Push Over Dual System Gedung Tinggi
Push Over Dual System Gedung Tinggi
Push Over Dual System Gedung Tinggi
Disusun Oleh:
NRP. 10111810013018
Dosen Pengampu:
SOAL TUGAS
Tugas Rekayasa Bangunan Gedung Tinggi
Program Sarjana Terapan TRPPBS Semester Genap 2021/2022
NRP : …
10…
11…
18…
10…
01…
30…
18
Tujuan:
Melalui tugas ini mahasiswa diharapkan mampu menggunakan fasilitas yang terdapat di
program SAP 2000 untuk melakukan analisa struktur dengan memakai sistem struktur
rangka pemikul momen khusus (SRPMK) dan Dual System (Frame-Wall).
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan berkat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas mata kuliah
Rekayasa Bangunan Gedung Tinggi ini dapat diselesaikan tepat di minggu ke-9 perkuliahan.
Tersusunnya laporan tugas Rekayasa Bangunan Gedung Tinggi ini juga tidak terlepas
dari dukungan dan motivasi berbagai pihak yang banyak membantu dan memberi masukan.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Ir. Muhammad Sigit Darmawan, M.Eng.Sc, Ph.D. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Rekayasa Bangunan Gedung Tinggi yang banyak
memberikan bimbingan kepada penulis.
2. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan doa-doanya.
3. Dan teman – teman yang saling bertukar pikiran terkait tugas ini
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan laporan ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan laporan ini. Besar harapan penulis agar
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari laporan tugas rekayasa
bangunan gedung tinggi ini adalah:
Menurut SNI 1726-2019, sistem rangka pemikul momen adalah sistem struktur
rangka yang elemen-elemen struktur dan sambungannya menahan beban-beban lateral
melalui mekanisme lentur. Dalam perencanaan bangunan gedung tahan gempa, telah
ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa
untuk Bangunan Gedung (SNI 1726 – 2019), bahwa sistem rangka pemikul momen
dibagi dalam 3 kelas yaitu :
1. Data tanah
Data tanah berupa data borlog dan SPT yang bersumber dari soal.
2. Data-data teknis dan deskripsi Gedung
Data-Data Bangunan
1 Fungsi Bangunan : Apartemen
2 Lokasi : Surabaya
3 Jarak antar Kolom = 6 m
4 Tinggi Kolom = 4 m
5 Tinggi Bangunan = 32 m
6 Mutu Baja Tulangan :
- Tulangan Lentur (fy) = 400 MPa
- Tulangan Geser (fy) = 240 MPa
7 Mutu Beton (fc') = 30 MPa
8 Tebal Plat :
- Plat Lantai (ts) = 120 mm
- Plat Atap (tr) = 120 mm
9 Dimensi Kolom :
- Kolom = 800 x 800
10 Dimensi Balok : b / h
- Balok = 500 / 700
Beban mati tambahan (super dead load) adalah berat komponen non struktural
pada bangunan gedung. Adapun beban mati tambahan berdasarkan SNI 1727-2020
Tabel C3.1-1 yang digunakan dalam desain adalah sebagai berikut:
• Ceramic on 13 mm mortar bed (Keramik) = 0,77 kN/m2
• Mechanical duct allowance (MEP) = 0,19 kN/m2
• Acoustical fiberboard (Plafond) = 0,05 kN/m2
• Suspended steel channel system (Penggantung Plafond) = 0,1 kN/m2
• Concrete fill finish (Plester) = 0,023 kN/m2
• Waterproof (Pelapis) = 0,05 kN/m2
• Dinding Bata Ringan (Brosur Citicon) = 6 kN/m3
• Spesi per-cm tebal = 2 cm = 0,0048 kN/m2
• Dinding Bata Ringan per lantai = 2,9700 kN/m
ds = Tinggi statis, kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat ke
sistem sekunder apabila sistem drainase primer tertutup. (mm)
dh = Kepala hidraulik, tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di
atas lubang masuk sistem drainase sekunder pada aliran desainnya. (mm)
direncanakan
ds = 10 mm
dh = 20 mm
Σdi
N =
Σdi/Ni
35
=
1,49
= 23,50
SS = 0,704649 g
S1 = 0,304513 g
3.2.4.4 Menentukan Nilai Koefisien Fa dan Fv
Nilai Fa dan Fv dapat diperoleh berdasarkan SNI 1726-2019 Tabel 6 dan Tabel 7
berikut ini:
Fa = 1,2362800
Fv = 1,9954870
3.2.4.5 Menentukan Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa SMS dan SM1 dan
Parameter Spektral Desain SDS dan SD1
Berdasakan SNI 1726-2019 Persamaan 7 dan Persamaan 8, nilai SMS dan SM1 dapat
diperoleh sebagai berikut:
TL = 20 detik
𝑆𝐷1 0,405
𝑇𝑆 = = = 𝟎, 𝟔𝟗𝟖 𝒅𝒆𝒕𝒊𝒌
𝑆𝐷𝑆 0,581
𝑆𝑎 =
𝑇
Grafik Spektrum Respons Desain Surabaya
Keterangan:
g = percepatan gravitasi (m/s²) = 9,8 m/s²
I = Faktor keutamaan bangunan = 1
R = Faktor koefisien modifikasi = 7
I x g
Faktor Skala =
R
1 x 9,8
=
7
= 1,40
BAB V
ANALISA DAN PEMBAHASAN
𝑉 = 𝐶𝑠 × 𝑊𝑡
Dimana :
Untuk kontrol gaya gempa dasar seismik ditentukan koefisien respon seismik (Cs)
berdasarkan SNI 1726-2019 Pasal 7.8.1.1 berikut ini:
Penentuan koefisien Cs adalah sebagai berikut :
0,581
Cs = = 1 = 0,083
- Base Shear Akibat Gempa Seismik Struktur Bangunan Setelah Dikalikan Faktor
Pembesaran
Karena pada arah Y, Vdinamis < Vstatik maka perlu dihitung Kembali untuk faktor
pembesaran arah Y sebagai berikut:
𝑉𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 𝑌
Arah Y = = 1,000000119273750
𝑉𝑠𝑡𝑎𝑡𝑖𝑘
- Base Shear Akibat Gempa Seismik Struktur Bangunan Setelah Dikalikan Faktor
Pembesaran Kedua
𝑇𝑎 = 𝐶𝑡 × ℎ𝑛𝑥
𝑇𝑎𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝐶𝑢 × 𝑇𝑎
Berdasarkan SNI 1726-2019 Pasal 7.8.2 nilai koefisien Cu ditentukan seperti dibawah
ini:
Cu = 1,4
Berdasarkan SNI 1726-2019 Pasal 7.8.2.1 nilai koefisien Ct dan x ditentukan seperti
dibawah ini:
Ct = 0,0488 x = 0,75
Ta =
= 0,657 detik
𝑇𝑎𝑎𝑡𝑎𝑠 = 𝐶𝑢 × 𝑇𝑎 = 1,4 × 0,65 = 0,9192 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Tinggi antar
EX Δix lantai (hsx) Δa
STORY Cek
mm mm mm mm
8 32,162495 22,5434825 4000 80 OKE
7 28,06368 25,8132875 4000 80 OKE
6 23,370355 26,8764155 4000 80 OKE
5 18,483734 26,4932085 4000 80 OKE
4 13,666787 24,9721835 4000 80 OKE
3 9,12639 22,234971 4000 80 OKE
2 5,083668 18,0331745 4000 80 OKE
1 1,804909 9,9269995 4000 80 OKE
BASE 0 0 4000 80 OKE
Tinggi antar
EY Δiy Δa
STORY lantai (hsx) Cek
mm mm mm mm
8 32,162495 22,5434825 4000 80 OKE
7 28,06368 25,8132875 4000 80 OKE
6 23,370355 26,8764155 4000 80 OKE
5 18,483734 26,4932085 4000 80 OKE
4 13,666787 24,972189 4000 80 OKE
3 9,126389 22,234971 4000 80 OKE
2 5,083667 18,033169 4000 80 OKE
1 1,804909 9,9269995 4000 80 OKE
BASE 0 0 4000 80 OKE
Simpangan Antar Lantai Arah X
8
5
Lantai
1
0 20 40 60 80 100
Simpangan (mm)
5
Lantai
1
0 20 40 60 80 100
Simpangan (mm)
BAB VI
PERHITUNGAN TULANGAN DINDING GESER
Output gaya dalam dinding geser dengan section cut yang dilakukan dari Analisa
SAP 2000 adalah sebagai berikut:
Dari hasil output program bantu spColumn didapatkan bahwa gaya yang bekerja
pada dinding geser masih di dalam kemampuan nominal elemen struktur. Rasio tulangan
yang didapatkan yaitu sebesar 4,193% dimana masih memenuhi dan masih termasuk dalam
batas aman yang disyaratkan yaitu antara 2% - 6%. Sehingga tulangan 64 D 32 aman
digunakan.
- ρ min = 0,0025
Berdasarkan SNI 2847 2019 , spasi tulangan untuk dinding yang dicor ditempat
tidak boleh melebihi 3h dan 450 mm
- s maks = 450 mm
- Luas tulangan dinding geser / meter panjang
Asw = b x 1
= 0,25 x 1
= 0,25 m²
Aswt = Asw x ρ
= 0,25 x 0,0025
= 0,000625 m²
= 625 mm² /m
- Luas Tulangan
Jika digunakan 2 lapis tulangan D16, maka :
As = 2 x 1/4 x π x D²
= 2 x 1/4 x π x 256
= 402,124 mm²
- Jarak antar tulangan
402,124 mm²
S =
625 mm² /m
= 0,643 m
= 643,4 m > 450 mm OKE
Maka, dicoba digunakan spasi tulangan yaitu S 300 mm dalam dua lapis untuk arah
horizontal dan vertikal
Cek
Vu < ØVn
2661,777 kN < 2807,49 kN OKE
○ Dimensi Kolom
Ditinjau frame 513
• Lebar kolom (bw) = 800 mm
• Tinggi kolom (hw) = 800 mm
• Tebal selimut beton (ts) = 40 mm
• Tinggi lantai 1 = 4 m
• Tinggi bersih kolom (ln) = 3300 mm
• Tinggi efektif kolom (d) = h - ts - Ø tulangan geser - 1/2D tulangan lentur
= 800 - 40 - 13 - 16
= 731 mm
Rasio tulangan ρ dibatasi tidak boleh kurang dari 0,01 dan tidak boleh lebih dari 0,06
As tulangan
ρ =
bxh
12867,964
=
800 x 800
= 00,02 <0
0,01 ,0 <1
ρ < 0,06
0,020 < 0,06 (OKE)
Kuat Kolom Rencana
Dari semua data diatas maka dilakukan perhitungan kuat kolom rencana menggunakan program
spColumn dengan cara memasukkan gaya dalam dari output SAP2000 dan didapatkan hasil
seperti berikut:
Berdasarkan SNI 2847-2019 Pasal 18.7.3.2 kekuatan lentur kolom harus memenuhi nilai
ΣMnc ≥ 1,2 ΣMnb
dimana:
ΣMnc = Jumlah Mn (kekuatan lentur nominal) dua kolom yang bertemu di join
ΣMnb = Jumlah Mn (kekuatan lentur nominal) dua balok yang bertemu di join
Momen Kapasitas
Mb⁺ = As x fy x ( d - a / 2 )
= 279514856 Nmm
= 279,515 kNm
Tulangan Lentur Bawah (Tekan)
As tekan = (1/4 × π × d²) × n
= 567,057 mm²
Momen Kapasitas
Mb⁻ = As x fy x ( d - a / 2 )
= 60979282 Nmm
= 60,979 kNm
Sehingga:
ΣMnb = Mb⁺ + Mb⁻
= 279,515 + 60,979
= 340,494 kNm
Nilai ΣMnc diperoleh dari diagram interaksi kolom (PCACOL), yaitu yang dihasilkan dari
kombinasi beban aksial kolom atas dan kolom bawah
Diagram PCACOL Kolom Atas dan Bawah Arah X
Output PCACOL Kolom Atas dan Bawah Arah X
dimana:
bc = lebar penampang inti beton (yang terkekang hoop)
= bw - (2 x selimut beton - (2 x tul. sengkang) - D lentur
= 800 - ( 2 x 40 ) - ( 2 x 13 ) - 32
= 662 mm
Maka gaya geser yang berhubungan dengan sendi plastis di kedua ujung kolom (Ve) dihitung:
𝑟 𝑎𝑡𝑎 + 𝑟 𝑎 𝑎ℎ
Ve 1 =
2175,43 + 2166,88
=
3,3
= 1315,85 kN
Nilai Ve 1 yang dihitung diatas tidak perlu melebihi dari Ve 2 yang dihitung berdasarkan
persamaan:
𝑟 𝑎𝑡𝑎 × 𝑎𝑡𝑎 + 𝑟 𝑎 𝑎ℎ × 𝑎 𝑎ℎ
Ve 2 =
dimana:
Kuat lentur maksimum dari balok yang merangka pada hubungan balok
Mprb =
kolom, di ujung atas dan bawah dari kolom yang ditinjau
- Tulangan Lentur Atas (Tarik)
As = 1134,115 mm²
= 176966579 Nmm
= 176,967 kNm
DF = Faktor distribusi momen di bagian atas dan bawah kolom yang ditinjau
DF untuk sisi atas dan bawah dapat diambil sama sebesar
DF atas = DF bawah = 0,5
𝑟 𝑎𝑡𝑎 × 𝑎𝑡𝑎 + 𝑟 𝑎 𝑎ℎ × 𝑎 𝑎ℎ
Ve 2 =
karena salah satu syarat diatas tidak terpenuhi maka diperbolehkan memperhitungkan nilai
kontribusi beton dalam menahan gaya geser. berdasarkan sni 2847-2019 pasal 22.5.6.1,
untuk komponen nonprategang dengan gaya aksial tekan, nilai vc dihitung berdasarkan
persamaan:
Vc =
dimana:
Nu = nilai terkecil dari gaya aksial terfaktor pada kolom yang didesain
= 8733,801 kN
λ = 1 , untuk beton normal
Sehingga:
Vc =
= 981611 N
= 981,611 kN
- Cek apakah dibutuhkan tulangan geser:
Vu 655,58
= = 874,11 kN
Ø 0,75
Vc 981,61
= = 490,81 kN
2 2,00
Vu Vc
>
Ø 2
874,11 kN > 490,81 kN (PERLU TULANGAN GESER)
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan analisis perencanaan struktur gedung
tinggi yang telah dilakukan pada pengerjaan tugas rekayasa bangunan gedung tinggi
adalah:
1. Berdasarkan perhitungan kontrol gaya geser dasar seismik yang telah dilakukan
didapatkan faktor pembesaran skala gaya yaitu untuk gempa arah X sebesar 1,259
dan untuk gempa arah Y terdapat dua kali faktor pembesaran skala gaya dimana
yang pertama sebesar 1,259 dan yang kedua sebesar 1,000000119273750.
2. Berdasarkan kontrol periode getar fundamental didapatkan T pakai = 0,9192 detik.
3. Berdasarkan perhitungan kontrol simpangan antar lantai didapatkan bahwa
simpangan antar lantai baik arah X maupun arah Y masih aman dan belum
melampui batas simpangan ijin, Δa = 80 mm.
4. Berdasarkan perhitungan tulangan dinding geser didapatkan bahwa tulangan lentur
untuk dinding geser yaitu 64 D 32 dengan tebal selimut 25 mm. Sedangkan untuk
tulangan geser digunakan tulangan 2 lapis D 16 – 300 mm.
5. Berdasarkan perhitungan tulangan kolom didapatkan bahwa tulangan lentur untuk
kolom yaitu 16 D 32 dengan tebal selimut 40 mm. Sedangkan untuk tulangan geser
sepanjang lo digunakan tulangan 4 kaki Ø 16 – 120 mm. Untuk di luar bentang lo
dipasang tulangan 4 kaki Ø 16 – 150 mm.