara
mengalami cedera
mandiri
berulang menurun
4. Anjurkan menggunakan
12. Pola tidur membaik
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Luaran utama
2. Pengaturan posisi
(1.01019) halaman 293
Definisi
Menempatkan bagian tubuh untuk
meningkatkan kesehatan fisiologis
dan/atau psikologis.
Tindakan
Observasi
1. Monitor status oksigenasi
sebelum dan sesudah
mengubah posisi
2. Monitor alat traksi agar selalu
tepat

Terapeutik

1. Tempatkan pada matras/tempat


tidur terapeutik yang tepat
2. Tempatkan pada posisi
terpeutik
3. Tempatkan objek yang sering
di gunakan dalam jangkauan
4. Tempatkan bel atau lampu
panggilan dalam jangkauan
5. Sediakan matras yang
kokoh/padat
6. Atur posisi tidur yang di sukai,
jika tidak kontraindikasi
7. Atur posisi untuk mengurangi
sesak (miss, semi-fowler)
8. Atur posisi yang meningkatkan
drainage
9. Posisikan pada kesejajaran
tubuh yang tepat
10. Imobilisasi dan topang bagian
tubuh yang cedera dengan tepat
11. Tinggikan bagian tubuh yang
sakit dengan tepat
12. Tinggikan anggota gerak 20
drajat atau lebih di atas level
jantung
13. Tinggikan tempat tidur bagian
kepala
14. Berikan bantal yag tepat pada
leher
15. Berikan Topangan pada area
edema (miss, bantal di bawah
lengan dan skrotum)
16. Posisikan untuk mempermudah
ventilasi/perfusi (miss,
tengkurap/good lung down)
17. Motivasi melakukan ROM
aktif atau pasif
18. Motivasi terlibat dalam
perubahan posisi, sesuai
kebutuhan
19. Hindari menempatkan pada
posisi yang dapat
meningkatkan nyeri
20. Hindari menempatkan stump
amputasi pada posisi fleksi
21. Hindari posisi yang
menimbulkan ketegangan pada
luka
22. Minimalkan gesekan dan
tarikan saat mengubah posisi
23. Ubah posisi setiap 2 jam
24. Ubah posisi dengan teknik log
roll
25. Pertahankan posisi dan
integritas traksi
26. Jadwalkan secara tertulis untuk
perubahan posisi

Edukasi

1. Informasikan saat akan di


lakukan perubahan posisi
2. Ajarkan cara menggunakan
postur yang baik dan mekanika
tubuh yang baik selama
melakukan perubahan posisi

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian
premedikasi sebelum
mengubah posisi, jika perlu

C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baikyang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
(Gordon,1994,dalam (Potter&Perry, 2011).

Komponen tahap implementasi


 Tindakan keperawatan mandiri
 Tindakan keperawatan kolaboratif
 Dokumentasi tindakan keperawatan dan respion klien terhadap asuhan keperawatan
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Menurut sumber Asmadi, (2008 ) Evaluasi adalah tahap akhir dari prosesv
keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil
akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya tujuan dan kriteria hasil,
klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya, klien akan masuk
kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment).
Evaluasi Terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan.
Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat mengimplementasikan rencana
keperawatan guna menilai keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal dengan istilah
SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif (data hasil pemeriksaan),
analisis data (pembandingan data dengan teori), dan perencanaan (Asmadi, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

BUKU: Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia:


Gangguan rasa nyaman (nyeri) D.0074 halaman 166

BUKU: Standar Luaran Keperawatan Indonesia:


SLKI Gangguan Rasa Nyaman halaman 161
Luaran Utama
Status Kenyamanan halaman 110
Luaran tambahan
Tingkat Nyeri halaman 145
BUKU: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
SDKI Gangguan Rasa Nyaman 465
Intervensi Utama
(Menajemen Nyeri halaman 201) Dan (Pengaturan Posisi halaman 293)

Anda mungkin juga menyukai