Sop Pengambilan Spesimen

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 1 dari 3

Ditetapkan
Tanggal Terbit Direktur,
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
….……………………….

dr. Irma Rismayanty, MM


Pengambilan spesimen merupakan proses pengambilan bahan pemeriksaan
yang dilakukan oleh petugas sampling guna pemeriksaan laboratorium
Pengertian
Penerimaan spesimen dilakukan oleh petugas laboratorium yang kemudian
dilakukan pemeriksaan kelayakan keadaan spesimen.
Prosedur tetap ini ditujukan untuk menjadi pedoman baku dalam proses
Tujuan
pengambilan dan penerimaan spesimen pasien.
Sesuai dengan Peraturan Direktur Nomor … tentang Kebijakan Pelayanan
Kebijakan Laboratorium di Rumah Sakit Bina Medika Bintaro

Prosedur A. Pengambilan Darah Vena


1. Lakukan identifikasi pasien
2. Biasanya pada orang dewasa dipakai salah satu vena dalam fossa
cubiti, pada bayi vena jugularis supervisialis atau juga sinus sagitalis
superior.
3. Pakailah sarung tangan setiap pengambilan darah pasien.
4. Bersihkan tempat itu dengan alkohol 70% dan biarkan mengering.
5. Bila memakai vena dalam fossa cubiti, pasanglah ikatan pembendung
pada lengan atas dan mintalah pasien untuk mengepal dan membuka
tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas.
6. Pembendungan vena tidak terlalu erat-erat, cukup untuk
memperlihatkan atau menonjolkan vena.
7. Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri agar
vena tidak dapat bergerak.
8. Tusuklah kulit dengan jarum dan semprit atau vacutainer dalam
tangan kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena dan
ambil darah sesuai dengan pemeriksaan yang diinginkan.
9. Lepaskan atau regangkan pembendungan dan perlahan-lahan tarik
penghisap atau jarum vacutainer.
10. Lepaskan pembendungan jika masih terpasang.
11. Taruh kapas diatas jarum dan cabutlah semprit dan jarum itu.
PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 2 dari 3

12. Mintalah kepada pasien untuk menekan bekas tusukan selama


beberapa menit dengan kapas tadi.
13. Beri identitas pasien beripa label pasien pada sampel darah yang
telah diambil.
14. Menunjukan sampel darah yang telah diberikan identitas kepada
pasien, untuk menunjukan sample tersebut benar merupakan milik
pasien.
15. Penggambilan darah arteri dilakukan oleh perawat

B. Pengambilan Darah Kapiler


1. Petugas mempersilakan pasien duduk di kursi sampling
2. Petugas memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit , tusuk dengan lanset steril sedalam kurang lebih 2
mm dan darah harus keluar dengan sendirinya.
3. Petugas melakukan fiksasi ujung jari (jari telunjuk, jari tengah, jari
manis) atau tumit yang akan diambil darahnya dengan kapas alkohol
70%, biarkan hingga kering sendiri.
4. Petugas menghapus tetesan darah pertama dengan kapas kering,
tetesan berikutnya dipergunakan untuk pemeriksaan.
5. Petugas memberi kapas kering pada jari bekas tusukan.

C. Pengambilan Sampel Urine


1. Petugas menyiapkan bokal urine/tempat sampel
2. Petugas laboratorium menempelkan barcode identitas pasien pada
bokal urine dengan mengkonfirmasi langsung kepada pasien.
3. Petugas laboratorium memberikan informasi terkait cara
penampungan sampel urine yang benar ( urin yang pertama keluar
dibuang, kemudian urine selanjutnya ditampung sekitar 10 ml, lalu
urine terakhir dibuang.
4. Petugas laboratorium mempersilakan pasien ke kamar mandi.
5. Petugas laboratorium menerima sampel urine.

D. Pengambilan Sampel Feses


1. Petugas laboratorium memberi label identitas pada bokal feses yang
akan di berikan kepada pasien
2. Petugas laboratorium memberikan informasi terkait cara
penampungan sampel feses yang benar (feses harus diambil
langsung dari dubur pasien, tidak boleh dari kloset ataupun pempers,
dan tidak boleh bercampur dengan urine)
3. Petugas laboratorium menginformasikan kepada pasien agar
PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 3 dari 3

menutup bokal feses dengan rapat dan segera menyerahkan sampel


feses tersebut ke laboratorium kurang dari 1 jam setelah
penampungan.
4. Petugas laboratorium menerima sampel feses.

E. Pengambilan Sampel Sputum


1. Petugas laboratorium memberikan barcode identitas pada pot
sputum yang akan di berikan kepada pasien.
2. Petugas laboratorium memberikan informasi terkait cara
penampungan sputum yang baik.
3. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk kumur-
kumur terlebih dahulu, tarik nafas 2 – 3 kali, tahan beberapa detik,
kemudian batukkan dengan kuat kedalam pot sputum yang sudah di
sediakan.
4. Petugas laboratorium memberikan gambaran bahwa sputum yang
baik adalah yang kental dan jumlahnya cukup sekitar 2-3 ml.
5. Petugas laboratorium menginstruksikan kepada pasien untuk
menutup pot sputum dengan rapat.
6. Petugas laboratorium menerima sampel sputum.

F. Pengambilan Sampel Nasofaring

1. Pasien diminta untuk duduk dengan posisi kepala agak mendongak.


2. Dokter Patologi Klinik atau analis laboratorium yang akan melakukan
pengambilan swab berdiri di sisi kanan pasien.
3. Mempersiapkan VTM dengan memberikan label yang berisi nama
pasien dan kode nomor spesimen (barcode) dan swab nasofaring.
4. Melakukan inspeksi hidung bagian luar dan menggunakan senter
melakukan inspeksi pada lubang hidung dan hidung bagian dalam,
untuk memastikan tidak ada obstruksi (hambatan pada lubang
hidung).
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi
swab pada septum bawah hidung, secara perlahan-lahan ke bagian
nasofaring, kemudian swab dilakukan gerak memutar secara
perlahan. Dengan swab yang sama, lakukan tindakan yang sama pada
lubang hidung yang lain, sehingga diperoleh spesimen swab
nasofaring dari kedua lubang hidung.
6. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam VTM.
7. Dengan gerakan memutar, patahkan tangkai swab yang telah ada
tandanya di daerah mulut VTM, lalu ditutup dengan rapat. Sisa
PENGAMBILAN SPESIMEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

.. /SPO/LAB 00 4 dari 3

patahan tangkai dibuang ke tempat sampah non infeksius.


8. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di
formulir/kuesioner.
9. VTM kemudian dililit dengan parafilm, lalu dibungkus dengan tisu
bersih dan dimasukkan ke dalam plastik klip.

G. Pengambilan Sampel Orofaring

1. Pasien diminta untuk duduk dengan posisi kepala tegak.


2. Dokter Patologi Klinik atau analis laboratorium yang akan melakukan
pengambilan swab berdiri di depan pasien.
3. Mempersiapkan VTM dengan memberikan label yang berisi nama
pasien dan kode nomor spesimen (barcode) dan swab orofaring.
4. Pasien diminta untuk membuka mulut dengan lebar, lidah ditahan
menggunakan tongue spatel.
5. Masukkan secara perlahan swab ke dalam mulut, pastikan posisi
swab tidak menyentuh lidah dan dinding tenggorok menuju belakang
faring, secara perlahan-lahan swab dilakukan gerak memutar pada
belakang faring / bercak koplik.
6. Kemudian masukkan swab sesegera mungkin ke dalam VTM.
7. Dengan gerakan memutar, patahkan tangkai swab yang telah ada
tandanya di daerah mulut VTM, lalu ditutup dengan rapat. Sisa
patahan tangkai dibuang ke tempat sampah non infeksius.
8. Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di
formulir/kuesioner.
9. VTM kemudian dililit dengan parafilm, lalu dibungkus dengan tisu
bersih dan dimasukkan ke dalam plastik klip.
Laboratorium
Rawat Inap
Unit Terkait
Unit Gawat Darurat

Anda mungkin juga menyukai