Elektronika Dan Instrumentasi: Oleh

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 115

ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI

MATERI 1
PENGENALAN ALAT

Oleh :

NAMA : Farah Adibah Muflihah


NIM : 195100907111023
KELOMPOK : Y-3

Tanggal Praktikum :14 November 2020


Nama Asisten :
1. Alfina Damayanti
2. Citra Handayani

LABORATORIUM MEKATRONIK ALAT DAN MESIN AGROINDUSTRI


JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peralatan elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa jenis
komponen elektronika dan masing-masing komponen elektronika tersebut memiliki fungsi-
fungsinya tersendiri di dalam sebuah rangkaian elektronika. Seiring dengan perkembangan
teknologi, komponen-komponen elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah
banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan elektronika seperti
resistor, kapasitor, transistor, dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.
Elektronika merupakan bagian ilmu dalam pelajaran fisika yang mulai dikenalkan pada
jenjang pendidikan sekolah dasar. Elektronika memiliki peranan yang cakupanya luas dalam
kehidupan sehari hari, tidak dapat dipungkiri bahwa manusia pada zaman ini sangat
bergantung dengan perangkat elektronika. Dalam sebuah perangkat elektronika terdapat
berbagai macam komponen penyusun dan beragam jenis rangkaian yang tentunya tidaklah
mudah untuk dipahami oleh seseorang.
Alat ukur tegangan, arus dan frekuensi adalah alat ukur yang sering digunakan disegala
bidang antara lain industri maupun pada bidang elektronika praktis. Alat ukur ini mengalami
perkembangan yang sangat luar biasa dalam hal teknologi alat ukurnya maupun secara
pengunaannya dalam beberapa tahun ini. Pada umumnya implementasi pengukuran
tegangan, arus dan frekuensi listrik banyak dipakai oleh penggunanya, menggunakan alat
ukur standar dengan jenis alat ukur analog maupun digital yang bersifat portable sehingga
hasil data hasil pengukuran dapat diketahui secara mudah dan praktis tetapi tidak dapat di
monitor secara real-time. Dalam bidang industri, beberapa aplikasi membutuhkan instrumen
yang dapat mengukur dan merekam data hasil pengukuran secara real-time, misalnya untuk
mengetahui kualitas listrik yang digunakan, mengetahui tingkat tegangan hilang (drop-
voltage) dan daya pada sumber listrik yang digunakan.

1.2 Tujuan
Untuk mengenalkan kepada mahasiswa alat alat yang umum digunakan dalam suatu
instrumen.
BAB 2
DASAR TEORI

2.1 Pengertian Instrumen


Instrumentasi adalah alat dan piranti yang dipakai untuk melakukan pengukuran dan
melakukan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih kompleks. Instrumentasi sebagai
alat pengukur dapat pula merupakan bagian awal dari bagian selanjutnya (bagian
kendalinya), dan bisa pula berupa pengukur dari jenis besaran fisik, kimia, mekanik, ataupun
besaran listrik. Beberapa contohnya adalah pengukur jarak, massa, waktu, panjang, luas,
sudut, suhu, kelembaban, tekanan, aliran, Ph (keasaman), level, radiasi, suara, cahaya,
kecepatan, sifat listrik (arus listrik, tegangan listrik), dan lain sebagainya. Instrumentasi terdiri
dari kegiatan ilmiah dan teknologi yang terkait dengan pengukuran (Purwanto, 2019).
Instrumentasi merupakan salah satu bidang ilmu yang diperlukan dalam berbagai aspek
kehidupan modern yang sebagain sangat besar dalam aktifitasnya melibatkan penggunaan
instrumen (peralatan). Instrumen yang dimaksud adalah perangkat untuk pengukruan
(measurement) dan perangkat untuk pengendalian sebuah proses (control system). Bidang
keahlian Instrumentasi yang merupakan bidang multidisiplin memerlukan pengetahuan
komprehensif yang meliputi aspek dasar sain (khususnya Fisika) dan aplikasinya dalam
sebuah perangkat (instrumen). Instrumentasimemiliki tiga fungsi dasar, yaitu penunjukan
(indicating), pencatatan (recording), dan pengendalian (control). Instrumentasi pengujian
kuantitas listrik dan elektronika umumnya berfungsi untuk penunjukan dan pencatatan,
sedangkan yang digunakan pada proses industri kebanyakan ditujukan untuk fungsi
pengendalian/kontrol. Sistem instrumentasi dapat diaplikasikan pada turbin arus pasang
surut laut untuk mengukur dan memantau parameter kinerja turbin. Sistem turbin tersebut
bekerja secara terus-menerus di lokasi operasi yang tidak selalu dapat terjangkau oleh
operator turbin. Oleh karena itu diperlukan perangkat pendukung operasi sistem turbin
berupa sistem instrumentasi. Sistem instrumentasi tersebut digunakan agar kinerja turbin
arus pasang surut laut yang dipasang di suatu tempat dapat dipantau dari jarak jauh secara
kontinu dan real time. Sehingga gejala kegagalan atau kerusakan yang mungkin terjadi pada
turbin dapat diantisipasi secara cepat (Nugroho dan Dwiyoga, 2014).

2.2 Pengertian Integrated Circuit (IC)


IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronik yang terbuat dari bahan
semikonduktor, dimana IC merupakan gabungan dari komponen seperti resistor, kapasitor,
dioda dan transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip.
Setelah melalui proses pabrikasi yang kompleks akhirnya IC digunakan dalam rangkaian
dalam bentuk yang terbungkus rapi dan mudah untuk digunakan .Berdasarkan struktur dari
gerbang-gerbang yang terdapat didalamnya, IC (Integrated Circuit) terdiri dari IC DDL
(Dioda-Dioda Logic), IC TTL (Transistor-Transistor Logic), IC RTL (Resistor-Transistor
Logic), dan IC CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Dengan cara ini
rangkaian yang sangat rumit dapat dibuat pada ruangan yang sangat kecil. Ada dua
komponen utama rangkaian terpadu yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS
(Complementary Metal Oxide Semiconductor). Kedua komponen rangkaian terpadu ini
meliputi IC digital (Kurniawan, 2010).
Integrated Circuit (IC) adalah sirkuit terintegrasi atau yang biasa juga disebut sebagai IC
merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga
ribuan transistor, resistor, dioda dan komponen elektronika lainnya ,sedangkan penulis
berikutnya menjelaskan bahwa Integrated Circuit (IC) adalah suatu Komponen elektronika
yang dibuat dari bahan semikonduktor dan merupakan pengembangan dari transistor.
Berdasarkan bentuk besaran input, cara proses dan besaran outputnya IC dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu IC linear (analog), contoh, IC regulator, operational
amplifier, dan IC digital. Contoh AND, OR, INVERTER, NAND, NOR, EXOR, EXNOR, dan
decoder BCD to seven segmen. Kaki IC pada IC digital, merupakan titik elektronis yang
berupa kawat penghantar yang bisa dijadikan masukan atau keluaran, dan dapat
merepresentasikan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah)
(Maulana dan Rachmat, 2017).

