Manajemen Keuangan & Akuntansi RS

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Nama : Muhammad Horman Latuconsina

NPM : 216080161
LEMBAR JAWABAN Kelas/Semester : 34B / 2
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP Matakuliah
: Manajemen Keuangan dan
TAHUN AKADEMIK 2021/2022 Akuntansi RS
dr. Susy Himawati, MARS
Dr. Dra. Eka Yoshida Syofian Syukri,
PROGRAM STUDI Nama Dosen Apt. MM. MARS
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT Nurhayati, SE., MARS

Tanggal Ujian : 23 April 2022

Jawaban.
1.
Cara membedakan harga barang pada nilai persediaan:
• FIFO (First In First Out) à harga barang = harga beli terakhir
• LIFO (Late In First Out) à harga barang = harga beli awal
• Metode rata-rata (Average Method) à harga barang = nilai rata-rata per unit
• Metode identifikasi khusus à harga barang sesuai dengan pembeliannya

2.
HPP
= Persediaan Awal + Pembelian Bersih - Persediaan Akhir
= Rp. 1.000.000 + Rp. 69.870.000.- Rp. 2.543.000
= Rp. 68.327.000

Laba Kotor
= Penjualan Bersih - HPP
= Rp. 84.042.210- Rp. 68.327.000
= Rp. 15.715.210

3.
a. Manajemen keuangan dan manajemen akuntansi merupakan komponen yang saling
berkaitan dan sangat penting yang harus di kelola dengan baik dalam suatu organisasi, termasuk
rumah sakit. Dimana, peran akuntansi ini dapat dijadikan sebagai alat pembantu dalam pengambilan
keputusan stakeholder rumah sakit dalam sebagai perencanaan dan pengendalian keuangan rumah
sakit. Dengan informasi akuntansi yang telah disusun secara akurat dan tepat guna dapat membantu
manajer keuangan untuk menggunakan informasi keuangan yang tercatat dengan optimal, seperti
besar kecilnya dana yang harus dialokasikan untuk keberlangsungan kegiatan rumah sakit.
b. Rumah sakit merupakan organisasi kompleks yang dalam berbagai aktivitasnya
membutuhkan penanganan serius. Aktivitas jasa rumah sakit sangat terkait dengan hal berikut:
pelayanan, keuangan, aturan, kepuasan pasien, manajemen, dan kondisi
masyarakat. Indikator efisiensi dan efektifitas dapat dipergunakan sebagai alat untuk
mengukur capaian kinerja suatu program/kegiatan. Efisiensi merupakan penilaian
tingkat ke- berhasilan proses transformasi dari masukan menjadi keluaran, sedangkan
efektivitas merupakan perwujudan kinerja, yang merupakan proses transformasi
keluaran menjadi hasil yang sesuai dengan sasaran dan tujuan suatu program/kegiatan.
Meskipun kadang kala hasil seringkali hanya berupa keluaran yang berindikasi kuat
atau dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya sasaran/tujuan. Transparan yaitu
proses perencanaan, pelaksanaan serta pertanggung-jawaban anggaran harus diketahui
semua pihak. Sedangkan akuntabel, yaitu bahwa pengelolaan keuangan haruslah dapat
dipertanggung jawabkan setiap saat. Manajemen keuangan RS harus transparan dan
akuntabel agar mencegah terjadinya KKN di lingkungan RS.
c. Manajemen keuangan rumah sakit berurusan dengan sisi bisnis perawatan kesehatan
dengan memastikan bahwa fasilitas memberikan perawatan pasien yang berkualitas dengan cara
yang bertanggung jawab secara fiskal. Pengelolaan keuangan organisasi kesehatan yang tepat
memungkinkannya meningkatkan perawatan pasien, meminimalkan risiko, melakukan investasi
yang diperlukan, dan mengeksplorasi aliran pendapatan baru. Tim manajemen keuangan
perawatan kesehatan harus memantau, memitigasi, dan mencegah risiko. Bidang perawatan
kesehatan membawa sejumlah besar risiko terkait dengan keselamatan pasien dan pengasuh yang
membuat keputusan hidup dan mati. Berinvestasi dalam penelitian medis dan peralatan medis
khusus dapat menghasilkan strategi perawatan yang lebih sukses dan hemat biaya. Kemampuan
untuk melacak dan menganalisis pengeluaran keuangan serta hasil pasien terkait dan keseluruhan
biaya perawatan dapat memberi informasi untuk melakukan investasi cerdas demi pertumbuhan
di masa depan. Data yang dikumpulkan dari pengelolaan keuangan yang tepat juga dapat
menyarankan metode alternatif untuk menghasilkan pendapatan. Berikut adalah beberapa tujuan
manajemen keuangan di RS:
• Memfasilitasi hubungan organisasi dengan pihak pembayar. Manajemen keuangan
harus bersifat responsif pada pembayar pihak ketiga dan memperlakukan pembayar pihak ketiga
sebagai customer dalam konteks ekonomi karena pihak ketiga merupakan pihak pembayar
tagihan. Pada saat yang bersamaan, manajemen keuangan harus memperhatikan pasien sebagai
customer dalam konteks pelayanan karena pasien memiliki pengaruh terhadap pembayar pihak-
ketiga, dan dalam beberapa kasus, bertanggung jawab secara parsial atas tagihan.
• Memonitor potensi kerugian keuangan atas kealpaan pola pelayanan. Secara tidak
sadar, proses pelayanan yang kurang di RS dapat menyebabkan terjadinya pengeluaran RS
secara berlebihan. Manajemen keuangan RS harus memastikan, melalui proses kajian
penggunaan, bahwa pola pelayanan dokter konsisten, tidak hanya sesuai dengan kebutuhan
pasien tetapi juga sesuai dengan kesepakatan tentang layanan yang akan dibayar oleh pasien
dan pihak ketiga (asuransi).
• Melindungi status pajak organisasi. Organisasi RS yang for-profit mencari jalan
untuk mengurangi tanggungan pajaknya, dan organisasi RS yang non-profit mencari jalan
untuk melindungi status pajak mereka dari upaya negara untuk
mencari sumber pendapatan baru. Karena itu, manajemen keuangan harus paham
betul tentang peraturan perpajakan yang ada.

4.
Cash Flow adalah salah satu aktivitas dari suatu proses sitem informasi akutansi yang
dipergunakan dalam rangka menjalankan fungsi – fungsi manajemen terutama dalam fungsi
pengendalian. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk ke Rumah Sakit dan jenis
pemasukan tersebut. Selain itu cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta
jenis pembiayaannya. Rumah sakit harus mampu mengelola pembiayaan Kesehatan yang
diperoleh. Pembiayaan Kesehatan yang baik ditandai dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi dnegan adil, termanfaatkan secara berhasil dan berdayaguna untuk menjamin
terselenggaranya pembangunan Kesehatan, dalam hal keberlangsungan rumah sakit. Segala
bentuk aktivitas keuangan Rumah Sakit tentunya bertujuan agar Rumah Sakit dapat
berkembang dan bertumbuh secara pelayanan dan secara keuangan(Growth), meningkatkan
asset dengan meningkatkan jenis pelayanan dan fasilitas juga bermuara akhirnya pada
pertumbuhan keuntungan rumah sakit. Rumah sakit sejatinya adalah organisasi non-profit.
Akan tetapi dengan adanya kebutuhan pelayanan Kesehatan dan perkembangan industry
rumah sakit, tentunya rumah sakit sekarang ini menjadi organisasi yang bergerak di bidang
pelayanan akan tetapi tetap mempertimbangkan profit. Profit yang didapatkan rumah sakit
tentunya juga bukan tujuan utama, yang terutama tetap adalah keselamatan pasien.
Sedangkan profit yang dimaksud diperlukan untuk keberlangsungan rumah sakit dan
organisasi di dalamnya dengan memperhatikan cash flow rumah sakit, mengamankan cash
flow rumah sakit, maka diharapkan rumah sakit dapat terus bertumbuh, berkembang dan tidak
bangkrut. Mengingat cash flow memiliki peran penting dalam hal :
• Memberikan informasi menyeluruh arus kas yang terjadi.
• Sebagai acuan dalam menyusun strategi keuangan rumah sakit di periode berjalan dan
selanjutnya.
• Sebagai evaluasi rumah sakit karena menggambarkan efisiensi kas rumah sakit selama
setahun kebelakang, untuk efisiensi kas di tahun berikutnya.
• Siklus keuangan bisnis akan menjadi lebih terukur dan membuat keuangan rumah sakit
semakin akuntable
• Memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai rumah sakit

5.
a. Neraca
• Struktur laporan neraca : teridiri dari dari aset lancar, aset jangka panjang,
kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas.
• Periode penyusunan neraca : Dalam penyusunan neraca hal-hal yang perlu disiapkan
adalah menentukan tanggal dan periode pelaporan, mengidentifikasi aset pada tanggal tersebut,
mengidentifikasi kewajiban yaitu kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar, menghitung
ekuitas pemegang saham, menambahkan total
liabilitas ke total saham pemegang saham dan bandingkan dengan aset, membaca
neraca dan langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil.
• Manfaat Neraca :
- Berguna sebagai alat untuk analisis perubahan kondisi keuangan suatu
perusahaan secara berkala dari tahun ke tahun.
- Berguna sebagai alat untuk analisis likuiditas suatu entitas bisnis sehingga
diketahui kemampuan suatu perusahaan untuk melakukan kewajibannya dengan harta likuid.
- Berguna sebagai alat untuk analisis kemampuan suatu perusahaan dalam
melunasi utang jangka pendek sebelum jatuh tempo
• Klasifikasi Akun dalam Neraca :
- Aktiva lancar : Aktiva lancar adalah aset yang umur kegunaannya untuk
jangka pendek. Proses pencairan aktiva lancar ini kurang dari atau maksimal 1 tahun.
Beberapa yang termasuk di dalam aktiva lancar adalah ; Kas, piutang, perlengkapan,
persediaan dan biaya bayar dimuka.
- Aktiva tetap : Aktiva tetap adalah aset yang umur kegunaannya untuk
digunakan dalam jangka waktu yang panjang, lebih dari setahun. Aset ini umumnya
digunakan untuk kepentingan operasioanl perusahaan. Beberapa yang termasuk didalam
aktiva tetap adalah ; Tanah, gedung, mesin dan peralatan.
- Hutang lancar : adalah tunjangan yang seringkali dilakukan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhannya dikarenakan ketentuan bisnis atau yang mendadak juga
memungkinkan tidak adanya kerugian yang dialami, baik perusahaan dalam keadaan stabil
maupun kekurangan modal.
- Hutang jangka panjang : Utang jangka panjang adalah setiap utang yang
periode pembayarannya relatif lama. Beberapa yang termasuk utang jangka panjang
diantaranya; hutang obligasi, hutang hipotek dan lain lain.
- Penyertaan Modal : Penyertaan Modal adalah penanaman dana Bank dalam
bentuk saham pada perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, termasuk penanaman
dalam bentuk surat utang konversi wajib atau surat investasi konversi wajib atau jenis
transaksi tertentu yang berakibat Bank memiiki atau akan memiliki saham pada perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan
b. Laporan Laba Rugi
• Struktur Laporan Laba rugi : pendapatan (revenue) → beban (expenses)
→keuntungan(profit) →kerugian (loss)
• Periode Laporan laba rugi : Laporan laba rugi harus dibuat setiap akhir bulan
maupun akhir tahun sekali atau berdasarkan interval yang disetujui berbagai pihak, hal ini
dikarenakan ada fungsi-fungsi khusus yang diharapkan muncul darinya jika dilakukan
perhitungan secara berkala dan sesuai jadwal.
• Manfaat laporan laba rugi :
- Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
- Sebagai alat yang dapat mengukur kinerja perusahaan
- Sebagai alat untuk menimbang ketepatan strategi yang dijalankan perusahaan
- Sebagai dasar untuk memprediksi kinerja perusahaan
- Membantu melakukan penilaian arus kas perusahaan di masa mendatang
- Dapat mengetahui perkembangan perusahaan periode berikutnya
- Sebagai dasar untuk mengambil keputusan guna meningkatkan pencapaian
perusahaan
• Klasifikasi akun dalam laba rugi :
- Golongan Penjualan/Pendapatan (Income)
- Golongan HPP (Cost of Goods Sold)
- Golongan Beban Operasional (Operating Expense)
- Golongan Pendapatan Non Operasional (Other Income)
- Golongan Beban Non Operational (Other Expenses)
c. Arus Kas & Posisi Perubahan Modal
Arus kas merupakan satu kesatuan yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas
kerja operasional keuangan baik untuk perencanaan atau pelaksanaan audit maupun
investasi baru sebagai salah satu tonggak berjalannya aktivitas operasional keuangan
d. Pemahaman Konsep Penyusutan Aktiva Tetap
Aktiva atau biasa disebut asset merupakan harta yang menjadi sumber
ekonomi perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Menurut
Standar Akuntansi Keuangan, dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat
besar, seperti lahan sebagai tempat berproduksi, bangunan rumah sakit, mesin dan
peralatan sebagai alat untuk berproduksi dan lain-lain. Contoh aktiva tetap :

- Barang bergerak : mesin, kendaraan, dan sebagainya


- Barang tidak bergerak : Lahan, bangunan, dan sebagainya
Inventarisasi aset adalah kegiatan mencatat dan mendata ulang daftar aset yang
dimiliki perusahaan secara sistematis, tertib, dan teratur yang akan menghasilkan data
aset dengan mendokumentasikannya baik itu aset berwujud maupun aset tidak
berwujud untuk mendukung proses pengendalian dan pengawasan aset, serta
mendukung efektivitas dan efisiensi dalam berjalannya operasional perusahaan.
Aktiva lancar adalah aktiva dengan likuidasi mudah, seperti uang kas dan
piutang jangka pendek. Sedangkan aktiva tetap adalah aktiva yang likuidasinya sulit
dan biasanya digunakan bertahun-tahun, seperti bangunan, mesin, dan kendaraan.
Aktiva-aktiva tetap seperti di atas akan mengalami penurunan kualitas, entah karena
usia atau terlalu sering dipakai. Kondisi inilah yang disebut dengan penyusutan aktiva
tetap. Di dunia akuntansi, penyusutan aktiva tetap wajib dihitung untuk memastikan
nilai riil aset perusahaan. Nilai aktiva tetap biasanya akan mengalami penyusutan atau
depresiasi, karena perusahaan menggunakannya secara berkala dalam waktu yang
lama. Beberapa contoh aset tetap yang nilainya menyusut adalah gedung, mesin, dan
peralatan kantor. Namun, ada juga aset tetap yang nilainya tidak menyusut dan justru
meningkat, misalnya seperti tanah. Secara singkat, penyusutan atau depresiasi adalah
alokasi harga perolehan dari suatu aset tetap yang diakibatkan oleh penurunan nilai
dari aset tersebut.
Faktor yang mempengaruhi biaya penysutan:
a. Harga perolehan (acquisition cost)
Harga perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya
penyusutan. Harga perolehan menjadi dasar penghitungan seberapa besar
depresiasi aktiva tetap yang harus dialokasikan per periode akuntansi. Harga ini
diperoleh dari sejumlah uang yang dikeluarkan dalam memperoleh aktiva tetap
hingga siap digunakan.
b. Nilai residu (salvage value)
Taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat
penarikan atau penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada, ada
kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual
pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu
saja ini tidak dianjurkan, alangkah baiknya jika aktiva dapat di daur ulang.
c. Umur ekonomis aktiva (economical life time)
Sebagian besar aktiva memiliki dua jenis umur, yaitu umur fisik dan juga umur
fungsional. Umur fisik dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva
dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih
dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya). Sementara
itu, umur fungsional biasanya dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam
penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila
aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara
fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih
memiliki umur fungsional. Dapat saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat
perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada
aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk.
Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman. Kondisi ini biasanya
terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif seperti furniture, hiasan dinding,
dan lain sebagainya. Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan
perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.
Metode Penyusutan Aktiva Tetap Menurut PSAK Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) adalah panduan standar keuangan dan akuntansi yang disetujui
oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IKI). Agar persepsi nilai residu aktiva tidak berbeda-
beda tiap perusahaan, Anda perlu mematuhi metode penyusutan aktiva tetap sesuai
standar tersebut. Selengkapnya tentang golongan penyusutan aktiva tetap menurut
PSAK adalah sebagai berikut:
a. Penyusutan garis lurus
Metode penyusutan aktiva tetap yang pertama adalah metode penyusutan garis
lurus (straight-line method). Jika Anda menggunakan metode ini untuk
menghitung penyusutan, maka Anda wajib menentukan estimasi nilai residu
aktiva di akhir tahun pemakaian. Rumusnya adalah sebagai berikut: Biaya
Penyusutan = (Biaya Perolehan Aset - Nilai Residu) / Umur Ekonomis.
Dalam metode penyusutan garis lurus, beban penyusutan untuk tiap tahun nilainya
sama besar dan masing-masing tidak dipengaruhi dengan hasil atau output
yang diproduksi. Metode ini lebih menekankan pada aspek waktu daripada aspek
kegunaan. Metode penyusutan garis lurus banyak digunakan dalam perusahaan-
perusahaan karena pengaplikasiannya lebih mudah. Kelebihan dari metode garis
lurus adalah lebih mudah digunakan dan diaplikasikan dalam akuntansi serta
lebih mudah dalam menentukan tarif penyusutannya. Meskipun memiliki
kelebihan, namun metode ini juga memiliki kekurangan antara lain beban
pemeliharaan dan perbaikan dianggap sama untuk setiap periodenya. Manfaat
ekonomis aktiva setiap tahunnya sama, beban penyusutan yang diakui tidak
mencerminkan upaya yang digunakan dalam menghasilkan pendapatan, laba yang
dihasilkan setiap tahun tidak menggambarkan tingkat pengembalian yang
sesungguhnya dari umur kegunaan aktiva.
b. Penyusutan saldo menurun ganda
Metode penyusutan aktiva tetap yang kedua adalah penyusutan saldo menurun
ganda. Dibandingkan metode garis lurus, metode saldo menurun ganda lebih hati-
hati dalam menentukan estimasi, karena nominal penyusutannya sengaja
dinaikkan 2 kali lipat. Rumusnya yaitu: Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan
Aset X (Persentase Depresiasi Ganda).
Metode penyusutan saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva atau aset
tetap yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dan dihitung dari harga
buku pada tahun yang bersangkutan. Besarnya persentase penyusutan adalah dua
kali persentase atau tarif penyusutan metode garis lurus. Untuk penghitungannya,
metode ini dilakukan dengan cara mengalikan persentase atau tarif tertentu
dengan nilai buku suatu aktiva. Nilai buku pada setiap akhir tahun grafiknya
menurun sehingga menimbulkan beban penurunan pada beban penyusutan.
Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya bila dibandingkan
dengan metode penyusutan garis lurus, namun kekurangannya adalah lebih rumit
dan sulit diaplikasikan dalam akuntansi karena banyaknya variabel perhitungan
yang harus dilibatkan.
c. Penyusutan saldo menurun tunggal
Meski terkesan hati-hati, metode penyusutan aktiva tetap saldo menurun
berganda sering tidak sesuai ekspektasi. Oleh karena itu sebagai pertimbangan
kedua, Anda juga bisa menggunakan metode penyusutan saldo menurun, dengan
rumus: Biaya Penyusutan = Biaya Perolehan Aset X (Persentase Depresiasi
Tunggal)
Dalam metode penyusutan ini, besarnya penyusutan aktiva tetap semakin
menurun tiap tahunnya, dan hampir sama dengan metode penyusutan saldo
menurun. Tetapi dalam metode ini, penyusutannya dipercepat berdasarkan
pertimbangan biaya maintenance atau perawatan, serta perbaikan aktiva tetap
yang semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap
itu sendiri. Kelebihan dari metode ini adalah lebih hemat dari segi biaya, namun
sayangnya ada aturan pajak yang membatasi penggunaan metode penyusutan
jumlah angka tahun. Dalam pelaporan pajak, metode ini tidak bisa digunakan,
sehingga jarang sekali ada perusahaan yang menggunakan metode penyusutan
jumlah angka tahun dalam aplikasinya.
d. Penyusutan jumlah angka tahun
Metode penyusutan aktiva tetap berikutnya yang dapat Anda gunakan adalah
metode jumlah angka tahun. Adapun rumus metode penyusutan jumlah angka
tahun yaitu: Biaya Penyusutan = [Umur Ekonomis X (Biaya Perolehan Aset -
Nilai Residu)] / Jumlah Angka Tahun.
e. Penyusutan satuan hasil produksi
Metode penyusutan aktiva tetap yang terakhir adalah berdasarkan satuan hasil
produksi. Dengan menggunakan cara ini, Anda bisa mengetahui nilai depresiasi
aktiva berdasarkan berapa banyak produk dibuatnya. Rumus metode penyusutan
berdasarkan satuan hasil produksi yaitu: Biaya Penyusutan = (Jumlah Produksi /
Total Produksi Usia Ekonomis) X (Biaya Perolehan - Nilai Residu)
Dalam metode ini beban penyusutan diperlakukan sebagai beban variabel sesuai
dengan unit produksi yang dihasilkan tiap periode akuntansi, bukan beban tetap
seperti dalam metode penyusutan garis lurus (Straight Line Method). Kelemahan dari
metode ini adalah ketika kapasitas produktif dari perusahaan menjadi berkurang
karena adanya pesaing baru yang mungkin lebih efisien dan efektif, sehingga cepat
atau lambat perusahaan dipaksa untuk mengakui kelemahan dari kapasitas
produksinya. Selain itu metode jumlah unit produksi mengakui beban penyusutan
berdasarkan unit produksi, sehingga beban penyusutan yang diakui menjadi kecil
pada saat produksi yang dihasilkan sedikit, yang selanjutnya akan menyebabkan
overstatement terhadap laba yang dilaporkan oleh perusahaan.

6.
Kode akun akuntansi atau Chart of Account atau CoA adalah sebuah daftar dari akun-
akun perusahaan yang digunakan untuk mengidentifikasi ataupun memperlancar proses
pencatatan transaksi, baik itu pemasukan maupun pengeluaran. Nantinya seluruh pencatatan
transaksi tersebut akan direkap ke dalam Jurnal Umum. Setiap perusahaan bisa mengatur
bagan akunnya sendiri sesuai dengan yang diinginkan.
Dengan adanya Chart of Account sebuah perusahaan dapat mengatur atau mengubah sendiri
alur dan tatanan bagan akunting (sistem akuntansi perusahaan). Bagan Akun selalu ditandai
dengan simbol numerik sebagai penanda ada perbedaan di setiap jenisnya. Umumnya, fungsi
metode pembuatan Chart of Account atau CoA adalah untuk menampilkan laporan keuangan,
mulai dari neraca, hingga laporan laba rugi. Kemudian, bisa dilanjutkan dengan akun-akun
lainnya, seperti modal (ekuitas), biaya atau pengeluaran dan kewajiban atau hutang.
Setiap akun atau bagan di dalam Chart of Account memiliki kode khusus. Kode-kode ini
harus ditetapkan sejak awal agar akuntan tidak melakukan kesalahan pencatatan. Kode ini
dapat berupa huruf (alfabet), angka (numerik), atau gabungan antara huruf dan angka
(alfanumerik). Tujuannya adalah untuk membedakan jenis akun yang akan dimasukkan ke
dalam CoA.
Syarat pembuatan atau hal-hal yang diperhatikan dalam pembuatan kode akun:
a. Nomer harus unik (artinya setiap nomer hanya digunakan untuk satu akun perkiraan saja).
b. Akun dimasukkan kedalam kelompok atau sub kelompok. Contohnya: Kas, Piutang dan
peralatan dimasukkan kedalam aktiva lancer
c. Akun yang berkaitan hendaknya disusun secara berurutan. Contohnya: Piutang dagang
dengan piutang lain-lain
d. Penomoran diusahakan tidak terlalu ketat, alasan akan mempermudah jika terjadi
penambahan sejumlah akun baru. Contohnya: kelompok beban diberi nomor 600.605 beban
angkutan, 610 beban lainnya. Jika terjadi penambahan dapat disisipkan Antara 605-610
e. Nama Akun rekening sebaiknya singkat dan jelas. Contohnya: Beban perjalanan Dinas
lebih baik daripada beban perjalanan ke luar kota bagi direksi
Klasifikasi akun :
1. Akun neraca
- Hutang à nomor akun 2
- Modal à nomor akun 3
- Asset à nomor akun 1
2. Akun laporan laba rugi
- Beban operasi à nomor akun 5
- Pendapatan lain-lain à nomor akun 4
- Pendapatan penjualan à nomor akun 4
- Pendapatan & expense lainnya à nomor akun 4 atau 5
Bagan akun:
Dalam hal penggunaan system komputerisasi akunting, maka struktur dari chart of account
adalah:
1. Kode sub – sub account
2. Kode perkiraan pembukuan
- Digit pertama menunjukkan klasifikasi utama laporan keuangan, yaitu untuk kewajibanm
untuk asset, dan sebagainya
- Digit kedua atau menunjukkan subklasifikasi,
- Digit ketiga menunjukkan akun spesifik
Contoh :
1 = asset
11 = asset lancar
111 = kas (salah satu asset lancar)
Kode ini dapat berupa huruf (alfabet), angka (numerik), atau gabungan antara huruf dan
angka (alfanumerik). Tujuannya adalah untuk membedakan jenis akun yang akan dimasukkan
ke dalam CoA.
• Numerik
Kode numerik biasanya diurutkan mulai dari angka terkecil untuk satu akun umum. Makin
besar angka yang digunakan biasanya menandakan akun tersebut makin khusus. Misalnya:
0001 kode akun Kas Besar
0002 kode akun Kas Kecil
0003 kode akun Piutang Dagang
• Alfabet
Kode akun alfabet atau huruf yang digunakan biasanya berupa singkatan agar lebih
mudah dipahami dan dihafalkan oleh akuntan di perusahaan tersebut. Meski demikian,
penggunaan alfabet secara khusus jarang digunakan karena kurang fleksibel. Biasanya
digunakan untuk nama perusahaan, supplier, daerah, dan lainnya. Contoh:
KSB adalah Kas Besar
KKC adalah Kas Kecil
PD adalah Piutang Dagang
• Kombinasi numerik & alfabet
Huruf yang dipakai biasanya merupakan singkatan dari nama akun dan angka yang
dipakai untuk membedakan antar akun bernama sama, tetapi berbeda sub. Contoh:
KAS 001 Kas Besar Umum
KAS 002 Kas Besar Khusus
PD 001 Piutang Dagang Lunas
PD 002 Piutang Dagang Tertunggak
• Desimal
Hampir serupa dengan sistem numerik, sistem desimal menerapkan adanya pembatas
antar angka, seperti titik. Tujuannya untuk mempermudah dalam pembacaan dan
pemilihan kode akun secara cepat. Contoh:
1.1/1.1.1 - Aktiva Tetap
2.1/2.1.1 - Aktiva Lancar
3.1/3.1.1 – Utang
4.1/4.1.1 - Modal Pemilik

Anda mungkin juga menyukai