PROPOSAL Sumiati

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 75

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

“UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR”

TEMA: BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING


KELAS IV SD N BUNGURENDAH BANDUNG BARAT SEMESTER 1

Dosen Pengampu: Nursina Sari M.pd

Oleh:

SUMIATI
2019A1H131
5C PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2021/2022
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayatnya
penulis dapat menyelesaikan proposal PTK dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN
PERHATIAN BELAJAR TEMA BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL
KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN BUNGURENDAH BANDUNG
BARAT”.

Penulisan proposal PTK ini bertujuan untuk memenuhi sebagian pengumpulan tugas
program pendidikan profesi guru dalam jabatan. Proposal PTK ini ini mengkaji tentang
penerapan model probing-prompting terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.

Saya menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Proposal PTK ini masih jauh dari
sifat sempurna, oleh karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi perbaikan dan kemajuan penulisan Proposal PTK di masa yang akan datang. Terima
kasih untuk semua pihak yang telah membantu secara moril dan materiil dalam penyusunan
Proposal PTK ini. Semoga Allah membalasnya dengan imbalan yang tidak ternilai harganya.

Mataram, 21 Desember 2021

sumiati

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................................................................... 3

C. Analisis Masalah .............................................................................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ........................................................................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................................ 7

B. Model Pembelajaran Kooperatif learning ........................................................................................ 8

C. Hasil Belajar ................................................................................................................................... 11

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ................................................................................................ 20

A. Metode Penelitian .......................................................................................................................... 20

B. Desain Penelitian............................................................................................................................ 23

C. Lokasi Penelitian ............................................................................................................................ 24

D. Subjek Penelitian ............................................................................................................................ 24

E. Waktu Penelitian ............................................................................................................................ 24

F. Instrumen Pengungkap Data .......................................................................................................... 24

BAB IV ....................................................................................................................................................... 28

A. Pendahuluan/Pra penelitian ............................................................................................................ 28

B. Pelaksanaan Tindakan .................................................................................................................... 29

iii
Data hasil Penilaian Pembelajaran siklus 1 ............................................................................................. 46

Analisis Data Hasil Belajar Siswa ............................................................................................................ 49

BAB V ........................................................................................................................................................ 61

A. SIMPULAN ................................................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 63

ABSTRAK

Penelitian yang berjudul UPAYA MENINGKATKAN PERHATIAN BELAJAR TEMA


BERBAGAI PEKERJAAN MELALUI MODEL KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4
SDN BUNGURENDAH
BANDUNG BARAT SEMESTER 1” ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sejauhmana
peningkatan pemahaman siswa dengan metode cooperative learning Adapun masalah dalam
penelitian ini yakni “adakah peningkatan pemahaman siswa dengan metode cooperative
learning pada materi tema 4 tentang jenis jenis pekerjaan”. Subjek dalam penelitian ini
adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Bungurendah tahun pelajaran 2020/2021 yang
berjumlah 26 siswa, terdiri dari 14 siswa laki- laki dan 12 siswa perempuan. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tekhnik observasi yang
dilakukan selama penelitian pada siklus I dan siklus II sedang berlangsung. Tekhnik analisis
data yang dipergunakan adalah tekhnik kuantitatif dan kualitatif. Tekhnik kuantitatif untuk
mengolah data kuantitatif hasil test. Sedangkan tekhnik kualitatif untuk menganalisis data
kualitatif non test. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa Penerapan metode KOOPERATIF LEARNING PADA KELAS 4 SDN
BUNGURENDAH BANDUNG BARAT SEMESTER 1 .Peneliti mengharapkan untuk
penelitian berikutnya agar memilih metode yang tepat dan menggunakan alat peraga yang
mendukung terhadap materi pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa.

Kata Kunci:Metode kooperatif learning pada tema 4 tentang jenis-jenis pekerjaan

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah pelengkap dalam kehidupan yang bersifat wajib untuk anak
bangsa. Dikatakan demikian karena pendidikan adalah suatu pembelajaran yang
berpengaruh sangat tinggi terhadap siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah,
ataupun masyarakat luas. Somantri (1976, hlm.28) mengatakan Pendidikan
Kewarganegaraan mempunyai arah yakni mendidik masyarakat sebagai warga negara
yang patuh aturan hokum, digambarkan dengan masyarakat atau warga negara yang
rela berkorban demi bangsa dan negara, berakidah, dan demokratis. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menjelaskan bahwa “dalam bentuk
kehidupan kecerdasan bangsa diharuskan adanya komite nasional untuk dapat
menaikkan mutu serta daya saing bangsa dengan penataan ulang Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Isi, Standar Proses dan Standar Penilaian dan Penataan Ulang
Kurikulum”.
Dapat disimpulkan bahwa Tema 4 subtema 1,Bahasa Indonesia dan IPA
diharapkan memberikan kesiapan terhadap siswa guna menjadi masyarakat/warga
negara yang mampu meningkatkan mutu serta daya saing bangsa, menjaga komitmen
untuk mempertahankan NKRI sesuai standar kurikulum yang berlaku. Dalam
mewujudkan kesiapan tersebut, hal utama yang harus dilakukan oleh pendidik adalah
memberikan motivasi untuk minat siswa pada pembelajaran yang baru, pendidik
dituntut untuk memberikan suasana serta kondisi yang baru agar dapat melaksanakan
proses pembelajaran dan pendidik mampu mengidentifikasi kendala yang dialami
siswa agar pendidik dapat memberikan bimbingan yang tepat untuk kendala yang
dialami tiap-tiap siswa. Pembelajaran Tema 4 Bahasa Indonesia dan IPA harus
mempunyai tiga tujuan dalam pembelajaran yaitu tujuan dalam kognitif, tujuan dalam
afektif, serta tujuan dalam psikomotor. Apabila siswa belum memaksimalkan tiga
tujuan pembelajaran tersebut maka guru sebagai pendidik belum sepenuhnya
memberikan acuan tujuan pembelajaran kepada siswa karena faktor atau suatu hal
lainnya. Utamanya penerapan pembelajaran dengan model yang kurang bervariatif,
seharusnya pembelajaran menyesuaikan tingkat progres serta keperluan siswa.
Menurut Facione (2011, hlm.9) penguasaan berpikir kritis mencakup;
Interpretasi, analitis, inferensi atau simpulan, evaluasi, eksplanasi atau interpretasi,

1
dan regulasi diri (self regulation). Aspek Interpretasi yakni pengelompokkan siswa
terhadap permasalahan sehingga menemukan jawaban tepat. Aspek Analisis, yakni
siswa berupaya untuk mengukur ide-ide serta mengidentifikasi jawaban serta
pertanyaan. Aspek Inferensi/kesimpulan, yakni siswa dapat menyimpulkan untuk
suatu pemecahan suatu masalah. Aspek Evaluasi, yakni siswa dapat menguji
pertanyaan ataupun pendapat yang masuk dari diri sendiri ataupun orang lainnya.
Aspek Eksplanasi/interpretasi, yakni siswa dapat memaparkan pernyataan atau
ungkapan pendapat untuk pendapat yang lebih kuat. Aspek regulasi diri (self-
regulation), yakni siswa mampu mengelola menempatkan dirinya pada suatu
pemecahan masalah.
Berdasar hasil data pengamatan observasi yang dilakukan di kelas IV SD
Negeri Bungurendah Kabupaten Bandung Barat, proses KBM dengan mengukur
berpikir kritis dalam pembelajaran Tema 4 masih kurang. Perihal tersebut di lihat dari;
Pertama, pada saat guru menunggu untuk kesempatan siswa dalam mengajukan
pertanyaan atau pendapat, 1 sampai 3 orang yang bertanya mengenai masalah
tersebut, sisanya tidak ada yang bertanya dan memilih diam saja. Kedua, siswa belum
bisa menghubungkan keterkaitan masalah yang ada pada masyarakat dengan teori
pada buku Tema 4 sehingga sulit untuk melakukan tanya jawab dalam pertanyaan
tersebut. Ketiga, siswa masih terbiasa mengobrol saat pembelajaran Tema 4
berlangsung hal ini berpengaruh pada tingkat kemampuan berpikir kritis ketika guru
bertanya pada siswa tersebut karena kurang memperhatikan pembelajaran dikelas.
Keempat, ketika guru

