Makalah Komunitas Tumbuhan
Makalah Komunitas Tumbuhan
Makalah Komunitas Tumbuhan
OLEH
ROTE NDAO
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
Komunitas secara dramatis berbeda-beda dalam kekayaan spesiesnya, jumlah spesies
yang mereka miliki. Mereka juga berbeda dalam hubungannya dalam kelimpahan relative
spesies. Beberapa komunitasv terdiri dari beberapa spesies yang umum dan beberapa spesies
yang jarang, sementara yang lainnya mengandung jumlah spesies yang sama dengan spesies
yang semuanya umum ditemukan. Kelimpahan relative spesies di dalam suatu komunitas
mempunyai dampak yang sangat besar pada ciri umumnya. Sesungguhnya, istilah
keanekaragaman spesies yang digunakan oleh para ahli ekologi, mempertimbangkan kedua
komponen keanekaragaman : kekayaan spesies dan kelimpahan relative. (Campbell.2004).
Vegetasi merupakan masyarakat tumbuh-tumbuhan dalam arti luasnya. Pada umumnya,
tumbuhan terdiri dari beberapa golongan antara lain pohon yaitu berupa tegakan dengan ciri-
ciri tertentu. Kemudian dapat diketemukan semak belukar dan lain-lain tergantung dari
ekosistem yang diamati. Tumbuhan bawah merupakan tumbuhan yang termasuk bukan tegakan
atau pohon namun berada di bawah tegakan atau pohon (Odum, 1993).
Hutan merupakan sumber daya alam yang merupakan suatu ekosistem, di dalam
ekosisitem ini, terjadi hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya.
Lingkungan tempat tumbuh dari tumbuhan meupakan suatu lingkungan tempat tumbuh dari
tumbuhan merupakan suatu sistem yang kompleks, dimana berbagai faktor saling beinteraksi
dan saling berpengatuh terhadap masyarakat tumbuh-tumbuhan. Pertumbuhan dan
perkembangan merupakan suatu respon tumbuhan terhadap faktor lingkungan dimana
tumbuhan tersebut akan memberikan respon menurut batas toleransi yang dimiliki oleh
tumbuhan tersebut terhadap faktor-faktor lingkungan tersebut (Indriyanto, 2006).
BAB II
PEMBAHASAN
Konsep dasar dalam komunitas tumbuhan, dimana istilah tumbuhan dapat didefinisikan
sebagai suatu organisme hidup yang mempunyai kemampuan menangkap energi sinar matahari
dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk senyawa-senyawa organik.
Istilah tumbuhan itu ditujukan terhadap semua makhluk hidup, baik mereka itu bersel
satu ataupun bersel banyak, asalkan mereka itu memiliki butiran-butiran hijau daun (kloroplas)
yang didalamnya terdapat zat hijau daun (klorofil). Jadi, suatu tumbuhan dapat berkisar mulai
dari bentuk bakteri hingga organisme-organisme yang nampak sebagai pohon-pohon raksasa
misalnya Rasamala (Syamsurizal,2000).
Dalam analisa komunitas, dikenal istilah keanekaragaman spesies. Dalam menentukan
indeks keragaman tersebut, ada beberapa metode analisa yang dapat digunakan, antara lain
Indeks Margalelef, Indeks Simpson, Indeks Menhenick, Indeks Brillouin, dan Indeks Shanon.
Sedangkan indeks similiaritas biasanya dianalisa dengan indeks equitabilitas (e) dengan nilai
kisaran antara 0-1.
Ada tujuh faktor yang mempenagruhi keanekaragaman spesies, yaitu :
1. Heterogenitas Habitat
2. Kompetitis
3. Ekologi Lingkungan
4. predasi
5. Stabilitas Lingkungan
6. Habitat yang produktif
7. Waktu
Contoh komunitas :
Mangrove merupakan komunitas tumbuhan berkayu yang khas terdapat di sepanjang
pantai terlindung atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hutan
mangrove sering pula disebut sebagai hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau atau hutan
bakau.
Mangrove berfungsi menjebak dan menahan sedimen, merendam badai pantai dan energy
gelombang, memberi perlindungan bagi juvenile ikan dan biota avertebrata dan mengasimilasi
nutrient untuk dikonversi menjadi jaringan tumbuhan, control terhadap erosi, menetralisasi
limbah cair dan sebagai sanctuary kehidupan liar ( Clark, 1982).
Di Kabupaten Supiori, hutan mangrove ditemukan di sepanjang pesisir Distrik Supiori
Timur sampai Distrik Supiori Selatan dan beberapa pulau kecil di Distrik Supiori
Selatan. Pemandangan hutan mangrove yang indah sepanjang pesisir sungai. Tercipta nuansa
petualangan selama perjalanan menyusuri hutan mangrove. Rangkaian perjalanan dari Desa
Doubwo melewati kawasan hutan mangrove. Terdapat begitu banyak burung kakaktua, Nuri,
ikan bawal yang bermain hingga ke permukaan muara sungai. Nuansa transportasi sungai di
sepanjang hutan mangrove. (http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/deskripsi-dan-analisis-
vegetasi-floristika-dan-non-floristika/ )
B. Struktur dan Sifat-Sifat Komunitas
Analisis komunitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau
komposisi jenis dan bentuk atau struktur vegetasi. Dalam ekologi hutan, satuan vegetasi yang
dipelajari atau diselidiki berupa komunitas tumbuhan yang merupakan asosiasi konkret dari
semua spesies tetumbuhan yang menempati suatu habitat. Hasil analisis komunitas tumbuhan
diajikan secara deskripsi mengenai komposisi spesies dan struktur komunitasnya. Struktur
suatu komunitas tidak hanya dipengaruhi oleh hubungan antarspesies, tetapi juga oleh jumlah
individu dari setiap spesies organisme. Hal yang demikian itu menyebabkan kelimpahan relatif
suatu spesies dapat mempengaruhi fungsi suatu komunitas, bahkan dapat memberikan
pengaruh pada keseimbangan sistem dan akhirnya berpengaruh pada stabilitas komunitas itu
sendiri (Heddy, dkk., 1986).
Struktur komunitas tumbuhan memiliki sifat kualitatif dan kuantitatif.
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan
kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran merupakan
nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu habitat. Densitas
(kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan
luas/volume, atau persatuan penangkapan.
Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah
yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat diramalkan. Suksesi-suksesi
terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan fisik dalam komunitasnya dan memerlukan
waktu. Proses ini berakhir dengan sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimas.
Dalam tingkat ini komunitas sudah mengalami homoestosis
berdasarkan perilaku fisiologi dan keturunan, sesuatu jenis tumbuhan dapat memiliki
sifat-sifat sebagai berikut :
1. Evapotranspirator, adalah kemampuan tumbuhan menguapkan air ke udara lingkungannya
2. Pengumpul unsur-unsur hara tertentu yang potensial bersifat racun bagi pertumbuhan jenis
suatu tumbuhan lain.
3. Pengahasil senyawa allelokimia
4. Penyelenggara berbagai relung ekologi (Ecological niches).
(Soemarwoto, 1983).
C. Keanekaragaman atau Diversitas Jenis
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri komunitas yang
telah diukur dan dikaji adalah:
1. Keragaman spesies, dapat dipermasalahkan spesies hewan dan tumbuhan yang manakah yang
hidup dalam suatu komunitas tertentu. Deskripsi spesies semacam ini merupakan ukuran
sederhana bagi kekayaan spesies atau keragaman spesies/ diversitas spesies.
2. Bentuk dan struktur pertumbuhan. Tipe komunitas dapat diberikan dengan kategori utama
bentuk pertumbuhan: pohon, perdu atau lumut selanjutnya ciri ini dapat di rinci ke dalam
kategori bentuk pertumbuhan lebih kecil misalnya pohon yang berdaun lebar dan pohon
berdaun jarum. Bentuk pertumbuhan ini dapat menentukan stratifikasi.