2.3 Pengertian Sensing Elemen


Primary Sensing Element (Sensor) adalah suatu alat yang pertama kali menerima suatu
bentuk energi dari media yang akan diukur, dan menghasilkan suatu output yang sebanding
dengan nilai besaran yang diukur. Sinyal output dari primary element, merupakan beberapa
variabel fisis seperti gaya, tekanan, tegangan listrik dan lain-lain. Sebagai bagian paling
ujung suatu sistem pengukuran (measuring system), sensing element (sensor) merupakan
bagian paling penting dalam sistem pengendalian otomatis. Kalau data input (hasil
pengukuran) salah, maka output akan turut salah. Setelah sensing element berhasil
melakukan langkah mengukur, maka sinyal yang dikeluarkan oleh sensing element harus
diubah menjadi sinyal yang dimengerti oleh controller sehingga dibutuhkan transmitter untuk
membaca dan mengubah sinyal yang dikeluarkan oleh sensing element. Output sinyal
sistem pengukuran merupakan hasil kerja dari transmitter (Baskoro, 2014).

2.4 Pengertian dan macam-macam Sensor


Sensor adalah sebuah transducer yang digunakan untuk mengkonversi besaran fisik
diatas menjadi besaran listrik sehingga dapat dianalisa dengan rangkaian listrik tertentu.
Contoh camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor pendengaran. Bebagai
model dan bentuk sensor telah dikembangkan untuk mengindera perubahan parameter
seperti berdasarkan perubahan resistensi ,kapasitansi ,dan induktansi . Sensor sendiri
adalah komponen penting pada berbagai peralatan. Sensor juga berfungsi sebagai
alat untuk mendeteksi dan juga untuk mengetahui magnitude (Widyantoro, 2013).
Sensor merupakan alat untuk mendeteksi hasil dari suatu proses. Di dalam sebuah
sistem kontrol terdapat bermacam-macam sensor dengan aplikasinya yang bermacam-
macam sesuai dengan kebutuhan. Sensor thermal (panas), sensor mekanis dan sensor
optik. (cahaya). Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperatur/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya, bimetal, thermistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo
multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, dan hygrometer sensor suhu atau temperature
merupakan salah satu sensor yang paling banyak digunakan dalam sistem kontrol. Sensor
suhu yanag ada di lapangan terdapat bermacam macam, antara lain, RTD (Resistance
Temperature Detector), PTC (Positive Temperature Coefficient), NTC (Negative
Temperature Coefficient) dan Thermocouple. Dari sensor-senor tersebut, masing-masing
sensor mempunyai daerah operasi yang bermacam-macam. Dalam proses kontrol di industri
yang sering digunakan adalah Thermocouple. Thermocouple yang ada dipasaran
bermacam-macam dengan berbagai tipe, antara lain B, E, J, K, N, R, S, dan T (Effendrik
dkk., 2014).

2.5 Pengertian Signal Conditioning Element


Conditioner signal mengubah sinyal dengan cara yang dikehendaki untuk lebih
mempermudah pengukuran sinyal atau membuatnya lebih stabil. Sinyal saat ini kadang-
kadang digunakan karena sensitif terhadap kesalahan seperti radiasi, noise dan tegangan
yang turun karena melewati resistansi. Sistem pengkondisi sinyal harus mengkonversi sinyal
arus ke sinyal tegangan. Signal conditioning mengacu pada operasi yang dilakukan pada
sinyal untuk mengkonversikannya ke bentuk yang cocok agar dapat berinteraksi dengan
unsur-unsur lain dalam proses kontrol loop. Oleh rangkaian signal conditioning analog
tersebut input yang berasal dari sensor akan diubah menjadi sinyal yang dapat dibaca oleh
mikrokontroler (Krisnandi, 2011).
Signal conditioning adalah proses memodifikasi sinyal, mengubah karakteristiknya,
menambah atau menguranginya sehingga menjadi sinyal yang dibutuhkan untuk aplikasi.
Signal conditioning ini bekerja dengan masukan dan keluaran analog. Pengkondisi sinyal
bisa juga melakukan penapisan sinyal (pemfilteran), seperti BPF (Band Pass Filter) , HPF
(High Pass Filter) dan LPF (Low Pass Filter) (Seran dkk., 2010).

2.6 Pengertian Operational Amplifier (Op-Amp) sebagai Komparator dan Inverter


Penguat Operasional atau Operational Amplifier (biasa dikenal dengan Op-Amp)
merupakan sebuah komponen elektronika yang tersusun dari resistor, diode, dan transistor.
Penyusunan dari Op-Amp tersebut disusun dalam sebuah rangkaian yang terintegrasi atau
yang biasa dikenal dengan Integrated Circuit (IC). Op-Amp dalam aplikasinya biasa
digunakan sebagai penguat. Penguat operasional atau sering disebut OpAmp merupakan
komponen elektronika yangberfungsi untuk memperkuat sinyal arus searah (DC) maupun
arus bolak-balik (AC). Penguat operasional terdiri atas transistor, resistor dan kapasitor yang
dirangkai dan dikemas dalam rangkaian terpadu (Intregated Circuit). Dalam penggunaannya
Op-Amp dibagi menjadi dua jenis yaitu penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier
merupakan penguat yang tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk
dalam penguat ini antara lain penguat non inverting, penguat inverting, penjumlah diferensial
dan penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier merupakan penguat yang bentuk
sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya, diantaranya komparator,
integrator, diferensiator, pengubah bentuk gelombang dan pembangkit gelombang
(Nuryanto, 2017).
Operational Amplifier atau di singkat op-amp merupakan salah satu komponen analog
yang biasa digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Op-amp pada
dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua
masukan, input (masukan) op-amp seperti yang telah diketahui ada yang dinamakan input
inverting dan noninverting. Aplikasi op-amp yang paling sering dibuat antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Di dalam op-amp rangkaian
feedback (umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpanbalik
positif akan menghasilkan osilasi sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan
yang dapat terukur. dengan impedansi input tinggi dan output impedansi rendah. Opamp di
dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah penguat differensial, lalu ada
tahap penguatan (gain), selanjutnya ada rangkaian penggeser level (level shifter) dan
kemudian penguat akhir (Permata, 2015).

2.7 Sebut dan Jelaskan macam-macam Digital Display Device


Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu sistem dengan menggunakan
menggunakan mikrokontroler. LCD dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil
sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Modul
LCD matrix tersedia dengan konfigurasi 16 karakter dan 2 baris dengan setiap karakternya
dibentuk oleh baris pixel (Dinata dan Wahri, 2015).
Ada beberapa macam digital display yaitu , Light Emitting Diode atau sering disingkat
dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik
ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan
semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis
bahan semikonduktor yang dipergunakannya .Jenis yang kedua yaitu Dot matrix merupakan
salah satu penampil yang pada dasarnya tersusun dari sejumlah led yang disusun berbentuk
baris dan kolom (matrix). Banyak jenis atau ukuran dot matrix yang ada di pasaran, akan
tetapi dalam trainer ini menggunakan led dot matrix 8x8. Dot matrix 8x8 artinya dot matrix
yang mempunyai dot sebanyak 8 baris mendatar dan 8 baris menurun. Jenis yang terakhir
yaitu Seven Segment Display dalam bahasa Indonesia disebut dengan layar tujuh segmen
adalah komponen elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi –
kombinasi segmennya. Seven segment biasanya dipakai pada jam digital, kalkulator dan
penghitung atau counter digital, multimeter digital dan juga Panel Display Digital seperti pada
microwave oven ataupun pengatur suhu digital (Sokop dkk., 2016).
Display elektronik adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LCD (Liquid Cristal Display) adalah
salah satu jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi CMOS logic yang bekerja
dengan tidak menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya
terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD (Liquid Cristal Display)
berfungsi sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.
Ethernet Shield merupakan modul arduino yang dipasang bersama dengan arduino uno R3,
yaitu dengan cara ditempatkan di bagian atas arduino uno. Ethernet shield memungkinkan
arduino uno dapat terhubung dengan internet. Salah satu spesifikasi dari ethernet shield ini
yaitu menggunakan chip WIZnet W5100 ethernet chip yang menyediakan sebuah jaringan
dengan kemampuan TCP dannUDP. Ethernet shield dapat dihubungkan dengan komputer
atau router menggunakan kabel konektor RJ45 standar. Wireless LAN adalah jaringan
komputer lokal yang menggunakan media transmisi tanpa kabel . Wireless router merupakan
salah satu divais yang digunakan pada jaringan wireless. SCADA adalah suatu sistem
pengendalian alat secara jarak jauh, dengan kemampuan memantau data-data dari alat
yang dikendalikan. SCADA merupakan bidang yang secara kontinyu selalu dikembangkan di
seluruh bagian dunia pada berbagai tipe industri yang menghabiskan bertrilyun-trilyun rupiah
(Isyanto dan Dedy, 2017).
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Jelaskan Pengertian, Prinsip Kerja, Fungsi, dan Gambar Literatur


a. Multimeter
Multitester merupakan instrumen alat ukur yang berfungsi mengukur bermacam-macam
besaran listrik seperti Ohm meter (Ω), Voltmeter (V), dan Amperemeter (A). Pada Ohmmeter
berfungsi mengukur resistansi atau hambatan listrik, Voltmeter berfungsi mengukur
tegangan atau beda potensial listrik, sedangkan Amperemeter berfungsi mengukur kuat arus
listrik. Semua fungsi itu seluruhnya mencakup fungsi Multitester. Multitester dapat disebut
juga Multimeter maupun AVOmeter, karena mempunyai cakupan fungsi yang luas,
multitester sering digunakan di dalam laboratorium elektronika (Arianto, 2015).

Gambar 3.1 Multimeter


Sumber: Arianto, 2015

AVO meter sering disebut multimeter atau multitester, alat ini biasa dipakai untuk
mengukur harga resistansi (tahanan), tegangan AC (Alternating Current), tegangan DC
(Direct Current), arus AC dan arus DC. AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap
pekerjaan elektronika maupun listrik karena dapat membantu menyelesaikan pekerjaan
dengan mudah dan cepat. Berdasarkan prinsip kerjanya ada dua jenis AVO meter yaitu
multimeter Analog (moving coil) dan Multimeter Digital. Kedua jenis ini tentu berbeda satu
dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal operasionalnya, misalnya sumber
tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC .Alat ukur AVO meter termasuk jenis alat
kumparan putar yang bekerja atas dasar prinsip dari adanya suatu kumparan listrik,
ditempatkan pada medan magnet, yang berasal dari suatu magnet pemanen. Arus yang
dialirkan melalui kumparan akan menyebabkan kumparan tersebut berputar. Alat ukur
kumparan putar tidak hanya dapat digunakan untuk mengukur arus searah, akan tetapi juga
dapat digunakan untuk arus bolak-balik. Magnet permanen yang memiliki kutub utara dan
selatan dan diantara kutub-kutub tersebut ditempatkan suatu silinder inti besi (Prabowo,
2010).

b. LED
LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan
produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan
ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi panas
dan energi cahaya. Karakteristik LED sama dengan karakteristik dioda penyearah. Bedanya
jika dioda membuang energi dalam bentuk panas, sedangkan LED membuang energi dalam
bentuk cahaya. Keuntungan menggunakan LED adalah struktur solid, ukurannya kecil, masa
pakai tahan lama tidak terpengaruh oleh on/off pensaklaran, mudah dipakai dan mudah
didapat. Karena tahan lama dan tidak terpengaruh on/off pensaklaran, maka LED banyak
digunakan sebagai display atau indikator baik itu pada audio atau mesin-mesin kontrol
(Arianto, 2015).
Gambar 3.2 LED
Sumber: Wicaksono, 2018

LED adalah semikonduktor yang dapat mengubah energi listrik lebih banyak menjadi
cahaya, merupakan perangkat keras dan padat (solid-state component) sehingga lebih
unggul dalam ketahanan (durability). Selama ini LED banyak digunakan pada perangkat
elektronik karena ukuran yang kecil, cara pemasangan praktis, serta konsumsi listrik yang
rendah. Salah satu kelebihan LED adalah usia relativ panjang, yaitu lebih dari 30.000 jam.
Kelemahannya pada harga per lumen (satuan cahaya) lebih mahal dibandingkan dengan
lampu jenis pijar, TL dan SL, mudah rusak jika dioperasikan pada suhu lingkungan yang
terlalu tinggi, misal di industri. LED akan memancarkan cahaya apabil diberikan tegangan
listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan
mengalirkan arus pada LED cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED dialiri arus
lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang
sebuah resistor sebgai pembatas arus (Suhardi, 2014).

c. Photodioda
Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang berfungsi mengubah suatu besaran
optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan perubahan elektrik
yang dihasilkan dibagi menjadi dua jenis, yaitu fotovoltaik dan fotokonduktif. Salah satu
sensor cahaya jenis fotokonduktif adalah sensor photodioda. Sensor photodioda dapat
merespon stimulus berupa cahaya tampak maupun tidak tampak dan mengkonversi
intensitas cahaya yang terdeteksi menjadi arus. Photodioda adalah suatu jenis dioda yang
resistansinya akan berubah-ubah apabila terkena sinar cahaya. Resistansi dari photodioda
dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterimanya, semakin banyak cahaya yang diterima
maka semakin kecil resistansi dari photodioda dan begitupula sebaliknya jika semakin sedikit
intensitas cahaya yang diterima oleh sensor photodioda maka semakin besar nilai
resistansinya. Sensor photodioda sama seperti sensor LDR, mengubah besaran cahaya
yang diterima sensor menjadi perubahan konduktansi (kemampuan suatu benda
menghantarkan arus listrik dari suatu bahan) (Setyaningsih dkk., 2017).

Gambar 3.3 Photodiode


Sumber: Setyaningsih dkk., 2017

Photodiode adalah sebuah piranti sambungan P-N yang dioperasikan dengan


memberikan panjar mundur. Photodiode mempunyai sebuah “jendela” kecil transparan yang
memberikan cahaya untuk mengenai sambungan P-N. Photodiode merupakan sensor optik
semikonduktif. Prinsip dasar dari sebuah photodiode didasarkan atas proses yang disebut
dengan photo-ionization. Di pasaran, tersedia banyak tipe dari photodiode dengan kemasan
yang berlainan. Sensor cahaya EL7900 merupakan salah satu jenis photodiode yang bisa
digunakan untuk mendeteksi intensitas cahaya dengan range 1 lux sampai 8000 lux.
Photodiode EL7900 bekerja dengan cara mengubah energi cahaya yang diterimanya
menjadi besaran listrik (arus) yang bisa dikonversi ketegangan dan di tampilkan dalam nilai
digital, sehingga bisa diketahui berapa nilai suatu intensitas cahaya (Wibawa ,dan I
Ketut ,2018).

d. LDR
LDR adalah sebagai salah satu komponen listrik yang peka cahaya, piranti ini bisa
disebut juga sebagai fotosel, fotokonduktif atau fotoresistor. LDR memanfaatkan bahan
semikonduktor yang karakteristik listriknya berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang
diterima. Bahan yang digunakan adalah Kadmium Sulfida (CdS) dan Kadmium Selenida
(CdSe). Bahan-bahan ini paling sensitif terhadap cahaya dalam spektrum tampak, dengan
puncaknya sekitar 0,6 μm untuk CdS dan 0,75 μm untuk CdSe. Sebuah LDR CdS yang
tipikal memiliki resistansi sekitar 1 MΩ dalam kondisi gelap gulita dan kurang dari 1 KΩ
ketika ditempatkan dibawah sumber cahaya terang. Dengan kata lain, resistansi LDR sangat
tinggi dalam intensitas cahaya yang lemah (gelap), sebaliknya resistansi LDR sangat rendah
dalam intensitas cahaya yang kuat (terang) (Tsauqi dkk., 2016).

Gambar 3.4 Light Dependent Resistor


Sumber: Tsauqi dkk., 2016

Light Dependent Resistor atau yang biasa disebut LDR adalah jenis resistor yang nilainya
berubah seiring intensitas cahaya yang diterima oleh komponen tersebut. Biasa digunakan
sebagai detektor cahaya atau pengukur besaran konversi cahaya. Light Dependent Resistor,
terdiri dari sebuah cakram semikonduktor yang mempunyai dua buah elektroda pada
permukaannya, Pada saat gelap atau cahaya redup, bahan dari cakram tersebut
menghasilkan elektron bebas dengan jumlah yang relatif kecil, Sehingga hanya ada sedikit
elektron untuk mengangkut muatan elektrik. Dalam bidang elektronika, LDR banyak
digunakan sebagai sensor cahaya. Secara umum LDR bekerja berdasarkan pengaruh dari
intensitas cahaya yang datang pada bagian sensor. Besarnya intensitas cahaya akan
mempengaruhi besarnya nilai resistansi pada LDR. Pengaruh intensitas cahaya terhadap
resistansi LDR ini bersifat menurun secara eksponensial. Karakteristik LDR ini dapat
dimanfaatkan untuk mendeteksi intensitas cahaya pada proses hamburan balik dari suatu
cairan tertentu. Perubahan nilai resistansi pada LDR akibat perubahan intensitas cayaha
yang jatuh padanya akan menghasilkan perubahan tegangan. Perubahan tegangan inilah
yang akan digunakan sebagai indikator menentukan tingkat kekeruhan sampel yang
dideteksi (Cahyono dkk., 2019).

e. LM35
Sensor merupakan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala atau signal yang
berasal dari perubahan suatu besaran tertentu menjadi besaran listrik. Contohnya, besaran
suhu menjadi tegangan listrik. Salah satu komponen elektronika yang dapat digunakan
sebagai sensor suhu adalah LM35. LM35 menunjukkan adanya linearitas antara suhu
tegangan keluaran yang dihasilkan. Selain itu, LM35 mempunyai keluaran impedansi yang
rendah dan linieritas yang tinggi sehingga mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali
khusus serta tidak memerlukan pengolahan tegangan analog lanjutan. LM35 hanya
membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan
menghasilkan panas (SELF-HEATING) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan
pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC. Sensor suhu LM35
adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi
besaran listrik dalam bentuk tegangan .LM35 menujukan fungsi masing-masing pin
diantaranya, pin 1 berfungsi sebagai sumber tegangan kerja dari LM35, pin 2 atau tengah
digunakan sebagai tegangan keluaran atau Vout dengan jangkauan kerja dari 0 Volt sampai
dengan 1,5 Volt dengan tegangan operasi sensor LM35 yang dapat digunakan antar 4 Volt
sampai 30 Volt. Secara prinsip, sensor LM35 akan melakukan penginderaan pada saat
terjadi perubahan suhu setiap suhu 1 ºC dengan penunjukan tegangan sebesar 10 mV. Hal
ini berarti keluaran sensor ini akan naik sebesar 10 mV setiap derajat celcius (Kalsum,
2016).

Gambar 3.5 Light Dependent Resistor


Sumber: Kalsum, 2016

Untuk mengukur perubahan temperatur yang terjadi digunakan sensor suhu LM 35 dan
termometer sebagai pembanding temperatur keluaran LM 35. LM35 merupakan sensor
dalam bentuk IC yang memiliki kecermatan tinggi. IC berfungsi untuk meubah temperatur
lingkungan menjadi sinyal listrik dimana tegangan outputnya proporsional terhadap derajat
celcius (oC) dengan koefisien sebesar 10 mV/oC untuk setiap kenaikan suhu 1 oC. Sensor
temperatur LM35 akan memiliki nilai tahanan yang berbanding terbalik dengan perubahan
temperatur lingkungan yaitu nilai tahanan akan meningkat jika temperatur lingkungan rendah
dan sebaliknya. Keuntungan lain dari sensor LM 35 adalah memberikan akurasi sebesar ± ¼
°C pada suhu ruangan dan ± ¾ °C terhadap suatu rentang suhu –55°C hingga +150°C tanpa
penyetelan atau pengukuran, impedansi keluaran LM35 yang rendah, keluaran linier, dan
proses kalibrasi yang mudah dan tepat sehingga dapat dibaca dan diatus sirkulasinya serta
dapat menggunakan catu daya tunggal atau dengan catu daya plus (+) dan minus (-). Pada
aplikasi ini rangkaian sensor suhu LM35 diberi tegangan 5V dan dapat dilihat hasil
sensornya pada tegangan 10 mV/°C (Indriani dkk., 2014).

f. Thermocouple
Termokopel (Thermocouple) adalah jenis sensor suhu yang digunakan untuk mendeteksi
atau mengukur suhu melalui dua jenis logam konduktor, yang prinsip kerjanya masing-
masing ujung logam konduktor digabung sehingga menimbulkan efek “Thermoelectric”.
Salah satu jenis logam konduktor yang terdapat pada termokopel akan berfungsi sebagai
referensi dengan suhu konstan (tetap), sedangkan logam konduktor berfungsi sebagai logam
konduktor yang mendeteksi suhu panas. Termokopel termasuk salah satu alat pengukur
suhu yang popular dan sering digunakan di dunia elektronika yang berkaitan dengan suhu
(Sofyan dan Andjar ,2016).

Gambar 3.6 Thermocouple


Sumber: Riadi, 2014

Sensor termokopel dibuat berdasarkan pada sifat-sifat termal logam. Jika sebuah batang
logam dipanaskan pada salah satu ujungnya maka elektron-elektron pada ujung logam
tersebut akan bergerak semakin aktif dan akan menempati ruang yang semakin luas,
elektron-elektron saling berdesakan dan bergerak ke arah ujung batang yang tidak
dipanaskan. Dengan demikian pada ujung batang yang dipanaskan akan terjadi muatan
positif dan yang tidak dipanaskan menjadi muatan negatif. Termokopel merupakan sensor
suhu yang mengubah perbedaan suhu menjadi perubahan tegangan, hal ini disebabkan oleh
perbedaan kerapatan yang dimiliki oleh masing-masing logam yang bergantung pada massa
jenis logam. Jika dua buah logam disatukan kedua ujungnya kemudian dipanaskan maka
elektron yang mempunyai kerapatan yang tinggi akan bergerak ke arah logam yang
mempunyai kerapatan yang lebih rendah. Dengan demikian terjadilah perbedaan tegangan
antara kedua ujung termokopel. Hubungan antara tegangan dengan perubahan suhu hampir
linier dalam rentang suhu tertentu. Hubungan nonlinier antara perubahan suhu dengan
tegangan keluaran dari termokopel dapat didekati dengan persamaan interpolasi polinomial
(Wendri dkk., 2012).

g. Resistor Pelangi/Tetap
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang mempunyai fungsi dasar untuk
menahan arus listrik atau membagi tegangan. Ada berbagai jenis resistor, namun disini
hanya akan membahas resistor yang digunakan pada proses pembuatan alat tugas akhir ini,
yakni resistor karbon. Resistor karbon terdiri atas sebuah unsur resistif berbentuk tabung
dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan resistor dilindungi dengan cat
atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat
penghubung dililitkan di sekitar ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang
sudah jadi dicat dengan kode warna nilainya . Untuk mengukur nilai hambatan pada resistor
karbon dapat dilakukan dengan membaca gelang-gelang warna seperti pada Tabel 11. Dua
gelang pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, gelang ketiga merupakan
pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi), gelang keempat
merupaka toleransi harga resistansi. Kadang-kadang gelang kelima menunjukkan koefisien
suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga
digit resistansi (Arianto, 2015).
Gambar 3.7 Resistor Pelangi
Sumber: Riadi, 2014

Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah
arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Kemampuan resistor dalam menghambat arus
listrik sangat beragam disesuaikan dengan nilai resistansi resistor tersebut. Resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut
Ohm atau dilambangkan dengan simbol Ω .Bentuk resistor yang umum adalah seperti
tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan. Pada badannya terdapat lingkaran membentuk
cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan
Ohm meter. Kode warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah. Didalam
rangkaian elektronika resistor dilambangkan dengan angka " R "Ada beberapa jenis resistor
yang ada di pasaran antara lain ,Resistor Carbon, Wirewound, dan Metal Film. Ada juga
Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain, Potensiometer dan Trimpot.
Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya
LDR (Light Dependent Resistor) dan Resistor yang yang nilai resistansinya berubah
tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative Thermal Resistance). dihitung
dari pita warna yang ada di selubung resistor. Penghitungan nilai resistansi didasarkan pada
tabel kode warna resistor (Kalsum dan Rosdiana, 2011).

h. Resistor Variabel/Tidak Tetap


Resitor tidak tetap yaitu resistor yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan
menggeser atau memutar toggle pada alat tersebut. Sehingga nilai resistor dapat kita
tetapkan sesuai dengan kebutuhan. Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar
kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada
(bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan tegangan (Pratomo, 2011).

Gambar 3.8 Resistor Variabel


Sumber: Basri dan Deddy, 2018

Variable Resistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat berubah dan diatur
sesuai dengan keinginan. Pada umumnya variable resistor terbagi menjadi potensiometer,
rheostat dan trimpot. Potensiometer merupakan jenis Variable Resistor yang nilai
resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah tuas yang
terdapat pada potensiometer. Nilai Resistansi potensiometer biasanya tertulis di badan
potensiometer dalam bentuk kode angka. Sebuah potensiometer memiliki 3 buah terminal
(kaki). Kaki A dan B adalah sebuah resistor tetap sedangkan kaki W (kaki tengah) memiliki
kontak yang dapat bergeser sepanjang hambatan A dan B, sehingga bila kontak digeser
maka hambatan AW dan W-B akan berubah (Basri dan Deddy ,2018).

i. Power Supply
Catu Daya adalah bagian dari setiap perangkat elektronika yang berfungsi sebagai
sumber tenaga. Catu daya sebagai sumber tenaga dapat berasal dari baterai, accu, solar
cell dan adaptor. Komponen ini akan mencatu tegangan sesuai dengan tegangan yang
diperlukan oleh rangkaian elektronika. Power Supply atau yang disebut juga dengan catu
daya adaptor adalah perangkat elektronika yang berfungsi menurunkan dan mengubah
tegangan AC (Alternating Current) menjadi tegangan DC (Dirrect Current) yang dapat di
gunakan sebagai sumber tenaga pada peralatan elektronika (Aditriawan, 2018).

Gambar 3.9 Power Supply


Sumber: Aditriawan, 2018

Power supplay merupakan alat yang mengubah aliran listrik dari arus bolak – balik (AC)
menjadi arus searah (DC) yang bervoltase rendah. Dalam penelitian, alat ini digunakan
untuk memberikan supplay berupa tegangan atau arus pada rangkaian. Power supplay
diperoleh dari tegangan AC dari jala – jala arus bolak balik diturunkan oleh transformator
kemudian disearahkan oleh rangkaian penyearah, selanjutnya disaring oleh filter agar
diperoleh tegangan DC yang hampir rata. Namun masih diperlukan penstabil tegangan
karena tegangan yang dihasilkan dari filter masih berubah – ubah (Prabowo, 2010).

j. Project Board
Project board merupakan papan proyek yang difungsikan sebuah sirkuit elektronika
sebagai dasar konstruksi dan prototype suatu rangkain elektronika. Project board atau sering
disebut bread board, banyak digunakan dalam merangkai komponen karena penggunaan
yang menancapkan ke papan projek dan tidak perlu melalui tahap penyolderan. Sehingga
dapat digunakan kembali dengan mengganti kabel yang berbeda jika terdapat kesalahan
atau kerusakan pada kebel yang tertancap pada project board. Project board memiliki lima
klip pengunci pada setiap setengah barisnya, ini berlaku pada semua jenis dan ukuran
project board. Dengan begitu, kita hanya dapat menghubungkan lima komponen pada satu
bagian atau setengah dari satu baris pada project board. Pada project board juga terdapat
angka dan huruf, ini berfungsi untuk memudahkan penelitian dalam merangkai perangkat
prototype yang dibuat. Sirkuit rangkaian yang dibuat mungkin saja rumit dan cukup kompleks
dan bisa saja akan terjadi sebuah kesalahan pada rangkaian yang bisa berpengaruh pada
kerusakan komponen. Untuk itu dengan memahami fungsi dan cara kerja project board akan
meminimalisir kesalahan dalam rangkaian komponen elektronik (Wicaksono, 2018).
Gambar 3.10 Project Board
Sumber: Nusyirwan dan Alfarizi, 2019

Breadboard adalah merupakan papan ujicoba rangkaian elektronika yang pada umumnya
dipergunakan oleh pemula yang ingin mencoba. Papan dengan konstruksi berlubang sesuai
untuk menancapkan komponen tanpa di hubungkan secara permananen. Komponen yang
telah dipergunakan pada satu rangkaian dapat dipergunakan kembali setelah dipergunakan
sebalumnya (Nusyirwan dan Alfarizi ,2019).

k. LCD
Cara kerja rangkaian LCD dimulai pada saat RS (Register Select) mendapat sinyal dari
A0 (Lacth Address) dan R/W aktif high (LCD membaca data dari ADC) .Kemudian E
(Enable) mendapatkan sinyal P2.6 ,sinyal RD dan WR dari mikrokontroler .Sedangkan R/W
aktif low (LCD menulis data) .Sehingga data dapat ditampilkan melalui display LCD
merupakan sebuah alat yang berfungsi untuk menampilkan suatu ukuran besaran atau
angka, sehingga dapat dilihat dan ketahui melalui tampilan layar kristalnya. Dimana
penggunaan LCD dalam logger suhu ini menggunakan LCD dengan 16x2 karakter (2 baris
16 karakter). LCD 16x2 memiliki 16 nomor pin, dimana masingmasing pin memiliki tanda
simbol dan juga fungsi-fungsinya. LCD 16x2 ini beroperasi pada power supply +5V, tetapi
juga dapat beroperasi pada power supply +3V (Budiyanto, 2012).