2
memberikan pertanyaan pada siswa mengenai konflik/permasalahan pada lingkungan
sekitar, siswa belum bisa untuk memutuskan kausalitas (sebab- akibat) pada
konflik/permasalahan yang diberikan oleh pendidik. Kurangnya mencermati dan
menafsirkan pada diri siswa sehingga tidak dapat menjawab dengan sempurna.

B. Identifikasi Masalah
1. Kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran Tema 4 masih kurang.
2. Siswa ketika diberikan pertanyaan memilih diam saja.
3. Siswa belum bisa menghubungkan keterkaitan masalah yang ada pada
masyarakat dengan teori pada buku tema 4.
4. Memiliki kesulitan untuk melakukan tanya jawab dalam pertanyaan.
5. Siswa masih terbiasa mengobrol.

3
6. Siswa belum bisa untuk memutuskan.
7. Kurangnya mencermati dan menafsirkan pada diri siswa.

C. Analisis Masalah
Pertama, pada saat guru menunggu untuk kesempatan siswa dalam
mengajukan pertanyaan atau pendapat, 1 sampai 3 orang yang bertanya mengenai
masalah tersebut, sisanya tidak ada yang bertanya dan memilih diam saja.
Kedua, siswa belum bisa menghubungkan keterkaitan masalah yang ada pada
masyarakat dengan teori pada buku Tema 4 sehingga sulit untuk melakukan tanya
jawab dalam pertanyaan tersebut.
Ketiga, siswa masih terbiasa mengobrol saat pembelajaran Tema 4 berlangsung
hal ini berpengaruh pada tingkat kemampuan berpikir kritis ketika guru bertanya pada
siswa tersebut karena kurang memperhatikan pembelajaran dikelas.
Keempat, ketika guru memberikan pertanyaan pada siswa mengenai
konflik/permasalahan pada lingkungan sekitar, siswa belum bisa untuk memutuskan
kausalitas (sebab- akibat) pada konflik/permasalahan yang diberikan oleh pendidik.
Kurangnya mencermati dan menafsirkan pada diri siswa sehingga tidak dapat
menjawab dengan sempurna.

D. Rumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang. Rumusan masalahnya pada siswa SDN
Bungurendah Kabupaten Bandung Barat dalam Pembelajaran Tema 4, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Tema 4 pada model kooperatif
learning pada kemampuan berpikir kritis siswa melalui media?.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Tema 4 melalui penerapan model
kooperatif learning pada kemampuan berpikir kritis siswa melalui media?.
3. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
penerapan model kooperatif learning terhadap kemampuan berpikir kritis
siswa dalam pembelajara Tema 4 melalui media di kelas IV SDN
Bungurendah Kabupaten Bandung Barat?.
4. Bagaimana hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya
yang dilakukan dalam penerapan model kooperatif learning pada
pembelajaran Tema 4 melalui media di kelas IV SDN Bungurendah
Kabupaten Bandung Barat?.
4
E. Tujuan Penelitian
Berdasar pada latar belakang dan rumusan masalah, penelitian bertujuan untuk
mengetahui hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa melalui model
kooperatif learning dalam pembelajaran Tema 4 melalui media . Khususnya, ttujuan
penelitian ini untuk mengetahui:
1. Mendeskripsikan perencanaan penerapan model kooperatif learning pada
pembelajaran Tema 4 di kelas IV SDN Bungurendah.
2. Mengidentifikasi pelaksanaan penerapan model Saintifik learning pada
pembelajaran Tema 4 di kelas IV SDN Bungurendah.
3. Menjelaskan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dalam
penerapan model kooperatif learning pada pembelajaran Tema 4 di kelas
IV SDN Bungurendah.
4. Menjelaskan hambatan yang dihadapi oleh siswa maupun guru serta upaya
yang dilakukan pada penerapan model kooperatif learning dalam
pembelajaran Tema 4 melalui di kelas IV SDN Bungurendah.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Dari Segi Teori

5
 Secara teoritis, penelitian ini menjelaskan secara detail dan merinci
mengenai penerapan model kooperatif untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dalm pembelajaran Tema 4 di kelas
IV SDNBungurendah melalui media.
 Secara teoritis, manfaat penelitian ini untuk memberikan masukan
serta menambahkan wawasan ilmu pengetahuan yang luas khususnya
pada model kooperatif dalam pembelajaran tema 4 melalui media.

2. Manfaat Dari Segi Praktik


 Bagi Siswa
Melatih siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis
sehingga siswa terbiasa dan mampu untuk memecahkan masalah serta
berpendapat di dalam penerapan model kooperatif, serta mampu
meingkatkan motivas belajar yang mampu untuk menghindari rasa
jenuh pada kegiatan belajar mengajar.
 Bagi Guru
Guru dapat menjadikan penerapan model kooperatif sebagai
alternatif guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan dapat
mengingkatkan inovasi belajar.
 Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai referensi baru untuk program yang
berkenaan dengan model kooperatif dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis melalui media.

6
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA

A. Hipotesis Tindakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah


penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan. Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut: “Jika pembelajaran menjaga keseimbangan serta
melestarikan sumber dalya alam, menggunakan model kooperatif learning maka hasil
belajar siswa akan meningkat.

7
B. Model Pembelajaran Kooperatif learning

1. Model Pembelajaran
 Pengertian Model Pembelajaran
Istilah “model” sudah sering dipergunakan dalam berbagai
bidang kehidupan termasuk pendidikan. Model dapat diartikan sebagai
bentuk, namun juga dapat diartikan sebagai contoh. Hal ini sesuai
dengan pendapat Mills (dalam Suprijono, 2011: 45) model adalah
bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan
seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model itu. Dalam pembelajaran, model memiliki peranan yang penting,
yakni sebagai petunjuk dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Menurut Suprijono (2011: 45-46), model pembelajaran
merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori
psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan
analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada
tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula
sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur
materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Rusman (2012: 144) menjelaskan bahwa model pembelajaran
adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
di kelas atau yang lain. Sementara itu, Suprihatiningrum (2013: 145)
menyebutkan pengertian model pembelajaran yaitu tiruan atau
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara
sitematis dalam mengelola pengalaman belajar peserta didik agar
tujuan belajar tertentu yang diinginkan dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan sebagai landasan praktik pembelajaran
8
guna memberikan petunjuk pada guru tentang prosedur dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
 Jenis-jenis Model Pembelajaran
Seiring dengan semakin berkembangnya teori pembelajaran,
model pembelajaran juga mengalami perkembangan. Terdapat
beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
termasuk kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Huda (2013: 74) menyatakan bahwa sedikitnya 23 model yang
diklasifikasi ke dalam empat kelompok yang didasarkan pada sifat-
sifatnya, karakteristik-karakteristiknya, dan pengaruh-pengaruhnya.
Empat kelompok tersebut adalah sebagai berikut; model-model
memproses informasi, model-

9
model personal, model-model interaksi sosial, dan model-model
perubahan perilaku.
1) Model-model Memproses Informasi
2) Model-model Personal
3) Model-model Interaksi Sosial
4) Model-model Perubahan Perilaku

2. Model Pembelajaran Kooperatif


 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Inovasi dalam pembelajaran di sekolah diperlukan guna
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan. Salah satu inovasi
yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif. Menurut Hamdayama (2014: 64)
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat
sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan
akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.
Sementara itu, Isjoni (2011: 14) mengungkapkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah
peserta didik sebagai

10
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Adapun
Suprijono (2011: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk- bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran dengan sistem kerja kelompok-kelompok kecil yang
terdiri dari anggota yang berbeda latar belakang maupun semua jenis
kerja kelompok yang lebih dipimpin atau diarahkan oleh guru.
 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Isjoni (2011: 59-60) pembelajaran kooperatif terjadi
dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dapat
dikatakan pembelajaran kooperatif.
Menurut Suprijono (2011: 58) untuk mencapai hasil yang
maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan.
Lima unsur tersebut adalah: positive interpendence (saling
ketergantungan positif), personal responsibility (tanggung jawab
perseorangan), face to face promotive interaction (interaksi promotif),
interpersonal skill (komunikasi antar anggota), dan group processing
(pemrosesan kelompok).
Pendapat yang sama diungkapkan oleh Bennet (dalam Isjoni, 2011:
60) yang menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang dapat
membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu:
positive interpendence, interaction face to face, adanya tanggung jawab
pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok,
membutuhkan keluwesan, meningkatkan keterampilan bekerja sama
dalam memecahkan masalah (proses kelompok).
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran dapat dikatakan kooperatif jika terdapat saling
ketergantungan posistif, tanggung jawab perseorangan, interaksi
promotif, komunikasi antar anggota, dan pemrosesan kelompok.

C. Hasil Belajar
11
 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih
luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan
untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan tingkat
kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang
diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif IPA yang mencakup
tiga tingkatan yaitu pengetahuan (C1), pemahaman (C2), dan penerapan
(C3). Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada
aspek kognitif adalah tes.
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar itu sendiri. Slameto (2010), menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut:

12
1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan
faktor psikologis.
2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor
masyarakat.
3) Mata Pelajaran IPA
 Pengertian IPA
Pendidikan IPA di sekolah dasar bertujuan agar
peserta didik menguasai pengetahuan, fakta, peserta didik
dalam mempelajari diri dan alam sekitar. Pendidikan IPA
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga mampu menjelajahi
dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Filosofi IPA sebagai cara untuk mencari tahu yang
berdasarkan pada observasi. Dengan demikian,
pengetahuan dalam IPA merupakan hasil observasi.
Kebenaran harus dibuktikan secara empiris berdasarkan
observasi atau eksperimen. Pengembangan pembelajaran
IPA yang menarik, menyenangkan, layak, sesuai konteks,
serta didukung oleh ketersediaan waktu, keahlian, sarana
dan prasarana merupakan kegiatan yang tidak mudah
untuk dilaksanakan. Seorang guru dituntut memiliki
kemampuan dan kreativitas yang cukup agar
pembelajaran dimiliki seorang guru adalah tentang
pemahaman dan penguasaan terhadap pendekatan
pembelajaran. Menurut Herawati Susilo dalam Nano
Sutarno (2009) mengemukakan bahwa pendekatan berifat
aksiomatis yang menyatakan pendirian, filosofi, dan
keyakinan yang berkaitan dengan serangkaian asumsi.
Berdasarkan kurikulum 2013, IPA seharusnya
dibelajarkan secara inkuiri ilmiah (scientivic inquiry)
untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan
bersikap ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu
13
aspek penting kecakapan hidup.
 Tujuan Pembelajaran IPA
Tujuan Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran
IPA di SD/MI bertujuan agar siswa:
a) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap
positif terhadap sains, teknologi dan masyarakat.
b) Mengembangkan keterampilan proses untuk
menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah
dan membuat keputusan.
c) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman
konsep-konsep sains yang akan bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan
pentingnya sains dalam kehidupan sehari-hari.
e) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan dan
pemahaman ke bidang pengajaran lain.
f) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam. Menghargai
berbagai macam bentuk ciptaan Tuhan di alam
semesta ini untuk dipelajari (Sri Sulistiyorini,
2007: 40)

14
 Karakteristik Pembelajaran IPA
Dalam berbagai sumber dinyatakan bahwa hakikat
sains adalah produk, proses, dan penerapannya
(teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat
didalamnya. Produk sains yang terdiri dari fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori dapat dicapai melalui
penggunaan proses sains, yaitu melalui metode-metode
sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja
ilmiah (scientific inquiry).
Banyak orang berpendapat bahwa sains
memberikan kesempatan bagi orang yang mau belajar
berbuat, berpikir dan bertindak seperti ilmuwan
(scientist). Dengan demikian, belajar memproses sains
dan menerapkannya dalam kehidupan sehari- hari melalui
cara-cara yang benar dan mengikuti etika keilmuwan dan
etika yang berlaku dalam masyarakat.
Pada hakikatnya Ilmu Pengetahuan Alam (sains)
sangat bermanfaat dalam kehidupan masyarakat melalui
teknologi, karena teknologi sangat erat hubungannya
dengan bekerja ilmiah. Bekerja ilmiah sesungguhnya
adalah perluasan dari metode ilmiah. Di Indonesia metode
ilmiah sudah ditekankan dalam IPA sejak kurikulum
1975. Selanjutnya dalam kurikulum 1994, lingkup proses
dan konsep diintegrasikan dalam setiap rumusan tujuan
pembelajaran (umum) yang harus diukur pencapaiannya.
 Ruang Lingkup Kurikulum IPA SD
Latar belakang dibutuhkannya kurikulum
pendidikan IPA SD adalah pendidikan IPA diharapkan
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar. Dengan demikian, akan selalu
ada hubungan dengan prospek pengembangan lebih lanjut
dala menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk
memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
15
masalah- masalah yang dapat diidentifikasikan.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan
hidup.
Adapun ruang lingkup dalam pendidikan IPA SD
mencakup empat hal. Empat hal itu adalah makhluk hidup
dan proses kehidupan; benda serta sifat dan kegunaannya;
energi dan perubahannya; dan Bumi serta alam semesta.
Ruang lingkup makhluk hidup dan proses
kehidupan mempelajari materi yang berhubungan dengan
manusia, hewan, tumbuhan, serta interaksi ketiganya, dan
juga hubungannya dengan kesehatan. Sedangkan ruang
lingkup benda materi serta sifat dan kegunaannya berisi
tentang benda padat, cair, dan gas. Ruang lingkup energi
dan perubahannya berisi tentang gaya, bunyi, panas,
magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana. Terakhir,
ruang lingkup Bumi dan alam semesta berisi materi
tentang tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.

16
 Implikasi Model Pembelajaran Kooferatif learning
terhadap Hasil Belajar IPA
Model pembelajaran dengan pendekatan
peguasaan konsep ilmu pengetahuan alam adalah proses
kegiatan belajar mengajar yang merupakan kelanjutan dari
model pendekatan penanaman konsep ilmu pengetahuan
alam. Dalam penguasaan konsep ilmu pengetahuan alam
proses pembelajarannya memberi penekanan supaya para
peserta didik menguasai ciri- ciri, sifat-sifat, dan
penerapan dari konsep yang telah dipelajariny pada tahap
penanaman konsep ilmu pengetahuan alam.
Menurut Jean Peaget dalam Mulyani Sumantri
(2016.1.17): “Anak itu bukanlah tiruan dari orang dewasa.
Anak bukan bentuk mikro dari orang dewasa. Anak-anak
mempunyai kemampuan intelektual yang sangat berbeda
dengan orang dewasa. Cara-cara berpikir anak berbeda
dengan cara-cara berpikir orang dewasa.”
Melihat secara singkat dari teori belajar Peaget ini
tentunya kita dapat mengambil manfaatnya dalam
pembelajaran IPA di SD yaitu, terutama tentang kesiapan
untuk belajar dan bagaimana berpikir mereka itu berubah
sesuai dengan perkembangan usianya. Hal ini berarti
bahwa strategi pembelajaran ilmu pengetahuan alam yang
kita gunakan haruslah sesuai dengan perkembangan
intelektual atau perkembangan tingkat berpikir anak
sehingga diharapkan pembelajaran ilmu pengetahuan alam
di SD itu lebih efektif dan lebih hidup.
Diharapkan setelah menerapkan model
pembelajaran kooperatif learning dalam pembelajaran,
hasil belajar siswa meningkat dibandingkan kondisi awal
sebelum penerapan metode kooperatif learning.

4) Definisi Operasional
 Model pembelajaran picture and picture adalah salah satu

17
jenis model pembelajaran kooferatif dengan
menggunakan urutan gambar untuk membantu peserta
didik dalam menguasai materi pelajaran.
 Hasil belajar adalah indikator yang menunjukkan
kemampuan peserta didik dalam menguasai materi ajar.
 Ilmu Pengetahuan Alam adalah salah satu mata pelajaran
yang diajarkan pada tingkat SD berkaitan dengan konsep,
fakta dan prinsip tentang alam.
 Fungsi atau peranan organ peredaran darah manusia
merupakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas IV
Semester I Tema 4 Berbagai Pekerjaan.

5) Kerangka Berpikir
 Masalah
1) Siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran
2) Media yang digunakan tidak relevan.

18
3) Sebagian besar hasil belajar IPA pada mater
Memahami pentingnya upaya keseimbangan dan
pelestarian sumber daya alam di lingkungannya i
di bawah KKM (65).
 Penyebab munculnya masalah
Rendahnya hasil belajar IPA disebabkan karena
penyampaian materi terlalu cepat, guru tidak
menggunakan media pembelajaran, peserta didik bosan
dan tidak tertarik dengan penjelasan guru, dan metode
yang digunakan kurang tepat.
 Tindakan yang dilakukan
Menerapkan model pembelajaran kooferatif tipe Picture
and picture dalam kegiatan pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar IPA peserta.
 Hasil
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooferatif tipe Picture
and picture diharapkan:
1) Rencana Pelak
2) Aktifitas belajar siswa meningkat
3) Hasil belajar IPA peserta didik kelas IV SDN
Bungurendah dalam materi fungsi atau peran
organ peredaran darah manusia meningkat,
sebagian besar mencapai KKM yang ditetapan
yaitu 65.

19
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Menurut IGAK Wardhani (2011) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa
menjadi meningkat.
Esensi PTK terletak pada adanya tindakan dalam situasi alami untuk
memecahkan masalah-masalah praktis dalam pembelajaran. PTK berangkat dari
persoalan- persoalan praktis yang dihadapi oleh guru/ calon guru di kelas. Prosedur
pelaksanaannya dapat dimulai dengan analisis situasi, perencanaan tindakan,
pelaksanaan tindakan, perefleksian, dan evaluasi terhadap dampak tindakan. Prosedur
ini dapat diulang sampai diperoleh hasil sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
PTK memiliki karakteristik yang berbeda dengan penelitian lainnya. Adapun
karakteristik PTK (Susilo et al, 2008: 5) antara lain sebagai berikut:
 Masalah yang diteliti berupa masalah praktik pembelajaran sehari- hari di
kelas yang dihadapi oleh guru/ calon guru,
 Diperlukan tindakan- tindakan tertenu untuk memecahkan masalah tersebut
dalam rangka memperbaiki/ meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas
 Terdapat perbedaan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan PTK, dan
 Guru sendiri yang berperan sebagai peneliti.

PTK memiliki tujuan (Susilo et al, 2008: 8) antara lain sebagai berikut:
 PTK dilaksanakan demi perbaikan/ peningkatan praktik pembelajaran secara
berkesinambungan,
 Pengembangan kemampuan- keterampilan guru untuk menghadapi masalah
aktual pembeajaran di kelas
 Menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru, dan

20
 Memperbaiki dan meningkatkan mutu pengajaran (pembelajaran) melelui
teknik- teknik pengajaran yang tepat sesuai dengan masalah dan tingkat
perkembangan peserta didik.

PTK memberikan banyak manfaat bagi guru maupun calon guru dalam memecahkan
masalah- masalah pembelajaran di kelas. Adapun manfaat yang diperoleh dari PTK
bagi guru maupun calon (Susilo et al, 2008: 9) diantaranya sebagai berikut.

21
 Guru dan calon guru dapat langsung memperbaiki praktik-praktik
pembelajaran agar menjadi lebih baik dan lebih efekif
 Guru dan calon guru dapat meneliti sendiri kegiatan praktik pembelajaran
yang ia lakukan di kelas,
 Guru dan calon guru dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah
praktik- pratik pembelajaran yang dilakukan selama ini memiliki keefektifan
yang tinggi,
 Guru dan calon guru dapat mencari cara/ prosedur baru untuk memperbaiki
dan meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran di kelas,
 Guru dan calon guru dapat meningkatkan mutu pengajaran dan hasil belajar
peserta didik berdasarkan temuan langsung di kelas.

PTK secara garis besar meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
 Perencanaan (planning)
Perencanaan mencakup rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan.
 Tindakan (acting)
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada
rencana tindakan.
 Pengamatan (observing)
Dalam kegiatan ini peneliti mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
 Refleksi (reflecting)
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami terhadap proses dan hasil yang terjadi, yaitu berupa perubahan
sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti
mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil-hasil atau dampak dari
tindakan. (Sukayati, 2011:17)

Keempat tahapan tersebut merupakan serangkaian langkah yang saling


berhubungan antara satu dengan yang lainnya membentuk sebuah siklus, yaitu satu
22
putaran kegiatan beruntun, yang kembali ke langkah semula. Jadi satu siklus adalah
mulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan sampai dengan refleksi.

B. Desain Penelitian
Dalam PTK ini peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas yang
berbentuk siklus dan spiral. Penelitian akan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap
siklusnya terdiri atas 4 tindakan. Desain PTK yang peneliti gunakan adalah desain
model Kemmis dan Mc. Taggart.

23
C. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Bungurendah


Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat. Adapun alasan pemilihan SD
Negeri Bungurendah dijadikan sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:
 Peneliti memperoleh kemudahan perizinan untuk melakukan penelitian dari
Kepala Sekolah SD Negeri Bungurendah.
 Peneliti memperoleh dukungan dari kepala sekolah dan guru-guru SD Negeri
Bungurendah untuk mengadakan penelitian.
 Lokasi penelitian merupakan tempat mengajar peneliti sehingga
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data.
 Terdapat permasalahan dalam pembelajaran IPA Melakukan kegiatan upaya
pelestarian sumber daya alam bersama orang-orang di lingkungannya

D. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri


Bungurendah dengan jumlah 26 siswa terdiri dari 14 orang laki-laki dan 12 orang
perempuan.

E. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan dimulai bulan
September sampai bulan November 2020.

F. Instrumen Pengungkap Data

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk memperoleh data yang


diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di
lapangan. Dalam

24
penelitian ini untuk mendapat perbaikan rencana tindakan dalam setiap kegiatan belajar
mengajar, peneliti menggunakan tes tertulis, lembar observasi, lembar wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi.
 Tes Tertulis

Tes tertulis adalah prosedur sistematik yang dibuat dalam bentuk tugas- tugas
tertulis yang distandardisasikan dan diberikan kepada individu atau kelompok
untuk dikerjakan, dijawab atau direspon. Tes tertulis dalam penelitian ini
meliputi lembar kerja peserta didik (LKPD) dan lembar evaluasi.
 Lembar Observasi

 Lembar observasi adalah alat pengumpul data yang digunakan untuk merekam
segala peristiwa dan kegiatan yang terjadi dan mengukur aktivitas siswa dan
guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

25
26
27
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pendahuluan/Pra penelitian
Peneliti memikirkan suatu upaya yang akan ditempuh untuk mengatasi
permasalahan pembelajaran di kelas. Peneliti memikirkan suatu upaya dari
permasalahan siswa yang secara umum rendah dalam kemampuan IPA. Sehingga
menyebabkan hasil belajar dalam pembelajaran funsgi atau peran organ peredaran
darah manusia rendah.
Peneliti melakukan prasurvei ke kelas untuk mengetahui secara detail
kondisi yang terdapat di suatu kelas yang akan diteliti. Dari hasil prasurvei tersebut,
peneliti memperoleh temuan-temuan berupa kendala-kendala siswa dalam
pembelajaran, yang dalam hal ini pembelajaran IPA. Permasalahan tersebut dianalisis
oleh peneliti dan peneliti melakukan diagnosis atau dugaan sementara mengenai solusi
atau langkah yang tepat dalam menyelesaian masalah tersebut, baik dengan
penggunaan strategi/metode/teknik pengajaran maupun media pengajaran.
Perencanaan yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian adalah sebagai
berikut:
 Meminta izin dari Kepala Sekolah SD Negeri Bungurendah
 Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkaitan dengan materi
fungsi organ peredaran darah dengan menggunakan model picture and picture.
 Merumuskan media pembelajaran yang akan digunakan
 Menentukan teknik pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar (KBM) pada setiap tindakan.
 Peneliti mendesain alat evaluasi
 Merancang jadwal penelitian

28
B. Pelaksanaan Tindakan

 Siklus I

1) Perencanaan

Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan


skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan peserta didik.
2) Pelaksanaan

Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan-


persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini
terdiri dari proses kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang
dilakukan pada akhir siklus. Pada siklus I peneliti melaksanakan
kegiatan belajar mengajar mengenai fungsi atau peranan organ
peredaran darah dengan menggunakan model picture and picture.
3) Pengamatan/ Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap proses aktivitas siswa


dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.
Sasarannnya kepada aktivitas siswa secara individual dalam
pembelajaran fungsi atau peranan organ peredaran darah manusia.
Peneliti dibantu oleh rekan guru (observer)

29
yang akan mengamati jalannya kegiatan belajar mengajar dalam setiap
siklusnya. Hasil dari pengamatan observer didiskusikan sebagai bahan
pertimbangan bagi perencanaan pada siklus selanjutnya. Evaluasi pada
siklus I dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada siswa
untuk dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir
pertemuan pada setiap tindakan.
4) Refleksi

Refleksi pada siklus I dilaksanakan segera setelah tahap implementasi


tindakan dan observasi diakhir siklus selesai. Peneliti mengkaji,
melihat dan mempertimbangkan atas hasil yang telah dilaksanakan
dalam tindakan pada siklus I. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk
perbaikan pada siklus (tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil
observasi dan hasil tes siklus I, jika hasil belajar siswa meningkat dalam
pembelajaran fungsi atau peranan organ peredaran darah manusia
dengan menggunakan model picture and picture maka penelitian
dilanjutkan ke siklus II.
 Siklus II

1) Perencanaan

Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran yang dilengkapi dengan


skenario tindakan. Skenario tindakan ini berisi langkah-langkah yang
harus ditempuh guru dan peserta didik.
2) Pelaksanaan

Implementasi Tindakan dilaksanakan sesuai dengan persiapan-


persiapan yang telah dilakukan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini
terdiri dari proses kegiatan belajar mengajar, evaluasi dan refleksi yang
dilakukan pada akhir siklus. Pada siklus II peneliti melaksanakan
kegiatan belajar mengajar mengenai fungsi atau peranan organ
peredaran darah dengan menggunakan model picture and picture
dengan focus perbaikan hasil refleksi siklus I.
3) Pengamatan/observasi

Observasi pada siklus II dilakukan sama seperti pada siklus I. Hasil


dari pengamatan observer didiskusikan sebagai bahan pertimbangan
bagi perencanaan pada siklus selanjutnya. Evaluasi pada siklus II
30
dilakukan dengan cara memberikan tes soal kepada siswa untuk
dikerjakan secara individu. Evaluasi dilaksanakan di akhir pertemuan
pada setiap tindakan.
4) Refleksi

Refleksi pada siklus II dilaksanakan segera setelah tahap implementasi


tindakan dan observasi selesai. Peneliti mengkaji, melihat dan
mempertimbangkan atas hasil yang telah dilaksanakan dalam tindakan
pada

31
siklus II. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk perbaikan pada siklus
(tindakan) selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi dan hasil tes siklus
II, jika hasil belajar siswa meningkat dalam pembelajaran fungsi atau
peranan organ peredaran darah manusia dengan menggunakan model
picture and picture maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya

1. Format Lembar Pengamatan Aktivitas Guru

Tabel 3.2
Lembar Pengamatan/Observasi Aktivitas Guru

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :
Hari/Tanggal :
Fokus Observasi :
Kemunculan
No Perilaku Guru yang Diobservasi Tdk Komentar
Ada
Ada
1. Menata fasilitas dan sumber belajar
Memulai pembelajaran secara menarik, memotivasi
2.
peserta didik, dan mengadakan apersepsi.
Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
3.
tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan
Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran
4. yang sesuai dengan tujuan, peserta didik, situasi dan
Lingkungan

32
Meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat sifat
5.
cahaya
Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan
6.
dengan isi pembelajaran
7. Melakukan Tanya jawab hasil demonstrasi
8. Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik
9. Guru memberikan lembar kerja hasil demonstrasi
10. Guru mendemonstrasikan materi pelajaran
11. Menyimpulkan materi pembelajaran
12. Menilai hasil pembelajaran
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut
13.
Pembelajaran

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, peneliti menggunakan


format observasi seperti di bawah ini
Tabel 3.3
Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
1 Ahmad Fikri 1. Aktif
2 Beri Rafliano bertanya
3 Bian Rejaki 2. Aktif
4 Deri Setiana Menjawab
5 Destiana Regina Putri 3.
6 Elsa Rismayanti Melaksanakan
7 Evi Nursyaidah Perintah

8 Fathur Aditya Putra 4. Mengobrol

9 Fitri Rahma Ramdani 5. Diam saja

10 Gilang Ramdani
11 Lia Apriliani
12 Melani Austina Putri
33
13 M.Rijal Assidiq
14 Nena Sabila Marisa
15 Nopi Komalasari
16 Pera
17 Rafik Aziz
18 Rahmilianti
19 Ramdan Maulana
20 Reivaldi Arya Prasetio
21 Rian Saputra

34
Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
22 Ricki Febriansah
23 Syam Ilham
24 Toni Abdul Pahreji
25 Zafna Medina Abdulla
26 Ameliaputri
Jumlah
Persentase

Hasil dari pengamatan atau pengumpulan data pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : IV (Empat)/2 (Dua)
Hari/Tanggal : Rabu, 07 Oktober 2020

Fokus Observasi : Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media nyata

Kemunculan
No Perilaku Guru yang Diobservasi Tdk Komentar
Ada
Ada
1. Menata fasilitas dan sumber belajar √
Memulai pembelajaran secara menarik,
2.
memotivasi peserta didik, dan mengadakan √
apersepsi.

3. Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan



tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan

35
Kemunculan
No Perilaku Guru yang Diobservasi Tdk Komentar
Ada
Ada
Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran
4.
yang sesuai dengan tujuan, peserta didik, situasi √
dan lingkungan

5. Meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat sifat



Cahaya

6. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan



dengan isi pembelajaran
7. Melakukan Tanya jawab hasil demonstrasi √
8. Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik √
9. Guru memberikan lembar kerja hasil demonstrasi √
10. Guru mendemonstrasikan materi pelajaran √
11. Menyimpulkan materi pembelajaran √
12. Menilai hasil pembelajaran √

13. Memberikan tugas sebagai tindak lanjut



Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan, aktivitas guru berada pada tahapan baik, meskipun ada
beberapa aspek yang harus diperbaiki seperti menumbuhkan motivasi, penggunaan media yang
kurang maksimal, pengelolaan waktu yang kurang efisien, memulai demonstrasi dengan
kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir kurang terlaksana dengan baik,
suasana yang diciptakan kurang menyenangkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk
secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu
kurang terlaksana dengan baik, dan memberikan penguatan kepada siswa dari penjelasan-
penjelasan yang sudah dijelaskan selama proses belajar mengajar kurang dilakukan dengan
baik.

2. Aktivitas Siswa

Hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa tertera pada tabel 4.2 di bawah

36
ini.

Tabel 4.2
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
1 Ahmad Fikri √ 1.
2 Beri Rafliano √ √

37
Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
3 Bian Rejaki √ √ √ Aktif
4 Deri Setiana √ bertanya
5 Destiana Regina Putri √ √ 2.
6 Elsa Rismayanti √ √ √ Aktif
7 Evi Nursyaidah √ √ √ Menjawab
8 Fathur Aditya Putra √ √ √
9 Fitri Rahma Ramdani √ √ √ 3.

10 Gilang Ramdani √ √ √ Melaksanaka

11 Lia Apriliani √ √ √ √ n Perintah

12 Melani Austina Putri √ √ 4. Mengobrol

13 M.Rijal Assidiq √ 5.

14 Nena Sabila Marisa √ Diam saja

15 Nopi Komalasari √ √
16 Pera √ √
17 Rafik Aziz √ √
18 Rahmilianti √ √
19 Ramdan Maulana
20 Reivaldi Arya Prasetio √ √
21 Rian Saputra √ √
22 Ricki Febriansah √
23 Syam Ilham √ √ √
24 Toni Abdul Pahreji √ √
25 Zafna Medina Abdulla √ √ √
26 Ameliaputri √ √ √ √
Jumlah 11 11 19 10 6
Persentase 44% 44% 75% 44% 25%

Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas siswa berada pada kategori kurang baik
dengan hasil siswa yang aktif bertanya sebanyak 44%, siswa yang aktif menjawab sebesar
44%, siswa yang melaksanakan perintah sebesar 75%, siswa yang mengobrol sebesar 44%
dan siswa yang diam saja atau tidak aktif sebesar 25%.

38
3. Hasil Evaluasi/Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 1

Setelah proses pembelajaran siklus 1 dilaksanakan maka di peroleh nilai masing-


masing siswa pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3
Daftar Nilai Evaluasi Pembelajaran Siklus 1

No. Nama Siswa Nilai Siklus 1 Ketuntasan


1 Ahmad Fikri 70 Tuntas
2 Beri Rafliano 79 Tuntas
3 Bian Rejaki 58 Belum Tuntas
4 Deri Setiana 58 Belum Tuntas

39
No. Nama Siswa Nilai Siklus 1 Ketuntasan
5 Destiana Regina Putri 74 Tuntas
6 Elsa Rismayanti 78 Tuntas
7 Evi Nursyaidah 78 Tuntas
8 Fathur Aditya Putra 70 Tuntas
9 Fitri Rahma Ramdani 77 Tuntas
10 Gilang Ramdani 57 Belum Tuntas
11 Lia Apriliani 74 Tuntas
12 Melani Austina Putri 72 Tuntas
13 M.Rijal Assidiq 72 Tuntas
14 Nena Sabila Marisa 70 Tuntas
15 Nopi Komalasari 57 Tuntas
16 Pera 55 Tuntas
17 Rafik Aziz 68 Tuntas
18 Rahmilianti 58 Belum Tuntas
19 Ramdan Maulana 66 Belum Tuntas
20 Reivaldi Arya Prasetio 56 Belum Tuntas
21 Rian Saputra 68 Tuntas
22 Ricki Febriansah 57 Belum tuntas
23 Syam Ilham 81 Tuntas
24 Toni Abdul Pahreji 57 Belum Tuntas
25 Zafna Medina Abdulla 75 Tuntas
26 Ameliaputri 76 Tuntas
Jumlah Nilai 1761
Rata-rata 67,7
Terendah 55
Tertinggi 81
Jumlah siswa tuntas 18
Jumlah siswa belum tuntas 8
Persentase Ketuntasan (%) 69%
Persentase belum tuntas (%) 31%
Persentase ketuntasan dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut:

40
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 1
Tuntas Belum Tuntas

69%

31%

Ketuntasan Belajar

Diagram 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siklus 1

41
Dari diagram di atas terjadi peningkatan keberhasilan namun dirasa masih belum mencapai
target ketuntasan maka peneliti perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus 2 karena dari
26 siswa hanya 69% siswa yang tuntas dan 31% siswa lainnya masih belum tuntas karena niai
masih di bawah KKM.

Hasil dari pengamatan atau pengumpulan data pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

1. Aktivitas Guru

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : IV (Empat)/1(satu)
Hari/Tanggal : Rabu,14 Oktober 2020

Fokus Observasi : Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media nyata

Kemunculan
No Perilaku Guru yang Diobservasi Tdk Komentar
Ada
Ada
1. Menata fasilitas dan sumber belajar √
Memulai pembelajaran secara menarik,
2. memotivasi peserta didik, dan mengadakan √
apersepsi.
Melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan
3. √
tujuan, peserta didik, situasi dan lingkungan
Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran
4. yang sesuai dengan tujuan, peserta didik, situasi √
dan lingkungan
Meminta siswa untuk mengidentifikasi sifat sifat
5. √
Cahaya
Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan
6. √
dengan isi pembelajaran
42
7. Melakukan Tanya jawab hasil demonstrasi √
8. Memicu dan memelihara keterlibatan peserta didik √
9. Guru memberikan lembar kerja hasil demonstrasi √
10. Guru mendemonstrasikan materi pelajaran √
11. Menyimpulkan materi pembelajaran √
12. Menilai hasil pembelajaran √
Memberikan tugas sebagai tindak lanjut
13. √
Pembelajaran

Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas guru berada pada tahapan sangat baik. Tapi
masih ada aspek yang perlu diperbaiki yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk

43
secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi
itu.
2. Aktivitas Siswa

Hasil observasi teman sejawat terhadap aktivitas siswa tertera pada tabel 4.5 di bawah ini.

Tabel 4.5
Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

Aktivitas Siswa
No Nama Siswa Keterangan
1 2 3 4 5
1 Ahmad Fikri √ √ √ 1.
2 Beri Rafliano √ √ √ Aktif
3 Bian Rejaki √ √ √ bertanya
4 Deri Setiana √ 2.
5 Destiana Regina Putri √ √ √ Aktif
6 Elsa Rismayanti √ √ √ Menjawab
7 Evi Nursyaidah √ √ √ 3.

8 Fathur Aditya Putra √ √ √ Melaksanaka

9 Fitri Rahma Ramdani √ √ √ n Perintah

10 Gilang Ramdani √ √ √ 4. Mengobrol

11 Lia Apriliani √ √ √ 5. Diam saja

12 Melani Austina Putri √ √ √


13 M.Rijal Assidiq √ √ √
14 Nena Sabila Marisa √ √ √
15 Nopi Komalasari √ √
16 Pera √
17 Rafik Aziz √ √ √
18 Rahmilianti √ √ √
19 Ramdan Maulana √ √ √
20 Reivaldi Arya Prasetio √ √ √
21 Rian Saputra √ √
22 Ricki Febriansah √ √ √
23 Syam Ilham √ √ √

44
24 Toni Abdul Pahreji √ √ √
25 Zafna Medina Abdulla √ √ √
26 Ameliaputri √ √ √

Jumlah 22 24 24 0 2
Persentase 88% 94% 94% 0% 6%

Berdasarkan lembar pengamatan, aktivitas siswa berada pada kategori baik dengan hasil
siswa yang aktif bertanya sebanyak 88%, siswa yang aktif menjawab sebesar 94%, siswa yang
melaksanakan perintah sebesar 94%, sudah tidak ada lagi siswa yang mengobrol atau 0% dan
siswa yang diam saja atau tidak aktif sebesar 6%.

45
Data hasil Penilaian Pembelajaran siklus 1

Analisis Data Aktivitas Siswa

Berikut ini adalah hasil observasi aktivitas siswa pada saat pembelajaran.

Tabel 4.2

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Aspek Yang Dinilai Tafsiran


Rat
No Nama siswa
Keaktifa Kedisiplin Motivas a- K C B
n an i rat
a
1. Ahmad Fikri 3 3 3 9

2. Beri Rafliano 3 3 3 9

3. Bian Rejaki 3 2 2 7

4. Deri Setiana 2 3 3 8

5. Destiana Regina 2 2 2 6
Putri
6. Elsa Rismayanti 3 2 2 6

7. Evi Nursyaidah 2 2 2 6

8. Fathur Aditya Putra 3 2 2 7

9. Fitri Rahma Ramdani 1 2 2 5

10. Gilang Ramdani 2 3 2 7

11. Lia Apriliani 3 3 3 9

12. Melani Austina Putri 3 1 2 6

46
13. M.Rijal Assidiq 2 3 2 7

14. Nena Sabila Marisa 3 2 3 8

15. Nopi Komalasari 1 2 2 5

16. Pera 3 3 3 9

47
Aspek Yang Dinilai Tafsiran
Rat
No Nama siswa
Keaktifan Kedisiplina Motivasi a- K C B
n rat
a
17. Rafik Aziz 1 2 3 6

18. Rahmilianti 2 2 2 6

19. Ramdan Maulana 3 3 3 9

20. Reivaldi Ariya 3 3 3 9


Prasetio
21 Rian Saputra 1 3 2 6

22 Ricki Febriansah 1 3 2 6

23 Syam Ilham 3 3 3 9

24 Toni Abdul Pahreji 1 3 2 6

25 Zafna Medina 3 3 3 9
Abdulla
26 Amelia putri 3 3 2 8

Persentase 80% 80% 82% 15 5 2


5 5

Berdasarkan hasil observasi siswa tersebut dapat diketahui bahwa persentase siswa
yang menunjukkan keaktifan dalam pembelajaran mencapai 80%, sedangkan kedisiplinan
siswa mencapai 80% juga, sementara motivasi belajar siswa mencapai persentase 82%.
Berdasarkan tafsiran rata-rata nilai maka siswa yang dikategorikan kurang berjumlah 4 orang
dengan persentase 15%, siswa dengan kategori cukup mencapai 15 orang dengan persentase
55%. Semetara siswa yang kategori Baik baru mencapai 7 orang dengan persentase 25%.
Karena siswa dengan kategori baik belum mencapai 100% atau mendekati, maka
pembelajaran perlu dibenahi kembali supaya kegiatan belajar siswa lebih bermakna.

48
Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Berikut ini hasil evaluasi Perbaikan Kelas 4 SDN Bungurendah, Kecamatan


Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat, tentang “Jenis – jenis Pekerjaan” yang diperoleh
dari data awal dan siklus ke 1.

49
Tabel 4.3

Hasil Belajar Siswa Siklus I

TAKSIR
Dat AN
NO NAMA SISWA Siklus
a Data Awal Siklus I
1
Awa Tunt Belu Tunt Belu
l as m as m
1. Ahmad Fikri 30 60 √ √

2. Beri Rafliano 70 80 √ √

3. Bian Rejaki 50 30 √ √

4. Deri Setiana 55 20 √ √

Destiana Regina 60 75 √ √
5. Putri

6. Elsa Rismayanti 75 70 √ √

7. Evi Nursyaidah 80 80 √ √

Fathur Aditya 55 75 √ √
8. Putra

Fitri Rahma 75 85 √ √
9. Ramdani

10. Gilang Ramdani 30 65 √ √

11. Lia Apriliani 50 60 √ √

Melani 60 90 √ √
12. Austina Putri

13. M.Rijal Assidiq 40 60 √ √

50
Nena 40 70 √ √
14. Sabila
Marisa
15. Nopi Komalasari 40 20 √ √

51
TAKSIR
Dat AN
NO NAMA SISWA Siklus
a Data Awal Siklus I
1
Awa Tunt Belu Tunt Belum
l as m as
16. Pera 40 40 √ √

17 Rafik Aziz 40 75 √ √

18 Rahmilianti 65 50 √ √

19 Ramdan Maulana 60 75 √ √

Reivaldi 60 70 √ √
20
Arya
Prasetio
21 Rian Saputra 40 20 √ √

22 Ricki Febriansah 50 40 √ √

23 Syam Ilham 85 90 √ √

24 Toni Abdul 40 60 √ √
Pahreji
Zafna 80 90 √ √
25
Medina
Abdulla
26 Amelia putri 60 75 √ √

Jumla 1430 1655 7 19 14 12


h

Rata-rata 55 70

Prosentase ketuntasan 25% 75% 55% 45%

Dari hasil evaluasi perbaikan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial nampak
peningkatan cukup baik. Penguasaan materi pembelajaran meningkat dari rata-rata 55 pada
data awal, menjadi 70 pada siklus I. Sedangkan tingkat ketuntasan belajar meningkat dari
52
semula hanya 25% pada data awal menjadi 55% pada siklus I, terjadi peningkatan sebesar
30% pada siklus I. Nilai teresebut dapat digambarkan dengan grafik sebagai berikut :

53
100
90
80
70
60
Rata-Rata
50
Ketuntasan
40
30
20
10
0
Data Awal Siklus I

Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I

Untuk memperoleh data yang lebih relevan, dan dapat digunakan untuk Perbandingan
nilai yang diperoleh siswa, maka peneliti menyajikan rekapitulasi nilai siswa berikut ini

Tabel 4.4

Rekapitulasi Nilai Perbaikan Siklus I

No. Nilai Frekuens


Skor i
1 40 2

3 50 1

5 60 4

6 65 1

54
7 70 1

8 75 5

9 80 2

55
10 85 1

11 90 3

Jumlah 20

Berikut adalah diagram lingkaran berdasarkan perolehan nilai pada siklus I

Grafik 4.2
Perbandingan nilai siswa
Siklus I

40
50
10% 60
5%
15% 65
10% 70
25%
75
80
85
5% 5% 90

Tabel 4.5

Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

56
Kemunculan
No Aspek yang Diobservasi Komenta
Ad Tidak
r
a
1. Guru mengkondisikan siswa untuk Berdoa, mengabsen dan
belajar √ apersepsi Tanya jawab

57
Kemunculan
No Aspek yang Diobservasi Komenta
Ada Tida
r
k
2. Guru menggunakan alat peraga yang √ Gambar Jenis jenis Pekerjaan

Relevan
3. Alat peraga yang digunakan menarik √ Gambar yang bervariasi,
perhatian cerita yang menarik

4. Guru memberi contoh untuk √ Dalam kehidupan sehari-hari


memperjelas materi yang diberikan

5. Penggunaan alat peraga melibatkan √ Menjelaskan isi gambar,


siswa mengamati gambar

6. Alat peraga yang ada digunakan √ Oleh guru dan siswa


secara optimal

7. Guru memberikan penguatan √ Kepada seluruh siswa


pada siswa

8. Alat peraga memotivasi siswa √ Banyak dan bervariasi


untuk lebih aktif

9. Guru memberikan penilaian selama √ Dengan lembar pengamatan


proses pembelajaran

10. Guru menanggapi pertanyaan siswa √ Dengan menjawab


pertanyaan
11. Mengajukan pertanyaan sesuai √ Pada saat pembelajaran
dengan materi

12. Penggunaan waktu evaluasi yang √ Waktu yang disediakan


sesuai maksimal

Jumlah 9 3
Persentase 100
%

Dari hasil observasi tersebut, dapat dijelaskan bahwa pada saat pembelajaran, guru
58
mengkondisikan siswa dengan kegiatan berdoa, mengabsen dan apersepsi melalui Tanya
jawab. Guru menggunakan alat peraga yang relevan sesuai dengan materi yaitu berupa
gambar Jenis Jenis Pekerjaan . Alat peraga yang digunakan dapat menarik perhatian siswa
karena gambar yang digunakan

59
sangat bervariasi dan berjumlah banyak. Guru memberi contoh untuk memperjelas materi
yang diberikan. Seluruh siswa dilibatkan dalam penggunaan alat peraga, alat peraga yang
disediakan digunakan secara optimal oleh guru dan siswa. Guru memberikan penguatan
kepada seluruh siswa baik yang aktif maupun yang pasif. Alat peraga yang digunakan
memotivasi siswa untuk lebih aktif terbukti dari kegiatan siswa yang sangat tertarik untuk
mengamati gambar. Guru melakukan penilaian proses dengan bantuan lembar observasi
aktifitas siswa. Guru menaggapi peratanyaan yang diajukan oleh siswa. Guru mengajukan
pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi terutama pada saat pembelajaran. Penggunaan
waktu evaluasi sangat maksimal dengan pengelolaan yang sangat efektif.

60
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJU SIMPULAN

A. SIMPULAN

Dari keseluruhan hasil penelitian perbaikan pembelajaran tentang “upaya keseimbangan


dan pelestarian sumber daya alam” bagi siswa Kelas IV SDN Bungurendah, maka dapat
disimpulkan bahwa:

1. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran IPA
tentang pelestarian sumberdaya alam pada siswa kelas IV SDN Bungurendah.
2. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran
IPA tentang pelestarian sumberdaya alam pada siswa kelas IV SDN Bungurendah.
3. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA tentang pelestarian sumberdaya alam pada siswa kelas IV SDN
Bungurendah.

B. SARAN TINDAK LANJUT

Berdasarkan simpulan yang didapat, maka dapat dinyatakan bahwa penggunaan metode
diskusi tentang pelestarian sumber daya alam pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas IV SDN Bungurendah, maka peneliti memiliki beberapa saran tindak lanjut,
yaitu berupa :
1. Pemilihan dan penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan
berkontribusi positif dalam perbaikan pembelajaran, karena itu disarankan kepada
teman sejawat agar senantiasa untuk melakukan perbaikan setiap pembelajaran,
misalnya : penggunaan metode yang sesuai dengan materi yang disampaikan.
2. Menerapkan metode demonstrasi pada kegiatan pembelajaran yang lain.

3. Disarankan guru berupaya untuk melakukan perbaikan dan peningkatan pembelajaran


melalui Penelitian Tindakan Kelas.

61
62
DAFTAR PUSTAKA

Somantri (1976, hlm.28) mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai arah

Agus Suprijono. (2011). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya.

BNSP (2013). Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/ MI. Jakarta:
Kemendikna
s. Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Erlangga.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Hamdayama, Jumanta. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter

Bogor: Ghalia Indonesia.

Huda, Miftahul. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar
Isjoni. (2011). Cooperative learning: Mengembangkan kemampuan belajar berkelompok.

Bandung: Alfabeta.

Mulyani Sumantri (2016) Perkembangan Peserta Didik Jakarta Universitas Terbuka

Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Rusman, (2012). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Slameto. (2010). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta Sri Sulistyorini. (2009). Pembelajaran IPA Sekolah Dasar. Semarang:
Tiara Wacana Sukayati. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta. PPPPTK
Sutarno, Nano. (2009). Materi dan Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka Wardhani, I. (2011) Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas
Terbuka
63
64
65
66
67
68
69
70

Anda mungkin juga menyukai