3. Dominansi, dapat diamati bahwa tidak semua spesies dalam komunitas sama penting
menentukan sifat komunitas. Dari beratus spesies yang mungkin ada di dalam suatu komunitas,
secara nisbi hanya beberapa saja yang berpengaruh mampu mengendalikan komunitas tersebut.
Spesies dominan adalah spesies yang secara ekologik sangat berhasil dan yang mampu
menentukan kondisi yang diperlukan untuk pertumbuhannya.
4. Kelimpahan nisbi. Proporsi spesies yang berbeda dalam spesies dapat ditentukan.
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan menentukan arus energi
dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke karnivora.
- Tanggapan terhadap
perubahan klimatik
- Evolusi
- Spatial atau ruang - Biomassa
- Kerataan
- Diversitas (dalam stand dan
diantara stand)
(Syafei. 1990)
Fisiognomi, Komposisi Spesies, dan Pola Ruang atau Spatial
a. Fisiognomi
Fisiognomi adalah kenampakan eksternal vegetasi, struktur vertikal(arsitektur atau
struktur biomas), dan bentuk pertumbuhan (growth form) taksa dominan. Fisiognomi
merupakan sifat yang muncul pada komunitas.
Struktur vertikal mengacu pada tinggi dan penutupan kanopi tiap lapisan dalam
komunitas.
Penutupan kanopi dinyatakan sebagai persentase tanah yang ditutupi oleh kanopi bila
kanopi diproyeksikan kebawah. Penutupan dapat juga dinyatakan sebagai leaf area index (LAI).
b. Komposisi spesies
Komposisi spesies suatu komunitas juga sangat penting, karena komunitas ditentukan
atas dasar floristik. Kelimpahan(abundance), arti penting (importance), atau dominasi tiap
spesies dapat dinyatakan secara numerical, sehingga komunitas dapat dibandingkan atas dasar
kesamaan dan perbedaan spesies.
c. Susunan ruang
Susunan ruang spesies adalah sifat lain komunitas. Individu dalam suatu spesies dapat
tertagih(distribute) secara acak atau mengelompok atau clumped (interaksi positif atau netral ),
atau terlalu memancar atau overdispered (interaksi negatif).
Arti penting interaksi spesies dan interdependensi terhadap komunitas memperkirakan
bahwa komunitas stabil, memperlihatkan lebih banyak terjadinya interaksi spesies pada
komunitas transient/sementara.
Pemberian komunitas berdasarkan pada fisiognomi, life form, tumpang tindih niche,
adalah berguna karena kemungkinana perbandingan stand yang terpisah jauh yang mempunyai
persamaan floristik atau tidak.
Stabilitas
Stabilitas adalah term yang kompleks dan mencakup beberapa kualitas objek. Komponen
stabilitas yang pertama adalah resistensi, yaitu kemampuan komunitas untuk tetap tak berubah
selama periode stres. Yang kedua adalah daya lenting/Resilience adalah kemampuan komunitas
untuk kembali kebentuk normal setelah terjadi proses gangguan atau stres. Yang ketiga adalah
tinggal-perbedaan/variance maksudnya kemampuan komunitas untuk memperlihatkan
kelimpahan yang tinggi pada beberapa spesies. Yang ke empat adalah kegigihan/persintenc
yaitu kemampuan untuk relatif tak berubah sepanjang waktu.
BAB III
PENUTUP
1. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah
tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
2. Komunitas tumbuhan adalah seluruh populasi tumbuhan yang hidup bersama pada suatu
daerah. Populasi tumbuhan ini secara genetik terdiri dari individu-individu spesies tumbuhan
dan secara ekologi mereka adalah anggota dari ekosistem. Ekosistem tumbuhan terdiri dari
kumpulan spesies tumbuhan yang bersama-sama membentuk suatu masyarakat tumbuhan
yang disebut komunitas.
3. Struktur komunitas
a. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan
kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
b. Kuantitatif, seperti Frekuensi, densitas dan densitas relatif.