Makalah Komunikasi Dalam Pembelajaran Klien Kelompok 3
Makalah Komunikasi Dalam Pembelajaran Klien Kelompok 3
Makalah Komunikasi Dalam Pembelajaran Klien Kelompok 3
Promosi Kesehatan
Komunikasi Dalam Proses Pembelajaran Klien
OLEH:
KELOMPOK III
ANGGOTA:
IRGA PRADANA RIZAL FIRIZKY (202102073)
KEMALA HAYATI ANGGRAINI PUTRI. N (202102075)
KRISTINA SEKAR NINGRUM (202102077)
LIFYA RASYA ARMEDY (202102079)
M. GILANG ADITIYA SAPUTRA (202102081)
MIYA MILA YOSITA (202102083)
MUHAMMAD JAFAR YUWANDA (202102085)
NA’ILAH ILMA ‘ARIF (202102087)
NICAN ADISTIA KUSUMANINGTIAS (202102089)
NUNGKI DYAH AYU ARDIYANSYAH (202102091)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Pengertian Komunikasi..................................................................................................3
B. Pengertian Belajar dan Pembelajaran............................................................................4
C. Teori Proses Belajar.......................................................................................................6
D. Manajemen Pembelajaran Dalam Strategi Pendidikan Kesehatan................................9
E. Fase Belajar...................................................................................................................10
F. Demontrasi.....................................................................................................................15
G. Strategi Pembelajaran....................................................................................................17
H. Unsur Penting Dalam Proses Belajar.............................................................................17
I. Komunikasi Kesehatan Dalam Keseharian...................................................................19
BAB III PENUTUPAN.......................................................................................................22
A. Kesimpulan....................................................................................................................22
B. Saran..............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................iv
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar terjadi sebuah komunikasi, yakni antara dosen
dengan mahasiswa. “Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar
dan vital dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap manusia, baik
yang primitif maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu persetujuan
mengenai berbagai aturan sosial melalui komunikasi. Dikatakan vital karena setiap
individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan individu - individu lainnya
sehingga meningkatkan kesempatan individu itu untuk tetap hidup” (Rakhmat, 1998:1).
Dalam setiap komunikasi, manusia saling menyampaikan informasi yang dapat
berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan, maupun emosi secara langsung. Kegiatan
komunikasi ini berlangsung dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, selama manusia hidup
dan selama melakukan aktivitasnya. Kalau kita mengamati sekitar kita, kita akan melihat
bahwa komunikasi merupakan aktivitas yang paling penting dalam suatu kehidupan
bermasyarakat. Bahkan dapat dipastikan, di mana manusia hidup bersama-sama dengan
orang lain maka di sana selalu ada kegiatan komunikasi, karena komunikasi merupakan
kebutuhan hidup manusia.
Salah satu komunkasi yang sangat penting di lingkungan masyarakat adalah
komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk menyampaikan
pesan dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan
upaya peningkatan dan pengelolaan kesehatan oleh individu maupun komunitas
masyarakat. Selain itu, komunikasi kesehatan juga meliputi kegiatan menyebarluaskan
informasi tentang kesehatan kepada masyarakat agar tercapai perilaku hidup sehat,
menciptakan kesadaran, mengubah sikap dan memberikan motivasi pada individu untuk
mengadopsi perilaku sehat yang di rekomendasikan menjadi tujuan utama komunikasi
kesehatan.
Komunikasi kesehatan memberikan kontribusi dan menjadi bagian dari upaya
pencegahan penyakit serta promosi kesehatan. Komunikasi kesehatan juga dianggap
relevan dengan beberapa konteks dalam bidang kesehatan termasuk didalamnya:
1. Hubungan antar ahli medis dengan klien,
2. Daya jangkau indivicu dalam mengakses serta memanfaatkan informasi kesehatn,
1
3. Kepatuhan individu pada proses pengobatan yang harus dijalani serta kepatuhan
dalam melakukan saran medis yang diterima,
4. Bentuk penyampaian pesan kesehatan dan kampanye kesehatan,
5. penyebaran informasi mengenai resiko kesehatan pada individu dan populasi,
6. Gambaran secara garis besar profil kesehatan dimedia massa dan budaya,
7. Pendidikan bagi pengguna jasa kesehatan bagaimana mengakses fasilitas kesehatan
umum serta sistem kesehatan, dan
8. Perkembangan aplikasi program seperti tele-kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dalam promosi kesehatan klien?
2. Apa itu pembelajaran dalam promosi Kesehatan klien?
3. Bagaimana Pelaksanaan Komunikasi dalam promosi Kesehatan klien?
4. Apa pentingnya komunikasi dalam proses pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui komunikasi dalam promosi kesehatan
2. Untuk mengetahui pembelajaran dalam promosi kesehatan klien
3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan komunikasi dalam promosi kesehatan
4. Untuk mengetahui pentingnya komunikasi dalam promosi kesehatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah sebuah bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Secara etimologis, kata komunikasi berasal
dari bahasa latin communicare yang artinya menyampaikan. Menurut asal katanya
tersebut, arti komunikasi adalah proses penyampaian makna dari satu entitas atau
kelompok ke kelompok lainnya melalui penggunaan tanda, simbol, dan aturan semiotika
yang dipahami bersama.
Pengertian komunikasi menurut para ahli :
1. Menurut Everett M. Rogers
Menurut Everett M. Rogers, pengertian komunikasi adalah proses pengalihan
ide dari satu sumber ke satu penerima atau lebih dengan tujuan agar mengubah
tingkah laku.
2. James A.F Stoner
Menurut James A. F. Stoner, pengertian komunikasi adalah suatu proses pada
seseorang yang berusaha untuk memberikan pengertian dan informasi dengan cara
menyampaikan pesan kepada orang lain.
3. William F. Glueck
Menurut William F. Glueck, definisi komunikasi dapat dibagi menjadi dengan
dua bentuk, yaitu:
a. Komunikasi Antar Pribadi (Interpersonal communications), yaitu proses saling
bertukar informasi serta pemindahan pengertian antara dua individu atau lebih di
dalam suatu kelompok kecil manusia.
b. Komunikasi Dalam Organisasi (Organization Communications), yaitu proses di
mana pembicara memberikan informasi secara sistematis dan memindahkan
pengertian kepada orang-orang di dalam organisasi dan juga kepada orang-orang
dan lembaga-lembaga di luar organisasi namun masih terkait dengan organisasi
tersebut.
Adapun fungsi komunikasi antara lain:
3
1. Untuk menyampaikan pesan (informasi) atau menyebarliaskan informasi kepada
orang lain. Artinya, dari penyebar luasan informasi ini diharapkan penerima akan
mengetahui apa yang ingin diketahui.
2. Untuk menyampaikan pesan/ informasi atau menyebarluaskan informasi yang bersifat
mendidik orang lain. Artinya, dari penyebar luasan informasi ini diharapkan penerima
informasi akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang ingin diketahui.
3. Untuk memberikan instruksi kepada penerima pesan.
4. Untuk mempengaruhi dan mengubah sikap penerima pesan.
Kemunikasi kesehatan merupakan bagian dari komunikasi antar seseorang yang
mempunyai fokus bagaimana sekarang individu dalam suatu kelompok atau masyarakat
menghadapai isu- isu yang berkaitan dengan kesehatan serta berupaya untuk merawat
kesehatannya (Northouse dalam Notoatmojo, 2005), dengan menggunakan berbagai
prinsip dan metode komunikasi baik komunikasi interpersonal maupun komunikasi
massa. Selain itu, komunikasi kesehatan juga dipahami sebagai study yang mempelajari
bagaimana dapat mempengaruhi individu dan komunitas agar dapat membuat keputusan
yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan (liliweri, 2008).
4
Definisi Belajar Adalah Suatu Proses Perubahan Di Dalam Kepribadian
Manusia Yang Ditunjukkan Dalam Bentuk Peningkatan Kualitas Dan Kuantitas
Tingkah Laku Seperti Peningkatan Kecakapan, Pengetahuan, Sikap, Kebiasaan,
Pemahaman, Ketrampilan, Daya Fikir, Dan Kemampuan Lainnya.
3. Skinner
Pengertian Belajar Adalah Suatu Proses Adaptasi Atau Penyesuaian Tingkah
Laku Yang Berlaku Secara Progresif.
4. T. Morgan Menurut,
Belajar Adalah Suatu Perubahan Yang Relatif Dalam Menetapkan Tingkah
Laku Sebagai Akibat Atau Hasil Dari Pengalaman Yang Telah Lalu.
5. Hilgard & Bower,
Belajar Adalah Perubahan Tingkah Laku Seseorang Terhadap Suatu Situasi
Tertentu Yang Disebabkan Oleh Pengalamannya Yang Berulang-Ulang Dalam Situasi
Tersebut.
Menurut Sadirman (2011: 26-28), secara umum ada tiga tujuan belajar, yaitu:
1. Untuk Memperoleh Pengetahuan
Hasil dari kegiatan belajar dapat ditandai dengan meningkatnya kemampuan
berpikir seseorang. Jadi, selain memiliki pengetahuan baru, proses belajar juga akan
membuat kemampuan berpikir seseorang menjadi lebih baik.
Dalam hal ini, pengetahuan akan meningkatkan kemampuan berpikir
seseorang, dan begitu juga sebaliknya kemampuan berpikir akan berkembang melalui
ilmu pengetahuan yang dipelajari. Dengan kata lain, pengetahuan dan kemampuan
berpikir merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Keterampilan yang dimiliki setiap individu adalah melalui proses belajar.
Penanaman konsep membutuhkan keterampilan, baik itu keterampilan jasmani
maupun rohani. Dalam hal ini, keterampilan jasmani adalah kemampuan individu
dalam penampilan dan gerakan yang dapat diamati.
Keterampilan ini berhubungan dengan hal teknis atau pengulangan.
Sedangkan keterampilan rohani cenderung lebih kompleks, karena bersifat abstrak.
Keterampilan ini berhubungan dengan penghayatan, cara berpikir, dan kreativitas
dalam menyelesaikan masalah atau membuat suatu konsep.
3. Membentuk Sikap
5
Kegiatan belajar juga dapat membentuk sikap seseorang. Dalam hal ini,
pembentukan sikap mental peserta didik akan sangat berhubungan dengan penanaman
nilai-nilai sehingga menumbuhkan kesadaran di dalam dirinya.
Sedangkan Pembelajaran yang diidentikkan dengan kata “mengajar” berasal
dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya
diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an menjadi
“pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan
sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi mahasiswa
dengan dosen dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan dosen agar dapat terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu klien.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat
berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip
dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks
pendidikan, dosen mengajar supaya mahasiswa dapat belajar dan menguasai isi
pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga
dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek
psikomotor) seseorang mahasiswa.
Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu
pekerjaan dosen saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi
antara dosen dengan mahasiswa. Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
6
pembelajaran adalah menetapkan metode pembelajaran yang optimal sedangkan teori
deskriptif karena tujuan utama belajar adalah menjelaskan proses belajar. Teori
belajar hanya menaruh perhatian pada hubungan diantara variabel-variabel hasil
belajar. Sedangkan teori pembelajaran sebalik nya, teori ini menaruh perhatian pada
bagaimana seseorang mempengaruhi orang lain agar dapat terjadi proses belajar.
Dengan kata lain, teori pembelajaran berurusan dengan upaya mengontrol variabel-
variabel yang di spesifikasikan dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
(C. Asri Budiningsih, 2004)
Contoh: teori belajar deskriptif
Tenaga medis dapat memberikan catatan tentang kondisi klien yang dapat
dibaca oleh klien agar klien dapat menghindari apa yang boleh dilakukan dan tidak.
Contoh: teori belajar preskriptif
Agar klien dapat mengingat catatan yang diberikan oleh tenaga medis maka
diberikan rangkuman dan dijelaskan secara berulang ulang agar klien mengingatnya.
7
Misalnya seorang klien mencoba-coba menghisap rokok, minta kepadanya
untuk merokok terus sampai bosan; setelah bosan, ia akan berhenti merokok
dengan sendirinya.
Teori ini lebih lanjut di kembangkan oleh Watson (1970) setelah mengadakan
serangkaian eksperimen ia menyimpulkan, bahwa perubahan tingkah laku dapat di
lakukan melalui latihan atau membiasakan mereaksi terhadap stimulus.
Misalnya klien setelah operasi kesulitan berjalan maka tenaga medis dapat
melakukan latihan dan pembiasaan.
8
Jika klien menghadapi kondisi yang sama maka situasi ini disebut akomodasi,
dalam hal ini berarti penerapan dalam situasi yang baru dan spesifik. Agar klien terus
berkembang dan menambah ilmunya tentang kondisinya, tapi sekaligus menjaga
stailitas mental dalam dirinya, diperlukan proses penyeimbang. Proses inilah yang
disebut equilibrasi
9
a. Proses belajar mencakup kegiatan latihan dalam memperoleh tingkah laku baru
b. Kegiatan belajar dapat dilaksanakan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa
sajadengan berfokus pada aspek kemandirian peserta didik sehingga pengajar
harusmenciptakan kondisi dan stimulus tertentu agar peserta didik mau belajar
mandiridan mengubah perilaku sehat atas kemauannya sendiri.
c. Peserta didik dipandang sebagai orang dewasa, sehingga pengelolaan
prosesbelajar yang digunakan harus sesuai dengan kondisi peserta didik.
E. Fase Belajar
Pada proses pembelajaran memiliki fase, secara teori Gagne (2002), dikenal 4 fase
belajar dalam teori belajar, fase tersebut yaitu :
1. Fase penerimaan (Apprehending phase)
Pada fase ini, individu akan memberikan perhatian, menerima dan merekam
stimulus pembelajaran
2. Fase penguasaan ( Acquisition phase)
Pada fase ini, individu akan membuktikan adanya perubahan kemampuan atau
karena telah melakukan proses pembelajaran
3. Fase pengendapan (stroge phase)
Individu pada fase pengendapan akan menyimpan ingatan proses
pembelajaran yang telah dilakukan
4. Fase pengungkapan kembali (Retrival phase)
Pada fase ini, individu akan mengungkapkan kembali apa yang telah
dipelajar(Susanti. 2017)
10
Model ini menitik beratkan pada hubungan individu dengan masyarakat atau
individu lainya. Berdasrkan model ini, strategi pembelajaran : kerja kelompok, role
play.
2. Model proses informasi
Orientasi dari model ini adalah kemampuan individu memprose informasi.
Contoh strategi pembelajaran ceramah
3. Model personal
Model ini berorientasi pada individu dan pengembangan diri individu. Conton
strategi pembelajaran : reflektif
11
b. Kesiapan kondisi emosional
Yang dimaksud kondisi emosional adalah motivasi dan insight ( daya tilik
diri). Motivasi untuk belajar adalah keinginan untuk belajar yang dapat
mempengaruhi bagaimana individu belajar. Motivasi akan meningkat bila
individu mengenal kebutuhannya dan merasa yakin kebutuhan tersebut akan
terpenuhi melalui belajar
Individu yang tidak menerima penyakitnya atau kenyataan memiliki
penyakit tidak akan termotivasi untuk belajar, individu yang tidak menerima
program terapeutik ataun menganggap program yang dijalani merubah gaya
hidupnya, akan terhindar dari pembelajaran(Susanti. 2017)
Penyakit dan ancaman penyakit dapat memicu ansietas diri klien. Ansietas
yang dialami harus terlebihdahulu diatasi. Kesiapan kondisi emosional dapat
ditingkatkan denga menciptakan lingkungan yang positif, hangat, menerima dan
dengan menetapkan tujuan pembelajaran yang realistis bersama individu sehingga
dapat menyadari tujuan dan merasakan pencapaian sehingga termotivasi untuk
belajar(Susanti. 2017)
Reward tentang kemajuan yang dicapai dapat berfungsi sebagai motivasi
pembelajaran. Umpan balik harus disajikan dalam bentuk penguatan positif ketika
memperoleh keberhasilan dan saran yang konstuktif untuk perbaikan dapat
diberikan saat keberhasilan belum diperoleh.
Keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat membantu
keberhasilan pembelajaran. Bila peserta didik berhasil dalam pencapaian tugas
atau memahami konsep, maka peserta didik memilik kemampuan dalam belajar.
Jadi active involvement dapat mengurangi ansietas terhadap kegagalan dan
meningkatkan motivasi belajar dari peserta didik(Susanti. 2017)
c. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman pendidikan terdahulu dan pengalaman hidup secara umum
merupakan determinan yang signifikan dari pendekatan individu pada
pembelajaran, pemberian materi harus dengan latar belakang pendidikan yang
dimiliki. Pengalaman kegagalan diwaktu sebelumnya dapat menjadi alasan
keengganan individu untuk belajar.
Banyak perilaku yang dibutukan untuk memenuhi potensi kesehatan
maksimum seseorang. Hal-hal yang diperlukan adalah adanya latar belakang
pengetahuan yang luas, keterampilan fisik dan sikap. Bila individu tidak memiliki
12
latar belakang pengetahuan yang akan dibangun, proses pembelajaran akan sangat
sulit dan berjalan lambat. Contonya : individu yang kurang memahami tentang
suatu penyakit da dampaknya akan sulit memahami pantangan dari diet yang
harus dijalani. Individu yang tidak berorientasi ke masa depan tidak bisa
menghargai banyak aspek dari penyuluhan kesehatan preventif, individu yang
tidak memandang keinginan pembelajaran sebagai suatu yang bermakna secara
pribadi akan menolak upaya pembelajaran.(Susanti. 2017)
Untuk mencapai fase belajar yang efektif, adapula hal-hal yang harus diperhatikan
didalam fase pembelajaran,yaitu:
1. Lingkungan Belajar
Lingkungan atau variable eksternal dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Lingkungan belajar yang baik akan mengurangi distraksi dan memberikan perasaan
nyaman. Lingkuangan fisik seperti suhu ruangan, pencahayaan, tingkat kebisingan
memiliki peranan dalam menciptakan kekondusifan proses pembelajara.
Waktu pembelajaran dalam pemberian pendidikan kesehatan juga harus
disesuaikan dengak kebutuhan individual. Selain waktu, budaya juga ikut
mempengaruhi pembelajaran. Bahasa dan nilai-nilai yang dianut oleh klien termasuk
dalam lingkup budaya. Pendidikan harus peka terhadap budaya yang dianut oleh
klien, dengan cara bila materi pembelajaran dan cara penyampaian materi harus
disesuaikan dengan bahasa yang dimengerti oleh klien.(Susanti. 2017)
2. Teknik atau metode pembelajaran
Pemilihan teknik atau metode pembelajaran yang tepat akan mendukung
prosespembelajaran. Teknik atau pembelajaran yang dapat digunakan antara lain
ceramah, diskusi kelomok, panel, role play, symposium dan demonstrasi dapat
menjadi teknik pembelajaran yang efektif bila disertai dengan materi pembelajran
yang dipersiapkan dengan baik.(Susanti. 2017)
a. Ceramah
Ceramah merupakan metode yang paling umum digunakan, ceramah dapat
menjadi lebih baik apabila disertai dengan diskusi atau Tanya jawab. Diskusi atau
tanya jawab menjadi lebih penting karena memberikan kesempatan individudan
keluarga mengekspresikan perasaan, mengajikan pertanyaan dan mendapatkan
klarifikasi mengenai informasi dan salah pengertian.
13
Ceramah adalah proses transfer informasi dari pengajar yang bertindak
sebagai pembicara pada sasaran belajar. Terdapat 3 elemen pada proses transfer
informasi yaitu : pengajar, materi pengajaran dan sasaran belajar Keunggulan
metode ceramah adalah penggunaan waktu efektif, dapat dipakai pada kelompok
besar, tidak banyak menggunakan alat bantu pengajaran. Kekurangan metode
ceramah adalah ada kemungkinan respon dari peserta didik menjadi terhambat dan
sulit diukur, tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik dan
menguasai pokok pembicaraannya, ada kemungkinan cara penyampaian menjadi
kurang menarik, membatasi daya ingat dari peserta didik karena yang
dioptimalkan hanya indera pendengaran. (Susanti. 2017)
b. Diskusi kelompok
Diskusi kelomok merupakan percakapan yang direncanakan tentang topic
tertentu antara peserta didik dengan pemimpin dalam kelompok. Diskusi
kelompok dapat digunakan dengan harapan peserta didik dapat salinng
mengemukakan pendapat, mengenal dan mengolah problem kesehatan yang
dihadapi serta semua peserta dapat mengemukakan pendapat.
Diskusi kelompok merupakan metode yang sangat memungkinkan bagi
anggota kelompok untuk tidak hanya menerima informasi tetapi memberika rasa
aman bersama kelompok. Anggota kelompok yang memiliki masalah serupa dan
memiliki kebutuhan belajar yang sama memiliki kesempatan untuk saling
mengidentifikasi dan saling mendukung secara moral.
Keunggulan diskusi kelompok adalah memberi kesempatan untuk
mengemukakan pendapat, salah satu pendekatan yang demokratis, mendorong
rasa kesatuan , mengembangkan kepemimpinan Kekurangan diskusi kelompok
adalah tidak efektif bila dipakai pada kelompok yang besar, ada kemungkinan
informasi yang didapat terbatas, membutuhkan pemimpin diskusi yang terampil,
ada kemungkinan didominasi oleh orang yang suka bicara. ( Susanti. 2017)
c. Panel
Panel merupakan pembicaraan yang sudah direncanakan didepan
pengunjung tentang sebuah topic dan dibutuhkan beberapa panelis serta
pemimpin. Pada panel akan lebih aktif bila peserta didik berpartisispasi dalam
diskusi.
14
Keunggulan metode panel adalah dapat membangkitkan pemikiran, dapat
mengemukakan pandangan yang berbeda- beda, mendorong untuk melakukan
analisis dan memberdayakan orang yang berpotensi.
Kekurangan metodse panel adalah mudah menjadi penyimpangan dalam
membahas topic, tidak memungkinkan semua peserta berpartisipasi, memecahkan
pandangan bila peserta setuju pada pendapat tertentu, membutuhkan persiapan
dan waktu pada tempat tertentu, serta membutuhkan moderator yang terampil.
(Susanti. 2017)
d. Role play
Role play adalah pemeranan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakuakan oleh dua orang atau lebih untuk
dipakai sebagai bahan analisis oleh kelompok. Metode ini diguanakan bila:
peserta perlu mngetahui pandangan yang berlawanan, peserta didik mempunyai
kemampuan untuk melakukan metode tersebut membantu peserta memahami
suatu masalah. Seacara sikap dan emosi dapat membantu memecahkan masalah.
Keunggulan dari role play adalah segera mendapat perhatian, dapat
dipakai pada kelompok kecil atau besar, membantu kelompok untuk menganalisa
situasi, menambah rasa percaya diri peserta, membantu anggota menyelesaikan
masalah, membantu anggota mendapat pengalaman yang ada pada orang lain dan
membangkitkan semangat untuk pemecahan masalah.
Kekurangan dari role play banyak yang tidak senang memerankan sesuatu,
membutuhkan pemimpin yang terlatih, tebatas pada bebrapa situasi saja da nada
kesulitan dalam memerankan.(Susanti.2017)
F. Demonstrasi
1. Pengertian Demonstrasi
Demonstrasi adalah metode panyajian pelajaran dengan memeragakan dan
menunjukkan kepada klien tetang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Terlepas dari metode penyajian tidak terlepas
dari penjelasan penyaji. Walau dalam metode demonstrasi klien haya sekedar
memperhatikan.
Menurut Drajat metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas atau pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu kepada peserta lain. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran
15
yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pembelajaran dengan
meragakan dan memeprtunjukkan suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
yang dipertunjukkan oleh penyaji atau sumber belajar lain di depan seluruh klien.
Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati guru selama proses pebelajaran berlangsung.
Adapun penggunaan metode demonstrasi mempunyai tujuan agar klien mampu
memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya dalam materi
kesehatan tata menggosok gigi yang benar, urutan dalam membersihkan diri, dan
sebagainya.
16
3. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
a. Kelebihan Metode Demonstrasi
1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan konkret, sehingga
menghindari verbalisme ( pemahaman secara kata-kata atau kaimat )
2) Klien lebih mudah memahami apa yang dipelajari
3) Proses pengajaran lebih
4) Klien dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan mencoba melakukannya sendiri.
G. STRATEGI PEMBELAJARAN
Strategi pengajaran dapat bermacam-macam. Semakin kreatif suatu strategi, maka
semakin menarik pengajaran dan tentunya akan memudahkan untuk memperoleh
pemahaman. Terdapat beberapa strategi pengajaran kesehatan yang dapat diaplikasikan
diantaranya (Potter &Perry, 2009):
1. Membina kepercayaan klien kepada perawat sebelum kegiatan pengajaran
2. Menyampaikan dengan kalimat sederhana yang mudah dipahami
3. Menghindari penggunaan istilah medis yang mana jika terpaksamenggunakannya
maka sebaiknya dijelaskan secara singkat
4. Mengajar dalam waktu yang singkat dan materi yang ringkas
5. Meminimalkan hal-hal yang dapat mengalihkan perhatian klien
17
6. Menyertakan informasi yang penting di awal sesi
7. Menghubungkan informasi yang diajarkan dengan pengalamanatau situasi nyata
8. Memancing klien agar memberikan umpan balik sehingga dapatdiketahui seberapa
informasi yang diserap klien
9. Meminta klien untuk memperagakan ulang apa yang telahdipelajari
10. Sajikan materi yang sesuai dengan kemampuan klien, dalam bahasa yang pendek,
huruf yang besar dan sederhana
18
c. Buatlah proses-proses pembelajaran dan penemuan dengan sebuah proyek,
percobaan, eksperimen, atau pemanfaatan IT.
4. Konten atau Materi Pembelajaran
a. Selalu menekankan arti konten, relevansi, dan manfaatnya sehingga klien
tertantang dan termotivasi untuk belajar
b. Buatlah siswa menjadi terpikat dengan materi ajar. Caranya dengan mengajarkan
suatu wilayah spesifik secara lebih mendalam.
c. Usahakan mengatur agar pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum itu cocok
dan dapat memberi akomodasi kepada seluruh klien dalam berbagai tingkatan dan
kesiapan klien yang berbeda-beda.
5. Proses Pembelajaran
a. Di dalam proses pembelajaran, masukkan beragam kegiatan dan refleksi agar
terbangun ingatan jangka panjang.
b. Susunlah secara harmonis peluang-peluang untuk pilihan dengan menggunakan
berbagai tingkat kemampuan siswa sehingga mereka berkesempatan untuk sukses
c. Manfaatkan sumber-sumber teknologi yang ada untuk pengumpulan beragam
informasi untuk mengintegrasikan pemahaman klien.
6. Produk-Produk Pembelajaran
a. Rancanglah urutan-urutan proyek sehingga memungkinkan klien untuk
mengaplikasikan pemahamannya melalui pencapaian-pencapaian nyata.
b. Berikan tugas-tugas, atau pertanyaan-pertanyaan pada level yang lebih tinggi
(higher order thinking) dalam taksonomi Bloom.
c. Rancanglah beragam produk dan tes bagi klien untuk menunjukkan seberapa
dalam pemahaman mereka akan suatu konten pembelajaran.
19
penyembuhan. Menurut (Purwanto dalam Damaiyanti, 2008) komunikasi kesehatan
terapeutik memiliki tujuan:
a. Membantu pasien mengurangi beban perasaan dan pikiran serta membantu pasien
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila diperlukan oleh pasien.
b. Membantu mengurangi keraguan pasien dan membantu pasien mengambil
tindakan yang efektif.
Komunikasi kesehatan terapeutik ini dapat diberikan oleh pihak keluarga, ahli
medis dan orang-orang yang berada disekitar pasien/penderita dengan memperhatikan
beberapa prinsip dalam komunikasi terapetuik itu sendiri, yakni :
a. Komunikasi terapeutik harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling
percaya dan saling menghargai.
b. Pihak keluarga, ahli medis dan orang-orang disekitar individu harus menyadari
kebutuhan pasien secara fisik maupun mental.
c. Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik.
Adanya reaksi emosional pada pasien atas keadaan sakit yang dialami menjadi
salah satu alasan pentingnya komunikasi terapeutik pada pasien. Penolakan (denial),
kecemasan (anxiety) serta depresi merupakan beberapa reaksi emosional yang
mungkin terjadi pada pasien. Penolakan merupakan reaksi pertama bila seseorang
mengetahui dirinya didiagnosa dengan sebuah penyakit tertentu.
Kecemasan (anxiety) merupakan reaksi emosional lainnya yang terjadi.
Kecemasan ini seringkali muncul bila penyakit yang diderita individu disertai dengan
perubahan fisik. Bahkan, setiap kali individu merasakan sakit/nyeri sehubungan
dengan penyakit yang dideritanya,hal ini akan menimbulkan kecemasan tersendiri.
Kemudian bila individu mengalami perubahan fisik yang ekstrim, merasa penyakitnya
tidak kunjung sembuh, akan muncul reaksi emosional berikutnya yakni depresi.
20
untuk menjalani terapi yang harus dilalui. Menolak dan menghindar dari terapi karena
merasa takut dan cemas.
Komunikasi kesehatan dengan pasien dan pihak keluarga merupakan bagian
penting dalam perawatan medis. Komunikasi yang efektif merupakan sesuatu yang
esensial karena pasien dapat memahami keadaan dirinya dan pihak keluarga dapat
memahami keadaan anggota keluarganya yang sakit. Kegagalan dalam
mengkomunikasikan informasi-informasi kesehatan pada pasien dan pihak keluarga
dapat berakibat pada ketidakpahaman pasien atas hasil tes yang dijalani (McBride,
2002) serta ketidakpatuhan pasien dalam mengikuti saran medis (Haynes, 1996). Bila
pihak keluarga juga tidak dapat memahami isu-isu kesehatan yang berkaitan dengan
anggota keluarganya yang sakit, besar kemungkinan pihak keluarga tidak akan
memberikan dukungan sepenuhnya pada anggota keluarga yang sakit. Misanya, bila
pihak keluarga tidak diinformasikan gejala-gejala yang harus diwaspadai, reaksi
psikologis dan reaksi emosional (si penderita mudah marah-marah, sensitif dan
mudah tersinggung) yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan si sakit, bisa
jadi keharmonisan komunikasi dalam keluarga terganggu.
Partisipasi keluarga merupakan sesuatu yang penting bila di dalamnya ada
anggota keluarga yang menderita sakit. Memastikan bahwa semua anggota keluarga,
termasuk anak-anak, telah memahami informasi dan isu-isu kesehatan yang terjadi
pada anggota keluarganya yang sakit, termasuk bagaimana cara menangani si sakit,
dan kemungkinan reaksi yang muncul pada si sakit akan memperkecil kemungkinan
terjadinya ketidaktahuan (mengenai cara merawat dan menangani si sakit) dan
miskomunikasi antar anggota keluarga (P.D Williams dkk, 2002).
21
promosi kesehatan. Menurut Mubarak dan Chayatin (2008), strategi ini diperlukan
dalam mewujudkan promosi kesehatan, dan tercermin dalam tiga langkah :
a. Advokasi. Merupakan kegiatan memberikan bantuan informasi kesehatan kepada
masyarakat melalui pihak pembuat keputusan dan penentu kebijakan dalam
bidang kesehatan.
b. Dukungan sosial. Promosi kesehatan akan mudah dilakukan bila mendapat
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan masyarakat
antara lain dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat) dan unsur formal
(petugas kesehatan, pejabat pemerintah).
c. Pemberdayaan masyarakat (empowerment community). Pemberdayaan
masyarakat dibutuhkan supaya masyarakat memperoleh kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Upaya ini antara lain dapat dilakukan
melalui penyuluhan kesehatan.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian makalah ini telah kami selesaikan. komunikasi adalah sebuah
langkah untuk memulai proses pembelajaran klien yang diinginkan sehingga oleh tenaga
medis sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas kesehatan di
masa sekarang maupun masa depan, yang pada ujungnya dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia seiring berjalannya waktu. Agar pembelajaran klien dapat
mendukung peningkatan mutu kesehatan, maka dalam setiap proses pembelajaran klien
harus terjadi komunikasi yang efektif dan komunikatif sehingga mampu memberikan
pemahaman yang baik dan tepat kepada klien atas pesan atau informasi yang disampaikan
dan klien dapat menerima serta memahami informasi yang telah disampaikan.
B. Saran
Sebaiknya saat berkomunikasi dengan klien kita berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klient sehingga klien dapat dengan
mudah mencerna informasi yang telah kita berikan.Sehingga informasi ysng telah
diberikan dapat memberikan manfaat untuk diri klien sendiri maupun untuk orang lain.
22
DAFTAR PUSTAKA
Djamaluddin, A., & Wardana. (2019). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: CV. Kaaffah
Learning Center.
Huda, Miftahul.(2013). Model-Model dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Kaufeldt, M. (2005). Teachers, Change Your Bait! Brain-compatible Differentiated
Instruction. Britania Raya: Crown House Pub.
Mujin, Ahmad Mujin; Kholidah, Lilik Nur. (2009). Metode dan Tehnik Pembelajaram
agama
islam. Bandung: PT Refika Aditama
Mulachela, H. (2022, Januari). Komunikasi Adalah: Definisi, Unsur, dan Tujuannya. Diambil
kembali dari https://katadata.co.id/
Paramita, P., 2020. Konsep Manajemen Dalam Strategi Pendidikan Kesehatan. diakses pada
9
April 2022, di https://id.scribd.com/document/341068726/Konsep-Manajemen-
Pembelajaran-Dalam-Strategi-Pendidikan-Kesehatan
Potter & Perry. (2009). Fundamental of nursing, Fundamental Keperawatan ,buku 1 edisi 7.
(
dr. Adrina Federika, Penerjemah). Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Rahmadiana, M., 2012. KOMUNIKASI KESEHATAN: SEBUAH TINJAUAN*. Jurnal
Psikogenesis, 1(komunikasi), pp. 92-94.
Yuberti, 2014. Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pendidikan.
Bandar Lampung: ANUGRAH UTAMA RAHARJA.
iv