Gambar 3.11 LCD


Sumber: Simbar dan Alfi, 2017

LCD (Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampil yang menggunakan kristal
cair sebagai penampil utama. Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu
sistem dengan menggunakan mikrokontroler. LCD (Liquid Crystal Display) dapat berfungsi
untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu
pada aplikasi mikrokontroler. Pada praktek proyek ini, LCD yang digunakan adalah LCD
16x2 yang artinya lebar display 2 baris 16 kolom dengan 16 Pin konektor (Simbar dan Alfi,
2017).

l. 7 Segment
SSD (tampilan tujuh segmen) adalah bentuk elektronik perangkat tampilan untuk
menampilkan angka desimal. Tujuh elemen layar dapat menyala dalam kombinasi yang
berbeda untuk mewakili angka .Mereka banyak digunakan dalam jam digital, elektronik
meter, kalkulator dasar, dan perangkat elektronik lainnya yang ditampilkan informasi
numerik. Gabungan anoda jika dihubungkan dengan tegangan positif dari kaki a, b dan c
dihubungkan dengan negatif maka akan terbentuk angka 7. Untuk mendapatkan bentuk
angka-angka yang lain tinggal cara kita menghubungkan katoda LED yang sesuai. BCD to
Seven Segment Decoder adalah untuk mengubah bilangan biner (kode 8421) kedalam
desimal yang dibentuk oleh Seven Segment LED. Inputnya ada 4 yang masing-masing
adalah A, B, C, D sedangkan outputnya ada 7 yakni a, b, c, d, e, f, g. IC yang berfungsi
sebagai BCD to Seven Segment decoder diantaranya tipe 7447 dan 7446 (Karimah, 2015).

Gambar 3.12 Seven Segment


Sumber: Anggreni dkk., 2014

Seven Segment adalah suatu segmentsegment yang digunakan menampilkan angka


ataupun huruf. Seven segment ini tersusun atas 7 segment LED yang disusun membentuk
angka 8. Setiap segmen ini terdiri dari beberapa LED. Seven Segment merupakan gabungan
dari tujuh buah LED yang dirangkaikan membentuk suatu tampilan angka ataupun huruf.
Seven segment terdiri dari dua jenis konfigurasi yaitu katoda bersama atau common katoda
dan anoda bersama atau common anoda. Prinsip kerja seven segment ialah input biner
pada switch dikonversikan masuk kedalam decoder, baru kemudian decoder mengkonversi
bilangan biner tersebut menjadi desimal yang nantinya akan ditampilkan pada seven
segment (Anggreni dkk., 2014).

m. Kabel Jumper
Kabel jumper adalah kabel yang digunakan sebagai penghubung antar komponen yang
digunakan dalama membuat perangkat prototype. Kabel jumper bisa dihubungkan ke
controller seperti raspberry pi melalui bread board. Kabel jumper akan ditancapkan pada pin
GPIO di raspberry pi. Sesuai kebutuhannya kabel jumper bisa di gunakan dalam bermacam-
macam versi, contohnya seperti versi male to female, male to male dan female to female.
Karakteristik dari kabel jumper ini memiliki panjang antara 10 sampai 20 cm. Jenis kabel
jumper ini jenis kabel serabut yang bentuk housingnya bulat. Dalam merancang sebuah
desain rangkain elektronik, maka dibutuhkan sebuah kabel yang digunakan untuk
menghubungkannya. Kabel jumper ini sangat wajib ada dalam penelitian ini (Wicaksono,
2018).

Gambar 3.13 Kabel Segment


Sumber: Wicaksono, 2018

Kabel jumper adalah kabel yang di pergunakan untuk menghubungkan satu komponen
dengan komponen lain ataupun menghubungkan jalur rangkaian yang terputus pada
breadboard. Jumper ini umumnya berukuran kecil, merupakan konduktor eksternal, terbuat
dari logam yang terbungkus plastik, yang bisa dilepas (dicabut) dan dipasang pada pin-pin
tertentu yang ada pada motherboard. Jumper tersebut berfungsi untuk mengubungkan dua
buah sirkuit (pada PCB) yang pada kondisi aslinya sengaja tidak dihubungkan jalurnya
(Nusyirwan dan Ilham ,2019).

n. IC (Integrated Circuit)
IC (Integrated Circuit) adalah komponen elektronik yang terbuat dari bahan
semikonduktor, dimana IC merupakan gabungan dari komponen seperti resistor, kapasitor,
dioda dan transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah rangkaian berbentuk chip.
Setelah melalui proses pabrikasi yang kompleks akhirnya IC digunakan dalam rangkaian
dalam bentuk yang terbungkus rapi dan mudah untuk digunakan .Berdasarkan struktur dari
gerbang-gerbang yang terdapat didalamnya, IC (Integrated Circuit) terdiri dari IC DDL
(Dioda-Dioda Logic), IC TTL (Transistor-Transistor Logic), IC RTL (Resistor-Transistor
Logic), dan IC CMOS (Complementary Metal Oxide Semiconductor). Dengan cara ini
rangkaian yang sangat rumit dapat dibuat pada ruangan yang sangat kecil. Ada dua
komponen utama rangkaian terpadu yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS
(Complementary Metal Oxide Semiconductor). Kedua komponen rangkaian terpadu ini
meliputi IC digital (Kurniawan, 2010).

Gambar 3.14 Intergrated Circuit


Sumber: Kurniawan, 2010

Integrated Circuit (IC) adalah sirkuit terintegrasi atau yang biasa juga disebut sebagai IC
merupakan komponen elektronika yang terbuat dari kumpulan puluhan, ratusan, hingga
ribuan transistor, resistor, dioda dan komponen elektronika lainnya , sedangkan penulis
berikutnya menjelaskan bahwa Integrated Circuit (IC) adalah suatu Komponen elektronika
yang dibuat dari bahan semikonduktor dan merupakan pengembangan dari Transistor.
Berdasarkan bentuk besaran input, cara proses dan besaran outputnya IC dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu IC linear (analog), contoh: IC regulator, Operational
amplifier, dan IC digital. Contoh AND, OR, INVERTER, NAND, NOR, EXOR, EXNOR, dan
decoder BCD to seven segmen. Kaki IC pada IC digital, merupakan titik elektronis yang
berupa kawat penghantar yang bisa dijadikan masukan atau keluaran, dan dapat
merepresentasikan salah satu dari dua keadaan logika, yaitu logika '0' (nol, rendah)
(Maulana dan Rachmat, 2017).

o. Mikrokontroller AT Mega 16
Mikrokontroler adalah sebuah komponen elektronika yang akan dapat bekerja setelah
diprogram. Ada dasarnya mikrokontroller bekerja seperti layaknya prosessor pada sebuah
komputer, hanya saja bentuknya lebih compact dan fungsinya lebih terbatas karena memang
biasanya mikrokontroller hanya digunakan pada minimum system. Mikrokontroller
ATMEGA32 merupakan salah satu dari keluarga AVR keluaran Atmel yang memiliki clock
kerja yang tinggi sampai 16 MHz. ukuran flash memorinya cukup besar, kapasitas SRAM
sebesar 2 KiloByte, 32 buah port I/O yang sangat memadai untuk berinteraksi dengan LCD
dan keypad (Kurniawan, 2010).
Gambar 3.15 Mikrokontroler
Sumber: Kurniawan, 2010

Mikrokontroler berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronika dan pada umumnya


dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri dari CPU, memori
I/O, dan unit pendukung seperti analog-to-digital-converter (ACD) yang sudah terintergrasi
didalamnya. Agar mikrokontroler dapat digunakan dibutuhkan perangkat eksternal yang
disebut sistem minimum. Mikrokontroler berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronika
dan pada umumnya dapat menyimpan program didalamnya. Mikrokontroler umumnya terdiri
dari CPU, memori I/O, dan unit pendukng seperti analog-to-digital-converter (ACD) yang
sudah terintergrasi didalamnya (Maulana dan Rachmat, 2017).

3.2 Sebut dan jelaskan penerapan sistem instrument/ pengukuran lingkungan/automatisasi


sesuai bidang studi!
Instrumentasi memiliki tiga fungsi dasar, yaitu penunjukan (indicating), pencatatan
(recording), dan pengendalian (control). Instrumentasi pengujian kuantitas listrik dan
elektronika umumnya berfungsi untuk penunjukan dan pencatatan, sedangkan yang
digunakan pada proses industri kebanyakan ditujukan untuk fungsi pengendalian/kontrol.
Sistem instrumentasi dapat diaplikasikan pada turbin arus pasang surut laut untuk mengukur
dan memantau parameter kinerja turbin. Sistem turbin tersebut bekerja secara terus-
menerus di lokasi operasi yang tidak selalu dapat terjangkau oleh operator turbin. Oleh
karena itu diperlukan perangkat pendukung operasi sistem turbin berupa sistem
instrumentasi. Sistem instrumentasi tersebut digunakan agar kinerja turbin arus pasang surut
laut yang dipasang di suatu tempat dapat dipantau dari jarak jauh secara kontinu dan real
time. Sehingga gejala kegagalan atau kerusakan yang mungkin terjadi pada turbin dapat
diantisipasi secara cepat (Nugroho dan Dwiyoga ,2014).
Perancangan KPI untuk model pengukuran kinerja ini dilakukan dalam beberapa
langkah. Pertama adalah identifikasi model rantai pasok perusahaan. Kedua adalah
pemetaan rantai pasokan dengan menggunakan model green SCOR. Untuk mengetahui
korelasi antara stakeholder dengan atribut kinerja yang terdapat pada model green SCOR,
dilakukan identifikasi green objective. Setelah semua objective untuk masing-masing
stakeholder sudah diketahui, dilakukan proses perancangan KPI. Terakhir uji validasi
dilakukan melalui wawancara dengan stakeholder di perusahaan untuk mengetahui KPI
mana saja yang dapat digunakan untuk pengukuran kerja di perusahaan Tahap kedua dari
penelitian ini adalah pengukuran kinerja green supply chain berdasarkan KPI terpilih. Metode
AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk penentuan tingkat kepentingan dan software
expert choice versi 11 untuk pengolahan data pembobotan berdasarkan tingkat kepentingan.
Hasil yang diperoleh berupa nilai kinerja green supply chain berdasarkan bobot semua
aspek yang terkait di dalam model green SCOR. Selanjutnya nilai ini dianalisis dan
dibandingkan dengan target perusahaan terkait kinerja green supply chain mereka (Natalia
dan Robertus, 2015).
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Instrumentasi merupakan salah satu bidang ilmu yang diperlukan dalam berbagai aspek
kehidupan modern yang sebagain sangat besar dalam aktifitasnya melibatkan penggunaan
instrumen (peralatan). Instrumen yang dimaksud adalah perangkat untuk pengukruan
(measurement) dan perangkat untuk pengendalian sebuah proses (control system). Bidang
keahlian Instrumentasi yang merupakan bidang multidisiplin memerlukan pengetahuan
komprehensif yang meliputi aspek dasar sain (khususnya Fisika) dan aplikasinya dalam
sebuah perangkat (instrumen). Instrumentasimemiliki tiga fungsi dasar, yaitu penunjukan
(indicating), pencatatan (recording), dan pengendalian (control). Signal conditioning adalah
proses memodifikasi sinyal, mengubah karakteristiknya, menambah atau menguranginya
sehingga menjadi sinyal yang dibutuhkan untuk aplikasi. Signal conditioning ini bekerja
dengan masukan dan keluaran analog. Pengkondisi sinyal bisa juga melakukan penapisan
sinyal (pemfilteran), seperti BPF (Band Pass Filter) , HPF (High Pass Filter) dan LPF (Low
Pass Filter).
Sensor merupakan alat untuk mendeteksi hasil dari suatu proses. Di dalam sebuah
sistem kontrol terdapat bermacam-macam sensor dengan aplikasinya yang bermacam-
macam sesuai dengan kebutuhan. Sensor thermal (panas), sensor mekanis dan sensor
optik. (cahaya). Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperatur/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi ruang tertentu.
Contohnya, bimetal, thermistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo dioda, photo
multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, dan hygrometer sensor suhu atau temperature
merupakan salah satu sensor yang paling banyak digunakan dalam sistem kontrol. Di dalam
pengenalan alat ini juga praktikan dapat mengetahui berbagai macam alat yang dapat
digunakan dalam membuat suatu ranglkaian listrik .

4.2 Saran
Saran untuk praktikum kali ini yaitu dikarenakan masa pandemi yang sedang melanda
maka praktikum ini dilaksanakan secara daring .Hal ini membuat kita agak sulit untuk
memahami percobaan yang dilakukan dikarenakan kita tidak melakukan praktikum secara
langsung. Semoga praktikum kedepannya akan lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anggreni,NLP ,I Wayan S ,dan Nyoman W .2014 .Bel Cerdas Cermat menggunakan Remote
Control Wireless Berbasis Mikrokontroler AT89S52 .Buletin Fisika 15(2):3.
Arianto,NP .2015 .Multitester Elektronik Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8 .Skripsi .Teknik
Elektro, Fakultas Teknik ,Universitas Negeri Semarang.
Aditriawarman,M .2018 .Perancangan Pengontrolan dan Monitoring Pemanas Air
menggunakan Sensor Suhu dan Water Level Berbasis Programmable Logic Controller
(PLC) Schneider TM221CE6R dan Human Machine Unterface (HMI). Skripsi .Teknik
Elektro ,Departemen Teknologi Industri ,Universitas Diponegoro Semarang.
Budiyanto,S .2012 . Sistem Logger Suhu dengan menggunakan Komuikasi Gelombang
Radio. Jurnal Teknologi Elektro 3(1):22-23.
Basri,IY ,dan Dedy I .2018 .Komponen Elektornika .Sukabina Press ,Padang.
Baskoro,H .2014 .Perancangan dan Uji Alat Pengendali Tekanan menggunakan Proses
Kontinyu Berbasis ATMEL AT89S51 dengan Pemrograman Visual Basic
6.0 .Skripsi .Teknik Kimia ,Fakultas Teknik ,Universitas Diponegoro.
Cahyono,BE , Irna DU , Novia PL ,dan Nur Shabrina Oktaviany .2019 .Karakterisasi Sensor
LDR dan Aplikasinya pada Alat Ukur Tingkat Kekeruhan Air Berbasis Arduino
UNO .Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 7(2):180.
Dinata,I ,dan Waliri S .2015 .Implementasi Wireless Monitoring Energi Listrik Berbasis Web
Database .Jurnal Nasional Teknik Elektro 4(1):86.
Effendrik,P ,Gatot aj ,dan Hari S .Karakterisasi .2014. Thermocouple dengan menggunakan
Perangkat Lunak Matlab-Simulink .Jurnal ELTEK 12(1):134.
Isyanto,H ,dan Dedy H . .Monitoring Sistem Refrigerasi pada Cold Storage Berbasis
Scada .Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi. Jakarta ,1-2 November.
Indriani,A ,Johan ,Yovan W ,dan Hendra .2014 .Pemanfaatan Sensor Suhu LM 35 Berbasis
Microcontroller Atmega 8535 pada Sistem Pengontrolan Temperatur Air Laut Skala Kecil
.Jurnal Rekayasa Mesin 5(2):185.
Kalsum,U .2016 .Pengukuran Laju Temperatur Pemanas Listrik Berbasis Lm-35 dan Sistem
Akuisisi Data ADC-0804. Jurnal Saintifik 2(2):115-116.
Krisnandi,D .2011 .Perancangan dan Analisa Output Rangkaian Signal Conditioning Analog
Melalui Mikrokontroler Atmega8535 untuk Stasiun Cuaca .Jurnal Informatika ,Ssistem
Kendali ,dan Komputer 5(1):2.
Karimah,SN .2015 .Pengembangan Alat Praktikum Seven Segment dengan Mikrokontroler
pada Mata Kuliah Elektronika Dasar II .Skripsi .Fisika ,Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan ,Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Kalsum,TU ,dan Rosdiana .2011 .Alat Penghapus Whiteboard Otomatis menggunakan Motor
Stepper .Jurnal Media Informa 7(1):47-48.
Kurniawan,A .2010 .Rancangan Bangun Perangkat Sistem Pengujian IC
Digital .Skripsi .Teknik Elektro ,Fakultas Teknik ,Universitas Indonesia .
Maulana,E ,dan Rachmat AP .2017 .Pemanfaatan Layanan SMS Telepon Seluler Berbasis
Mikrokontroler Atmega328p sebagai Sistem Kontrol Lampu Rumah .Jurnal Teknik
Komputer 3(1):1-2.
Nusyirwan,D ,dan Alfarizi .2019 .Fun Book Rak Buku Otomatis Berbasis Arduino dan
Bluetooth pada Perpustakaan untuk Meningkatkan Kualitas Siswa .Jurnal Ilmiah
Pendidikan Teknik Kejuruan 12(2):100-101. https://doi.org/10.20961/jiptek.v12i2.31140.
Natalia C ,dan Robertus A .2015 .Penerapan Model Green SCOR untuk Pengukuran Kinerja
Green Supply Chain .Jurnal Metris 16: 99.
Nusyirwan,D ,dan Ilham H .2019 .Proses Desain Rekayasa pada Perancangan Purwarupa
Absensi Siswa menggunakan RFID Guba Meningkatkan Efektifitas di Sekolah Menuju
Revolusi Industri 4.0 .Jurnal Pengabdian Masyarakat Ipteks 5(1):77.
Nuryanto,Lilik Eko .2017 .Penerapan dari OP-AMP (Operational Amplifier) .Orbith 13(1):43.
Nugroho ,H ,dan Dwiyoga N .2014 .Instrumentasi Pemantauan Jarak Jauh untuk Mengukur
Kinerja Turbin Arus Pasang Surut Laut .Jurnal Kelautan Nasional 9(1):48.
Pratomo,A .2011 .Sistem Peringatan Dini Bahaya Kebocoran Tabung Gas .Skripsi .Teknik
Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Prabowo,E .2010 .Identifikasi Kelayakan Alat Praktek Instalasi Listrik Sub Alat Ukur
Avometer untuk Mendukung Tujuan Kurikulum di SMKN 5 Semarang .Skripsi .Teknik
Elektro ,Fakultas Teknik ,Universitas Negeri Semarang.
Permata,E .2015 .Prototipe Rele Proteksi Overhating pada Motor 1 Phasa Berbasis
Mikrontroler AT89C51 .Setrum 4(2):45.
Purwanto. 2019 .Pengembangan Training Kits Mata Kuliah Praktik Instrument dan
Elektronika Medis di Prodi Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY .Tesis .Program
Pascasarjana Pendidikan Teknologi dan Kejuruan ,Universitas Negeri Yogyakarta .
Riadi,S .2014 .Sistem Pengukuran Suhu Minyak Goreng Berbasis Termokopel Tipe
K .Skripsi .Fisika, Fakultas Sains dan Tekologi ,Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Seran R ,Hardiyanto ,Nikmatul H ,dan Hendro .2015 .Sensor Galvanic Skin Response (GSR)
Berbasis Arduino Uno sebagai Pendeteksi Tingkat Stres Manusia .Prosiding
SKF .Bandung ,16-17 Desember.
Sokop,SJ ,Dringhuzen JM ,dan Sherwin RUAS .2016 .Trainer Periferal Antarmuka Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno .E-Journal Teknik Elektro dan Komputer 5(3):18.
Sudana,IM .2010 .Alat ukur Kadar Air dalam Tanah (Soil Tester) Berbasis Mikrokontroler
AT89C51. Jurnal Teknik Elektro 2(1):68.
Simbar,RSV ,dan Alfi S .2017 .Prototype Sistem Monitoring Temperatur menggunakan
Arduino Uno R3 dengan Komunikasi Wireless .Jurnal Teknologi Elektro 8(1):81-82.
Sofyan,M ,Andjar P ,dan Syaigudin .2016 .Alat Kalibrasi Suhu dengan Thermocouple
dilengkapi Thermohygrometer .Skripsi .Teknik Elektromedik ,Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Surabaya.
Setyaningsih,E ,Dhidik P ,dan Suryono .2017 .Penggunaan Sensor Photodioda sebagai
Sistem Deteksi Api pada Wahana Terbang Vertical Take-Off Landing (VTOL) .Jurnal
Teknik Elektro 9(2):55.
Suahrdi,D .2014 .Prototipe Controller Lampu Penerangan LED (Light Emitting Diode)
Independent Bertenaga Surya .Jurnal Gamma 10(1):117.
Tsauqi,AK ,Murtheza HE ,Ivander M ,Venas MH ,Annisa T ,Fadhilah C ,Titin Y ,Putriana
T ,dan Irzaman .2016 .Saklar Otomatis Berbasis Light Dependent Resistor (LDR) pada
Mikrokontroler Arduino Uno .E-Journal Seminar Nasional Fisika
5:3 .DOI:10.21009.0305020105.
Wicaksono,BP .2018 .Internet of Things Pengusir Hama Burung Pemakan Padi dengan
Kendali Raspberry PI .Skripsi .Teknik Informatika ,Fakultas Teknik ,Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Wibawa,IMS ,dan I Ketut P .2018 .Perancangan dan Pembuatan Lux Meter Digital Berbasis
Sensor Cahaya EL7900 .Jurnal Ilmiah Ilmu Komputer 11(1):45-46.
Wendri,N ,I Wayan S ,KN Suarbawa ,dan Ni Made Y .2012 .Alat Pencatat Temperatur
Otomatis menggunakan Termokopel Berbasis Mikrokontroler AT89S51 .Buletin Fisika
13(1):33.
Widyantoro,H .2013 .Media Pembelajaran Sensor dan Transduser pada Program Studi
Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Semarang .Teknik Elektro ,Fakultas
Teknik ,Universitas negeri Semarang .
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai