Modul Evaluasi Pembelajaran Kb41
Modul Evaluasi Pembelajaran Kb41
Modul Evaluasi Pembelajaran Kb41
ASESMEN NASIONAL
CAPAIAN PEMBELAJARAN
POKOK-POKOK MATERI
115
URAIAN MATERI
116
masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu
literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi
membaca maupun numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup
keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar
menggunakan konsep dan pengetahuan yang telah dipelajari, serta
keterampilan memilah serta mengolah informasi.
AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang
diharapkan mampu diselesaikan oleh siswa dengan menggunakan
kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM
dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak
sekedar penguasaan konten.
Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk
memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis
teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga
Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara
produktif kepada masyarakat.
Literasi Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk
individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia.
117
belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi
mengenai tingkat kompetensi siswa, sehingga dapat dimanfaatkan guru
berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang
efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian siswa. Dengan
demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang
dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian siswa akan
memudahkan siswa menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan
pada suatu mata pelajaran.
118
evaluasi dan refleksi. Pada Numerasi, ketiga level tersebut adalah pemahaman,
penerapan, dan penalaran.
Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten yang
digunakan. Konteks pada AKM dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosial
budaya, dan saintifik. Penjelasan lebih detail mengenai komponen AKM disajikan
di Tabel 1.
Tabel 1
Komponen AKM
Literasi Membaca Numerasi
Konten Teks informasi, teks yang Bilangan, meliputi representasi,
bertujuan untuk memberikan fakta, sifat urutan, dan operasi beragam
data, dan informasi dalam rangka jenis bilangan (cacah, bulat,
pengembangan wawasan serta pecahan, desimal).
ilmu pengetahuan yang bersifat
ilmiah.
Pengukuran dan geometri,
119
Proses Kognitif Menemukan informasi, mencari, Pemahaman, memahami fakta,
mengakses serta menemukan prosedur serta alat matematika.
informasi tersurat dari wacana. Penerapan, mampu menerapkan
Interpretasi dan integrasi, konsep matematika dalam situasi
memahami informasi tersurat nyata yang bersifat rutin.
maupun tersirat, memadukan Penalaran, bernalar dengan
interpretasi antar bagian teks konsep matematika untuk
untuk menghasilkan inferensi. menyelesaikan masalah bersifat
Evaluasi dan refleksi, menilai non rutin
kredibilitas, kesesuaian maupun
keterpercayaan teks serta mampu
mengaitkan isi teks dengan hal
lain di luar teks.
120
Tabel 2
Tingkat Kompetensi
121
5. Pemanfaatan Hasil AKM
a. Menguasai Konten
Laporan hasil AKM dapat dimanfaatkan untuk menguasai konten
sebagai implikasi pembelajaran lintas mata pelajaran. Pelaporan tingkat
kompetensi dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk
menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Implikasi
tingkat kompetensi pada pembelajaran dapat dilihat melalui contoh berikut:
Contoh 1 : Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran IPS
Disajikan bacaan berisi materi baru mengenai koperasi: menjelaskan definisi,
fungsi, manfaat dan beragam contoh baik
Guru diharapkan menyesuaikan pembelajarannya sesuai tingkat kompetensi
siswa. Berikut contoh strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan empat
tingkat kompetensi literasi membaca siswa:
1. Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus belum mampu memahami isi
bacaan, siswa hanya mampu membuat interpretasi sederhana. Guru IPS
tidak cukup bertumpu pada materi bacaan tersebut. Siswa perlu diberi
bahan belajar lain secara audio, visual dan pendampingan khusus.
2. siswa di tingkat Dasar telah mampu mengambil informasi dari teks, namun
tidak memahami secara utuh isi topik koperasi. Siswa dapat diberi sumber
belajar pendamping dalam bentuk catatan singkat atau kesimpulan untuk
pemahaman yang utuh.
3. Siswa di tingkat Cakap mampu memahami dengan baik isi teks mengenai
koperasi, namun belum mampu merefleksi. Siswa dapat diberi
pembelajaran identifikasi kondisi lingkungan Siswa, mengaitkan dengan
fungsi dan manfaat koperasi.
4. Siswa di tingkat Mahir mampu memahami isi bacaan dan merefleksi
kegunaan koperasi dari teks yang diberikan oleh guru. Guru dapat
melakukan pembelajaran berupa menyusun beragam strategi pemanfaatan
koperasi
122
Contoh 2 : Strategi Penguasaan Konten di Mata Pelajaran Fisika
Guru fisika melakukan aktivitas percobaan dan murid akan melakukan
pencatatan data, penyajian data, melakukan interpretasi serta menarik
kesimpulan hasil percobaan
Dari contoh ini, diinformasikan empat tingkat kompetensi dengan tindak
lanjut yang perlu diberikan:
1. Siswa di tingkat Perlu Intervensi Khusus memiliki penguasaan konsep
matematika yang sangat minimal. Siswa ini perlu didampingi mulai dari
pencatatan data serta dilakukan diskusi untuk memvalidasi hasil
pencatatan data. Diskusi dapat dilakukan dengan teman yang kompetensi
numerasinya cakap ataupun mahir.
2. Siswa di tingkat Dasar sudah menguasai konsep dasar, namun masih
kesulitan untuk menerapkan dalam situasi yang relevan. Siswa perlu
diberi contoh cara menyajikan data atau menuangkan data hasil
catatannya ke dalam bentuk penyajian yang tepat dan akurat. Interpretasi
holistik mengenai data sebelum menarik kesimpulan dilakukan dalam
diskusi bersama.
3. Siswa di tingkat Cakap sudah memahami konsep dan mampu
menerapkan konsepnya, namun perlu diasah kemampuan bernalarnya
untuk mengetahui adanya kesalahan pada data atau anomali data. Siswa
dapat ditugaskan untuk membandingkan datanya dengan data kelompok
lainnya kemudian membuat kesimpulan umum hasil penelitian dalam
satu kelas. Siswa dibimbing dalam menjustifikasi data yang sifatnya
anomali.
4. Siswa di tingkat Mahir mampu menerapkan konsep matematika yang
dimiliki dalam beragam konteks serta bernalar untuk menyelesaikan
masalah. Siswa ini dapat ditugaskan untuk membandingkan data dirinya,
data kelompok lainnya dan data dari sumber lainnya (misal, jurnal ilmiah
yang relevan) kemudian membuat generalisasi hasil percobaan yang
dilakukan dengan menganalisis beragam data.
123
b. Menguasai Literasi dan Numerasi
Implikasi Pembelajaran Lintas Mata Pelajaran dapat dilihat pada
Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Membaca pada Mata
Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya berikut ini.
Contoh Strategi Meningkatkan Kompetensi Literasi Membaca di
Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya
124
beserta alasan pengambilan keputusan dalam membuat cireng
125
oleh guru maupun murid akan disesuaikan dengan perspektif mereka. Berikut ini
adalah sasaran dan indikator survei lingkungan sekolah.
Tabel 3
Sasaran dan Indikator Survei Lingkungan Sekolah
126
CONTOH SOAL HOT PILIHAN GANDA KOMPLEKS
127
GLOSARIUM
mutu proses dan hasil belajar satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh
Indonesia
AKM = Asesmen Kompetensi Minimal merupakan penilaian kompetensi mendasar
yang diperlukan oleh semua siswa untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Kompetensi yang dinilai adalah literasi
membaca dan literasi numerasi
Asesmen Survei Karakter adalah asesmen yang dirancang untuk mengukur capaian
peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional berupa pilar karakter untuk
mencetak Profil Pelajar Pancasila
Asesmen Survei Lingkungan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengevaluasi
dan memetakan aspek pendukung kualitas pembelajaran di lingkungan sekolah
128
DAFTAR PUSTAKA
129