KAK Pulo Siborna
KAK Pulo Siborna
KAK Pulo Siborna
PEKERJAAN KONSTRUKSI
1. Latar Belakang
Sejalan dengan UU No. 17 Thn. 2007 Tentang RPJPN 2005- 2025, UU No. 18 Thn.
2012 tentang pangan, dan UU No. 19 Thn. 2013 tentang Perlindungan dan
Pemberdayaan Petani, maka arah Kebijakan Umum Ketahanan Pangan dalam
RPJMN 2015-2019 adalah :
(i) Pemantapan ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dengan
peningkatan produksi pangan pokok,
(ii) Stabilisasi harga bahan pangan,
(iii) Perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat,
(iv) Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan,
(v) Peningkatan kesejahteraan pelaku usaha pangan terutama petani, nelayan,
dan pembudidayaan ikan.
Sasaran utama pembangunan dalam hal ketahanan air adalah mendukung program
Nawacita Pemerintah dalam hal kedaulatan pangan melalui rehabilitasi 1,5 juta Ha
jaringan irigasi dan pembangunan 1 juta Ha jaringan irigasi serta Operasi dan
Pemeliharaan (OP) jaringan irigasi seluas 5 juta Ha yang meliputi jaringan irigasi
permukaan, jaringan irigasi rawa dan jaringan irigasi air tanah.
Program Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Primer dan Sekunder Pada
Daerah Irigasi Yang Luasnya Dibawah 1000 Ha Dalam 1 ( Satu ) Daerah Kabupaten /
Kota merupakan Program Pemerintah di bidang irigasi yang bertujuan untuk
mencapai keberlanjutan sistem irigasi yang menjadi kewenangan kabupaten / kota.
Upaya ini diharapkan dapat mendukung tercapainya swasembada beras sesuai
program Nawacita Pemerintah Indonesia.
Adapun jumlah paket kegiatan yang dilaksanakan adalah sebanyak 1 (satu) paket
kegiatan dengan nilai anggaran sebesar Rp. 474.978.000,- ( Empat Ratus Tujuh
Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Tujuh Puluh Delapan Ribu Rupiah ), yang
bersumber dari dana APBD Kabupaten Simalungun Tahun Anggaran 2022 dengan
No. DPA/A.1/3.29.1.03.0.00.23.0000/001/2022.
Jangka waktu pelaksanaan adalah 120 (seratus dua puluh) hari kalender.
6. Spesifikasi Teknis
Secara menyeluruh kegiatan ini harus berpedoman pada spesifikasi teknis yang
dicantumkan di dalam kontrak.
Penyedia Barang/ Jasa harus menerapkan Manajemen K3 Konstruksi (Keselamatan
dan Kesehatan Kerja) yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. RK3k harus
memenuhi persyaratan yaitu adanya identifikasi bahaya K3 yang memenuhi
substansi, sasarn K3, program K3 yang secara umum mencakup penguasaan dalam
mengendalikan resiko bahaya K3.
Identifikasi Bahaya harus mencakup :
7. Tenaga Ahli
Untuk melaksanakan pekerjaan, diperlukan personil tenaga ahli minimum yang terdiri :
Jumlah 2
Keterangan :
SKT : Sertifikat Keterampilan
8. Peralatan Minimum
Dalam melaksanakan pekerjaan, maka kontraktor harus memiliki peralatan minimum antara
lain :
Jumlah
No. Jenis Peralatan Minimum Kapasitas Keterangan
(Unit)
Concrete Mixer/
1. 1 Disesuaikan *)
Beton Molen
Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman dan bahan tanggapan bagi Penyedia
Barang/ Jasa untuk melaksanakan penawaran biaya/ nilai pekerjaan kepada Pemberi Tugas
dan sekaligus pedoman untuk tugas nantinya apabila ditetapkan sebagai Pemenang.
Dibuat Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen,