Makalah Strategi Dan Praktek Komensasi Kelompok 8
Makalah Strategi Dan Praktek Komensasi Kelompok 8
Makalah Strategi Dan Praktek Komensasi Kelompok 8
DOSEN PEMBIMBING
DENI IRFAYANTI,SE,MM
ANGGOTA KELOMPOK :
1. MUHAMMAD NUR FAUZI T. (21901081431)
2. TOMY ARIYANTO (21901081438)
3. SHINTA AMALIA PUTRI F. (21901081439)
4. MIFTAKHUL NURJANAH (21901081452)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan lagi Maha Penyayang dan atas segala
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “STRATEGI DAN PRAKTIK KOMPENSASI” sesuai waktu yang telah direncanakan.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW
beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang selalu membantu perjuangan beliau dalam menegakkan
Adinul Islam di muka bumi ini.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moral
maupun materil. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tiada hingganya
kepada rekan dan teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang
konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya, semoga Allah meridhoi dan
dicatat sebagai ibadah disisi-Nya, Amin.
Bab I PENDAHULUAN
Bab II PEMBAHASAN
Kesimpulan :...............................................................................
Saran :...............................................................................
Daftar pustaka :...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
2.1Pengertian Kompensasi
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut
pada organisasi. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang
berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam
melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan dan
kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21 ini. Perusahaan dalam memberikan kompensasi
kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian
kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya
mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain,
perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya.
Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan
kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan kompensasi yang didapat, maka
dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi kompensasi lebih baik. Hal itu cukup berbahaya
bagi perusahaan apabila pesaing merekrut / membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena
dapat membocorkan rahasia perusahaan / organisasi.
Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi/perusahaan sebagai berikut di
bawah ini:
a. Mendapatkan karyawan berkualitas baik.
b. Memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang.
c. Memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada.
d. Mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya.
e. Memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor.
2.2 Tujuan Manajemen Kompensasi
Secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan
keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan ekternal. Keadilan
eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi secara adil dengan membandingkan
pekerjaan yang sama di pasar kerja. Kadang-kadang tujuan ini bisa menimbulkan konflik satu sama
lainnya, dan trade-offs harus terjadi. Misalnya, untuk mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan,
hasil analisis upah dan gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sama. Akan tetapi, perekrut pekerja mungkin menginginkan untuk menawarkan upah tidak seperti
biasanya, yaitu upah yang tinggi untuk menarik pekerja yang berkualitas. Maka terjadilah trade-offs
antara tujuan rekrutmen dan konsistensi tujuan dari manajemen kompensasi. Tujuan manajemen
kompensasi efektif, meliputi:
a. Memperoleh SDM yang Berkualitas
Kompensasi yang cukup tinggi sangat dibutuhkan untuk memberi daya tarik kepada para
pelamar. Tingkat pembayaran harus responsif terhadap penawaran dan permintaan pasar kerja
karena para pengusaha berkompetisi untuk mendapatkan karyawan yang diharapkan.
b. Mempertahankan Karyawan yang Ada
Para karyawan dapatkeluar jika besaran kompensasi tidak kompetitif dan akibatnya akan
menimbulkan perputaran karyawan yang semakin tinggi.
c. Menjamin Keadilan
Manajemen kompensasi selalu berupaya agar keadilan internal dan eksternal dapat terwujud.
Keadilan internal mensyaratkan bahwa pembayaran dikaitkan dengan nilai relatif sebuah
pekerjaan sehingga pekerjaan yang sama dibayardengan besaran yang sama. Keadilan eksternal
berarti pembayaran terhadap pekerjaan merupakan yang dapat dibandingkan dengan perusahaan
lain di pasar kerja.
d. Penghargaan terhadap Perilaku yang Diinginkan
Pembayaran hendaknya memperkuat perilaku yang diinginkan dan bertindak sebagai insentif
untuk memperbaiki perilaku di masa depan, rencana kompensasi efektif, menghargai kinerja,
ketaatan, pengalaman, tanggung jawab, dan perilaku-perilaku lainnya.
e. Mengendalikan Biaya
Sistem kompensasi yang rasional membantu perusahaan memperoleh dan mempertahankan para
karyawan dengan biaya yang beralasan. Tanpa manajemen kompensasi efektif, bisa jadi pekerja
dibayar di bawah atau di atas standar.
f. Mengikuti Aturan Hukum
Sistem gaji dan upah yang sehat mempertimbangkan faktor-faktor legal yang dikeluarkan
pemerintah dan menjamin pemenuhan kebutuhan karyawan.
g. Memfasilitasi Pengertian
Sistem manajemen kompensasi hendaknya dengan mudah dipahami oleh spesialis SDM, manajer
operasi, dan para karyawan.
h. Meningkatkan Efisiensi Administrasi
Program pengupahan dan penggajian hendaknya dirancang untuk dapat dikelola dengan efisien,
membuat sistem informasi SDM optimal, meskipun tujuan ini hendaknya sebagai pertimbangan
sekunder dibandingkan dengan tujuan-tujuan lain.
2.3 Jenis-Jenis Kompensasi
Penghargaan dapat berupa penghargaan intrinsik dan ekstrinsik. Penghargaan intrinsik sering
meliputi pujian atas penyelesaian sebuah proyeh atau pemenuhan tujuan tujuan kinerja. Pengaruh
psikologis dan sosial yang lain mencerminkan jenis penghargaan intrinsik. Penghargaan ekstrinsik adalah
penghargaan yang nyata dan burupa penghargaan moneter dan nonmoneter. Ada dua jenis umum
komponen nyata dari sebuah program kompensasi:
Komponen
Langsung Tidak Langsung
Gaji Pokok Tunjangan
Upah Asuransi kesehatan/jiwa
Gaji Cuti berbayar
Penghasilan Tidak Tetap Dana pensiun
Bonus Kompensasi pekerja
Insentif Lain-lain
Opsi Saham
- GAJI
Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai
konsekuensi dari statusnya sebagai seorang karyawan yang memberi kontribusi
dalam mencapai tujuan perusahaan. Atau dapat juga dikatakan sebagai bayaran tetap
yang diterima seseorang karena kedudukannya dalam perusahaan.
b. Penghasilan Tidak Tetap
Jenis lain dari imbalan kerja langsung adalah penghasilan tidak tetap (variable pay), yang
merupakan kompensasi yang dihubungkan secara langsung dengan kinerja individual,
tim, atau organisasional. Jenis penghasilan tidak tetap yang paling umum untuk sebagian
besar karyawan berupa pembayaran bonus dan program insentif.
- Tunjangan
Banyak organisasi member banyak penghargaan ekstrensik dalam cara yang tidak
langsung. Dengan kompensasi tidak langsung, karyawan menerima nilai nyata dari
penghargaan tersebut tanpa menerima uang tunai yang sebenarnya. Tunjangan
(benefit) adalah sebuah penghargaan tidak langsung-asuransi kesehatan, cuti
berbayar, atau dana pensiun-yang diberikan untuk karyawan atau sekelompok
karyawan sebagai bagian dari keanggotan organisasional,
Perbandingan Faktor
Dengan metode perbandingan faktor, komite evaluasi pekerjaan membandingkan antara faktor-
faktor pekerjaan yang saling terkait. Faktor- faktor ini meliputi unsur-unsur yang umum untuk
semua pekerjaan yang dievaluasi, seperti tanggung jawab, keahlian/keterampialn, mental dan
fisik, dan syarat-syarat pekerjaan lainnya. Tiap faktor diperbandingkan, pada suatu waktu, dengan
faktor yang sama terhadap pekerjaan kunci yang lain dan kemudian evaluasi yang terpisah
dikombinasikan oleh komite untuk menentukan kepentingan terpisah dikombinasikan oleh komite
untuk menentukan kepentingan relatif dari setiap pekerjaan. Metode ini meliputi langkah-langkah
berikut ini:
- Langkah 1: Menentukan faktor-faktor penting.
- Langkah 2: Menentukan pekerjaan-pekerjaan kunci.
- Langkah 3: Membagi upah secara adil berlaku untuk pekerjaan kunci.
- Langkah 4: Menempatkan pekerjaan-pekerjaan kunci pada daftar faktor pembanding.
- Langkah 5: Mengevaluasi pekerjaan-pekerjaan lain.
b. Prosedur Survei
Untuk mengatasi keterbatasan hasil survei yang dipublikasikan, beberapa departemen SDM melakukan
survei upah dan gai sendiri. Namun, survei ini biayanya mahal, biasanya hanya untuk pekerjaan-
pekerjaan kunci saja yang digunakan. Sebuah contoh dari beberapa perusahaan dari pasar kerja diseleksi,
dan mereka dikontak melalui telepon atau surat untuk mempelajari berapa yang mereka bayarkan untuk
pekerjaan kunci mereka. Kebanyakan perusahaan berkeinginan untuk bekerja sama karena mereka juga
membutuhkan informasi ini. Asosiasi profesional dapat membantu proses ini. Sekali lagi, untuk keperluan
itu, perbandingan hendaknya menggunakan pekerjaan yang sama, tidak hanya unuk tipe pekerjaan yang
serupa.
a. Tujuan Strategis
Manajemen kompensasi tidak hanya dibatasi pada keahlian internall dan eksternal saja. Tetapi
digunakan untuk strategi perusahaan yang lebih jauh. Misalnya, sebuah perusahaan akan menekankan
sistem pembayarannya yang sangat di dasarkan pada tingkat pengetahuan dan keahlian karyawan.
Tidak inheren pada nilai permintaan pekerjaan. Makin tinggi keahlian dan pengetahuan yang dimiliki
karyawan, makin tinggi pula tingkat pembayarannya. Namun, ada juga perusahaan yang
menghubungkan tingkat pembayarannya dengan hubungan nilai relatif dari pekerjaan dengan tingkat
yang berlaku di pasar kerja.
b. Tingkat Upah Berlaku
Tekanan pasar dapat menyebabkan beberapa pekerjaan dibayar lebih mahal dari pada nilai relatif
pekerjaan mereka. Pergeseran demografi dan hubungan suplai dan permintaan tenaga kerja relatif
mempengaruhi kompensasi. Sesuai dengan teori, kelebihan permintaan tenaga kerja untuk bidang-
bidang tertentu akan meningkatkan nilai pembayaran terhadap pekerjaan tersebut. Hal ini akan terjadi
sebaliknya jika kelebihan suplai tenaga kerja.
c. Kekuatan Serikat Pekerja
Serikat pekerja memiliki kekuatan daya tawar yang relatif tinggi dalam penentuan upah
karyawan, khususnya untuk anggota serikat. Termasuk di dalamnya serikat berperan sebagai pemasok
calon-calon karyawan yangbermutu. Penentuan upah tersebut dapat dengan bentuk tekanan, tidak saja
dalam bentuk konsep tertulis, tetapi juga dalam bentuk pemogokan-pemogokan jika terjadi stagnasi
perundingan. Di sinilah, perusahaan harus mempertimbangkan secara matang sejauh mana untung
ruginya perusahaan manakalah harus memilih antara menangani pemogokan karena menuntut
kenaikan upah ataukah perlu dinaikannya tingkat upah karyawan. Dalam hal ini perusahaan sering
dihadapkan pada posisi dilematis. Jika kenaikan tingkat upah/gaji dipenuhi, maka akan terjadi
peningkatan biaya produksi yang pada gilirannya akan mengurangi keuntungan atau efisiensi.
Padahal perusahaan berkepentingan dengan penggunaan karyawan yang memiliki keterampialn tinggi
yang dipasok oleh serikat. Dalam situasi tertentu perusahaan bisa jadi mengubah strateginya dari
pendekatan padat karya ke padat modal atau relatif banyak menggunakan faktor produksi otomatisasi
yang hemat tenaga kerja.
d. Kendala Pemerintah
Kendala pemerintah dapat berupa undang-undang ketenagakerjaan, peraturan pemerintah, dan
kebijakan yang di anggap kurang adil, baik ditinjau dari segi kepentingan perusahaan maupun
karyawan itu sendiri. Misalnya, dalam hal penentuan upah minimum regional, jaminan sosial,
perselisihan ketenagakerjaan, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya peraturan larangan penggunaan
tenaga kerja di bawah usia kerja. Oleh karena itu, dalam penatapan hal-hal tadi, pemerintah perlu
mempertimbangkan demografi, pasar kerja, biaya hidup, perkembangan tingkat upah di pasar
internasional, dan sabagainya.
e. Pemerataan Pembayaran
Pemerataan pembayaran yang dilakukan tiap perusahaan sangat didasarkan pada persamaan hak
dan persamaan pekerjaan. Misalnya, jangan sampai terjadi ada undang-undang dan peraturan
pemerintah yang mengikat dan membedakan pemberian pembayaran hanya karena perbedaan seks.
Seharusnya yang lebih ditekankan adalah sistem menit dari pembayaran., bukan faktor yang lain.
f. Penyesuaian dan Strategi Kompensasi
Kebanyakan perusahaan memiliki strategi dan kebijakan kompensasi di mana gaji dan upah dapat
disesuaikan setiap waktu. Sebuah strategi umum adalah memberi pekerja yang bukan anggota serikat
pekerja gaji yang sama dengan mereka yang menjadi anggota.
g. Tantangan Kompensasi Internasional
Globalisasi bisnis memengaruhi manajemen kompensasi. Analis kompensasi harus memfokuskan
tidak hanya pada aspek keadilan, tetapi juga pada daya saing. Perusahaan-perusahaan yang mampu
berkompetisi secara global dapat memanfaatkan survi gaji lokal di negaranya yang mungkin
menjamin terdapatnya keadilan di pasar kerja. Akan tetapi, hal lain yang mungkin terjadi adalah upah
dan gaji patokan di negara lain, misalnya di negara maju yang memiliki daya saing tinggi mungkin
malah dapat menyebabkan terjadinya komponen biaya tenaga kerja yang lebih mahal dibanding di
negara yang kurang maju. Implikasinya adalah perusahaan domestik harus melakukan restrukturisasi
komponen biaya produksinya agar terjadi efisiensi produksi.
h. Produktifitas dan Biaya
Dalam keadaan apapun sebuah perusahaan memiliki komitmen untuk memperoleh keuntungan
usaha agar dapat tetap hidup. Tanpa keuntungan, mereka tidak dapat memberikan daya tarik tersendiri
yang cukup untuk para investor untuk mempertahankan daya saing. Oleh karena itu, sebuah
perusahaan bisa jadi tidak mampu membayar karyawannya lebih besar dari pada kontribusi yang
diberikan karyawan dalam bentuk produktifitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut
pada organisasi. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan fungsi MSDM yang
berhubungan dengan semua jenis pemberian penghargaan individual sebagai pertukaran dalam
melakukan tugas keorganisasian. Kompensasi merupakan biaya utama atas keahlian atau pekerjaan
dan kesetiaan dalam bisnis perusahaan pada abad ke-21 ini.
Secara umum tujuan kompensasi adalah untuk membantu perusahaan mencapai tujuan
keberhasilan strategi perusahaan dan menjamin terciptanya keadilan internal dan ekternal. Keadilan
eksternal menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan akan dikompensasi secara adil dengan
membandingkan pekerjaan yang sama di pasar kerja. Kadang-kadang tujuan ini bisa menimbulkan
konflik satu sama lainnya, dan trade-offs harus terjadi. Misalnya, untuk mempertahankan karyawan
dan menjamin keadilan, hasil analisis upah dan gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang
sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang sama.
3.2. Saran
Materi dalam makalah ini berisi tentang masalaha strategi dan praktik kompensasi, yang di
dalamnya memuat berbagai masalah yang berkaitan dengan kompensasi. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.Dr. Rivai,Veithzal,Dr. Fawzi,Ahmad,Prof Dato. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk
Perusahaan (Jakarta: Murai Kencana)
2. T. Handoko,Hani. 1987. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia (Yogyakarta: IKAPI)
3. https://maybezpeko.blogspot.com/2014/04/strategi-dan-pelaksanaan-kompensasi.html
4. https://kumpulanlengkap1.blogspot.com/2012/12/strategi-dan-praktik-kompensasi.html