Laporan Pendahuluan Post Partum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

IBU POST PARTUM

Dosen Pembimbing:
Gusti Lestari Handayani, A.Per. Pend. M.Kes

Pembimbing Lahan Praktek:


Norisma Siregar
Dewi Suprianti

Disusun Oleh:
Imelta Anggraini
(PO71201200040)

POLTEKKES KEMENKES JAMBI


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
IBU POST PARTUM

A. Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi
lahir sampai organ organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Masa nifas atau masa purpenium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6-8 minggu,akan tetapi seluruh alat genetal baru pulih kembali seperti
sebelumnya pada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Post patum spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37 s.d. 42 minggu), lahi spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Dian S,
2012).

Post portum / masa nifas dibagi dalam 3 periode :


1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2. Purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya mencapainya 6 – 8 minggu.
3. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi (Dian S,
2012).
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf
dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan
estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone
turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan
pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion
ini digeser dan ditekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam
kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi
pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan
perinfus.
C. Klasifikasi
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut (Hafifah, 2011).
1. Priode immediate post partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
masalah, misalnya perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan harus
teratur melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, teknan darah,
dan suhu.
2. Priode early post partum antara 24 jam sampai 1 minggu
Pada fase ini dapat memastikan involasi uteri dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapatkan
makan dan cairan, serta ibu dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late post partum antara 1 minggu sampai 5 minggu
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan sehari-hari
serta konseling keluarga berencana.
D. Manifestasi Klinis
1. Perubahan fisik
a. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi
dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil.
b. Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk
mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum,
kontraksi menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah
pada uteri sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
c. After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After
pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan
darah (stoll cell) dalam cavum uteri .
d. Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum
spunglosum, bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari
stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochea.
e. Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan
sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya
terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
f. Lochea
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas,
sifat lochea alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak.
Lochea dibagi dalam beberapa jenis :
1) Lochea rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion,
liguor amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
2) Lochea sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir,
banyak serum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
3) Lochea serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning
cair dan tidak berdarah lagi.
4) Lochea alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang
telah mati.
g. Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat
dilalui oleh 1 jari saja.
h. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang
begitu lama. Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat
striae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat
janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
i. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan
hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema
trigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin.
j. Perubahan sistem gastro intestina
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum.
k. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari
ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang,
membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler).
l. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang
dapat dikeluarkan dengan memijat areola mammae.
m. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali
dalam 24 jam.
n. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini
akibat dari bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya
placenta.
o. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan
ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus
diperhatikan secara serius.
p. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24
hari, setelah 1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin
meningkat untuk proses laktasi.
2. Adaptasi psikologis ibu dalam menerima perannya sebagai orang tua. Setelah
melahirkan secara bertahap.
a. Fase Taking in
Terjadi pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, ibu membutuhkan
perlindungan dan pelayanan, memfokuskan energy pada bayi yang
menyebabkan persepsi penyempitan dan kemampuan menerima informasi
kurang.
b. Fase Taking hold
Mulai dari hari ketiga setelah melahirkan. Pada minggu keempat sampai
kelima ibu siap menerima peran barunya dalam belajar tentang hal-hal baru.
c. Fase Letting go
Dimulai sekitar minggu kelima setelah melahirkan. Anggota keluarga telah
menyesuaikan diri dengan lahirnya bayi.
E. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping
involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.

Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan
setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera
post partum bentuk serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri terbentuk semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada
endometrium ialah timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi
plasenta pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi
endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3
minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu
kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala
(Hafifah, 2011)
F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan post partum meliputi :
1. Pemerikasaan umum: tensi, nadi, keluhan dan sebagainya
2. Keadaan umum: TTV, selera makan, dll
3. Payudara: air susu, puting
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Sekret yang keluar atau lochea
6. Keadaan alat kandungan
7. Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
8. Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta
H. Komplikasi Post Partum
1. Perdarahan
Perdarahan yaitu darah yang keluar lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam
setelah anak lahir. Perdarahan dibagi menjadi dua yaitu:
a. Perdarahan post partum primer yaitu pada 24 jam pertama akibat antonia uteri,
retensio plaseta, sisa plasenta, laserasi jalan lahir dan involusio uteri.
b. Perdarahan post partum sekunder yaitu terjadi setelah 24 jam. Penyebab
perdarahan sekunder adalah sub involusio uteri, retensio sisa plasenta, infeksi
postpartum.
2. Infeksi
Infeksi masa postpartum (puerpuralis) adalah infeksi pada genitalia setelah
persalinan, ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38ºC atau lebih selama
2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam
pertama. Infeksi postpartum mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh
masuk kuman-kuman atau bakteri ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan
dan postpartum. Infeksi masa postpartum dapat terjadi karena beberapa faktor
pemungkin, antara lain pengetahuan yang kurang, gizi, pendidikan, dan usia.
I. Penatalaksanaan
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalian. Kemudian boleh miring-miring ke kanan dan kiri untuk mencegah
terjadinya trombosis dan tromboembloli. Pada hari ke 2 diperbolehkan duduk, hari
ke 3 jalan-jalan dan hari ke 4 sampai sudah diperbolehkan pulang.
2. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori, sebaiknya makan-makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan
3. Miksi
Hendaknya kencing akan dilakukan sendiri akan secepatnya. Bila kandung kemih
panuh dan sulit tenang, sebaiknya dilakukan katerisasi. Dengan melakukan
mobilisasi secepatnya tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.
4. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3 sampai 4 hari pasca persalinan. Bila terjadi
opstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin
terjadi febris. Lakukan klisma atau berikan laksan per oral atatupun per rektal.
5. Perawatan payudara
a. Dimulai sejak wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering
sebagai persiapan untuk menyusui bayi.
b. Jika puting rata sejak hamil ibu dapat menarik-narik puting susu. Ibu harus
tetap menyusui agar puting selalu sering tertarik.
6. Puting lecet
Puting lecet dapat disebabkan cara menyusui atau perawatan payudara tidak benar
dan infeksi monilia. Penatalaksanaan dengan tekhnik menyusui yang benar, puting
harus kering saat menyusui, puting diberi lanolin
7. Payudara bengkak
Payudara bengkak disebabkan pengeluaran air susu yang tidak lancar karena bayi
tidak cukup sering menyusui atau terlalu cepat disapih. Penatalaksanaan dengan
menyusui lebih sering dan kompres hangat. Susu dikeluarkan dengan pompa dan
pemberian analgesic.
8. Mastitis
Payudara tampak edema, kemerahan dan nyeri yang biasanya terjadi beberapa
minggu setelah melahirkan. Penatalaksanaan dengan kompres hangat atau dingin,
pemberian antibiotik dan analgesic, menyusui tidak dihentikan.
9. Abses payudara
Pada payudara dengan abses air susu ibu dipompa, abses dinsisi, diberikan
antibiotik dan analgesic
10. Laktasi
Umumnya produksi air susu ibu berlansung betul pada hari kedua dan ketiga pasca
persalinan. Pada hari pertama air susu mengandung kolostrum yang merupakan
cairan kuning lebih kental daripada susu, mengandung banyak protein dan
globulin.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

1.    Pengkajian

a.    Identitas

Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.

b.    Status Kesehatan Saat Ini

Meliputi keluhan saat MRS dan keluhan utama saat ini.

c.    Riwayat Obstetri

1)      Riwayat menstruasi

2)      Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

d.   Riwayat Persalinan dan Kelahiran Saat Ini

1)      Tipe persalinan

2)      Lama persalinan (kala I, kala II, kala III, kala IV)

3)      Penggunaan analgesik dan anastesi

4)      Apakah terdapat masalah dalam persalinan.

5)      Kesanggupan dan pengetahuan dalam perawatan bayi, seperti breast care,
perineal care, nutrisi, senam nifas, KB, menyusui

e.    Keadaan Bayi

Meliputi BB, PB, apakah ada kelainan atau tidak.

f.     Riwayat Keluarga Berencana

Apakah klien melaksanakan KB


1)      Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.

2)      Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.

3)      Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.

g.    Riwayat Kesehatan

1)      Penyakit yang pernah dialami klien.

2)      Pengobatan yang pernah didapat.

3)      Apakah ada riwayat penyakit keluarga seperti penyakit diabetes mellitus,
penyakit jantung, penyakit hipertensi.

h.    Kebutuhan Dasar Khusus

1)      Pola nutrisi.


Nafsu makan meningkat, Kehilangan rata-rata berat badan 5,5 kg.
2)      Pola eliminasi/sistem urogenital.
a)      Konstipasi, tidak mampu berkemih, retensi urine.

b)      Edema pada kandung kemih, urethra dan meatus urinarius terjadi karena
trauma.

c)      Pada fungsi ginjal: proteinuria, diuresis mulai 12 jam.

d)     Fungsi kembali normal dalam 4 minggu.

