Laporan Anc Fisiologi Edited

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN PRAKTIK

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA IBU HAMIL


FISIOLOGI TRIMESTER III PADA Ny . P DENGAN KASUS
SERING KENCING DI PUSKESMAS WILANGAN
KABUPATEN NGANJUK

Oleh :

ATIK DWI YULISTINA


NIM : 202006090144

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2021

i
PERSETUJUAN

Laporan praktik dengan judul A


꜠ SUHAN KEBIDANAN HOLISTIK PADA

IBU HAMIL PATOLOGI TRIMESTER III PADA Ny. P DENGAN KASUS

SERING KENCING” di Puskesmas Wilangan Kabupaten Nganjuk telah

disetujui oleh pembimbing penyusunan Asuhan pada :

Hari / tanggal :

Nganjuk , Maret 2021

Mahasiswa

Atik dwi yulistina

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Huda Rohmawati,SST,M.Keb

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,


hidayah serta petunjuk dalam menyelesaikan penyusunan Laporan Asuhan
Kebidanan Holistik yang berjudul “ ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK
PADA IBU HAMIL PATOLOGI TRIMESTER III PADA Ny. P DENGAN
KASUS SERING KENCING” DI Puskesmas Pakel Kabupaten
Tulungagungyang Prodi Profesi Kebidanan Stikes Karya Husada Kediri.
Penyusunan Laporan Asuhan Kebidanan Holistik ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dihaturkan terima kasih tiada
terhingga kepada :
1. Ita Eko Suparni, SsiT.,M.Keb selaku ketua STIKES Karya Husada Kediri.
2. Dwi Ertiana, SST.,S.Keb.Bd selaku pembimbing praktek
3. Semua dosen dan staf Program Studi Profesi Kebidanan STIKES Karya
Husada Kediri yang telah memberi kesempatan kepada mahasiswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar.
4. Terimakasih kepada seluruh keluarga terkhusus bapak dan ibu yang sudah
memberikan dukungan, selalu mendoakan dan selalu memberikan yang
terbaik, terimakasih kepada teman teman semua yang sudah banyak
membantu dalam penyusunan laporan ini
5. Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan askeb ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penyusun menharapkan saran dan masukan dari
pihak yang membaca. Semoga Alloh SWT memberikan balasan atas segala
amal yang telah diberikan dan semoga bermanfaat bagi diri kami sendiri
maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Tulungagung , 18 Desember 2019


Mahasiswa

Fitakhul Kholidah

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 3
1.3 Tujuan...................................................................................................... 3
1.4 Manfaat.................................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan........................................................................ 5
2.2 Konsep Dasar Sering Kencing Pada Kehamilan..................................... 40
2.3 Kajian jurnal penelitian........................................................................... 43
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Data Subyektif......................................................................................... 45
3.2 Data Obyektif.......................................................................................... 50
3.3 Analisa .................................................................................................... 54
3.4 Intervensi ................................................................................................ 54
3.5 Implementasi........................................................................................... 55
3.6 Evaluasi .................................................................................................. 57
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan............................................................................................. 58
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 60
5.2 Saran........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam kehidupan

seorang wanita pada umumnya. Kehamilan juga dapat di artikan saat terjadi

gangguan dan perubahan identitas serta peran baru bagi setiap anggota

keluarga. Pada awalnya ketika wanita hamil untuk pertama kalinya terdapat

periode syok, menyangkal, kebingungan, serta tidak terima apa yang terjadi.

Oleh karena itu berbagai dukungan dan bantuan sangat penting di butuhkan

bagi seorang ibu untuk mendukung selama kehamilannya (Prawiroharjo,

2009).

Sampai saat ini masalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang

perlu mendapatkan perhatian yang prioritas, khususnya bagi ibu hamil.

Sebenarnya masa kehamilan ini merupakan masalah fisiologis dan dapat

berjalan dengan normal, tetapi masa kehamilan juga merupakan masa yang

dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya karena terdapat risiko

inspeksi yang lebih tinggi selama proses kehamilan, dan sebaiknya untuk

melakukan pemeriksaan kehamilan dimulai sejak ibu merasa atau mengetahui

dirinya hamil. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dan

berhubungan erat dengan kepatuhan dan ketaatan ibu untuk melakukan

kunjungan pemeriksaan kehamilan diantaranya pengetahuan dan sikap yang

baik serta yang mendukung untuk melakukan kunjungan pemeriksaan

kehamilan (prawirohardjo, 2009).

1
2

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sendiri masih sangat tinggi

jika di bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Survey

Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 jumlah AKI di

Indonesia sebanyak 305/100.000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga, 2016).

Kematian Ibu maternal paling banyak adalah sewaktu bersalin sebesar

(49,5%), kematian waktu hamil (26%) pada waktu nifas (24%) (Kementrian

Kesehatan RI, 2012). Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun

2015 di Indonesia sebanyak 22,23/1000 KH (Direktorat Kesehatan Keluarga,

2016). Kematian neonatal paling banyak asfiksia (51%), BBLR (42,9%), SC

(18,9%), prematur (33,3%), kelainan kongenital (2,8%) dan sepsi (12%)

(Riskerdas,2015).

Data provinsi Jawa Timur sendiri untuk tiga tahun terakhir

cenderung menurun. Hal ini bisa di pahami mengingat selama ini sudah

dilakukan dukungan beberapa program dari provinsi ke kabupaten/kota

berupa beberapa fasilitas yang baik dari segi manajemen program KIA

maupun pencatatan maupun pelaporan, peningkatan ketrampilan dari petugas

di lapangan sendiri serta melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan

program KIA. Menurut MDGs tahun 2015 target untuk AKI sebesar

102/100.000 kelahiran hidup. Dan angka ini mengalami penurunan di

bandingkan pada tahun 2014 yang telah mencapai 93,52% per 100.000

kelahiran hidup, untuk penyebab kematian tertinggi pada ibu tahun 2015

adalah eklamsia yaitu sebesar 162 (31%) sedangkan penyebab terkecilnya

adalah infeksi sebesar 34 (6%). Sedangkan untuk masalah yang terkait


3

3 dengan KIA, bahwa AKB stagnan di angka 25,3/1000 KH (Dinkes Provinsi

Jawa Timur, 2015)

Oleh karena itu, sebagai tenaga kesehatan yang dinilai paling dekat dengan

wanita bidan diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dengan baik.

Tujuannya ialah untuk menekan angka kematian ibu dan menaikkan derajat

kesehatan masyarakat indonesia khususnya pada perempuan. Selain itu,

setelah melakukan pelayanan kesehatan diharapkan bidan mampu melakukan

dokumentasi kebidanan.

Dokumentasi kebidanan adalah pencatatan asuhan kebidanan yang telah

dilakukan bidan kepada pasien. Pencatatan tersebut sangat diperlukan untuk

kelanjutan asuhan yang akan diberikan selanjutnya dan sebagai bukti fisik

riwayat kesehatan pasien.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamill fisiologis

dengan sering kencing di Puskesmas Pakel Kabupaten Tulungagung ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu memberikan pelayanan

asuhan kebidanan pada ibu hamil

1.3.2 Tujuan Khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

1. Melakukan pengkajian asuhan kehamilan pada ibu hamil


4

2. Mengidentifikasi diagnosa yang dihadapi klien

3. Mengantisipasi masalah potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Menentukan rencana asuhan

6. Mengimplementasi asuhan

7. Mengevalusi asuhan yang telah di berikan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi penulis

Penulis mampu menambah pengetahuan dan ketrampilan cara merawat

dan mengatasi masalah yang timbul pada ibu hamil

1.4.2 Bagi profesi

Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi dalam upaya

meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan asuhan kebidanan

pada ibu hamil

1.4.3 Bagi klinik

Dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berupa pemberian

informasi serta ketrampilan yang tepat dan adekuat dalam asuhan

kebidanan, khusunya pada ibu hamil

1.4.4 Bagi institusi pendidikan

Dapat menambah wacana bagi pembaca di perpustakaan dan informasi

mengenai asuhan kebidanan pada ibu hamil


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN

2.1.1 Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,

lamanya hamil normal adalah 280 hari ( 40 minggu atau 9 bulan 7

hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan menjadi 3

triwulan pertama dimulai sampai 3 bulan, triwulan ke 2 dari bulan ke

4 sampai ke 6, triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan

(Pudiastuti, 2011 : 1).

2.1.2 Proses Kehamilan

Menurut Sulistyawati, Ari (2011 : 35-37), proses kehamilan

meliputi:

2.1.2.1 Konsepsi

Konsepsi yaitu pertemuan antara ovum matang dan

sperma sehat yang memungkinkan terjadinya kehamilan.

2.1.2.2 Fertilisasi

Fertilisasi yaitu kelanjutan dari proses konsepsi terjadi

penyatuan sperma dan ovum, sampai dengan terjadi perubahan

fisik dan kimiawi ovum sperma hingga menjadi buah

kehamilan.

5
6

2.1.2.3 Implantasi (nidasi)

Implantasi atau Nidasi yaitu masuknya atau tertanamnya

hasil konsepsi kedalam endometrium.

2.1.3 Mendiagnosa Kehamilan

2.1.3.1 Tanda tidak pasti hamil

Tanda – Tanda Kehamilan

Tanda tanda kehamilan menurut Ina Kuswanti, 2014:100-103

yaitu :

2.1.3.2 Tanda - tanda presumptive ( dugaan hamil )

1) Aminorea ( tidak dapat haid )

Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil

tidak dapat haid lagi.Penting diketahui tanggal hari

pertama haid terakhir, supaya dapat ditentukan tuanya

kehamilan dan hari perkiraan lahirnya.

2) Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan

hingga akhir triwulan pertama, dan sering terjadi pada

pagi hari.Dalam batas – batas tertentu keadaan ini masih

fisiologis.Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan

gangguan kesehatan dan disebut hyperemesis gravidarum.

3) Mengidam

Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan

tetapi menghilang dengan semakin tuanya kehamilan.


7

4) Tidak tahan suatu bau – bauan

5) Pingsan

Sering dijumpai bila berada di tempat – tempat yang

ramai.Sebaiknya tidak perlu pergi ke tempat – tempat

ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan dan hilang

sesudah kehamilan 16 minggu.

6) Tidak ada selera makan

Biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama tetapi setelah

itu nafsu makan akan timbul lagi.

7) Lelah

8) Payudara membesar , tegang dan sedikit nyeri, yang

disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang

merangsang duktus alveoli payudara. Kelenjar

mongomery terlihat lebih membesar.

9) Sering kencing karena kandung kemih tertekan oleh rahim

yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada triwulan

kedua kehamilan karena uterus yang membesar keluar dari

rongga panggul.pada akhir kehamilan, gejala ini kembali

karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.

10) Konstipasi/obstipasi karena tonus otot – otot usus

menurun oleh hormone steroid.

11) Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid

plasenta, dijumpai di muka (cloasma gravidarum), areola

payudara, leher dan dinding perut.


8

12) Epulis

Merupakan suatu hipertrofy papilla ginggivae.Sefing

terjadi pada triwulan pertama kehamilan., yang pemekaran

vena – vena varises dapat terjadi pada kaki biasanya

dijumpai pada triwulan terakhir. Biasanya didapat pada

daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki, dan betis.

Pada kehamilan multigravida kadang – kadang varises

ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, yang kemudia

timbul pada triwulan pertama.

13) Betis, dan vulva

2.1.3.3 Tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

Terjadi pembesaran abdomen secara progesif dari

kehamilan 7 sampai 28 minggu. Pada minggu 16 – 22,

pertumbuhan terjadi secara cepat dimana uterus keluar

panggul dan mengisi rongga abdomen.

2) Uterus membesar

Terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan konsistensi

dari rahim

3) Tanda hegar

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah

ithsmus uteri sedemikian lunaknya, sehingga kalau kita

letakkan 2 jari dalam forniks posterior dan tangan 1nya

pada dinding perut atas sympisis, maka isthmus ini tidak


9

teraba seolah – olah corpus uteri sama sekali terpisah dari

cerviks.

4) Tanda Chadwick

Vulva dan vagina tanpak lebih merah, agak kebiru biruan (

livide ) yang disebabkan oleh adanya hipervaskularisasi.

Warna porsio juga tampak livide.Hal ini disebabkan oleh

adanya pengaruh hormone estrogen.

5) Tanda piscaseck

Uterus membesar kesalah satu jurusan hingga menonjol

jelas kejurusan pembesaran uterus.

6) Kontraksi – kontraksi uterus bila dirangsang ( Braxton

hicks )

Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Saat palpasi

atau pemeriksaan dalam, uterus yang awalnya lunak akan

menjadi keras karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk

uterus dalam masa kehamilan.

7) Teraba ballotment

Pada kehamilan 16 – 20 minggu, dengan pemeriksaan

bimanual dapat terasa adanya benda yang melenting dalam

uterus ( tubuh janin ).


10

2.1.3.4 Tanda pasti kehamilan

Menurut indrayani , 2011 : 143 tanda pasti kehamilan yaitu :

1) Mendengar denyut jantung

Denyut jantung janin (DJJ) dapat di deteksi dengan

fetoskop dengan doptone. Pada awal kehamilan, denyut

jantung janin dapat diidentifikasi dengan menggunakan

transvaginal ultrasound pada kehamilan 6 minggu.

Sedangkan dengan USG transabominal dapat di deteksi

mulai usia kehamilan 8 minggu. Denyut jantung janin juga

terdengar pada usia kehamilan 10-12 minggu dengan

menggunakan daptone sedangkan apabila menggunakan

pinard’s fetal stethoscope baru dapat terdengar mulai usia

kehamilan 20 – 24 minggu.

2) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa mulai

usia jehamilan 20-24 minggu, sedangkan bagian – bagian

janin dapat di palpasi mulai usia kehamikan 24 minggu.

3) Tanda Braxton-hiks

Bila uterus di rangsang mudah berkontraksi. Tanda ini

khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus

yang membesar tetapi tidak ada kehamilan misalnya pada

mioma uterui, maka tanmda ini tidak di temukan ( romauli

suryati,2011 : 97)
11

2.1.4 Perubahan fisiologi ibu hamil

Menurut Kuswanti, Ina (2014:90) perubahan fisiologi pada ibu

hamil trimester III yaitu :

2.1.4.1 Uterus

Isthmus lebih nyata menjadi bagian dari korpus uteri dan

berkembangan menjadi segmen bawah rahim.kontraksi otot-

otot bagian atas uterus menjadi segmen bawah rahim lebih

lebar dan tipis, tampak batas yang nyata antara bagian atas

yang lebih tebal segmen bawah yang lebih tipis.

2.1.4.2 Sistem perkemihan

Keluhan sering timbul lagi pada akhir masa kehamilan,

kepala janin mulai turun kepintu atas tanggul dan kandung

kemih mulai tertekan kembali.

2.1.4.3 Sistem musculoskeletal

Otot rektus abdominalis deapat memisah yang

menyebabkan isi perut menonjol digaris tengah. Akibat

peningkatan hormone estrogen dan progesterone, terjadi

relaksasi dari jaringan ikat, kartilago dan ligament dalam tubuh

yang menyebabkan peningkatan mobilitas dari sambungan

atau otot terutama otot pada pelvic.

2.1.4.4 Sistem kardiovaskuler

Aliran darah meningkat lebih cepat seiring dengan

pembesaran uterus, akibatnya lebih banyak oksigen yang

diambil dari darah uterus selama masa kehamilan lanjut.


12

Tekanan arteri maternal, kontraksi uterus dan posisi maternal

mempengaruhi aliran darah.

2.1.4.5 Sistem Integument

Jaringan elastis kulit mudah pecah, menyebabkan striae

gravidarum livid atau alba, areola mamae, papila mamae, linea

nigra, cloasma akibat perubahan keseimbangan hormon.

Setelah persalinan hiperpigmentasi ini akan hilang (Romauli,

2011: 75).

2.1.4.6 Metabolisme

Dengan adanya kehamilan, metabolisme mengalami

perubahan yang mendasar, dimana perubahan nutrisi makin

tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan

ASI (Kuswanti, Ina,2014: 87).

2.1.4.7 Sistem Pernapasan

Keluhan sering sesak nafas dan nafas pendek disebabkan

oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran

rahim.Kapasitas vital paru meningkat sedikitselama hamil

(Kuswanti, 2014: 87).

2.1.5 Perubahan Psikologi Wanita Hamil

Menurut Sulistyawati Ari, (2009:76-77) beberapa perubahan

psikologi pada wanitahamilTrimester III ( periode penantian dengan

penuh kewaspadaan )

2.1.5.1 Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh,

dan tidak menarik.


13

2.1.5.2 Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat

waktu

2.1.5.3 Takut akan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,

khawatir akam keselamatannya.

2.1.5.4 Khawatir bayi akan dilajirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatiran.

2.1.5.5 Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya.

2.1.5.6 Merasa kehilangan perhatian

2.1.5.7 Perasaan mudah terluka dan sensitive

2.1.5.8 Libido menurun

2.1.6 Kebutuhan Fisik Ibu Hamil

2.1.6.1 Oksigen

Posisi miring kiri dianjurkan untuk meningkatkan perfusi

uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan

pada vena asenden (hipotensi supine) (Kusmiyati, 2009: 99)

2.1.6.2 Nutrisi Ibu Hamil

Menurut Kusmiyati (2009 : 99-100), gizi pada waktu

hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori per hari.

Nutrisi dibagi sebagai berikut :

1) Kalori

Di Indonesia, kebutuhan kalori untuk orang hamil dan

menyusui masing-masing adalah 2300 dan 2800 Kkal.

Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Bila kurang

energi akan diambil dari pembakaran protein yang


14

mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Zat pembangun dan

zat pengatur bisa didapat dari lauk pauk, sayuran dan

buah-buahan berwarna (Kusmiyati, 2009: 99-100).

2) Protein

Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal

adalah 0,9 gram/KgBB/hari tetapi selama kehamilan

dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein

yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging,

susu, telur, keju dan ikan karena mereka mengandung

komposisi asam amino yang lengkap (Kusmiyati, 2009:

100)

3) Mineral

Menurut (Kusmiyati, 2009: 100), pada prinsipnya

semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan

sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu.

Hanya besi yang tidak bisa terpenuhi dengan makanan

sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada pertengah kedua

kehamilan kira-kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi

kebutuhan ini dibutuhkan suplemen besi 30 mg sebagai

ferosusper hari dan pada kehamilan kembar atau pada

wanita sedikit anemik dibutuhkan 60-100 mg/hari.

Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum

susu. Satu liter susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram

kalsium. Bila ibu tidak dapat minum susu, suplemen


15

kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram per hari.

(Kusmiyati, 2009: 100).

4) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan

sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstra

vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah

kecacatan pada bayi (Kusmiyati, 2009: 100)

Dimulai dengan meberikan satu tablet sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam

Folat 500 µg, minimal masing-masing 90 tablet. Tablet

besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi,

karena akan mengganggu penyerapan (Saifuddin, Abdul

Bari. 2009: 91)

2.1.6.3 Imunisasi

Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang

merupakan salah satu faktor resiko kematian ibu dan kematian

bayi, maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid

(TT) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil.

Imunisasi untuk pencegahan penyakit tetanus dilakukan

melalui tahapan-tahapan tertentu sesuai dengan kelompok

umur.Imunisasi DPT diberikan pada bayi umur 2-11 bulan

sebanyak 3 kali dengan interval waktu minimal 4

minggu.Selanjutnya imunisasi DT diberikan pada anak umur


16

6-7 tahun (kelas 1 SD) sebanyak 1 kali sebagai imunisasi

ulang.Imunisasi TT pada anak diberikan kepada anak sekolah

kelas 2 dan 3 SD masing-masing diberikan sebanyak 1

kali.Terakhir imunisasi TT diberikan pada WUS, ibu hamil

dan calon pengantin (Depkes RI, 2009).

Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada

WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis.Dosis keempat

diberikan 1 tahun setelah dosis ketiga, dan dosis kelima

diberikan 1 tahun setelah dosis keempat.Imunisasi TT dapat

diberikan selama kehamilan, bahkan pada periode trimester

pertama.

Penentuan status imunisasi WUS dibedakan kelahiran

WUS pada tahun 1979 sampai dengan tahun 1993 dan WUS

yang lahir setelah tahun 1993, dimana tahun 1979 adalah tahun

dimulainya program imunisasi dasar lengkap dan tahun 1993

adalah tahun dimulainya Bulan Imunisasi Anak Sekolah.

Untuk WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan

tahun 1993 dan ingat jika pada saat sekolah SD dilakukan

imunisasi, maka status imunisasinya :

1) TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD

2) TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD

3) TT III adalah waktu imunisasi calon pengantin (calon

pengantin)

4) TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil dan


17

5) TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

WUS yang lahir pada tahun 1979 sampai dengan

tahun 1993 namun tidak ingat pada waktu sekolah SD

dilakukan imunisasi, maka status imunisasinya :

1) TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;

2) TT II adalah satu bulan setelah TT I;

3) TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil;

dan

4) TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak

mempunyai KMS Balita dan kartu TT di SD, maka status

imunisasinya :

1) TT I adalah waktu imunisasi caten pertama;

2) TT II adalah satu bulan setelah TT I;

3) TT III adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil;

dan

4) TT IV adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993 yang tidak

mempunyai KMS Balita namun mempunyai kartu TT di SD,

maka status imunisasinya :

1) TT I adalah waktu imunisasi di klas I SD;

2) TT II adalah waktu imunisasi di klas II SD;

3) TT III adalah waktu imunisasi caten yang pertama;


18

4) TT IV adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil;

dan

5) TT V adalah waktu imunisasi kedua pada saat hamil.

WUS yang lahir yang lahir setelah tahun 1993,

mempunyai KMS Balita dan mempunyai kartu TT di SD,

maka status imunisasinya :

1) TT I sampai dengan TT IV dapat dilihat di KMS dan kartu

TT

2) TT V adalah waktu imunisasi pertama pada saat hamil.

Dengan mengetahui status imunisasi TT bagi wanita usia

subur diharapkan dapat membantu program imunisasi dalam

penurunan kasus penyakit tetanus khususnya bagi bayi yang

baru lahir (http://dinkes.kulonprogokab.go.id).

2.1.6.4 Personal Higiene

Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan

sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk

mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri,

terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah

genetalia) dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena

seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil dapat

mengakibatkan perburukan hygiene mulut dan dapat

menimbulkan karies gigi (Kusmiyati, 2009: 101).


19

2.1.6.5 Pakaian selama hamil

Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta

bahan yang mudah menyerap keringat. Ada dua hal yang harus

diperhatikan dan dihindari yaitu: 1) sabuk dan stoking yang

terlalu ketat, karena akan mengganggu aliran balik (2) sepatu

dengan hak tinggi, akan menambah lordosis sehingga sakit

pinggang akan bertambah.

Payudara perlu ditopang dengan BH yang memadai untuk

mengurangi rasa tidak enak karena pembesaran dan

kecenderingan menjadi pendulans (Kusmiyati, 2009: 101)

2.1.6.6 Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air

kemih. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak

minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan

kosong.

2.1.6.7 Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat

sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari

menjelang kelahiran. Koitus tidak diperbolehkan bila: terdapat

perdarahan pervaginam, terdapat riwayat abortus berulang,


20

abortus/partus prematurus imminens, ketuban pecah, serviks

telah membuka (Kusmiyati, 2009 : 102).

2.1.6.8 Perawatan Payudara

Ibu hamil harus merawat payudaranya karena berguna

untuk menjaga bentuk payudaranya dan juga akan

memperlancar pengeluaran air susu ibu (ASI). Hal yang harus

diperhatikan adalah memakai bra yang dapat menyokong

payudara dan jangan terlalu ketat, hindari membersihkan

puting susu dengan sabun mandi karena akan menyebabkan

iritasi, bersihkan puting susu dengan minyak kelapa atau baby

oil lalu bilas dengan air hangat (Sulistyawati, 2009 :118).

2.1.6.9 Mobilisasi dan body mekanik

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan/aktivitas fisik biasa

selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan

pekerjaan seperti menyapu, mengepel, masak dan mengajar.

Semua pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kemampuan

wanita tersebut dan mempunyai cukup waktu untuk istirahat

(Kusmiyati, 2009 : 103).

Sikap tubuh yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil

menurut Kusmiyati, (2009 : 103):

1) Duduk

Tempatkan tangan di lutut dan tarik tubuh ke posisi tegak.

Atur dagu ibu dan tarik bagian atas kepala seperti ketika ibu

berdiri.
21

2) Berdiri

Berdiri dengan menegakkan bahu dan mengangkat pantat.

Tegak lurus dari telinga sampai ke tumit kaki.

3) Berjalan

Ibu hamil penting untuk tidak memakai sepatu berhak

tinggi atau tanpa hak. Hindari juga sepatu bertumit runcing

karena mudah menghilangkan keseimbangan.

4) Tidur

Sebaiknya setelah usia kehamilan 6 bulan, hindari tidur

terlentang, karena tekanan rahim pada pembuluh darah

utama dapat menyebabkan pingsan. Tidur dengan kedua

tungkai kaki lebih tinggi dari badan dapat mengurangi rasa

lelah (Kusmiyati, 2009 : 102).

5) Bangun dari berbaring

Untuk bangun dari tempat tidur, geser dulu tubuh ibu ke

tepi tempat tidur, kemudian tekuk lutut. Angkat tubuh ibu

perlahan dengan kedua tangan, putar tubuh lalu perlahan

turunkan kaki ibu. Diamlah dulu dalam posisi duduk

beberapa saat sebelum berdiri. Lakukan setiap kali ibu

bangun dari berbaring.

6) Membungkuk dan mengangkat

Terlebih dahulu menekuk lutut dan gunakan otot kaki.


22

7) Senam Hamil

Senam hamil dimulai pada umur kehamilan setelah 22

minngu. Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan

melatih otot-otot sehingga dapat berfungsi secara optimal

dalam persalinan normal dan mengimbangi perubahan titik

berat tubuh. Senam hamil ditujukan pada ibu hamil tanpa

kelainan atau tidak terdapat penyakit yang menyertai

kehamilan. Syarat senam hamil : telah dilakukan

pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter dan

bidan, latihan dilakukan setelah kehamilan 22 minggu,

dilakukan secara teratur dan disiplin serta sebaiknya latihan

dilakukan di rumah sakit atau klinik dibawah pengawasan

instruktur senam hamil (Kusmiyati, 2009 : 102).

2.1.7 Kebutuhan Psikologis Ibu Hamil

2.1.7.1 Support keluarga

Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat

berpengaruh, sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu

akan mempengaruhi keluarga (Kuswanti , Ina,2014:135).

2.1.7.2 Support dari tenaga kesehatan

Menenangkan ibu, membicarakan kembali tentang

bagaimana tanda-tanda persalinan yang sebenarnya dan

menyakinkan ibu bahwa bidan harus selalu bersama ibu untuk

membantu melahirkan bayinya (Kuswanti , Ina,2014:136).


23

2.1.7.3 Persiapan menjadi orang tua

Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena setelah

bayi lahir akan banyak perubahan peran yang terjadi, mulai

dari ibu ayah dan keluarga.persiapan menjadi orang tua dapat

dilakukan dengan banyak konsultasi dengan orang yang

mampu untuk membagi pengalamannya dan memberikan

nasehat mengenai persiapan menjadi orang tua (Kuswanti ,

Ina,2014:137).

2.1.8 Ketidaknyamanan dalam Kehamilan dan Cara Mengatasi

Menurut Husain, Farid (2014 :134-135) ada beberapa

ketidaknyamanan dalam ibu hamil dan cara mengatasi antara lain :

2.1.8.1 Sering berkemih

Sering kencing atau berkemih disebabkan karena

tertekannya kandung kemih oleh uterus yang semakin

membesar dan menyebabkan kapasitas kandung kemih

berkurang serta frekuensi berkemih meningkat.

Penangannya :

Bidan dapat menjelaskan kepada ibu bahwa sering

berkemih merupakan hal normal akibat dari perubahan terjadi

selama kehamilan, menganjurkan ibu untuk mengurangi

asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar istirahat ibu tidak

terganggu.
24

2.1.8.2 Varises

Kelemahan katup vena pada kehamilan karena tingginya

kadar hormone progesterone dan estrogen sehingga aliran

darah balik menuju jantung melemah dan vena dipaksa bekerja

lebih keras untuk mendapat memompa darah.karenanya,

varises banyak terjadi pada tungkai, vulva atau

rectum.penekanan uterus yang membesar selama kehamilan

pada vena panggul saat duduk atau berdiri dan penekanan pada

vena kava inverior saat ia berbaring dapat pencetus terjadinya

varises.

Penanganan :

Cara mengatasi varises dan kram antara lain yaitu dengan

cara melakukan exercise selama hamil dengan teratur, menjaga

sikap tubuh yang baik, tidur dengan posisi kaki yang lebih

tinggi selama 10-15 menit dan dalam keadaan miring, hindari

dengan posisi duduk dengan kaki yang menggantung, dan

gunakan stoking, serta mengonsumsi suplemen kalsium.

2.1.8.3 Wasir

Hemoroid sering terjadi pada ibu hamil dari pada ibu yang

tidak hamil.hemoroid sering didahului dengan konstipasi. Oleh

karena itu, penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan

hemoroid.pembesaran uterus menyebabkan peningkatan pada

tekanan vena rectum secara spesifik. Pengaruh hormone

progesterone dan tekanan yang disebabkan oleh uterus


25

menyebabkan vena vena pada rectum mengalami tekanan yang

lebih dari biasanya. Secara pasti ibu harus mengonsumsi

banyak makanan yang mengandung serat dan cairan dapat

mengurangi hemoroid.

Cara mengatasi :

1) Hindari memaksa mengejan saat defekasi jika tidak

merangsang untuk mengajan

2) Mansi berendam (hangatnya air tidak hanya member

kenyamanan, tetapi juga meningkatkan sirkulasi peredaran

darah)

3) Anjurkan ibu untuk memasukkan kembali hemoroid

kedalam rectum

4) Lakukan latihan pengencangan perineum dengan senam

kegel.

2.1.8.4 Sesak Nafas

Keluhan sesak nafas sering terjadi karena adanya

perubahan pada volume paru yang terjadi akibat perubahan

anatomi toraks selama kehamilan. Dengan bertambahnya usia

kehamilan, pembesaran uterus akan semakin mempengaruhi

diafragma ibu hamil, dimana diafragma terdorong keatas

sekitar 4 cm disertai pergeseran keatas tulang iga.

Cara mengatasi :

Meenganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitas yang berat

dan berlebihan , disamping itu ibu juga harus memperhatikan


26

posisi pada saat duduk dan berbaring, ibu hamil harus duduk

dengan punggung yang tegak, jika perlu disangga dengan

bantal pada bagian punggung, hindari posisi tidur terlentang

karena dapat terjadi ketidak seimbangan ventilasi pervusi

akibat tertekannya vena dan sesak nafas dapat mengakibatkan

gangguan tidur pada malam hari.

2.1.8.5 Bengkak pada kaki

Bengkak biasanya terjadi pada usia kehamilan diatas 34

minggu. Hal ini dikarenakan tekanan uterus yang semakin

meningkat dan mempengaruhi sirkulasi cairan.dengan

bertambahnya tekanan pada uterus dan tarikan gravitasi

menyebabkan retensi cairan semakin besar.

Cara mengatasi :

1) Anjurkan ibu untuk memperbaiki sikap tubuhnya, terutama

pada saat duduk dan tidur.hindari posisi duduk dengan kaki

yang menggantung karena akan meningkatkan tekanan

akibat gaya gravitasi yang akan menimbulkan bengkak.

2) Hindari memakai pakaian yang ketat dan berdiri lama,

duduk tanpa adanya sandaran.

3) Lakukan latihan ringan dan berjalan teratur untuk

memfasilitasi peningkatan sirkulasi

4) lakukan mandi hangat untuk menenangkan.


27

2.1.8.6 Kram pada Kaki

Kehamilan lebih dari 24 minggu sampai dengan 36

minggu kehamilan.keadaan ini terjadi karena adanya gangguan

aliran atau sirkulasi darah pada pembuluh darah panggul yang

disebabkan oleh tertekannya pembuluh tersebut oleh uterus

yang semakin membesar pada kehamilan lanjut.kram juga

dapat disebabkan oleh meningkatnya kadar fosfat dan

penurunan kadar kalsium.

Cara mengatasi :

1) Meminta ibu untuk meluruskan kakinya yang kram dalam

posisi berbaring kemudian menekan tumitnya atau denga

posisi berdiri dengan tumit menekan pada lantai.

2) Menyarankan ibu untuk melaksanakan latihan ringan

dengan cara memposisikan kaki lebih tinggi dari tempat

tidur sekitar 20-25 cm.

3) Menyarankan ibu hamil untuk mengonsumsi vitamin

B,C,D kalsium dan fosfor agar terdapat keseimbangan

antara kadar dalam tubuh ibu dan menghindari terjadinya

keluhan.

2.1.8.7 Gangguan tidur dan mudah lelah

Pada trimester III hamper semua wanita wanita mengalami

gangguan tidur. Cepat lelah pada kehamilan disebabkan oleh

nokturia ( sering berkemih dimalam hari), terbangun dimalam

hari dan mengganggu tidur yang nyenyak.


28

Cara mengatasi:

1) mandi air hangat

2) minum air hangat, seperti susu sebelum tidur

3) lakukan aktivitas yang tidak menimbulkan stimulus

sebelum tidur

2.1.8.8 Nyeri Perut Bawah

Nyeri perut bawah dapat disebabkan oleh muntah yang

berlebihan dan konstipasi yang dialami oleh sebagian besar ibu

dalam kehamilannya.

Cara mengatasi :

Ibu dengan tirah baring, mengubah posisi ibu agar uterus yang

mengalami torsi dapat kembali kekeadaan semula tanpa harus

diberikan manipulasi.

2.1.8.9 Striae Gravidarum

Cara mengatasi :

1. Gunakan emolien topical atau antipruritic jika ada

indikasinya.

2. Gunakan baju longgar yang dapat menopang payudara dan

abdomen (Kuswanti, Ina, 2014 : 129).

2.1.8.10 Keputihan

Peningkatan cairan serviks selama kehamilan karena

pengaruh peningkatan vaskularisasi dan hiperanemia pada

bagian serviks vagina dan perineum. Hal ini menyebabkan

terjadinya pengentalan mukosa, jaringan ikat melonggar dan


29

sel sel otot polos hipertropi.selain itu, estrogen memicu

peningkatan jumlah glikogen pada epithelium vagina yang

diproduksi oleh lactobacillus acidophilus dordellin dan

menyebabkan PH vagina menjadi asam.

Cara mengatasi :

a. Menjaga kebersihan genetalia

b. Mengganti celana dalam sesering mungkin

c. Memelihara alat reprodusi agar tetap kering setelah buang

air kecil untuk mencegah timbulnya mikroorganisme

( Husain, Farid, 2014 :90-92).

2.1.8.11 Nyeri ligamentum rotundum

Cara mengatasi :

a. Berikan penjelasan penyebab nyeri

b. Tekuk lutut kearah abdomen

c. Mandi air hangat

d. Gunakan bantalan pemanas area yang terasa sakit hanya

jika tidak terdapat kontraindikasi

e. Gunakan bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya

letakkan diantara lutut sewaktu dalam posisi berbaring

(Kuswanti, Ina, 2014)

2.1.8.12 Perut kembung

Cara mengatasi :

a. Hindari makanan yang mengandung gas

b. Mengunyah makanan yang secara sempurna


30

c. Lakukan secara teratur

d. Pertahankan buang air besar yang teratur ( Kuswanti, Ina,

2014)

2.1.8.13 Pusing

Cara mengatasi :

a. Bangun secara perlahan dari posisi istirahat

b. Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang sangat

sesak

c. Hindari berbaring dalam posisi terlentang ( Kuswanti, Ina,

2014)

2.1.8.14 Nyeri punggung

Rasa nyeri pada ibu hamil dapat dirasakan pada saat usia

kehamilan mulai dari 12 minggu dan akan meningkat pada

usia kehamilan 24 minggu sampai mnjelang persalinan. Rasa

nyeri sering dirasakan pada ibu pada malam hari, dikarenakan

oleh pengaruh aliran darah vena kearah lumbal sebagai

peralihan cairan dari intraseluler kearah ekstraseluler akibat

dari aktivitas yang dilakukan ibu. Seiring bertambahnya usia

kehamilan dan perkembangan janin yang menyebabkan

muatan didalam uterus bertambah, yang menjadikan uterus

membesar. Pembesaran uterus ini akan memaksa ligament,

otot-otot, serabut saraf dan punggung teregangkan, sehingga

beban tarikan tulang punggung kearah depan akan bertambah


31

yang menyebabkan lordosis fisiologi. Hal ini yang

menyebabkan nyeri punggung pada ibu hamil.

Cara mengatasi :

a. Dengan latihan latihan senam hamil

b. Memberitahu ibu dengan menjaga posisi tubuhnya

c. Menganjurkan ibu untuk melakukan exercise selama hamil

untuk melatih otot-otot tubuh serta membantu dalam

menyesuaikan dengan perubahan fidiologi.

d. Menganjurkan ibu untuk mengurangi aktivitasnya serta

menambah waktu istirahat jika diperlukan (Husain, Farid,

2014 :85-87).

2.1.9 Pemeriksan Kehamilan

2.1.9.1 Tes Urine Kehamilan (Tes HCG)

Tes urine dilakukan sedini mungkin saat diketahui adanya

aminore. Test urine untuk mengetahui kadar HCG yaitu suatu

hoemon yang menghasilkan embrio saat terjadinya kehamilan

yang akan meningkat dalam urine dan darah seminggu setelah

konsepsi.urine yang digunakan yaitu urine pada pagi hari

( Kuswanti, Ina,2014 :104).

2.1.9.2 Perkiraan Tinggi Fundus Uteri (TFU).

2.1.9.3 Palpasi Abdomen

Palpasi abdominal dilakukan dengan tujuan untuk

menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian bagian janin,

letak dan presentasi, kontraksi rahim, Braxton Hicks dan his.


32

2.1.9.4 Leopold I

Untuk menentuka tinggi fundus uteri , untuk menentukan

usia kehamilan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin

mana yang terletak pada fundus uteri.

Teknik pelaksanaan :

1. kedua tangan memeriksa diletakkan pada puncak fundus

uteri.

2. Tentukan fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

3. Rasakan bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).

2.1.9.5 Leopold II

Untuk mengetahui bagian janin yang ada 1 disebelah

kanan atau kiri perut ibu.

Teknik pelaksaan :

1. Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah

samapai disamping kiri dan kanan umbilicus

2. Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi

auskultasi denyut jantung janin.

3. Tentukan bagian bagian kecil janin.

2.1.9.6 Leopold III

Bertujuan untuk bagian janin yang berada di bagian bawah

uterus ibu.

Teknik pelaksanaan:

1. Pemeriksaan harus dilakukan dengan hati hati karena dapat

mengakibatkan perasaan tidak nyaman bagi pasien.


33

2. Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan

telunjuk tangan kanan.

3. Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan

ditentukan apakah sudah mengalami engagement atau

belum.

2.1.9.7 Leopold IV

Bertujuan untuk menentukan bagian janin mana yang

terletak dibawah, juga dapat menentukan berapa bagian dari

kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul.

Teknik pelaksanaan :

1. Pemeriksa mengubah posisinya menghadap kearah kiri

pasien

2. Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan

bagian terendah janin.

3. Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat

desensus janin ( Kuswanti, Ina,2014 :105-108)

2.1.9.8 Pemeriksaan Denyut Jantung Janin (DJJ)

Denyut jantung janin merupakan salah satu indikator

penentu kesejahteraan janin. Denyut jantung janin mulai

mengalami penurunan pada usia kehamilan 20 minggu dari

155 denyutan/ menit menjadi 144 denyutan/ menit hingga usia

30 minggu. Pada kehamilan aterm denyutan denyutan

memiliki jumlah rerata 140 denyutan/menit Denyut jantung

normal janin berfrekuensi antara 110-160 denyutan/menit.Jika


34

denyutan <110 disebut bradikardi dan takhikardi jika denyut

>160 denyutan/menit.Takhikardi dan bradikardi dapat

menandakan janin dalam kondisi tidak baik karena disertai

adanya penurunan atau penambahan gerakan janin (Irianti

bayu, 2014: 222-223).

2.1.9.9 Menentukan Hari Perkiraan Lahir (HPL) dan Usia Kehamilan

(UK)

Apabila usia kehamilan di bawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan di atas 24

minggu memakai pengukuran Mc. Donald yaitu dengan cara

mengukur tinggi fundus uteri memakai metlin satuan cm dari

atas simfisis ke fundus uteri kemudian dihitung untuk

menentukan taksiran berat janin (TBJ) (Elizabeth, 2013 : 89).

Cara menghitung TBJ :

Jika kepala belum masuk panggul = (TFU-12) x 155

Jika kepala sudah masuk panggul = (TFU-11) x 155

Tabel 2.1
Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan
Tinggi fundus uteri dalam cm Umur kehamilan dalam bulan

20 5
23 6
26 7
30 8
33 9
Sumber: Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran Bandung, 1983 : 164
35

Menurut Sulistyawati (2009 : 52-53), cara menentukan

HPL yaitu pertama-tama harus mengetahui HPHT. Biasanya

digunakan rumus Neagle yaitu :

HPL = HPHT + 7 hari – 3 bulan + 1 tahun

Contohnya :

20 – 4 – 2008

+7 – 3 + 1

27 – 1 – 2009

Sedangkan untuk menentukan UK yaitu dengan

menggunakan rumus, contohnya :

Tanggal periksa : 21 – 10 – 13

HPHT : 12 – 02 – 13 -

9 – 8 x 4 = 32 minggu + 4 minggu 1 hari

= 36 minggu 1 hari

8 x 2 ½ = 20 hari + 9 hari (29 hari = 4 minggu

1 hari)

Jadi UK adalah 36 minggu 1 hari.

2.1.10 Faktor Risiko Kehamilan

2.1.10.1 Definisi Faktor Risiko Kehamilan

Faktor risiko kehamilan adalah kondisi pada ibu hamil

yang dapat menyebabkan kemungkinan risiko/bahaya

terjadinya komplikasi pada persalinan yang dapat

menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan bayinya

(Rochjati, Poedji, 2011: 29).


36

2.1.10.2 Klasifikasi Faktor Risiko

Menurut Poedji Rochjati (2011: 31), kelompok faktor

risiko berdasarkan kapan ditemukan, cara pengenalan, dan

sifat risikonya, faktor risiko dikelompokkan dalam 3

kelompok FR I, II, dan III.

1) Kelompok FR I : Ada-Potensi-Gawat-Obstetri/APGO.

Ada masalah yang perlu diwaspadai dengan 10 faktor

risiko 7 terlalu dan 3 pernah.

(1) Terlalu muda hamil ≤ 16 tahun (skor 4)

(2) Terlalu lambat hamil pertama kali, kawin ≥4 tahun

(skor 4)

(3) Terlalu tua hamil pertama ≥ 35 tahun (skor 4)

(4) Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 tahun (skor 4)

(5) Terlalu lama hamil lagi ≥10 tahun (skor 4)

(6) Terlalu banyak anak, 4 atau lebih (skor 4)

(7) Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun (skor 4)

(8) Terlalu pendek ≤145 cm (skor 4)

(9) Pernah gagal kehamilan (skor 4)

(10) Pernah melahirkan dengan :

a) Tarikan tang / vakum (skor 4)

b) Uri dirogoh (skor 4)

c) Diberi infuse/transfuse (skor 4)

d) Pernah operasi sesar (skor 8)


37

2) Kelompok FR II : Ada-Gawat-Obstetri/AGO. Ada tanda

bahaya awal dengan 8 faktor risiko. Ibu AGO berisiko

terjadinya komplikasi persalianan lebih besar,

membutuhkan komunikasi informasi edukasi (KIE)

berulang kali agar peduli sepakat melakukan rujukan

terencana ke pusat rujukan.

(1) Penyakit pada ibu hamil :

a) Kurang darah (skor 4)

b) Malaria (skor 4)

c) TBC paru (skor 4)

d) Payah jantung (skor 4)

e) Diabetes (skor 4)

f) Penyakit menular seksual (skor 4)

(2) Bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi

(skor 4)

(3) Hamil kembar 2 atau lebih (skor 4)

(4) Hamil kembar air (hydramnion) (skor 4)

(5) Bayi mati dalam kandungan (skor 4)

(6) Kehamilan lebih bulan (skor 4)

(7) Letak sungsang (skor 8)

(8) Letak lintang (skor 8)

3) Kelompok FR III :

Ada-Gawat-Darurat-Obstetrik/AGDO. Ibu AGDO dalam

kondisi yang langsung dapat mengancam nyawa


38

ibu/janin dengan 2 faktor risiko, harus segera dirujuk

tepat waktu ke rumah sakit.

(1) Perdarahan dalam kehamilan ini (skor 8)

(2) Preeklamsia berat/kejang-kejang (skor 8)

Menurut buku KIA (2015 : 32) Faktor risiko juga dapat

dikelompokkan berdasarkan skor. Kelompok risiko

berdasarkan tiap kotak, ada 3 kelompok risiko

diantaranya :

(1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR), yaitu hasil jumlah

skor 2 dengan kode warna hijau. Persalinan ditolong

bidan di BPM.

(2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT), yaitu hasil jumlah

skor 6-10 dengan kode warna kuning. Persalinan

ditolong bidan atau dokter di puskesmas atau rumah

sakit.

(3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST), yaitu ibu

dengan jumalh skor ≥ 12 dengan kode warna merah,

ibu hamil dengan faktor risiko ganda. Persalinan

ditolong dokter di rumah sakit.

2.1.11 Konsep Antenatal Care

2.1.11.1 Pengertian Antenatal Care

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh

tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya,

dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang


39

ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan (SPK)

(Pudiastuti, 2011 : 167).

2.1.11.2 Tujuan Asuhan Antenatal

Menurut Ina Kuswanti, (2014: 6), tujuan asuhan

kebidanan meliputi :

1) Untuk memfasilitasi hamil yang sehat dan positif bagi ibu

maupun bayi dengan menegakkan hubungan kepercayaan

dengan ibu.

2) Mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa

selama hamil

3) Mempersiapkan kelahiran bayi

4) Memberikan pendidikan ibu hamil, suami dan keluarga

5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan dapat

memberikan ASI eksklusif

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang normal

7) Membantu ibu mengambil keputusan klinik

2.1.11.3 Jadwal Pelaksanaan ANC

Menurut Ina Kuswanti, (2014: 9), standard ANC yaitu :

Kunjungan ANC minimal 4 kali :

1) Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu)

2) Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 13-28

minggu)
40

3) Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 29-40

minggu)

2.1.11.4 Standar ANC

Pelayanan ANC menurut Kuswanti, Yuni, (2014:20-21) pada

pemeriksaan kehamilan bidan memeriksa dengan 14 T:

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan

2) Tekanan darah

3) Tinggi Fundus Uteri

4) Tetanus Toksoid (suntik TT)

5) Pemberian tablet zat besi

6) Test tahap penyakit menular seksual

7) Temu wicara/ konseling

8) Pemeriksaan HB

9) Pemeriksaan urine Protein

10) Test reduksi urine

11) Perawatan payudara

12) Pemelihara tingkat kebugaran (senam hamil)

13) Terapi yodium kapsul

14) Terapi obat malaria

2.2 Konsep Dasar Sering Kencing Pada Kehamilan

2.2.1 Kehamilan dengan sering kencing

Kehamilan tidak selalu berjalan dengan normal atau tanpa

keluhan. Setiap kehamilan mempunyai banzak resiko dan banyak


41

keluhan yang dialami oleh setiap masing- masing ibu. Misalnya,

kehamilan dengan keluhan sering kencing. Dan desakan rahim

kedepan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuhdan sering

kencing (miksi). Frekuensi miksi yang sering terjadi pada trimester

pertama akibat desakan uterus ke kandung kemih. Pada trimester

kedua umumnya keluhan ini akan berkurang, tetapi tidak menutup

kemungkinan ibu hamil masih mengalaminya. Pada akhir trimester,

gejala ini bisa timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul

dan menekan kembali kandung kemih (Walyani, 2015)

Selama hamil ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah

yang volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang

puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16 – 24 minggusampai sesaat

sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah dan ginjal berkurang

akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan normal,

aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika

berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu

wanita hamil sering merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba

untuk berbaring/ tidur. Pada akhir kehamilan, peningkatan aktivitas

ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil yang tidur miring.

Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang

membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah

yang selanjutnya akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah

jantung (Sulistyawati,2009)
42

2.2.2 Penyebab

Pada trimester kedua, kandung kemih tertarik keatas dan keluar

dari panggul sejati kearah abdomen. Uretra memanjang sampai 7,5 cm

karena kandung kemih bergeser keatas. Kogesti panggul pada masa

kehamilan di tunjukkan oleh hiperemia kandung kemih dan uretra

(Kusmiyati, 2010).

Pada akhir krhamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas

panggul sehingga sering kencing akan timbul lagi karena kandung

kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadi

hemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar. Pada

kehamilan tahap lanjut, pelvis ginjal kanan dan uretra lebih berdilatasi

dari pada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan

akibat terdapat kolon rektosigmoid di sebelah kiri. Perubahan –

perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urine

dalam volume yang besar dan juga memperlambat laju aliran urine

(Pantiawati, 2010).

2.2.3 Dampak

Keluhan sering kencing akan menzebabkan gangguan

ketidaknyamanan, ibu hamil akan sulit tidur dan apabila menahan

keinginan untuk buang air kecil, bisa menyebabkan infeksi saluran

kencing yang di picu karena adanya bakteriuria asimtomatik (Triyana,

2013).

Apabila ibu hamil dengan keluhan sering kencing tidak bisa

menjaga kebersihan alat kelamin bisa mengakibatkan keputihan, adan


43

apabila keluhan sering kencing ini tidak teratasi bisa mengarah ke

infeksi saluran kemih, telah di ketahui berhubungan dengan

kesudahan kehamilan yang buruk, seperti bagi ibu akan berakibat

persalinan preterm, dan bagi janin dan berakibat pertumbuhan janin

terhambat, bahkan jalan lahir mati (stillbirth) (Gustrianty dkk, 2015).

2.2.4 Penatalaksanaan

Menurut Triyana,( 2013) berikut yang dapat diterapkan untuk

mengatasi sering buang air kecil :

2.2.4.1 Jangan penah menahan keinginan buang air kecil, karena ini

dapat menyebabkan infeksi saluran kemih

2.2.4.2 Meskipun mengalami sering buang air kecil, namun porsi

minum jangan di kurangi

2.2.4.3 Perbanyak minum pada siang hari

2.2.4.4 Sering buang air kecil bisa membuat kondisi daerah alat

kelamin lembab. Oleh karena itu, menganjurkan untuk

menjaga alat kelamin agar tetap bersih terhindar dari

keputihan.

2.3 Kajian jurnal penelitian

Berdasarkan penelitian dari kiki megasari, 2019 yang berjudul Asuhan

Kebidanan Pada Trimester III dengan Ketidaknyamanan Sering Buang Air

Kecil bahwa Pada masa kehamilan ibu hamil sering merasakan

ketidaknyamanan selama hamil baik pada trimester I, II dan III. Rasa ketidak

nyamanan yang sering dirasakan oleh ibu hamil adalah sering buang air kecil.
44

Rasa ketidaknyamanan sering buang air kecil ini apabila tidak segera diatasi

akan berdampak tidak baik bagi ibu hamil,diantaranya dapat mengakibatkan

infeksi terutama infeksi saluran kemih apabilaibuseringmenahan kencing dan

atau kondisi celana dalam selalu lembab karena bertumpuknya kuman

disaluran kemih maka hal ini dapat berisiko pada janin, kehamilan dan saat

melahirkan, bahkanbisa terjadi kelahiran premature (tidak cukup bulan) dan

bayi dengan BBLR (berat badan lahir rendah). Untuk mengatasi masalah

yang mungkin timbul maka perlu dilakukan ANC yang komprehensif oleh

tenaga kesehatan atau bidan yang berkompeten.

Sedangkan penelitian dari Wulan dkk, 2018 yang berjudul Asuhan

Kebidanan Komprehensif Pada Ny. A Dengan Sering Kencing Di BPM Siti

Rofiatun A.Md.Keb Di Desa Sambirejo, Kec. Jogoroto, Kab. Jombang bahwa

asuhan secara komprehensif pada Ny. A selama kehamilan trimester III

dengan sering kencing tidak ditemukan adanya komplikasi pada saat

kehamilan.
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

1. PENGKAJIAN

1.1 DATA SUBJEKTIF

Anamnesa dilakukan oleh : Fitakhul Kholidah Di : PKM

PAKEL

Tanggal : 18 Januari 2020 Pukul : 09.30

WIB

1.1.1 IDENTITAS KLIEN

Nama Klien : Ny. P Nama Suami : Tn. S

Umur : 23 tahun Umur : 25 Tahun

Suku/ Bangsa : Jawa Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa

Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Penghasilan : - Penghasilan : 1500/ bulan

Alamat : Duwet Alamat : Duwet

1.1.2 Alasan kunjungan saat ini : ingin memeriksakan kehamilan

1.1.3 Keluhan utama : ibu mengatakan sering kencing

1.1.4 Riwayat menstruasi

 Menarche : 13 Tahun

 Siklus menstruasi : 28 (teratur/tidak teratur)

45
46

 Lama : 7 hari

 Banyaknya darah : 3 kali sehari ganti pembalut

 Konsistensi : encer

 Dysmenorhoe : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

 Flour albus : Ya/tidak (sebelum/selama/sesudah

menstruasi)

Warna: bening....Bau: tidak

berbau...Gatal:.tidak gatal

 HPHT : 08 Mei 2019

 HPL :15 Februari 2020

1.1.5 Status perkawinan

 Kawin : 1 kali

 Lama kawin : 1 tahun

1.1.6 Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


Suami K
No. Umur penyu penol Jenis tem penyul penyu L/P BB/PB menyusui H/M Ket
ke B
l p l
2.4
1 Hamil
ini

1.1.7 Riwayat kehamilan sekarang

 Hamil yang ke :1

 Umur kehamilan : 36 1/7 minggu

 Gerakan anak pertama kali dirasakan : pada usia 4 bulan

 Gerak anak sekarang : baik


47
48

 Periksa kehamilan : TM I : Periksa/tidak, berapa kali:.3

kali...

TM II : Periksa/tidak, berapa kali:.3

kali...

TM III : Periksa/tidak, berapa kali:..1

kali..

Tgl terakhir periksa :..18 Januari

2020......

Tekanan darah : 110/80 mmHg

Berat badan : 60 Kg

 Riwayat imunisasi TT :-

 Status TT :-

 Pernah mendapatkan tablet Fe: Ya/ Tidak, jumlah: .............

tablet

 Fe diminum teratur : Ya/ Tidak ( alasan : sering mual )

 Pemeriksaan yang sudah pernah didapat :

Hb/ Golongan darah/ Plano test/ Reduksi/ Albumin/.dll

Hasil.Hb 12 gr/dl golda O reduksi urine negatif albumin negatif

 KIE yang sudah pernah didapat : semuanya sudah di dapatkan

Senam hamil/ Gizi/ Persiapan laktasi/ Persiapan kelahiran/

Tanda bahaya kehamilan/ tanda-tanda kelahiran/ pemeriksaan

kehamilan dan imunisasi/ ASI eksklusif/


49

1.1.8 Riwayat kesehatan keluarga

a. Keturunan kembar : tidak ada

Dari pihak siapa :-

b. Penyakit keturunan : tidak ada Dari pihak siapa: -

Jenis penyakit : tidak ada

c. Penyakit lain dalam keluarga : tidak ada Dari pihak

siapa: -

Jenis penyakit : tidak ada

1.1.9 Riwayat kesehatan yang lalu

 Penyakit menahun : tidak ada

 Penyakit menurun : tidak ada

 Penyakit menular : tidak ada

1.1.10 Keadaan psikososial

a. Kehamilan ini diharapkan/ tidak

Alasan :

b. Kehamilan ini direncanakan/ tidak

Alasan :

c. Harapan terhadap kehamilan sekarang

- Jenis kelamin : laki laki

- Penolong : Bidan

- Tempat bersalin : BPM

1.1.11 Latar belakang budaya dan dukungan keluarga

 Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : acara 3 bulanan

dan 7 bulanan
50

 Kebiasaan keluarga yang menghambat : tidak ada

 Kebiasaan keluarga yang menunjang : tidak ada

 Dukungan dari suami : suami mendukung

 Dukungan dari keluarga yang lain : keluarga

mendukung

1.1.12 Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Sebelum hamil : makan 3 kali sehari 1 piring habis

dengan nasi lauk sayuran dan kadang buah , minum 5 – 6 gelas

sehari dengan air putih kadang teh

Selama hamil : makan 3 kali sehari setengah piring

habis dengan nasi lauk ikan, telur sayuran dan buah buahan,

minum 7-8 gelas sehari dengan air putih kadang teh dan susu

Keluhan yang dirasakan : tidak ada keluhan pada pola makan

b. Pola Eliminasi

Sebelum hamil : bab 1 kali sehari, bak 4-5 kali sehari

Selama hamil : bak 1 hari sekali , bak 7-8 kali

sehari

Keluhan yang dirasakan : sering kencing

c. Pola istirahat tidur

Sebelum hamil : malam 7 jam siang 1 jam

Selama hamil : malam 6 sampai 7 jam , siang 2 jam

Keluhan yang dirasakan : tidak ada


51

d. Pola Aktivitas

Sebelum hamil : melakukan pekerjaan rumah tangga

Selama hamil : melakukan pekerjaan rumah tangga

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

e. Pola seksualitas

Sebelum hamil : 4 sampai 5 kali dalam 1 minggu

Selama hamil : 2 kali seminggu

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

f. Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sebelum hamil : tidak ada

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil : minum obat

hanya dari bidan

g. Personal Hygiene

Mandi, keramas, gosok gigi : mandi 2 kali sehari, keramas

3 kali seminggu, gosok gigi 3 kali sehari

Ganti celana dalam dan pembalut : sehari 2 sampai 3 kali

Cara membersihkan genetalia : dengan sabun

Keluhan yang dirasakan : tidak ada

1.2 DATA OBJEKTIF

1.2.1 Pemeriksaan Umum

 Kesadaran : composmentis

 TD : 110/80 mmhg

 Suhu : 36,5 0 C
52

 Nadi : 85 X/menit

 RR : 22 X/ menit

 BB (sebelum hamil): 53 Kg sekarang: 60

Kg

 TB : 158 cm

 LILA : 27 cm

1.2.2 Pemeriksaan Khusus

1. INSPEKSI

 Kepala : simetris, tidak ada benjolan tidak ada lesi

 Muka : Kelopak mata :

Conjungtiva : annanemis

Sklera : anicterus

 Mulut dan gigi : Bibir : simetris, tidak kering

Lidah : merah muda

Gigi : utuh tidak ada karies

 Hidung : Simetris : simetris

Sekret :tidak ada

Kebersihan :bersih

 Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

ada

 Dada : Simetris : ya

Pembesaran payudara : tidak ada


53

Hiperpigmentasi :ya

Papila mammae : menonjol

Keluaran : colostrum

Kebersihan : bersih

 Perut : Pembesaran : sesuai usia

kehamilan

Bekas luka operasi : tidak ada

Linea : ada

Striae : tidak ada

Pembesaran lien/ liver : tidak ada

 Anogenetalia : Vulva vagina warna :-

Luka parut :tidak ada

Oedema :tidak ada

Varises : tidak ada

Keluaran : tidak ada

Hemorroid : tidak ada

Kebersihan : bersih

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : tidak

Varises : tidak ada

2. PALPASI

 Leher : Pembesaran vena jugularis : tidak ada

Pembesaran kelenjar thyroid: tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

ada
54

 Dada : Benjolan/ Tumor : tidak ada

Keluaran : tidak ada

 Perut : Pembesaran lien/ liver : tidak ada

 Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : tidak ada

LEOPOLD I : Teraba lunak bulat tidak melenting ( bokong )

LEOPOLD II : pada perut kanan teraba panjang keras seperti

papan ( punggung) dan pada perut kiri teraba bagian kecil kecil

janin ( ekstremitas janin ).

LEOPOLD III : bagian terendah janin teraba keras bulan dan

melenting (kepala)

LEOPOLD IV : konvergen

TFU (Mc. D) = 28 cm

TBJ = 2480 gram

3. AUSKULTASI:

1. DJJ : Frekuensi 142x/ menit, teratur ( Ya/tidak ) ,kuat (

ya/tidak)

Posisi Pungtum maximum : kanan bawah

2. Dada : suara lupdup tidak ada suara whezing maupun

ronchi

3. Perut : terdengar suara bising usus

4. PERKUSI

1. Reflek Patela : kanan..positif, Kiri positif

2. Perut : -
55

1.2.3 Pemeriksaan panggul luar

Tidak di lakukan

1.2.4 Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)

Tidak ada

1.2.5 Pemeriksaan laboratorium

- Hb : 12 gr/dl

- Golongan darah :O

- Albuminuria : Negatif

- Reduksi Urine : Negatif

1.2.6 Pemeriksaan penunjang

Tidak dilakukan

2. ANALISA/DIAGNOSA:

Ny. P usia 23 tahun GIP0000 UK 36 1/7 minggu tunggal hidup intrauterin,

presentasi kepala belum masuk PAP dengan keluhan Sering kencing

Masalah : sering kencing

Kebutuhan : menjelaskan tentang perubahan adaptasi fisiologi kehamilan

trimester III

3. INTERVENSI

1) Jelaskan hasil pemeriksaan

2) Jelaskan fisiologis terjadinya keluhan yang di alami ibu sering BAK pada

kehamilan Trimester III

3) Jelaskan pada ibu tentang cara mengatasi keluhannya


56

4) Jelaskan tentang tanda bahaya kehamilan trimester III

5) Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada ibu hamil trimester III

6) Anjurkan agar tetap memenuhi kebutuhan cairan

7) Jelaskan pada ibu tentang tanda tanda persalinan dan persiapan

persalinan

8) Anjurkan ibu agar tetap menjaga kebersihan diri khususnya daerah

genetalia

9) Memberikan terapi Kalk, tablet Fe , B1 Dan gestamin

10) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau sewaktu – waktu

ada keluhan

4. IMPLEMENTASI

1) Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu mengenai :

 TD : 110/80 mmhg

 Suhu : 36,5 0 C

 Nadi : 85 X/menit

 RR : 22 X/ menit

2) Menjelaskan pada ibu tentang keluhan yang dirasakan ibu yaitu pada saat

ini ibu sedang hamil trimesr III dan dengan keluhan sering kencing ,

penyebab terjadinya sering kencing disebabkan oleh tekanan uterus karena

turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih tertekan dan

mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas kandung

kemih berkurang.
57

3) Menjelaskan kepada ibu supaya mengurangi minum pada saat sore hari

dan memperbanyak minum pada saat pagi dan siang hari

4) Menjelaskan tanda bahaya kehamialn trimester III seperti ketuban pecah

dini, pre eklamsi dan eklamsi, demam yang disebabkan infeksi selama

kehamialan, perdarahan pervaginam yang diakibatkan oleh solusio

plasenta dan plasenta previa dll

5) menjelaskan pada ibu mengenai kebutuhan nutrisi selama hamil TM III,

ibu diharuskan mengkomsumsi makanan yang banyak lemak, protein,

mineral dan serat, seperti sayur mayur, buah, daging, kacang-kacangan,

susu.dll

6) minum minimal 6-8 galas (1500-2000 ml) air, susu, dan jus tiap 24 jam

7) Menjelaskan tanda-tanda persalinan yakni keluarnya bercak darah, adanya

kontraksi pada perut ibu, adanya rasa ingin mengedan seperti BAB

Menjelaskan kepada ibu mengenai kebersihan genetalia supaya agar tetap

bersih dan kering setiap kali setelah BAK sehingga tidak terinfeksi oleh jamur

dan tindak menyebabkan keputihan.

Menjelaskan pada ibu manfaat pemberian vitamin yaitu Kalk membantu

menghilangkan pegal-pegal dan menambah kekuatan untuk tulang. Tablet Fe

yang mengandung zat besi sebagai penambah darah. Serta gestamin, vitamin

yang mengandung DHA untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan

otak janin.

Menganjurkan ibu Melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilan

pada trimester III sangat penting untuk memantau dan melihat perkembangan

ibu dan janin yang dikandungnya.


58

5. EVALUASI

1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Ibu mengetahui dan mengerti mengenai keluhan yang dirasakan

3) Ibu mengerti dan memahami cara mengatasi keluhan yang dirasakan

4) Ibu mengerti dan bisa menjelaskan tanda bahaya kehamilan

5) Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan makanan yang bergizi

6) Ibu mengerti dan bersedia memenuhi kebutuhan cairan

7) Ibu mengerti dan bisa menjelaskan tentang tanda tanda persalinan dan

apa saja yang di siapkan sebelum persalinan

8) Ibu mengerti tentang kebersihan genetalia

9) Ibu bersedia minum vitamin yang di berikan oleh bidan

10) Ibu mengerti dan bersedia apabila ada keluhan segera datang ke bidan

terdekat
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan

Pembahasan ini dikelompokkan sesuai langkah manajemen kebidanan

yang meliputi : Pengkajian, identifikasi, diagnosa masalah, antisipasi,

masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi

dan evaluasi.

4.1.1 Pengkajian

Penulis tidak mengalami masalah karena klien mudah diajak

berkomunikasi. Menurut tinjauan pustaka dan data subjektif. Ny. P

hasil pemeriksaan tidak di temukan pembengkakan pada kaki dan

wajah. Dan ibu mengeluh sering kencing

Pada tinjauan pustaka ibu hamil trimester III dengan keluhan

sering kencing masuk dalam kategori ketidaknyamanan pada ibu

hamil

4.1.2 Identifikasi kebutuhan segera

Memberikan KIE tentang perubahan fisiologi pada ibu hamil

trimester III dan ketidaknyamanan pada ibu hamil. serta memberitahu

ibu untuk tidak minum 2 jam sebelum tidur supaya tidak mengganggu

istirahat ibu

59
60

4.1.3 Intervensi

Ny. P diharapkan untuk ibu agar tetap memenuhi kebutuhan

cairan yakni minum minimal 8 galas setiap harinya, dan mengurangi

konsumsi cairan pada malam hari, supaya keburuhan istirahat ibu

terpenuhi dan tidak terganggu.

4.1.4 Implementasi

Pada pelaksanaan penulis tidak mengalami kesulitan yang

berarti hal ini dikarenakan adanya kerja sama dengan klien yang

cukup antusias mendengarkan konseling yang disampaikan .

4.1.5 Evaluasi

Setelah mendapat penjelasan dari tenaga kesehatan, Ny. P

mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan,

dan Ny. P dapat mengulangi penjelasan yang telah diberikan.


BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil yang telah ada dapat diambil garis besar dengan pemantauan

yang lebih teliti, dari asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III

didapatkan Ny. P yang mengalami gangguan sering kencing. Data yang

sudah ada mencakup semua permasalahan yang ada pada Ny. Pmasalah

sering kencing pada kehamilan trimester III merupakan suatu keadaan oleh

tekanan uterus karena turunnya bagian bawah janin sehingga kandung kemih

tertekan dan mengakibatkan frekuensi berkemih meningkat karena kapasitas

kandung kemih berkurang.

5.2 Saran

5.1.1 Bagi Klien

Mendapatkan pengetahuan atau suatu informasi mengenai

ketidaknyamanan kehamilan trimester III

5.1.2 Bagi Penulis

Meningkatkan dan mengembangkan lagi pengetahuan tentang

perubahan adaptasi fisiologi kehamilan pada trimester III sehingga

kedepannya dapat memberikan asuhan yang komprehensif dan

meningkatkan pelayanan berkualitas.

61
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran


Bandung. 1983. Obstetri fisiologi. Bandung : Eleman

_____________. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian


Kesehatan dan JICA

Elizabeth dan Waugh Jason. 2013. Patologi Pada Kehamilan. Jakarta : EGC

Gusriyanti, A,R., Astuti, S., Hartinah & Susanti, A.I.,2015. Angka Kejadian
Gejala Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil di Desa Mekargalih
Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang Tahun 2014. Jurnal Sistem
Kesehatan, Vol : I

Husin Farid, 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti Paragma Baru Dalam
Asuhan Kebidanan,Jakarta :SagungSeto

Indrayani ,2011. Asuhan Kehamilan.Jakarta:CV.Trans Info Media

Irianti Bayu dkk. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Jakarta :Sagung Seto

Kusmiyati, Yuni, S.ST, Dkk. 2009.Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :Fitramaya

Kusmiyati, Yuni, S.ST, Dkk. 2010.Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :Fitramaya

Kuswanti, I. 2014. Buku Asuhan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Pantiawati, I & Saryono, 2010 Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta :


Nuha Medika

Pudiastuti, R.D. 2011. Buku Ajar: Kebidanan Komunitas Teori dan Aplikasi
Dilengkapi Contoh Askeb. Yogyakarta : Nuha Medika

Rochjati, Poedji. 2011. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya : UNAIR

Romauli, S. 2011. Buku Ajar asuhan Kebidanan 1.Yogyakarta: Nuha Media.

Saifudin, Abdul Bari, Dkk (Ed). 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Edisi Revisi.


Jakarta : Salemba Medika

Sulistyawati, Ari.2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika.

62
63

Triyana, Y,F., 2013. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan. Yogyakarta : D-


Medika

Walyani, E.,S.,2015, Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : Pustaka


Baru

Anda mungkin juga menyukai