3)      Pola personal hygiene.


Bagaimana frekuensi personal hygiene klien, seperti mandi, oral hygiene, maupun
cusi rambut.
a)    Pola istirahat dan tidur.
Kurang tidur, mengantuk.
b)    Pola aktivitas dan latihan.
Terganggu karena nyeri.
c)    Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Apakah klien merokok, minum-minuman keras, ataupun ketergantungan obat.
d)   Seksualitas/reproduksi
Ketakutan melakukan hubungan seksual karena nyeri.
e)    Peran
Perubahan peran sebagai ibu.
f)     Persepsi diri/konsep diri
Penilaian citra tubuh terganggu.
g)    Kognitif perceptual
Kurang pengetahuan tentang perawatan bayi, ibu post partum.
i.      Pemeriksaan Fisik

1)      Keadaan Umum

a)    GCS

b)    Tingkat Kesadaran

c)    Tanda-Tanda Vital

(1)    Jam I : tiap 15 menit

(2)    Jam II : tiap 30 menit

(3)    24 jam I : tiap 4 jam

(4)    Setelah 24 jam : tiap 8 jam

2)      Head to toe

a)    Kepala

Memeriksa apakah terjadi edema pada wajah.

b)    Wajah

Memeriksa apakah konjungtiva pucat, apakah skelera ikterus

c)    Leher

(1)Hiperpigmentasi perlahan berkurang.

(2)Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui apakah kelejar tiroid membesar,
pembuluh limfe, pelebaran vena jugularis.

d)   Thorak

(1)   Payudara

  Terdapat perubahan payudara, payudara membesar. Putting mudah erektil.


  Pruduksi colostrums 48 jam.

  Memeriksa pada payudara jika terdapat massa, atau pembesaran pembuluh


limfe.

(2)   Jantung

  Tanda-tanda vital

-      Tekanan darah sama saat bersalin, suhu meningkat karena dehidrasi pada
awal post partum terjadi bradikardi.

  Volume darah

-      Menurun karena kehilangan darah dan kembali normal 3-4 minggu

-      Persalinan normal : 200 – 500 cc.

  Perubahan hematologik

-          Ht meningkat, leukosit meningkat, neutrophil meningkat.

  Jantung

-      Kembali ke posisi normal, COP meningkat dan normal 2-3 minggu.

(3)   Paru

  Fungsi paru kembali normal, RR : 16-24 x/menit, keseimbangan asam-basa


kembali setelah 3 minggu post partum.

e)    Abdomen

(1)   Memeriksa bising usus pada empat kuadran.

(2)   Memeriksa fundus uteri, konsistensi, kekuatan kontraksi, posisi, tinggi


fundus.

(3)   Terjadi relaksasi pada otot abdomen karena terjadi tarikan saat hamil.
Diastasis rekti 2-4 cm, kembali normal 6-8 minggu post partum.

(4)   Terdapat linea gravidarum, strie alba, albican.

f)     Genetalia

(1)   Uterus
  Memeriksa apakah kondisi uterus sudah kembali dalam kondisi normal.

(2)   Lochea

  Memeriksa lochea : tipe, jumlah, bau.

  Komposisi : Jaringan endometrial, darah, limfe.

  Tahap

-          Rubra (merah) : 1-3 hari.

-          Serosa (pink kecoklatan)

-          Alba (kuning-putih) : 10-14 hari

Lochea terus keluar sampai 3 minggu.

  Bau normal seperti menstruasi, jumlah meningkat saat berdiri.

  Jumlah keluaran rata-rata 240-270 ml.

(3)   Serviks

Segera setelah lahir terjadi edema, bentuk distensi untuk beberapa hari,
struktur internal kembali dalam 2 minggu, struktur eksternal melebar dan
tampak bercelah.

(4)   Vagina

Nampak berugae kembali pada 3 minggu, kembali mendekati ukuran seperti


tidak hamil, dalam 6 sampai 8 minggu, bentuk ramping lebar, produksi
mukus normal dengan ovulasi.

g)    Perinium dan Anus

(1)   Pemeriksaan perineum : REEDA (red, edema, ecchymosis, discharge, loss of


approximation)

(2)   Pemeriksaan adanya hemoroid.

h)    Ekstremitas

(1)   Memeriksa apakah tangan dan kaki edema, pucat pada kuku jari, hangat,
adanya nyeri dan kemerahan.
(2)   Apakah ada varises.

(3)   Memeriksa refleks patella untuk mengetahui apakah terjadi hypo atau hyper.

(4)   Memeriksa homans’ sign (nyeri saat kaki dorsofleksi pasif).

F) Pemeriksaan Penunjang

1.Jumlah darah lengkap hemoglobiin atau hematokrit,menhgkaji perubahan


dari kadar pra operasi dan mengepaluasi efek dari kehilangan darah pada
pembedahan

2.Urinalis: Kultur urine, darah vagina, dan lochea, pemeriksaan tambahan di


dasarkan pada kebutuhan individual.

2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik, luka episiotomy post partum spontan
2. Resiko infeksi b.d luka episiotomy post partum spontan
3. Gangguan pola tidur b.d tanggung jawab member asuhan pada bayi
4. Ketidakefektifan menyusui b.d suplai ASI tidak cukup.
3. Intervensi Keperawatan

No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - pengkajian nyeri secara


selama 1 x 24 jam diharapkan nyeri komprehensif
pasien berkurang dengan kriteria hasil : - monitor tanda-tanda vital
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang - Berikan teknik
- Mampu mengontrol nyeri dengan nonfarmakologis berupa
menggunakan teknik non kompres dingin (Efektivitas
farmakologi kompres hangat dan kompres
- Mampu mengenali nyeri (skala, dingin terhadap intensitas
intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri luka perineum pada ibu
nyeri) post partum dib pm Siti
- Menyatakan rasa nyaman setelah Julaeha Pekanbaru) (Elly S. &
nyeri berkurang Wita R., 2019)
- Tanda vital dalam rentang normal - Ajarkan latihan relaksasi nafas
dalam
- Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian analgetik
2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Monitor tanda dan gejala infeksi
selama 1x24 jam resiko infeksi teratasi serta TTV
dengan kriteria hasil: - Kaji luka perineum, keadaan
- Tanda-tanda vital dalam batas jahitan
normal - Memberikan Vulva hygiene
TD : 120/80 mmHg (hubungan vulva hygiene
N : 60-100 x/menit dengan pencegahan infeksi luka
RR : 20 x/menit perineum pada ibu post partum
S : 36,5-37,5˚C di RS Pancaran Kasih GMIM
- Bebas dari tanda dan gejala Manado) (Yolanda B, dkk,
infeksi 2015)
- Menunjukkan kemampuan untuk - Lakukan perawatan luka pada
mencegah timbulnya infeksi area luka dengan teknik aseptic
- Jumlah leukosit dalam batas - Ajarkan pasien membasuh vulva
normal (5000-10.000) dengan cara yang benar
Sarankan pada pasien agar
mengganti pembalut tiap 4 jam.
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian antibiotic, jika perlu
3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Dikaji rutinitas tidur yang biasa
selama 1x24 jam Gangguan pola tidur dilakukan klien
teratasi dengan kriteria hasil: - Berikan perawatan petang hari
- Kuantitas dan kualitas tidur meningkat misalnya : personal hygiene
- ajarkan teknik nonfarmakologis
(distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian analgetik
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Pantau pembengkakan payudara
selama 1x24 jam diharapkan keberhasilan yang berhubungan dengan
menyusui bayi meningkat dengan kriteria ketidaknyamanan atau sakit
hasil: - Lakukan pijat oksitosin untuk
- Pengeluaran ASI cukup adekuat memperlancar ASI
- Ajarkan pasien mengenai
langkah-langkah pijat oksitosin
- Libatkan keluarga untuk
membantu dan memberikan
dukungan pada pasien.

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang di lakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang di hadapi untuk kesehatan
yang lebih baik, yang menggambarkan criteria hasil yang di harapkan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap dimana proses penilaian dicapai meliputi pencapaian
tujuan dan kriteria hasil. Pelaksanaan evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
catatan perkembangan dengan menggunakan metode SOAP (Subjektif, Objektif,
Assesment, dan Planning).
DAFTAR PUSTAKA

Dina, S. 2012. Laporan Pendahuluan Post Partum Spontan. Diakses pada tanggal 10 Juni
2020 pukul 10.10 WIB.
Hafifah. 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan Normal.
Diakses pada tanggal 10 Juni 2020 pukul 10.00 WIB.
https://id.scribd.com/documen/497708956/LP-POST-PARTUM

https://images.app.goo.gl/pkKdd1mErAzLNPg99

https://id.scrivd.com/document/395271033/Konsep-dasar-asuhan-keperawatan-post-partum

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai