TUGAS PERANCANGAN PABRIK M
TUGAS PERANCANGAN PABRIK M
TUGAS PERANCANGAN PABRIK M
OLEH :
OLEH :
Tugas akhir prarancangan pabrik kimia disusun sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Teknik di jurusan Teknik Kimia FTI UMI Makassar
03 Ramadhan 1443 H
Makassar; -----------------------------
05 April 2022 M
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknik Kimia
ii
PRARANCANGAN PABRIK ASAM SALISILAT DARI PHENOL
MENGGUNAKAN PROSES KARBOKSILASI KOLBE-SCHMITT
KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN
Tugas akhir disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik di jurusan
Teknik Kimia FTI UMI Makassar
Oleh :
Tugas akhir ini telah diseminarkan dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal
………………… bertepatan tanggal ………………….
Tim Penguji :
Penguji : 1. (…………)
2. (…………)
3. (…………)
16 Ramadhan 1440 H
Makassar ;
21 Mei 2019 M
Mengetahui :
Dekan Ketua Jurusan
Fak. Teknologi Industri, Teknik Kimia,
Dr. Ir. H. Zakir Sabara HW, ST.,IPM.,ASEAN Eng. Dr. Ir Andi Suryanto, ST. MT. IPM. ASEAN Eng.
iii
PRAKATA
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan
Prarancangan pabrik. Suatu kenikmatan tersendiri dengan terwujudnya tugas
Prarancangan Pabrik Kimia ini. Tugas Akhir (TA) ini merupakan salah satu syarat
untuk penyelesaian studi S-1 dan untuk meraih gelar Sarjana Teknik di jurusan
Teknik Kimia di Universitas Muslim Indonesia.
Tugas akhir yang dikerjakan berjudul Pra- Rancangan Pabrik Asam Salisilat
Dari Phenol Menggunakan Proses Karboksilasi Kolbe-Schmitt Dengan Kapasitas
25.000 ton/tahun. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Pertama, Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
dan kelancaran sehingga penyusun dapat menyelesaikan prarancangan pabrik
sebagai salah satu syarat menyelasaikan studi Strata Satu (S-1) Jurusan
Teknik Kimia Universitas Muslim Makassar.
2. Kedua orang tua tercinta serta keluarga atas segala doa dan dukungan moril
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas praperancangan Pabrik ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Basri Modding, SE., M.Si. selaku Rektor Universitas
Muslim Indonesia.
4. Bapak Prof. Dr. H. Zakir Sabara, S.T., M.T., IPM., ASEAN.Eng. selaku
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim.
5. Bapak Dr. Ir. H. Andi Aladin, MT., IPM. dan Ibu Ir. Mustafiah, ST., MT.,
IPP. selaku tim pembimbing.
6. Seluruh dosen dan karyawan jurusan Teknik kimia Universitas Muslim
Indonesia Makassar.
7. Serta teman-teman seperjuangan yang telah memberikan semangat dan kerja
sama dalam penyelesian studi ini.
Penulis menyadari sepenenuhnya dalam penyusunan Tugas Akhir ini, masih
jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan saran yang membangun sangat
iv
diharapkan demi kesempurnaan Tugas Besar ini, semoga jerih payah penulis
menjadi amal jariyah dan bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.
Penulis
v
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
PENGESAHAN ...................................................................................... ii
PRAKATA .............................................................................................. iv
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
INTISARI................................................................................................ vii
BAB I Pandahuluan................................................................................. I-1
BAB II Uraian Proses.............................................................................. II-1
BAB III neraca massa ............................................................................. III-1
BAB IV Neraca panas ............................................................................. IV-1
BAB V spesifikasi alat ............................................................................ V-1
BAB VI Prancangan Alat Utama ............................................................ VI-1
BAB VII Utilitas ..................................................................................... VII-1
BAB VIII Instrument dan Keselamatan Kerja ........................................ VIII-1
BAB IX Lokasi dan Tata Letak Pabrik ................................................... IX-1
BAB X Bentuk Organisasi dan Manajemen Perusahaan ........................ X-1
BAB XI Analisa Ekonomi ..................................................................... XI-1
BAB XII Kesimpulasn ............................................................................ XII-1
Daftar pustaka ........................................................................................ XIII-1
Lampiran A Neraca Massa ..................................................................... lamp.A-1
Lampiran B Neraca Panas ...................................................................... lamp.B-1
Lampiran C Spesifikasi Alat .................................................................. lamp.C-1
Lampiran D Analisa Ekonomi ............................................................... lamp.D-1
vi
ABSTRAK
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman menuju negara maju di segala
bidang, Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan negara-negara lain di
dunia. Kemajuan yang sangat pesat baik dari segi kuantitas maupun kualitas
juga terasa dalam industri kimia. Salah satu bahan kimia yang banyak
diperlukan dalam industri adalah asam salisilat.
Asam salisilat merupakan bahan kimia yang cukup penting dalam
kehidupan sehari-hari serta memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Asam
salisilat diklasifikasikan sebagai bahan kimia halus yang sering digunakan
secara ekslusif sebagai bahan baku obat dalam industri farmasi. Dalam
industri farmasi, asam salisilat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
aspirin, metil salisilat, salisilamide, dan dalam industri kimia lainnya yang
berhubungan dengan pencelupan, pembuatan karet, dan resin kimia.
Kebutuhan asam salisilat terus bertambah seiring dengan
bertambahnya kebutuhan industri dalam memenuhi permintaan pasar. Hal ini
didukung dengan adanya industri-industri yang menggunakan asam salisilat
sebagai bahan baku utama. Walaupun tingkat konsumsi asam salisilat cukup
besar, namun hingga saat ini Indonesia masih bergantung pada negara lain.
Perkembangan harga asam salisilat di pasaran semakin meningkat
dengan meningkatnya permintaan yang jauh melebihi kapasitas produksinya.
Melihat perkembangan kebutuhan asam salisilat yang semakin meningkat
tidak menutup kemungkinan industri ini akan menarik minat para investor
untuk menanamkan modal. Oleh karena itu, besar kemungkinan industri ini
dapat berdiri dan bersaing dengan industri asam salisilat lainnya sehingga
dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, serta dapat menghemat devisa yang
selama ini digunakan untuk mengimpor asam salisilat dari negara luar.
I-1
B. Tinjauan Pustaka
Asam salisilat merupakan turunan dari asam karboksilat. Asam
karboksilat adalah senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, -
COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan hidroksil: antar-
aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktivan kimia yang unik
untuk asam karboksilat. Asam karboksilat penting secara biologis maupun
komersial (Fessenden, 1997).
Asam salisila larut dalam air, dapat menyublim tetapi dapat
terdekomposisi menjadi karbon dioksida dan phenol bila dipanaskan secara
cepat pada suhu sekitar 200⁰C. Selain itu asam salisilat mudah menguap
dalam steam (Hayat, 2007).
Asam salisilat biasa digunakan sebagai obat-obatan dan sebagai bahan
intermediet pada pabrik obat dan pabrik farmasi seperti aspirin dan beberapa
turunannya. Adapun fungsinya sebagai antiseptik, asam salisilat merupakan
zat yang mampu mengatasi iritasi kulit dan selaput lendir. Asam salisilat tidak
diserap oleh kulit, tetapi dapat membunuh sel epidermis dengan sangat cepat
tanpa memberikan efek langsung pada sel dermis. Setelah pemakaian
beberapa hari akan menyebabkan terbentuknya lapisan-lapisan kulit yang
baru. Obat ini sangat ampuh untuk rematik akut yang dapat mencegah
kerusakan jantung yang biasanya terjadi akibat rematik, tetapi menghilangkan
sakit yang amat sangat secara keseluruhan, dan beberapa saat setelah
pemakaiannya akan menurunkan temperatur tubuh kembali normal (Rieko,
2007).
Asam salisilat dalam larutan 10% – 20% yang terdiri dari asam nitrat
selulosa dalam eter dan alkohol digunakan sebagai penghilang kutil dan
katimumul pada kaki. Asam salisilat menyebabkan pelunakan lapisan kulit
sehingga katimumul dan kutil akan terlepas bersama kulit mati. Bubuk
sehalus debu yang mengandung asam salisilat yang dikombinasikan dengan
methanol, camphor, asam boric dan kanji digunakan dalam pengobatan
penderita epidermophytosis. Sedangkan bubuk dengan 2-4% asam salisilat
dalam bedak digunakan sebagai pengobatan untuk penderita hyperhidrosis,
I-2
yaitu penyakit kulit yang diidentikkan dengan kelebihan dalam
mengeluarkan keringat (Rieko, 2007).
1. Spesifikasi Bahan
a. Bahan Baku
1) Phenol
Rumus Molekul : C6H6O
Berat Molekul : 94,113 g/mol
Titik Beku : 40,85⁰C
Titik Didih : 182⁰C
Densitas (25⁰C) : 1,071 Kg/m3
Kelarutan Dalam Air : 0,82 g/100mL
2) Natrium Hidroksida
Rumus Molekul : NaOH
Berat Molekul : 39,998 g/mol
Titik Beku : 318⁰C
Titik Didih : 1390⁰C
Densitas (25⁰C) : 2,1 Kg/m3
Kelarutan Dalam Air : 50 g/100mL
3) Karbon Dioksida
Rumus Molekul : CO2
Berat Molekul : 40,01 g/mol
Titik Beku : -56,42⁰C
Titik Didih : -78,5⁰C
Densitas (25⁰C) : 1,539 Kg/m3
4) Asam Sulfat
Rumus Molekul : H2SO4
Berat Molekul : 98,086 g/mol
Titik Beku : 3⁰C
Titik Didih : 280⁰C
Densitas (25⁰C) : 1,84 Kg/m3
I-3
b. Bahan Pendukung
1) Decolorizing Material
Karbon Aktif
2) Air
Rumus Molekul : H2O
Berat Molekul : 18 g/mol
Titik Beku : 0⁰C
Titik Didih : 100⁰C
Densitas : 1 g/cm3
c. Bahan produk
1) Asam Salisilat
Rumus Molekul : C7H6O7
Berat Molekul : 138 g/mol
Titik Beku : 159⁰C
Titik Didih : 211⁰C
Warna : Putih
Bentuk : Powder
d. Hasil Samping
1) Natrium Sulfat
Rumus Molekul : Na2SO4
Berat Molekul : 142,04 g/mol
Titik Beku : 844⁰C
Titik Didih : 1429⁰C
Bentuk : Kristal Putih Solid
2. Pemilihan Proses
Dalam pembuatan asam salisilat terdapat beberapa alternatif proses
yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Proses Kolbe
Pada tahun 1860 Hermann Kolbe mensintesis asam salisilat
dengan cara membuat larutan encer sodium phenolat yang kemudian
diumpankan ke dalam reaktor ball mill tertutup dan dikeringkan.
I-4
Kemudian karbon dioksida diumpankan ke dalam iron vessel reactor
dan campuran phenate kering dengan karbon dioksida direaksikan ada
Precipitating
Dryer Centrifuge Tank Filter
I-5
NaOH Phenol Karbon aktif air
Decolorizing
Mixer Reactor Filter
Tank
Precipitating
Dryer Centrifuge
Tank
Macam Proses
Kolbe Kolbe-Schmitt
Temperatur Operasi 183-200oC 165-175oC
Jumlah Reaktor 4 3
Tekanan 4-6 atm 4-6 atm
Waktu Operasi 12 jam 5-6 jam
Yield 70-80% 80-90%
Kemurnian 50% 90-99,5%
dilakukan pada suhu 175oC antara karbon dioksida dengan logam alkali
hidroksi aromatis yang terlebih dulu dibuat dengan mereaksikan logam
alkali hidroksida dengan senyawa hidroksi aromatik. Kemajuan sintesis
yang telah dikembangkan ini mencapai tahap peningkatan perolehan asam
salisilat dengan konversi phenol yang lebih tinggi dan proses pemurnian
asam salisilat yang tidak begitu rumit.
I-6
Faktor-faktor dipilihnya proses Kolbe-Schmitt sebagai proses
pembuatan asam salisilat, yaitu:
a. Suhu yang dibutuhkan tidak terlalu tinggi sehingga lebih mudah dalam
pengendalian suhu dan proses serta perancangan alat perpindahan
panas lebih mudah dan hemat energi.
b. Waktu produksi singkat, sehingga tidak membutuhkan energi yang
banyak.
c. Proses pemurnian tidak rumit.
d. Konversinya besar.
e. Alat yang mudah diperoleh sehingga penggantian alat mudah
dilakukan.
C. Kapasitas Produksi
Selama ini, pemenuhan kebutuhan asam salisilat hanya mengandalkan
impor dari Negara lain. Di Indonesia sendiri belum terdapat pabrik asam
salisilat. Kebutuhan asam salisilat di Indonesia berdasarkan data impor
ditunjukkan pada Tabel I.2:
Tabel I.2. Perkembangan Impor Asam Salisilat di Indonesia
I-7
kebutuhan Asam Salisilat di Indonesia menurun disetiap tahunnya. Tetapi
secara umum kebutuhan Asam Salisilat di dunia sangat besar. Sesuai data
tersebut di atas dapat diketahui jumlah impor Asam Salisilat setiap tahunnya
cenderung menurun dan dapat digambarkan dalam grafik I.1
900,000
800,000
700,000
600,000
Impor (kg)
I-8
Pabrik sasaran yang membutuhkan produk asam salisilat di Indonesia
diantaranya :
Tabel I.3. Pabrik sasaran yang membutuhkan asam salisilat
Jumlah
No. Nama Pabrik Bidang Lokasi Kebutuhan
(ton/tahun)
1 PT. Bayer Farma Indonesia Farmasi Jakarta 4.320
2 PT. Abbot Indonesia Kosmetik Depok, Jawa Barat 1.850
PT. Hexpharm Pharma Cianjur, Jawa
3 Farmasi 3.550
Indonesia Barat
Pasuruan, Jawa
4 PT. Schering Plough Kosmetik 3.500
Timur
Cianjur, Jawa
5 PT. Armoxindo Farma Farmasi 3.496
Barat
Sumber: Grand View Research, Inc
I-9
BAB II
URAIAN PROSES
II-1
Pada proses ini, tekanan akan meningkat hingga 6 atm seiring semakin
banyaknya CO2 yang terabsorpsi. Terjadi reaksi eksotermis dan suhu operasi
dijaga maksimal hingga 175oC agar proses reaksi berjalan dengan sempurna.
Operasi ini memakan waktu selama 5 jam.
Produk reaktor 2 yang dihasilkan adalah natrium salisilat yang berupa
serbuk yang kemudian ditambahkan air. Kemudian ditampung di dalam batch
cycle tank sebelum dialirkan menuju tangki decolorisasi untuk didecolorasi.
Proses decolorasi dilakukan untuk menghilangkan warna kuning dari larutan
natirum salisilat, dengan menambahkan karbon aktif. Setelah proses
decolorasi selesai, larutan campuran dipompa menuju filter press untuk
memisahkan karbon aktif dengan larutan natrium salisilat. Filtrat ditampung
di batch cycle tank kemudian diasamkan dalam reaktor 3 dengan penambahan
H2SO4 98% sehingga terjadi reaksi:
ONaC6H4COONa(aq) + H2SO4 (l) OHC6H4COOH(s) + Na2SO4(aq)
C. Finishing
Asam salisilat yang terbentuk dari hasil reaktor 3 akan mengendap
dalam larutan garam Na2SO4. Kemudian diseparasi dalam centrifuge untuk
memisahkan kristal asam salisilat. Asam salisilat yang telah terpisahkan
dalam centrifuge kemudian dikeringkan di dalam dryer. Setelah proses
pengeringan produk di simpan bin penyimpanan Asam Salisilat dengan suhu
37⁰C dan tekanan 1 atm. Asam salisilat yang terbentuk memiliki yield
sebesar 85-90%, dengan kemurnian sekitar 90-99,5%. Produk samping yang
dipisahkan dari centrifuge berupa Na2SO4 yang kemudian akan disimpan di
dalam bin penyimpan produk samping dengan suhu 60⁰C dan tekanan 1 atm.
II-2
NaOH Phenol Karbon aktif air
Decolorizing
Mixer Reactor Filter
Tank
Precipitating
Dryer Centrifuge
Tank
II-3
DIAGRAM ALIR KUALITATIF
T = 30°C
P = 1 atm Karbon aktif
H2O T = 30°C C6H5OH
P = 1 atm C6H5ONa
C6H5OH NaOH
Impuritis
H2O H2O H2O
CO2
HOC6H4COONa
T = 30°C T = 30°C TANGKI Karbon aktif
T = 175°C C6H5OH
NaOH MIXER P = 1 atm P = 1 atm DECOLORISASI H2SO4
P = 4 atm C6H5ONa
(MX-01) C6H5OH (TD-01) T = 30°C H2O
T = 30°C P = 1 atm NaOH
C6H5ONa H2O
P = 1 atm NaOH HOC6H4COONa T = 60°C
H2O FILTER PRESS P = 1 atm
REAKTOR REAKTOR HOC6H4COONa
NaOH (FP-01) T = 60°C
H2O (RE-01) (RE-02) Karotenoid P = 1 atm
C6H5OH
T = 69°C 2C6H5ONa + CO2 T = 175°C C6H5OH REAKTOR Na2SO4
2C6H5OH + 2NaOH
P = 1 atm ONaC6H4COONa + P = 1 atm C6H5ONa (RE-03) H2O
2C6H5ONa + 2H2O
C6H5OH NaOH HOC6H4COONa
H2O ONaC6H4COONa +
HOC6H4COONa T = 60°C
C6H5OH H2SO4 P = 1 atm
C6H5OH C6H5ONa Karbon aktif OHC6H4COOH + NaSO4
C6H5ONa NaOH
NaOH H2O T = 30°C
Steam Impuritis
H2O P = 1 atm
CO2
T = 90°C C6H5OH
T = 93°C H2O
T = 90°C P = 1 atm Na2SO4
P = 0.57 atm H2O CENTRIFUGE
P = 1 atm T = 144.5°C C6H5OH
HOC6H4COONa (CE-01)
VACUM P = 1 atm Na2SO4
HOC6H4COOH
DRYER H2SO4 Steam H2O
C6H5OH HOC6H4COONa
(VD-01) Na2SO4
T = 60°C T = 70°C HOC6H4COOH
H2O P = 1 atm
P = 1 atm
HOC6H4COONa T = 65°C
HOC6H4COOH P = 1 atm
Steam H2O ROTARY DRYER
T = 60°C (RD-01)
T = 90°C T = 90°C HOC6H4COOH
P = 1 atm
P = 0.57 atm P = 0.57 atm
Steam T = 37°C
H2O P = 1 atm
HOC6H4COOH
T = 37°C CYCLONE
P = 1 atm (CL-01)
HOC6H4COOH
Steam
T = 37°C
P = 1 atm
Gambar II.2. Diagram alir kualitatif pabrik asam salisilat dari phenol
II-4
FLOWSHEET
CW
WP
0,57
93
6
1
30
4 TP-02
30
C-02
11
30
1
2
1
1 VD-01
30
0,57
TP-01 1
90
8
1
30
C-01 1 TP-03 14
BC-01 SC-01 144,5
12 1
RE-01 60
18
69
1
3
90
P-02
9
90
1
1
LH-01 CD-01 TP-04
MX-01
SJ-01
0,57
udara 1
90
7
P-01 60
19
1
60
1
TD-01 21
30
15
1 CY-01
CO2 37
24
RE-03
FP-01 CE-01
20
60
1
60
17
1
175
1
13
37
26
1
1
K-01 4 65
25
37
1
175 23
10 C-03
HE-01
30
16
HE-02
1
RD-01 E-01
RE-02
22
70
P-03 Ke pengolahan HE-03 1
limbah
B-01
SC
CTWR
WP
Aliran 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
T (°C) 30 30 69 30 90 93 90 90 90 175 30 144.5 175 30 30 30 60 60 60 60 60 70 65 37 37 37
P (atm) 1 1 1 1 1 0.57 0.57 0.57 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Komponen TABEL NERACA MASSA PABRIK ASAM SALISILAT DARI PHENOL (kg/jam)
Phenol 2284.2654 22.8427 22.8427 22.8427 0.3271 0.0000 0.3271 41.2774 0.0000 41.2774 0.0000
Natriumhidroksida 972.0278 972.0278 9.7203 9.7203 9.7203 9.7203 0,0000 9.7203
Natriumphenolate 2790.6919 2790.6919 56.0031 56.0031 0.0009 56.0021
Karbon dioksida 1058.7786 21.2732
Natriumsalisilat 3771.8170 3771.8170 4.1494 3767.6676 37.7118 0.0000 37.7118 0.0000
Karbon aktif 0.2859 23.1788 23.1788
Asamsulfat 1156.1339
Asamsalisilat 3220.9951 3220.9951 3156.5754 64.4197 1.2881 63.1316
Natriumsulfat 1708.6148 0.9364 1707.6784 0.9364
Air 874.8251 874.8251 0.0228 1307.8863 651.4770 656.4093 22325.5363 656.4093 22325.5363 22325.5363 198.6975 22126.8389 23.1222 22131.2130 208.6754 21922.5376 204.5022 4.1731 0.0831 4.0900
Karotenoid 0.3773
Udara panas 177.1676 177.1676 177.1676
Saturated steam 1182.5121
Condensate 1182.5121
Impuritis 0.1060 0.1060
TOTAL 972.0278 874.8251 1846.8529 2284.2882 4131.1412 1182.5121 1182.5121 651.4770 3479.6642 1058.8846 22325.5363 677.7885 26186.2967 0.2859 26186.5826 226.0266 25960.5560 1179.2561 27139.8121 3430.6069 23709.2052 177.1676 3362.0140 245.7604 178.5388 67.2216
II-5
BAB III
NERACA MASSA
= 9,1356 kg/jam
1. Tangki Pelarutan
Tabel III.1. Neraca massa pada tangki pelarutan
Masuk Keluar
Komponen
F1 F2 F3
NaOH 972,0278 - 972,0278
H2O - 874,8251 874,8251
Total 1846,8529 1846,8529
III-1
2. Reaktor Na-Phenolate
Tabel III.2. Neraca massa pada reaktor na-phenolate
Masuk Keluar
Komponen
F3 F4 F5
NaOH 972,0278 - 9,7203
H2O 874,8251 0,0228 1307,8863
C6H5OH - 2284,2654 22,8427
C6H5ONa - - 2790,6919
Total 4131,1412 4131,1412
3. Vacuum Dryer
Tabel III.3. Neraca massa pada vacuum dryer
Masuk Keluar
Komponen
F5 F6 F7 F8 F9
NaOH 9,7203 - - - 9,7203
H2O 1307,8863 - - 651,4770 656,4093
C6H5OH 22,8427 - - - 22,8427
C6H5ONa 2790,6919 - - - 2790,6919
Steam
- 1182,5121 1182,5121 - -
condensate
Total 5313,6532 5313,6532
III-2
4. Reaktor Na-Salisilat
Tabel III.4. Neraca massa pada reaktor na-salisilat
Masuk Keluar
Komponen
F9 F10 F11 F12 F13
NaOH 9,7203 - - - 9,7203
H2O 656,4093 - 22325,5363 656,4093 22325,5363
C6H5OH 22,8427 - - - 22,8427
C6H5ONa 2790,6919 - - - 56,0031
HOC6H4COONa - - - - 3771,8170
Karotenoid - - - - 0,3773
CO2 - 1058,7786 - 21,2732 -
Impuritis - 0,1060 - 0,1060 -
Total 26864,0851 26864,0851
5. Tangki Decolorisasi
Tabel III.5. Neraca massa pada tangki decolorisasi
Masuk Keluar
Komponen
F13 F14 F15
NaOH 9,7203 - 9,7203
H2O 22325,5363 - 22325,5363
C6H5OH 22,8427 - 0,3271
C6H5ONa 56,0031 - 56,0031
HOC6H4COONa 3771,8170 - 3771,8170
Karotenoid 0,3773 - -
Karbon aktif - 0,2859 23,1788
Total 26186,5826 26186,5826
III-3
6. Filter Press
Tabel III.6. Neraca massa pada filter press
Masuk Keluar
Komponen
F15 F16 F17
NaOH 9,7203 0,0000 9,7203
H2O 22325,5363 198,6975 22126,8389
C6H5OH 0,3271 0,0000 0,3271
C6H5ONa 56,0031 0,0009 56,0021
HOC6H4COONa 3771,8170 4,1494 3767,6676
Karbon aktif 23,1788 23,1788 -
Total 26186,5826 26186,5826
Masuk Keluar
Komponen
F17 F18 F19
NaOH 9,7203 - -
H2O 22126,8389 23,1222 22131,2130
C6H5OH 0,3271 - 41,2774
C6H5ONa 56,0021 - -
HOC6H4COONa 3767,6676 - 37,7118
HOC6H4COOH - - 3220,9951
H2SO4 - 1156,1339 -
Na2SO4 - - 1708,6148
Total 27139,8121 27139,8121
III-4
8. Centrifuge
Tabel III.8. Neraca massa pada centrifuge
Masuk Keluar
Komponen
F19 F20 F21
Na2SO4 1708,6148 0,9364 1707,6784
H2O 22131,2130 208,6754 21922,5376
C6H5OH 41,2774 0,0000 41,2774
HOC6H4COONa 37,7118 0,0000 37,7118
HOC6H4COOH 3220,9951 3220,9951 -
Total 27139,8121 27139,8121
9. Rotary Dryer
Tabel III.9. Neraca massa pada rotary dryer
Masuk Keluar
Komponen
F20 F22 F23 F24
Na2SO4 0,9364 - 0,9364 -
H2O 208,6754 - 204,5022 4,1731
C6H5OH 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COONa 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COOH 3220,9951 - 3156,5754 64,4197
Udara panas - 177,1676 - 177,1676
Total 3607,7745 3607,7745
10. Cyclone
Tabel III.10. Neraca massa pada cyclone
Masuk Keluar
Komponen
F24 F25 F26
H2O 4,1731 0,0831 4,0900
HOC6H4COOH 64,4197 1,2881 63,1316
Udara panas 177,1676 177,1676 -
Total 245,7604 245,7604
III-5
BAB IV
NERACA PANAS
1. Mixer
Tabel IV.1. Neraca panas pada mixer
2. Reaktor Na-Phenolate
Tabel IV.2. Neraca panas pada reaktor na-phenolate
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 83046,7511 447,1925
H2O 172818,3736 139775,2065
C6H5OH 5023,8160 1001,7721
C6H5ONa - 366928,0404
∆H298 - 10915,0714
Q serap 258178,3422 -
Total 519067,2829 519067,2829
3. CO2 Preheater
Tabel IV.3. Neraca panas pada CO2 preheater
Komponen Q Masuk Q Keluar
CO2 2217,7663 9445,6558
Impuritis 0,6087 2,4166
Q supply 7610,2079 -
Q loss - 380,5104
Total 9828,5828 9828,5828
IV-1
4. Vacuum Dryer
Tabel IV.4. Neraca panas pada vacuum dryer
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 447,1925074 447,1925074
H2O 139775,2065 54931,58458
C6H5OH 1001,772129 1001,772129
C6H5ONa 366928,0404 366928,0404
Panas laten - 18154,4447
Q supply -70199,1339 -
Q loss - -3509,9567
Total 437953,0776 437953,0776
5. Barometric Condenser
Tabel IV.5. Neraca panas pada barometric condenser
Komponen Q Masuk Q Keluar
H2O 542241,0804 537590,6025
Q serap -4650,4779 -
Total 537590,6025 537590,6025
6. Reaktor Na-Salisilat
Tabel IV.6. Neraca panas pada reaktor na-salisilat
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 1383,9100 1809,5368
H2O 214504,1688 9480852,9701
C6H5OH 1120,9634 1645,3389
C6H5ONa 397505,3771 10431,8596
HOC6H4COONa - 839584,4485
Karotenoid - 32,0705
CO2 59702,1650 1199,5909
Impuritis 16,8727 16,8727
∆H298 - 1359,8500
Q serap 9662699,081 -
Total 10336932,5380 10336932,5380
IV-2
7. Kondenser
Tabel IV.7. Neraca panas pada kondenser
Komponen Q Masuk Q Keluar
H2O 456595,9704 438171,9687
H laten - 27438,0029
Q serap 9014,0012 -
Total 465609,9716 465609,9716
9. Heater
Tabel IV.9. Neraca panas pada heater
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 106,4799 638,8255
H2O 565164,7859 3370433,9714
C6H5OH 0,7236 5,7084
C6H5ONa 613,6388 3681,8328
HOC6H4COONa 49332,8505 295997,1030
Q supply 3216356,803 -
Q loss - 160817,8401
Total 3831575,2812 3831575,2812
IV-3
10. Reaktor Asam Salisilat
Tabel IV.10. Neraca panas pada reaktor asam salisilat
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 638,8255 -
H2O 3370433,9714 3371100,2337
C6H5OH 5,7084 716,1570
C6H5ONa 3681,8328 -
HOC6H4COONa 295997,1030 2962,7490
H2SO4 12792,7034 -
HOC6H4COOH - 29193,5668
Na2SO4 - 84237,7732
Q serap -195339,6647 -
Total 3488210,4798 3488210,4798
11. Heater
Tabel IV.11. Neraca panas pada heater
Komponen Q Masuk Q Keluar
Udara 5,5810 44,6477
Q supply 41,1228 -
Q loss - 2,0561
Total 46,7038 46,7038
IV-4
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
V-1
2. Tangki Penyimpanan Asam Sulfat 98%
Tabel V.2. Tangki Penyimpanan Asam Sulfat 98%
Tempat penyimpanan dan
Fungsi =
memanaskan
bahan baku asam sulfat
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup atas dan
bawah torispherical dilengkapi
dengan
pipa pemanas
Bahan Kontruksi = Stainless steel 316
Jenis las = Double welded butt joint
Dimensi tangki
Volume = 3642,408 ft3
Diameter = 13,02 ft
Tinggi = 28 ft
Tebal = Course 1 = 0,24 in
Course 2 = 0,18 in
Course 3 = 0,12 in
Course 4 = 0,06 in
Tebal Tutup atas = 3/16 in
Tebal tutup bawah = 1/4 in
Dimensi pipa pemanas
Panjang = 30 ft
Diameter luar = 1 in
Diameter dalam = 0,344 in
Jumlah pipa = 3 buah
V-2
3. Tangki Pelarutan NaOH
Tabel V.3. Tangki Pelarutan NaOH
Fungsi = Membuat larutan NaOH 55%
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup atas dan
bawah torispherical dilengkapi
pengaduk
Bahan konstruksi = Stainless steel 316
Jenis las = Double welded butt joint
Dimensi tangki
Volume = 20,12 ft3
Diameter = 3,50 ft
Tinggi = 8 ft
Tebal = 3/16 in
Tebal tutup atas = 3/16 in
Tebal tutup bawah = 3/16 in
Dimensi pengaduk
Jenis = Propeller
Diameter = 3,98 ft
Tebal = 2,66 ft
Jarak dengan dasar
= 0,80 ft
pengaduk
Tebal baffle = 0,66 ft
Power = 0,004 hp
4. Pompa
Tabel V.4. Pompa
Memindahkan bahan dari tangki
Fungsi = pelarutan NaOH ke reaktor Na-
Phenolate
Tipe = Centrifugal pump
Jumlah = 1
Panjang pipa total = 71,35 ft
Jumlah elbow = 4
Diameter dalam pipa = 1,38 in
Diameter luar pipa = 1,7 in
Power = 3,96 hp
V-3
5. Reaktor Na-phenolate
Tabel V.5. Reaktor Na-phenolate
Fungsi = Mereaksikan phenol dan natrium hidroksida
Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah
Bentuk = torispherical dilengkapi pengaduk dan jaket
pendingin
Jumlah = 1 unit
Bahan konstruksi = Stainless steel 316
Jenis las = Double welded butt joint
Dimensi tangki
Volume = 225,16 ft3
Diameter = 7,82 ft
Tinggi = 8 ft
Tebal = 3/16 in
Tebal tutup = 3/16 in
Dimensi pengaduk
Jenis = Propeller
Diameter = 4,28 ft
Tebal = 2,94 ft
Jarak dengan
= 0,86 ft
dasar pengaduk
Tebal baffle = 0,71 ft
Power = 1,80 hp
Dimensi jaket pendingin
Tinggi = 6 ft
Tebal = 4,60 in
6. Kompresor
Tabel V.6. Kompresor
Menaikkan tekanan gas CO2 menjadi 4
Fungsi =
atm
Jenis = Centrifugal compressor
Jumlah = 1 unit
Jumlah stage = 1
V-4
7. Heater
Tabel V.7. Heater
Memanaskan gas CO2 sebelum masuk
Fungsis =
reaktor Na-salisilat
Tipe = Double pipe
Jumlah = 1 unit
Panjang = 5 ft
Diameter pipa dalam = 3 in
Diameter pipa luar = 4 in
Jumlah hairpin = 4 buah
8. Screw Conveyor
Tabel V.8. Screw Conveyor
Memindahkan natrium phenolate dari
Fungsi =
vacuum dryer ke lock hopper
Panjang = 16 ft
Diameter = 10 in
Kecepatan putaran = 15 rpm
V-5
9. Reaktor Na-salisilat
Tabel V.9. Reaktor Na-salisilat
Mereaksikan natrium phenolate dengan
Fungsi =
gas CO2
Jenis = Reaktor unggun fluidisasi
Silinder tegak dengan tutup torispherical
Bentuk =
dilengkapi jaket pendingin
Bahan konstruksi = Stainless steel 316
Jenis las = Double welded butt joint
Dimensi reaktor
Volume = 3292,2 m3
Diameter = 10 ft
Tinggi = 32 ft
Tebal = 1/2 in
Tebal tutup = 7/8 in
Dimensi distributor
Diameter plate = 9 ft
Tipe = Nozzle
Bahan = Metal
Diameter orifice = 0,08 mm
Jumlah orifice = 2 buah/cm2
Dimensi jaket pendingin
Tinggi = 30,89 ft
Tebal = 10,50 in
V-6
11. Centrifuge
Tabel V.11. Centrifuge
Memisahkan kristal asam salisilat
Fungsi =
dengan larutan campuran
Jenis = Scroll conveyor
Volume = 41,78 m3
Diameter bowl = 24 in
Kecepatan putar = 3000 rpm
V-7
14. Rotary Dryer
Tabel V.14. Rotary Dryer
Menghilangkan kadar air kristal asam
Fungsi =
salisilat
Jumlah = 1 unit
Isolasi = Rock isolation
Diameter = 2,21 m
Kecepatan putar = 3000 rpm
Panjang = 6,31 m
Sudut rotary = 6,2°
Time of pass = 0,11 menit
Power = 13,3 hp
15. Cyclone
Tabel V.15. Cyclone
Menangkap asam salisilat yang terikat
Fungsi =
udara panas
Kecepatan gas masuk = 15 m/s
Dimensi cyclone
Dc = 13,06 m
De = 6,53 m
Hc = 6,53 m
Lc = 26,12 m
Sc = 1,63 m
Zc = 26,12 m
Jc = 3,27 m
V-8
16. Reaktor Asam Salisilat
Tabel V.16. Reaktor Asam Salisilat
Mengkonversi natrium salisilat menjadi asam
Fungsi =
salisilat
Silinder tegak dengan tutup atas dan bawah
Bentuk = torispherical dilengkapi pengaduk dan jaket
pendingin
Jumlah = 1 unit
Bahan konstruksi = Stainless steel 316
Jenis las = Double welded butt joint
Dimensi tangki
Volume = 301,12 ft3
Diameter = 8,62 ft
Tinggi = 8 ft
Tebal = 3/16 in
Tebal tutup = 3/16 in
Dimensi pengaduk
Jenis = Propeller
Diameter = 4,31 ft
Tebal = 2,87 ft
Jarak dengan
= 0,86 ft
dasar pengaduk
Tebal baffle = 0,72 ft
Power = 10,7 hp
Dimensi jaket pendingin
Tinggi = 6 ft
Tebal = 4,60 in
V-9
BAB VI
PERANCANGAN ALAT UTAMA
A. Reaktor Na-Phenolate
Fungsi = Mengkonversi phenol menjadi natrium phenolate
Tipe = Batch stirred tank reactor
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup torispherical dilengkapi dengan
pengaduk dan jaket pendingin
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 30°C
Tekanan, P = 1 atm = 14,71 psi
Rate massa, F = 4131,1412 kg/jam = 9107,6073 lb/jam
Waktu tinggal, = 1 jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) ( kg/m3) %w
C6H5OH 2284,2654 1070 0,59
NaOH 972,0278 2130 0,23
H2O 874,8479 1000 0,19
Total 4131,1412 - 1
Densitas campuran, =
= 0,59 1070 + 0,23 2130 + 0,19 1000
3 3
= 1297,73 kg/m = 80,98 lb/ft
VI-1
Bahan akan menempati 50% tangki untuk faktor keamanan, sehingga :
Vt = Vs + (2 Vh)
= [0,39 + (2 0,0809)] Di3
225,16 ft3 = 0,47 Di3
Di3 = 479,06 ft3
Di = 7,82 ft
H = 0,5 Di = 0,5 7,82 ft = 3,91 ft
Digunakan H standar 8 ft
= = 19,21 psi
VI-2
Tebal shell, ts
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts )
= (7,82 ft 12) + (2 0,082) = 103,18 in
Digunakan OD standar 108 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,5 in
rc = 102 in
Menghitung W :
√ √
W= = 1,74
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 2 in dan icr = 0,56 in
AB = = 53,25 in
VI-3
AC = (BC2 – AB2)1/2 = (101,442 – 53,252)1/2 = 86,34 in
b = r – AC = 102 in – 86,34 in = 15,66 in
OA = 3/16 in + 15,66 in + 2 in = 17,85 in
a. Diameter pengaduk
Da = 4,28 ft
b. Tebal pengaduk
C = 2,94 ft
d. Tebal baffle
J = 0,71 ft
ln =
= (0,59 ln 3,16 cP) + (0,41 ln 3,41 cP) = 1,55 cP
= 4,71 cP = 0,0047 N/ms2
Dari Fig. 10.57 buku Coulson‟s didapatkan :
Tipe pengaduk = Propeller
Kecepatan putar, N = 420 rpm = 7 rps
VI-4
Menghitung bilangan Reynold, Re
Re = = 230489,57
vo = = 223,02 ft3/jam
VI-5
Diasumsi temperatur dinding shell reaktor sama dengan temperatur liquid di
dalam reaktor = 194°F maka :
= = 93,85°F
= 50,10 ft2
B. Reaktor Na-Salisilat
Fungsi = Mengkonversi natrium phenolate menjadi natrium salisilat
Tipe = Fluidized bed reactor
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup torispherical dilengkapi dengan
pengaduk dan jaket pendingin
Jumlah = 1 unit
VI-6
Kondisi operasi :
Bahan yang difluidisasi = Natrium phenolate
T = 347°F = 175°C
P = 6 atm = 88,26 psi
F = 26864,0851 kg/jam = 57902,40 lb/jam
T = 5 jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) V (m3/jam)
C6H5OH 22,8427 1070 0,39
C6H5ONa 2790,6919 898 3,84
NaOH 9,7203 2130 0,03
H2O 22981,9456 1000 0,19
CO2 1058,7786 1,98 654,00
Impuritis 0,1060 - -
Total 26864,0851 - 658,44
( )
( )
VI-7
Menghitung tinggi minimum fluidisasi, Lmf
Rasio Lmf/Dt = 3 (Kunii, 1969)
Luas area fluidisasi minimum, At
At = ¼ Dt2
=¼ 3,14 0,11 Lmf2
= 0,09 Lmf2
W = (At Lmf) (1 - ) [(
26999,45 gr = (0,09 Lmf2 Lmf) (1 – 0,44) [(0,989 – 0,00198)1]
Lmf3 = 616910325,65
Lmf = 851,28 cm = 8,51 m
= 4271,49
* +
* +
= 128,79
Dari Fig 3-9 buku Kunii, didapatkan rasio Ut/Umf = 60
Ut = 60 Umf = 60 0,22 cm/s = 13,2 cm/s
VI-8
Menghitung kecepatan gas superficial, Uo
Dari Fig 3-7 buku Kunii, didapatkan rasio Uo/Umf = 6,5
Uo = 6,5 Umf = 6,5 0,22 cm/s = 1,43 cm/s
Karena Ut > Uo maka tidak terjadi entertainment, sehingga tidak diperlukan
perhitungan TDH dan Freeboard (Kunii, 1969).
= = 0,01 cm/s
VI-9
Menghitung pressure drop pada distributor,
Pd = 0,1 Pb = 0,1 4271,49 = 427,15
Uo =
VI-10
Tekanan optimum, Pop = Phidrostatik + Poperasi
= + 88,26 psi
Tebal shell, ts
ts = (Brownell, 1969)
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (9,31 ft 12) + (2 0,5 in) = 112, 69 in
Digunakan OD standar 114 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,88
rc = 108
Menghitung W :
√
W= (Brownell, 1969)
√
= = 1,74
VI-11
Menghitung tinggi tutup reaktor
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 4 dan icr = 2,63
AB = = = 56,88
vo = = 1114,06 ft3/jam
VI-12
Luas perpindahan panas yang dibutuhkan
Dari Kern diketahui range Ud = 75 – 80 Btu/jam.ft2.°F
Dipilih Ud = 80 Btu/jam.ft2.°F
t masuk = 86°F
t keluar = 140°F
Diasumsi temperature dinding shell reaktor sama dengan temperature liquid di
dalam reaktor = 347°F
= = = 232,96°F
A= = 100,82 ft2
=* +
VI-13
C. Reaktor Asam Salisilat
Fungsi = Mengkonversi natrium salisilat menjadi asam salisilat
Tipe = Batch stirred tank reactor
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup torispherical dilengkapi dengan
pengaduk dan jaket pendingin
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 60°C
Tekanan, P = 1 atm = 14,71 psi
Rate massa, F = 27139,8121 kg/jam = 59833,04 lb/jam
Waktu tinggal, = 1 jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) ( kg/m3) %w
H2O 22131,2130 1000 22,31
C6H5OH 41,2774 1070 0,04
HOC6H4COONa 37,7118 350 0,11
HOC6H4COOH 3220,9951 1400 2,30
Na2SO4 1708,6148 2660 0,64
Total 27139,8121 - 25,4
VI-14
Menghitung dimensi tangki
Rasio Di/H = 2
Vt = Volume shell + (2 volume tutup)
Vt = Vs + (2 Vh)
= [0,39 + (2 0,0809)] Di3
301,12 ft3 = 0,47 Di3
Di3 = 640,68 ft3
Di = 8,62 ft
H = 0,5 Di = 0,5 8,62 ft = 4,31 ft
Digunakan H standar 8 ft
= = 20,29 psi
Tebal shell, ts
VI-15
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts )
= (8,62 ft 12) + (2 0,086) = 103,61 in
Digunakan OD standar 108 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,5 in
rc = 102 in
Menghitung W :
√ √
W= = 1,74
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 2 in dan icr = 0,56 in
AB = = 53,25 in
VI-16
Menentukan dimensi pengaduk
(Geankoplis, 1960)
a. Diameter pengaduk
Da = 4,31 ft
b. Tebal pengaduk
C = 2,87 ft
d. Tebal baffle
J = 0,72 ft
Re = = 6183361,98
VI-17
Menentukan dimesni jaket pendingin
Dari perhitungan neraca panas, didapatkan :
Kebutuhan air pendingin, Fap = 6872,23 kg/jam = 15150,67 lb/jam
Kebutuhan air panas yang harus diserap, Q = 401155,76 Btu/jam
= 62,53 lb/ft3
vo = = 242,29 ft3/jam
= = 50°F
= 100,29 ft2
VI-18
Menghitung tebal jaket pendingin
Vpendingin = Vreaktor+jaket – Vrekator‟
V reaktor‟ = Vs + Vh
=¼ OD2 H‟ + 0,0809 OD3
= (1/4 3,14 92 8) + (0,0809 93)
= 567,66 ft3
Trial tebal jaket = 4,6 in, sehingga diameter Va = 9,77 ft
Vreaktor+jaket = Vs + Vh
= [1/4 Dva2 (H‟ + OA + tj)] + [0,0809 Dva3]
= [1/4 3,14 (9,79 ft)2 (8 + 1,49 ft + 0,54 ft)] + [0,0809 (9,79 ft)3]
= 673,71 ft3
Vpendingin = Va – Vr‟ = 673,71 ft3 – 567,66 ft3 = 106,05 ft3
V pendingin telah sesuai dengan volume air pendingin yang dibutuhkan,
sehingga digunakan tebal jaket 4,6 in.
VI-19
BAB VII
UTILITAS
VII-1
1) Syarat Fisik
- Suhu : dibawah suhu udara sekitar
- Warna : jernih (tidak berwarna)
- Rasa : tidak berasa
- Bau : tidak berbau
- Kekeruhan : < 1 mg SiO2/liter
2) Syarat Kimia
- pH : 6,5 – 8,5
- tidak mengandung zat terlarut berupa zat organik dan zat
anorganik
- tidak mengandung zat-zat beracun
3) Syarat Biologis
- Tidak mengandung kuman atau bakteri patogen
Tabel VII.1. Standar Air Minum WHO
Kandungan Batasan yang diizinkan (mg/l)
Anion (deterjen) 0,2
Kalsium 75
Klorida 200
Tembaga 0,05
Besi 0,1
Magnesium 50
Mangan 0,05
Minyak 0,01
Range pH 7-8,5
Phenol 0,001
Suspended matter 5
Total padatan 500
Seng 5
Sulfat 200
b. Air Proses
Air proses adalah air yang digunakan dalam proses di pabrik
asam salisilat, misalnya pada pencampur, dan lain-lain. Hal-hal yang
VII-2
perlu diperhatikan dalam penyediaan air proses adalah keasaman (pH
6,5-8,5), alkalinitas, kekeruhan, warna, kadar amoniak dan kesadahan.
c. Air Umpan Boiler
Air umpan boiler adalah air yang dilunakkan terhadap
kandungan mineral yang terdapat dalam air tersebut dan biasanya
diumpankan ke dalam boiler agar bisa dihasilkan suatu steam.
Walaupun air sudah terlihat jernih, tetapi pada umumnya masih
mengandung kation maupun anion terbawa oleh air laut yang dapat
merusak boiler. Hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air
umpan boiler yaitu :
Zat penyebab korosi
Korosi dalam ketel disebabkan air pengisi mengandung larutan-
larutan asam, gas-gas terlarut seperti oksigen, karbondioksida, H2
atau NH3. Oksigen dan CO2 masuk dalam air karena aerasi ataupun
kontak yang terjadi dalam atmosfer.
Zat penyebab scale forming
Pembentukan kerak disebabkan adanya kesadahan dan suhu tinggi
yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silica.
Zat penyebab foaming
Air yang diambil kembali dari proses pemanasan biasanya
menyebabkan foam (busa) pada boiler, karena adanya zat-zat
terlarut organik, anorganik dan zat yang tidak terlarut dalam jumlah
besar. Efek pembusaan terutama terjadi pada alkalinitas tinggi.
VII-3
Tabel VII.2. Batas Kontrol Optimum Air Boiler
Pressure
150 300 600 900 1200 1500
TDS (max) 4000 3500 3000 2000 500 300
Fosfat (PO4) 30-60 30-60 20-40 15-20 10-15 5-10
Hidroksida 300- 250- 150- 120- 100- 80-
(CaCO3) 400 300 200 150 120 100
Sulfit 30-60 30-40 20-30 15-20 10-15 5-10
Silika (SiO2) 100 50 30 10 5 3
Besi total (Fe)
10 5 3 2 2 1
max
Organik 70-100 70-100 70-100 50-70 50-70 50-70
(Kemmer, 1987)
d. Air Pendingin
Kebanyakan air digunakan sebagai air pendingin karena
adanya faktor-faktor, antara lain:
- Air merupakan materi yang mudah didapat dalam jumlah besar
- Mudah diatur dan dikerjakan
- Dapat menyerap jumlah panas yang besar per satuan volume
- Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan
adanya perubahan temperatur pendinginan
- Tidak terdekomposisi
Hal-hal yang harus diperhatikan pada air pendingin diantaranya:
- Hardness yang memberikan efek pembentukkan kerak.
- Besi yang merupakan penyebab korosi kedua.
- Silica dan ion sulfat yang merupakan penyebab kerak.
- Molaritas, pH, temperatur sangat menentukan konsentrasi dari
karbonat, bikarbonat serta kelarutan dari kalsium karbonat.
- Padatan terlarut, penyebab fouling sehingga membutuhkan
dispersant.
- Kontaminan seperti hidrokarbon, glikol, NH3, SO2, H2S,
penyebab fouling dan pertumbuhan bakteri atau mikroba.
VII-4
- Minyak penyebab terganggunya film corrosion inhibitor, heat
transfer coefisient yang menurun dapat menjadi makanan
mikroba yang bisa menyebabkan terbentuknya endapan.
Pada air pendingin ditambahkan zat kimia yang bersifat
menghilangkan kerak, lumut, jamur, dan korosi.
2. Unit Penyediaan Steam
Steam mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang
proses produksi. Steam digunakan sebagai media pemanas, dimana
pembangkitnya berasal dari:
- Turbin, dengan fluida penggeraknya berupa air.
- Motor bakar dengan bahan bakarnya bensin dan solar.
Pada pabrik asam salisilat ini, steam yang digunakan adalah steam
jenuh (saturated steam) dengan 2 macam suhu yaitu suhu 200°F, tekanan
11,529 psia, dan suhu 400°F, tekanan 247,1 psia.
3. Unit Penyediaan Listrik
Listrik berfungsi sebagai tenaga penggerak dari berbagai peralatan
proses dan untuk penerangan. Kebutuhan listrik pabrik asam salisilat ini
disuplai dari PLTU Suralaya dan generator. Generator tersebut digerakkan
oleh turbin uap, dimana menggunakan steam yang dihasilkan dari boiler.
Generator yang digunakan adalah generator bolak balik atas dasar
pertimbangan sebagai berikut:
- Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar.
- Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan
dengan menggunakan transformer.
B. Unit Pengolahan Air pada Pabrik Asam Salisilat
1. Penyaringan
Air yang digunakan berasal dari air sungai Cidanau, sebelum
masuk ke bak penampung air tersebut dilewatkan saringan (screen) untuk
mengurangi kotoran yang berukuran besar seperti sampah plastik, daun
atau ranting dan sampah lain.
VII-5
2. Koagulasi dan Folukulasi
Koagulasi dan flokulasi merupakan penghilangan kekeruhan di
dalam air dengan cara mencampurkannya dengan penambahan tawas
(Al2(SO4)3) dan larutan kapur Ca(OH)2. Tujuan penambahan tawas adalah
untuk memperbesar ukuran partikel padatan yang sulit untuk mengendap
sehingga waktu pengendapan menjadi lebih cepat. Kotoran-kotoran yang
masih terikut dalam air dapat digumpalkan dan kemudian diendapkan
secara gravitasi. Reaksi yang terjadi yaitu:
Al2(SO4)3 + 3Ca(OH)2 3CaSO4 + 2Al(OH)3
Setelah terbentuk gumpalan-gumpalan, air dialirkan ke bagian bak
berpengaduk dengan kecepatan lambat dan juga ditambahkan dengan
larutan kapur (Ca(OH)2). Tujuan dari pengadukan lambat yaitu untuk
memperbesar flok-flok yang sudah terbentuk sehingga menjadi lebih
berat. Sedangkan penambahan larutan kapur bertujuan untuk mengikat
kesadahan karbonat melalui reaksi berikut:
Ca(OH)2 + Ca(HCO3)2 2CaCO3 + 2H2O
Ca(OH)2 + Mg(HCO3)2 2CaCO3 + Mg(OH)2 + 2H2O
Selain bertujuan untuk mengikat kesadahan, penambahan larutan
kapur ini juga dapat digunakan untuk mengondisikan pH air tetap dalam
keadaan netral, karena dengan adanya penambahan tawas akan
menyebabkan pH air menjadi turun, sehingga perlu ditambahkan dengan
larutan kapur (Ca(OH)2) agar pH air tetap dalam keadaan netral.
3. Pengendapan
Air dari proses koagulasi dan flokulasi secara overflow dialirkan ke
clarifier yang bekerja berdasarkan gaya gravitasi agar flok-flok yang
terbentuk tidak rusak. Setelah endapan terbentuk pada bagian bawah, air
jernih pada bagian atas ditampung dalam bak penampung sementara,
kemudian dipompa ke filter yang berfungsi untuk menangkap partikel-
partikel kecil yang tidak dapat diendapkan. Filter yang digunakan adalah
anthracite coal. Keuntungan dari filter tersebut dibandingkan dengan sand
filter adalah karena mempunyai berat jenis yang lebih kecil, bentuknya
VII-6
tidak beraturan, serta luas permukaan dari butir-butir runcing per satuan
volume lebih besar dari luas permukaan pasir yang lebih bulat, hal ini
membuat penangkapan flok yang lebih baik. Air yang lolos merupakan air
yang jernih dan bersih. Untuk air sanitasi ditambahkan kaporit sebagai
pembunuh kuman. Untuk air pendingin dan air proses dapat langsung
digunakan, sedangkan untuk air umpan boier dilakukan softening pada
kation exchanger.
4. Unit Softening
Ion exchanger terdiri dari kation dan anion exchanger, ion positif
Mg2+ dan Ca2+ diganti dengan ion Na+ dari resin kation (RNa), sedangkan
pada anion exchanger ion negatif seperti Cl- diikat oleh resin basa kuat
(ROH). Untuk air umpan boiler hanya memerlukan kation exchanger,
karena yang perlu hilang dari umpan boiler adalah ion Ca2+ dan ion Mg2+
yang merupakan penyebab kesadahan dan menimbulkan kerak pada ketel,
selain itu untuk pabrik kami menggunakan ketel bertekanan rendah
sehingga kami hanya memerlukan proses softening.
Unit ini dilengkapi dengan fasilitas regenerasi untuk
mengembalikan kemampuan resin dengan menambahkan larutan NaCl
10% ke dalam kation exchanger.
C. Perhitungan Kebutuhan Air
1. Air Sanitasi
a. Kebutuhan Karyawan
Untuk keperluan air sanitasi diperlukan air sebanyak 0,2
m3/hari untuk tiap karyawan. Pada pabrik ini, karyawan yang
dipekerjakan ditetapkan sebanyak 300 orang.
Untuk 300 orang karyawan = 60 m3/hari
b. Kebutuhan laboratorium, taman, service water diperlukan 40% dari
kebutuhan karyawan, maka 0,4 60 = 24 m3/hari
Jadi total untuk kebutuhan sanitasi adalah 60 + 24 = 84 m 3/hari
VII-7
2. Air Pendingin
Dari neraca panas didapatkan kebutuhan air pendingin :
Kebutuhan Air
No Nama Peralatan
(kg/jam)
1 Reaktor Na-phenolate 6325,63
2 Barometric condenser 432,04
3 Reaktor Na-salisilat 53628,02
4 Kondenser 39857,94
5 Reaktor Asam Salisilat 30555,52
Jumlah 130799,15
VII-8
Untuk menghemat pemakaian air boiler, maka dilakukan recycle air
boiler. Diasumsikan 80% dari total steam kondensat kembali ke air boiler.
Air boiler yang direcycle = 80% 21,22 m3/jam = 16,98 m3/jam
Jadi, make up water yang dibutuhkan sebesar 20% dari kebutuhan total air
boiler = 20% 21,22 m3/jam = 4,24 m3/jam
4. Air Proses
Dari neraca massa, didapatkan kebutuhan air proses :
Kebutuhan Air
No Nama Peralatan
(kg/jam)
1 Tangki pelarutan 1015,70
2 Tangki Decolorasi 37493,25
Jumlah 38508,95
VII-9
BAB VIII
INSTRUMENTASI DAN KESELAMATAN KERJA
A. Instrumentasi
Untuk mengatur dan mengendalikan kondisi operasi peralatan sehingga
didapatkan produk sesuai dengan yang diharapkan maka diperlukan adanya
alat kontrol dan instrumentasi. Instrumentasi ini dapat merupakan suatu
petunjuk (indicator), suatu perekam (recorder) atau suatu pengontrol
(controller). Dalam industri kimia banyak variabel proses yang perlu di
kontrol seperti temperatur, tekanan, ketinggian cairan, kecepatan alir.
Pada perancangan pabrik Asam Salisilat ini instrumen yang digunakan
berupa alat kontrol otomatis dan manual. Hal ini tergantung dari sistem
peralatan dan faktor pertimbangan teknis dan ekonomisnya.
Dengan penggunaan alat-alat kontrol ini diharapkan tercapai hal-hal
sebagai berikut :
1. Dapat menjaga variabel proses pada operasi yang dikehendaki
2. Laju produksi dapat diatur dalam batas-batas yang aman
3. Kualitas produksi lebih terjamin
4. Membantu mempermudah pengoperasian suatu alat
5. Kondisi-kondisi yang berbahaya dapat diketahui secara dini melalui alarm
peringatan sehingga lebih terjamin keselamatan kerja
6. Efesiensi akan lebih meningkat
Beberapa alat kontrol atau instrumen yang digunakan pada pabrik Asam
Salisilat sebagai berikut :
1. Pressure Controller (PC)
Fungsi : untuk mengatur, mengontrol dan mengendalikan tekanan operasi.
2. Pressure Indicator (PI)
Fungsi : untuk mengetahui atau melihat secara langsung tekanan operasi
pada peralatan proses.
VIII-1
3. Temperature Controller (TC)
Fungsi : untuk mengatur, mengontrol dan mengendalikan temperatur
operasi.
4. Temperature Indicator (TI)
Fungsi : untuk mengetahui secara langsung temperatur operasi dari alat-
alat produksi.
5. Temperature Indicator Controller (TIC)
Fungsi : untuk melihat secara langsung temperatur, sekaligus mengontrol
dan mengendalikan temperatur operasi.
6. Level Controller (LC)
Fungsi : untuk mengontrol ketinggian permukaan cairan dalam peralatan.
7. Level Indicator (LI)
Fungsi: untuk melihat tinggi permukaan cairan dalam suatu alat operasi.
8. Flowrate Controller (FC)
Fungsi : untuk mengontrol laju alir bahan ke dalam suatu peralatan proses.
B. Keselamatan Kerja
Memasuki era globalisasi, Indonesia ditantang untuk memasuki
perdagangan bebas sehingga jumlah tenaga kerja yang berkiprah disektor
industri akan bertambah sejalan dengan pertambahan industri. Dengan
pertambahan tersebut, maka konsekuensi permasalahan industri juga semakin
kompleks, termasuk masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Kemajuan teknologi dan perubahan struktur ekonomi akan menuntut
perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat, sikap dan disiplin kerja,
lingkungan dan kondisi kerja. Demikian juga dalam menghadapi resiko kerja,
perlu kerjasama yang baik antara pengusaha, karyawan dan semua pihak yang
terkait dalam proses produksi.
Unsur Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu
aspek yang mendapat perhatian dalam pembangunan ketenagakerjaan.
Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992,
pasal 23 (ayat 1) bahwa kesehatan kerja diselenggarakan agar setiap pekerja
VIII-2
dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal sejalan dengan
program perlindungan tenaga kerja.
Berkaitan dengan itu, pemerintah mendorong pelaksanaan program
keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan-perusahaan industri serta
mengusahakan agar keselamatan dan kesehatan kerja dapat menjadi naluri
dan budaya masyarakat. Berbagai upaya untuk menciptakan K3 telah
dilakukan, antara lain melalui perundang-undangan seperti Undang-Undang
Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun 1970 yang mewajibkan setiap
perusahaan melaksanakan usaha-usaha keselamatan dan kesehatan kerja, juga
melalui kampanye K3 sejak bulan Januari 1993, pembentukan P2K3 (Panitia
Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja) disetiap perusahaan, penyediaan
alat-alat pengaman dan peralatan K3, pengadaan tenaga ahli K3 dan
sebagainya. Apabila keselamatan kerja diperhatikan dan dilaksanakan dengan
baik maka dampaknya adalah para pekerja dapat bekerja dengan perasaan
aman, sehingga meningkatkan efisiensi kerja.
Pada umumnya bahaya-bahaya yang terjadi pada suatu pabrik dapat
disebabkan karena kecelakaan mesin-mesin pabrik, kebocoran bahan-bahan
yang berbahaya, peledakan, kebakaran. Usaha untuk mengurangi dan
mencegah terjadinya bahaya yang timbul di dalam pabrik antara lain :
1. Bangunan Pabrik
Bangunan pabrik meliputi gedung maupun unit peralatan :
a. Konstruksi gedung harus mendapat perhatian yang cukup besar.
b. Perlu memperhatikan kelengkapan peralatan penunjang untuk
pengamanan terhadap bahaya alamiah, seperti untuk bangunan yang
tinggi dipasangkan penangkal petir, bahaya alamiah lain seperti angin
dan gempa. Oleh karena itu perusahaan bekerja sama dengan
pemerintah setempat dalam hal ini Badan Metereologi dan Geofisika
agar dapat mengetahui lebih awal tentang bahaya alamiah tersebut.
VIII-3
2. Ventilasi
Pada ruang proses maupun ruang lainnya, pertukaran udara
diusahakan berjalan baik sehingga dapat memberikan kesegaran kepada
karyawan serta dapat menghindari gangguan pernapasan.
3. Perpipaan
Jalur proses yang terletak di atas tanah lebih baik dibandingkan yang
letaknya dibawah permukaan tanah, karena hal tersebut akan
mempermudah pendeteksian terjadinya kebocoran.
4. Alat-alat penggerak
Peralatan yang bergerak hendaknya ditempatkan pada tempat yang
tertutup. Hal ini untuk mempermudah penanganan dan perbaikan serta
menjaga keamanan dan keselamatan para pekerja.
5. Listrik
Pada pengoperasian maupun perbaikan instalasi listrik hendaknya
selalu menggunakan alat pengaman yang telah disediakan. Dengan
demikian para pekerja dapat terjamin keselamatannya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Keselamatan listrik di bawah tanah sebaiknya diberi tanda-tanda
tertentu.
b. Sebaiknya disediakan pembangkit tenaga cadangan.
c. Semua bagian pabrik harus diberi penerangan yang cukup.
d. Distribusi beban harus seimbang antara bagian yang satu dengan yang
lain.
6. Pencegahan kebakaran dan penanggulangan bahaya kebakaran.
Penyebab kebakaran dapat berupa :
a. Kemungkinan terjadinya nyala terbuka yang datang dari unit utilitas,
workshop, laboratorium dan unit proses lainnya.
b. Terjadinya loncatan bunga api pada sekitar workshop dan stop kontak
serta pada alat lainnya.
c. Gangguan peralatan utilitas seperti pada combustion chamber boiler.
VIII-4
Cara mengatasi bahaya kebakaran meliputi :
a. Pencegahan bahaya kebakaran.
- Penempatan alat-alat utilitas yang cukup jauh dari power plant
tetapi praktis dari unit proses.
- Bangunan seperti workshop, laboratorium, dan kantor sebaiknya
diletakkan agak jauh dari unit proses.
- Pemasangan isolasi yang baik pada seluruh kabel transmisi yang
ada.
- Diberi tanda-tanda larangan suatu tindakan yang dapat
mengakibatkan kebakaran seperti tanda larangan merokok.
b. Pengamanan dan pengontrolan kebakaran.
Apabila terjadi kebakaran api harus dilokalisir, harus dapat
diketahui kemungkinan apa saja yang dapat terjadi dan bagaimana
cara mengatasi. Dimana letak dari pemadam kebakaran ini sesuai
dengan tata letak pabrik yaitu dekat dengan bengkel, daerah bahan
baku, serta daerah utilitas.
c. Karyawan
Karyawan terutama karyawan proses perlu diberikan
bimbingan, pengarahan ataupun pendidikan dan latihan, studi banding
serta kursus agar dapat melaksanakan tugasnya yaitu dimana
karyawan tersebut ditempatkan sesuai dengan keahlian dan latar
belakang pendidikan ataupun pengalaman mereka sehingga dengan
pertimbangan itu karyawan bekerja dengan tidak membahayakan
keselamatan jiwa maupun keselamatan orang lain.
Pemakaian alat pengaman kerja pada pabrik Asam Salisilat yaitu
berupa Alat Pelindung Diri (APD). Perlindungan tenaga kerja melalui
usaha-usaha teknis pengaman tempat, peralatan dan lingkungan kerja
adalah sangat perlu diutamakan. Namun kadang-kadang keadaan bahaya
masih belum dapat dikendalikan sepenuhnya sehingga perlu digunakan
alat pelindung diri.
VIII-5
Penggunaan alat pelindung diri merupakan salah satu upaya
mencegah terjadinya kecelakaan kerja sebab telah diketahui bahwa
pengguna pelindung diri sangat berperan menciptakan keselamatan
ditempat kerja. Bila alat-alat proteksi diri tidak memadai atau tenaga kerja
tidak memakainya sama sekali karena mereka lebih senang tanpa
pelindung, akibatnya mungkin terjadi kecelakaan pada kepala, mata, kaki,
dan lain-lain.
Alat-alat pelindung diri yang digunakan pada pabrik Asam Salisilat
ini sebagai berikut :
a. Pakaian kerja
Pakaian kerja merupakan alat pelindung terhadap bahaya-
bahaya kecelakaan. Untuk itu, perusahaan menyediakan jenis pakaian
kerja yang cocok. Pakaian kerja mungkin cepat rusak oleh karena sifat
pekerjaan yang berat, keadaan udara lembab dan pekerjaan penuh
kotoran. Pakaian tenaga kerja pria yang bekerja melayani mesin
seharusnya berlengan pendek, pas atau longgar pada dada atau
punggung, tidak berdasi dan tidak ada lipatan-lipatan yang mungkin
mendatangkan bahaya.
b. Kacamata
Salah satu masalah tersulit dalam pencegahan kecelakaan adalah
pencegahan yang menimpah mata. Kecelakaan mata berbeda-beda
sehingga jenis kacamata pelindung yang digunakan juga beragam.
Banyak pekerja yang enggan menggunakan alat pelindung tersebut
dengan alasan menganggu pelaksanaan pekerjaan dan mengurangi
kenikmatan kerja. Tenaga kerja yang berpandangan bahwa resiko
kecelakaan terhadap mata adalah besar akan memakainya dengan
kesadaran sendiri. Sebaliknya, jika mereka merasa bahwa bahaya itu
kecil, mereka tidak akan menggunakannya.
c. Sepatu pengaman
Sepatu pengaman seharusnya dapat melindungi tenaga kerja
terhadap kecelakaan-kecelakaan yang disebabkan oleh bahan-bahan
VIII-6
berat yang menimpah kaki seperti paku atau benda tajam lainnya
yang mungkin terinjak. Selain itu sepatu pengaman juga harus bisa
melindungi kaki dari bahaya terbakar karena logam cair dan bahan
kimia korosif lainnya, juga kemungkinan tersandung atau tergelincir.
Biasanya sepatu kulit yang kuat dan baik cukup memberikan
perlindungan
d. Sarung tangan
Fungsinya melindungi tangan dan jari-jari dari api panas dingin,
radiasi elekrtomagnetik dan radiasi mengion, listrik, bahan kimia,
benturan dan pukulan, luka dan lecet, infeksi dan bahaya-bahaya
lainnya yang bisa menimpa tangan jenis sarung tangan yang dipakai
tergantung dari tingkat kecelakaan yang akan dicegah yang penting
jari dan tangan harus bebas bergerak.
e. Helm pengaman
Helm pengaman harus dipakai tenaga kerja yang mungkin
tertimpa benda jatuh atau melayang atau benda-benda lain yang
bergerak. Di Indonesia belum ada standar/klasifikasi helm pengaman
ini, namun demikian helm pengaman tersebut selayaknya cukup keras
dan kokoh tetapi tetap ringan sehingga tidak menggangu pekerjaan.
Bahan plastik dengan lapisan kain cocok untuk keperluan ini.
f. Pelindung telinga
Telinga harus dilindungi dari kebisingan. Perlindungan
kebisingan dilakukan dengan sumbat atau tutup telinga.
g. Pelindung paru-paru (Masker)
Paru-paru harus dilindungi dari udara tercemar atau
kemungkinan kekurangan oksigen dalam udara. Bahan-bahan
pencemar dapat berbentuk gas, uap logam, kabut dan debu yang
bersifat racun. Sedangkan kekurangan oksigen mungkin terjadi
ditempat-tempat yang pengudaraannya buruk seperti tangki atau pada
areal boiler.
VIII-7
Tabel VIII.1. Alat Pengaman yang Digunakan
VIII-8
BAB IX
LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
IX-1
B. Lokasi Pabrik
Lokasi pabrik sangat berpengaruh pada keberadaan suatu industri, baik
dari segi komersil, maupun kemungkinan pengembangan dimasa yang akan
datang. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi
pabrik. Pendirian pabrik direncanakan di Cilegon, di daerah kawasan industri
Cilegon, Provinsi Banten. Pertimbangan-pertimbangan yang diambil untuk
lokasi ini adalah sebagai berikut :
1. Sumber Bahan Baku
Bahan baku pabrik asam salisilat ini adalah NaOH yang diperoleh
dari PT Asahimas Subentra Chemicals. Sedangkan phenol diperoleh dari
Bekasi yang lokasinya tidak jauh dari rencana lokasi pabrik. Untuk lebih
mempermudah transportasi bahan baku, maka pabrik harus berada di dekat
pelabuhan dan bandara.
2. Pangsa Pasar
Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh suatu pabrik
haruslah jelas, karena dapat mempengaruhi nilai penjualan dari produk
yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan haruslah sesuai dengan
permintaan dari konsumen yang akan membeli produk tersebut, baik dari
segi kualitas produk, harga, bentuk dan sebagainya yang mana semua itu
harus terpenuhi.
3. Iklim
Kondisi alam (iklim) dari area yang akan dibangun pabrik harus
mendukung, dalam arti kondisinya memang harus sesuai dengan yang
dibutuhkan.
4. Fasilitas Transportasi
Lokasi pabrik yang dipilih harus dapat mempermudah transportasi
dan pendistribusian barang sampai dengan tujuannya yang dapat
memberikan efek terhadap waktu dan uang. Pemasaran hasil produksi
untuk kebutuhan lokal tidak akan mengalami hambatan karena tersedianya
sarana transportasi darat, udara, maupun laut.
IX-2
5. Fasilitas Listrik dan Air
Pabrik membutuhkan energi listrik untuk menjalankan mesin dan
memberikan penerangan cahaya secara keseluruhan terhadap daerah
pabrik. Listrik mudah diperoleh karena lokasi pabrik yang dipilih adalah
kawasan industri dengan listrik yang disuplai dari PLN. Sedangkan air
dapat diperoleh dri PDAM dan unit pengolahan air yang terdapat di
kawasan industri.
6. Tenaga Kerja
Tenaga kerja sangat mudah diperoleh karena lokasi pabrik berada di
sekitar pemukiman penduduk. Hal ini sekaligus dapat mengurangi jumlah
pengangguran di Indonesia serta dapat membuka lapangan kerja baru.
7. Perluasan Pabrik
Perluasan pabrik haruslah memperhitungkan rencana perluasan
pabrik tersebut dalam jangka waktu 10 atau 20 tahun kedepan (jangka
panjang). Karena apabila suatu saat nanti akan memperluas area dari
pabrik tidak kesulitan dalam mencari lahan perluasan.
8. Peraturan Daerah
Dalam mendirikan suatu bangunan (pabrik) haruslah dilengkapi
dengan surat-surat dari instansi yang terkait, baik itu pemda ataupun dari
badan pertanahan setempat serta dari instansi lainnya yang terkait. Lahan
yang akan didirikan pabrik harus bebas dari sengketa kasus-kasus yang
lain, agar pendirian pabrik tidak mengalami kesulitan pada saat
membangun maupun pada saat mendatang.
9. Karakteristik Daerah dan Masyarakat
Keadaan sekitar lahan pabrik haruslah diamati atau dimengerti,
dengan maksud agar pada saat pabrik telah berdiri tidak ada masalah yang
akan berkembang, misal : dapat menggunakan potensi-potensi yang ada,
baik potensi alam sekitar ataupun potensi dari masyarakat sekelilingnya.
10. Letak Geografis
Lokasi yang dipilih memiliki kondisi geografis cukup baik berupa
dataran rendah dan rata. Struktur tanah yang cukup baik sehingga
IX-3
memungkinkan tidak adanya faktor gangguan cuaca maupun bencana alam
seperti gempa bumi dan banjir.
C. Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah suatu perencanaan dan pengintegrasian aliran
dari kompone-komponen produksi suatu pabrik sehingga diperoleh suatu
hubungan yang ekonomis dan efektif antara operator, peralatan dan material
dari bahan baku hingga menjadi bahan jadi. Maka tata letak pabrik yang baik
dapat diartikan sebagai penyusun yang teratur dan efisien dari semua fasilitas
peralatan pabrik dihubungkan dengan tenaga kerja yang ada didalamnya.
Fasilitas pabrik tidak semata-mata hanya mesin-mesin tetapi juga
daerah pelayanan termasuk tempat penerimaan, pengiriman barang. Tempat
pemeliharaan, gudang dan sebagainya. Disamping itu, perlu juga diperhatikan
keamanan paraa pekerja sehingga tata letak pabrik meliputi didalam dan
diluar gedung.
Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaa tata
letak pabrik adalah:
1. Urutan produksi
2. Kemungkinan perluasan pabrik dimasa mendataang
3. Distribusi air, steam, tenaga listrik dan bahan baku
4. Pemeliharaan dan perbaikan
Letak peralatan harus sedemikian rupa supaya pemeliharaan daan
perbaikan dapat dilakukan dengan mudah
5. Keamanan
Faktor keamanan didalam perencanaan tata letak pabrik dan unit peralatan
harus mendapa perhatian serius
6. Ruang kerja
Ruang kerja pabrik harus cukup besar sehingga tidak mengganggu
keselamatan dan kesehatan pekerja
IX-4
7. Fleksibilitas
Dalam perencanaan tata letak pabrik juga harus dipertimbangkan
kemungkinan proses mesin, sehingga perubahan-perubahan yang
dilakukan tidak menelan biaya yang tinggi.
IX-5
BAB X
BENTUK DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
A. Bentuk Perusahaan
Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan perusahaan, maka pabrik Asam
Salisilat ini direncanakan berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Adapun alasan
pemilihan bentuk ini adalah :
1. Bentuk perusahaan ini mudah mendapatkan modal, yaitu selain dari bank
juga bisa diperoleh dari penjualan saham.
2. Tanggung Jawab pemegang saham terbatas, karena segala sesuatu yang
menyangkut kelancaran produksi dipegang oleh pemimpin perusahaan,
dimana kekayaan pemegang saham terpisah dari kekayaan perusahaan.
3. Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin, karena tidak terpengaruh
oleh berhentinya pemegang saham, direksi dan karyawan.
B. Struktur Organisasi
Salah satu faktor yang menunjang kemajuan perusahaan adalah struktur
organisasi. Untuk mendapatkan suatu sistem yang baik maka perlu
diperhatikan beberapa pedoman, antara lain adalah perumusan tujuan
perusahaan jelas, pendelegasian wewenang, pembagian tugas kerja yang jelas,
kesatuan perintah dan tanggung jawab, sistem pengontrol atas pekerjaan yang
telah dilaksanakan, dan organisasi perusahaan yang fleksibel. Dengan
berdasarkan pedoman tersebut maka akan diperoleh stuktur organisasi yang
baik, yang salah satunya yaitu sistem line and staf.
X-1
Pada sistem ini, garis kekuasaan lebih sederhana dan praktis. Demikian
pula kebaikan dalam pembagian tugas kerja seperti yang terdapat pada sistem
organisasi fungsional, sehingga seorang karyawan hanya akan bertanggung
jawab pada seorang atasan saja. Sedangkan untuk mencapai kelancaran
produksi maka perlu dibentuk staf ahli yang terdiri dari orang-orang yang ahli
di bidangnya. Staf ahli akan memberikan bantuan pemikiran dan nasehat
kepada direktur utama demi tercapainya tujuan perusahaan.
Ada dua kelompok yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi
garis dan staf ini, yaitu :
1. Sebagai staf yaitu orang-orang yang melakukan tugas sesuai dengan
keahliannya, dalam hal ini berfungsi untuk memberikan saran-saran
kepada unit operasional.
2. Sebagai garis atau liniar yaitu orang-orang yang melaksanakan tugas
pokok organisasi dalam rangka mencapai tujuan.
Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dalam melaksanakan
tugas sehari-harinya diwakili oleh dewan komisaris, sedangkan tugas untuk
menjalankan perusahaan dilaksanakan oleh direktur utama dibantu oleh
direktur teknik dan produksi serta direktur keuangan dan umum. Direktur
teknik dan produksi membawahi karyawan litbang. Direktur keuangan dan
umum membawahi bagian umum, bagian keuangan dan bagian pemasaran.
Masing-masing kepala bagian membawahi kepala seksi sebagai bagian dari
pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
Karyawan perusahaan akan dibagi dalam beberapa kelompok yang
setiap kepala kelompok akan bertanggung jawab kepada pengawas masing-
masing seksi. Manfaat adanya Struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan dan menjernihkan persoalan mengenai pembatas tugas,
tanggung jawab, wewenang dan lain-lain.
2. Sebagai bahan orientasi untuk pejabat
3. Penempatan pegawai yang lebih tepat.
4. Penyusunan program pengembangan manajemen.
X-2
5. Mengatur kembali langkah kerja dan prosedur kerja yang berlaku bila
terbukti kurang lancar.
Tugas dan wewenang
1. Pemegang Saham
Pemegang saham adalah beberapa orang yang mengumpulkan
modal untuk kepentingan pendirian dan berjalannya operasi perusahaan
tersebut. Kekuasaan tertinggi pada perusahaan perseroan terbatas (PT)
adalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada RUPS tersebut para
pemegang saham berwenang untuk :
a. Mengangkat dan memberhentikan dewan komisaris
b. Mengangkat dan memberhentikan direktur
c. Mengesahkan hasil-hasil usaha serta neraca perhitungan untung rugi
tahunan dari perusahaan
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana tugas dari pemegang
saham, sehingga dewan komisaris akan bertanggung jawab kepada
pemegang saham. Tugas-tugas dewan komisaris meliputi :
a. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijaksanaan umum,
target perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan
pemasaran.
b. Mengawasi tugas-tugas direktur.
c. Membantu direktur dalam tugas-tugas yang penting.
3. Direktur Utama
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan
dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya
perusahaan. Direktur utama membawahi direktur teknik dan produksi
serta direktur keuangan dan umum. Tugas direktur utama antara lain :
a. Melaksanakan kebijakan perusahaan dan mempertanggungjawabkan
pekerjaannya pada pemegang saham pada akhir masa jabatannya.
X-3
b. Menjaga stabilitas organisasi perusahaan dan membuat kontinuitas
hubungan yang baik antara pemegang saham, pimpinan, karyawan dan
konsumen.
c. Mengangkat dan memberhentikan kepala bagian dengan persetujuan
Rapat Pemegang Saham.
d. Mengkoordinir kerjasama dengan direktur teknik dan produksi serta
direktur keuangan dan umum.
4. Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu
direktur utama dalam menjalankan tugasnya, baik yang berhubungan
dengan teknik maupun administrasi. Staf ahli bertanggung jawab kepada
direktur utama sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing. Tugas
dan wewenang staf ahli meliputi :
a. Memberikan nasehat dan saran dalam perencanaan pengembangan
perusahaan.
b. Mengadakan evaluasi bidang teknik dan ekonomi perusahaan.
c. Memberikan saran-saran dalam bidang hokum
5. Direktur
Secara umum tugas direktur adalah mengkoordinir, mengatur dan
mengawasi pelaksanaan pekerjaan dalam lingkungan bagiannya sesuai
dengan garis-garis yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Direktur
bertanggung jawab kepada direktur utama. Direktur terdiri dari direktur
teknik dan produksi serta direktur keuangan dan umum. Tugas direktur
teknik dan produksi antara lain :
a. Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang produksi dan
teknik.
b. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
kepala-kepala bagian yang menjadi bawahannya.
Tugas direktur keuangan dan umum :
a. Bertanggung jawab kepada direktur utama dalam bidang keuangan,
pemasaran dan pelayanan umum.
X-4
b. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
kepala-kepala bagian yang menjadi bawahannya.
6. Kepala Bagian
- Kepala bagian produksi
Bertanggung jawab kepada direktur teknik dan produksi dalam
bidang mutu dan kelancaran produksi.Kepala bagian produksi
membawahi seksi proses dan seksi laboratoriun.
Tugas seksi proses meliputi :
a. Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang
mengalami kerusakan sebelum diperbaiki oleh seksi yang
berwenang.
b. Mengawasi jalannya proses produksi.
Tugas seksi laboratorium meliputi :
a. Mengawasi dan menganalisa mutu bahan baku dan bahan
pembantu.
b. Mengawasi dan menganalisa produk.
c. Mengawasi kualitas buangan pabrik.
- Kepala bagian teknik
Tugas kepala bagian teknik antara lain :
a. Bertanggung jawab kepada direktur teknik dan produksi dalam
bidang pemeliharaan alat dan utilitas.
b. Mengkoordinir kepala-kepala seksi yang menjadi bawahannya.
c. Kepala bagian teknik membawahi seksi pemeliharaan dan seksi
utilitas.
X-5
- Kepala bagian litbang
Kepala bagian litbang bertanggung jawab kepada direktur teknik
dan produksi dalam penelitian dan pengembangan yang berkaitan
dengan mutu produk, efisiensi kerja dan kelancaran proses.
Tugas kepala bagian litbang :
a. Bertanggung jawab kepada direktur teknik dan produksi dalam
bidang penelitian dan pengembangan yang berkaitan dengan usaha
mempertinggi mutu produk, efisiensi kerja, kelancaran proses dan
kualitas buangan yang dalam hal ini berkaitan dengan kepedulian
pabrik terhadap lingkungan.
b. Mengkoordinir, mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan
karyawan-karyawan yang menjadi bawahannya.
- Kepala bagian pemasaran
Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab kepada direktur
keungan dan umum dalam bidang pengadaan bahan baku dan
pemasaran hasil produksi. Kepala bagian pemasaran membawahi seksi
pembelian dan seksi pemasaran.
Tugas seksi pembelian antara lain :
a. Melaksanakan pembelian barang dan peralatan yang dibutuhkan
perusahan.
b. Mengetahui harga pemasaran dan mutu bahan baku serta mengatur
keluar masuknya bahan dan alat dari gudang.
Tugas seksi pemasaran :
a. Merencanakan strategi pemasaran produk.
b. Mengatur distribusi barang dari gudang.
- Kepala bagian keuangan
Kepala bagian keuangan bertanggung jawab kepada direktur
keuangan dan umum dalam bidang administrasi dan keuangan. Kepala
bagian keuangan membawahi seksi administrasi dan seksi kas.
Tugas seksi administrasi antara lain :
X-6
a. Menyelenggarakan pencatatan hutang piutang, administrasi kantor,
pembukuan serta masalah pajak.
Tugas seksi kas antara lain :
a. Mengadakan perhitungan tentang gaji dan intensif karyawan.
b. Menghitung penggunaan uang perusahaan, mengamankan uang dan
membuat prediksi keuangan masa depan
- Kepala bagian umum
Kepala bagian umum bertanggung jawab kepada direktur
keuangan dan umum dalam bidang personalia, hubungan masyarakat
dan keamanan. Kepala bagian umum membawahi seksi personalia,
seksi humas dan seksi keamanan.
Tugas seksi personalia antara lain :
a. Membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja yang baik
antara pekerja dan pekerjaannya serta lingkungannya supaya tidak
terjadi pemborosan waktu dan biaya.
b. Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan
kondisi kerja yang dinamis.
c. Melaksanakan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan
karyawan.
Tugas seksi humas adalah :
a. Mengatur hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar pabrik.
Tugas seksi keamanan :
a. Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas yang ada di
perusahaan.
b. Mengawasi keluar masuknya orang-orang, baik karyawan maupun
orang luar yang masuk ke lingkungan pabrik.
c. Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang berhubungan dengan
intern pabrik.
7. Kepala Seksi
Kepala seksi adalah pelaksana pekerjaan dalam lingkungan
bidangnya sesuai dengan rencana yang telah diatur oleh kepala bagian
X-7
masing-masing agar diperoleh hasil yang maksimum dan efektif selama
berlangsungnya proses produksi. Setiap kepala seksi bertanggung jawab
kepada kepala bagiannya masing-masing sesuai dengan bidangnya.
Status Karyawan dan Sistem Penggajian
Pada pabrik yang akan didirikan ini system penggajian karyawan
berbeda-beda tergantung pada status karyawan, kedudukan, tanggung
jawab dan keahliannya. Menurut statusnya karyawan dibagi menjadi tiga
golongan sebagai berikut :
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap yaitu karyawan yang diangkat dan
diberhentikan dengan surat keputusan direksi dan mendapat gaji
bulanan sesuai dengan kedudukan, keahlian dan masa kerja
b. Karyawan harian
Karyawan harian adalah karyawan yang diangkat dan
diberhentikan direksi tanpa surat keputusan direksi dan mendapat
upah harian yang dibayar tiap akhir pekan.
c. Karyawan Borongan
Karyawan borongan adalah karyawan yang digunakan oleh
pabrik bila diperlukan saja.
X-8
Kepala Bagian Teknik S-1 Teknik Mesin
Kepala Bagian Litbang S-1 Teknik Kimia
Kepala Seksi Personalia S-1 Hukum
Kepala Seksi Humas S-1 Fisip
Kepala Seksi Keamanan S-1 / SMU
Kepala Seksi Pembelian S-1 Ekonomi / S-1 Teknik Kimia
Kepala Seksi Pemasaran S-1 Ekonomi / Teknik Kimia
Kepala Seksi Administrasi S-1 Ekonomi
Kepala Seksi Kas S-1 Ekonomi / Akutansi
Kepala Seksi Proses S-1 Teknik Kimia
Kepala Seksi Laboratorium S-1 Teknik Kimia
Kepala Seksi Pemeliharaan S-1 Teknik Mesin
Karyawan Personalia dan Umum S-1 / SMU / SMEA
Kepala Regu keamanan SMU
Karyawan Keamanan SMU / SMP
Karyawan Bagian Pemasaran SMU / SMEA
Karyawan Baagian Keuangan SMU / SMEA
Kepala Regu Proses D III / S-1 Teknik Kimia
Kepala Regu Laboratorium D III / S-1 Teknik Kimia
Karyawan Bagian Produksi STM / SMU
Kepala Regu Pemeliharaan D III / S-1 Teknik Mesin
Kepala Regu Utilitas D III / S-1 Teknik Kimia
Karyawan Bagian Teknik STM / SMU
Medis Dokter
Paramedis D III perawat
Sopir, pesuruh, cleaning service SMU / SMP
X-9
D. Sistem Kepegawaian dan Sistem Gaji
Tabel X.2. Jumlah Karyawan
NO JABATAN JUMLAH
1. Direktur Utama 1
2. Direktur Teknik dan Produksi 1
3. Direktur Keuangan dan Umum 1
4. Staff Ahli 3
5. Sekretaris 3
6. Kepala Bagian Umum 1
7. Kepala Bagian Pemasaran 1
8. Kepala Bagian Keuangan 1
9. Kepala Bagian Teknik 1
10. Kepala Bagian Produksi 1
11. Kepala Bagian R & D 1
12. Kepala Bagian Personalia 1
13. Kepala Seksi Humas 1
14. Kepala Bagian Keamanan 1
15. Kepala Seksi Pembelian 1
16. Kepala Seksi Penjualan 1
17. Kepala Seksi Administrasi 1
18. Kepala Seksi Anggaran 1
19. Kepala Seksi Proses 1
20. Kepala Seksi Pengendalian 1
21. Kepala Seksi Laboratorium 1
22. Kepala Seksi Pemeliharaan 1
23. Kepala Regu 8
24. Kepala Seksi Utilitas 1
25. Kepala Seksi Penelitian 1
26. Kepala Seksi Pengembangan 1
27. Karyawan Personalia 5
28. Karyawan Humas 4
29. Karyawan Keamanan 10
30. Karyawan Pembelian 4
X-10
31. Karyawan Penjualan 6
32. Karyawan Administrasi 4
33. Karyawan Anggaran 4
34. Karyawan Proses 12
35. Karyawan Pengendalian 4
36. Karyawan Laboratorium 8
37. Karyawan Pemeliharaan 4
38. Karyawan R & D 6
39. Karyawan Utilitas 8
40. Sopir 8
41. Pesuruh dan Cleaning Service 8
Total 132
Penggolongan Gaji
Tabel X.3. Penggolongan gaji menurut jabatan
No Jabatan Gaji/bulan
1 Direktur utama 40.000.000
2 Direktur 30.000.000
3 Staff ahli 12.000.000
4 Sekretaris 12.000.000
5 Kebala bagian 10.000.000
6 Kepala seksi 10.000.000
7 kepala regu 10.000.000
8 Karyawan 10.000.000
9 Supir 10.000.000
10 Pesuruh dan Cleaning service 8.000.000
X-11
1. Karyawan non shift
Karyawan non shift adalah para karyawan yang tidak menangani
proses produksi secara langsung, termasuk karyawan harian yaitu
direktur, staf ahli, kepala bagian, kepala seksi serta bawahan yang berada
di kantor. Karyawan harian dalam satu minggu bekerja selama 6 hari
dengan pembagian jam kerja sebagai berikut :
Jam kerja :
a. Hari Senin – Jum'at : jam 07.00 – 15.00
b. Hari Sabtu : jam 07.00 – 12.00
Jam istirahat :
a. Hari Senin – Kamis : jam 12.00 – 13.00
b. Hari Jum'at : jam 11.00 – 13.00
2. Karyawan Shift
Karyawan shift adalah karyawan yang secara langsung menangani
proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik.
Karyawan shift antara lain seksi proses, sebagian seksi laboratorium, seksi
pemeliharan, seksi utilitas dan seksi keamanan. Para karyawan shift dalam
sehari semalam akan bekerja secara bergantian, dengan pengaturan
sebagai berikut :
Karyawan produksi dan teknik :
a. Shift pagi : jam 07.00 – 15.00
b. Shift siang : jam 15.00 – 23.00
c. Shift malam : jam 23.00 – 07.00
Karyawan keamanan :
a. Shift pagi : jam 07.00 – 15.00
b. Shift siang : jam 15.00 – 23.00
c. Shift malam : jam 23.00 – 07.00
Karyawan shift ini dibagi menjadi 4 regu, yaitu 3 regu bekerja dan
1 regu istirahat yang dilakukan secara bergantian. Setiap regu
mendapatkan giliran 6 hari kerja dan satu hari libur untuk setiap shift dan
masuk lagi untuk shift berikutnya. Untuk hari libur atau hari besar yang
X-12
ditetapkan oleh pemerintah, regu yang bertugas tetap masuk. Jadwal kerja
masing-masing regu disajikan dalam tabel X.4. sebagai berikut :
Tabel X.4. Jadwal kerja masing-masing regu
Hari/ 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Regu
1 P P S S M M L P P S S M M L
2 S S M M L P P S S M M L P P
3 M M L P P S S M M L P P S S
4 L P P S S M M L P P S S M M
Keterangan :
P = Shift Pagi M = Shift Malam S = Shift Siang L = Libur
F. Jaminan Sosial
Kesejahteraan yang diberikan oleh perusahaan antara lain berupa :
1. Tunjangan
a. Tunjangan berupa gaji pokok yang diberikan berdasarkan golongan
karyawan yang bersangkutan.
b. Tunjangan jabatan yang diberikan berdasarkan jabatan yang dipegang
karyawan
c. Tunjangan lembur yang diberikan kepada karyawan yang bekerja
diluar jam kerja berdasarkan jumlah jam kerja.
2. Cuti
a. Cuti tahunan, diberikan kepada setiap karyawan selama 12 hari kerja
dalam setahun
b. Cuti sakit, diberikan kepada karyawan yang menderita sakit
berdasarkan keterangan dokter
3. Pakaian kerja
Pakaian kerja diberikan kepada setiap karyawan sejumlah dua pasang
untuk setiap tahunnya
4. Pengobatan
a. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit yang
diakibatkan oleh kerja (kecelakaan kerja) ditanggung oleh perusahaan
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
X-13
b. Biaya pengobatan bagi karyawan yang menderita sakit tidak
disebabkan oleh kecelakaan kerja diatur kebijakan perusahaan.
5. Asuransi Tenaga Kerja (ASTEK)
ASTEK diberikan oleh perusahaan bila jumlah karyawannya lebih dari 10
orang.
X-14
BAB XI
ANALISIS EKONOMI
A. Dasar Kelayakan
Analisa ekonomi dalam pra rancangan pabrik Asam Salisilat dari
phenol ini dibuat dengan maksud untuk memperoleh gambaran kelayakan
penanaman modal dalam kegiatan produksi, dengan meninjau kebutuhan
investasi modal, besarnya laba yang diperoleh, lamanya investasi modal, titik
impas (Break Even Point) terhadap volume produksi dan informasi ekonomi
lainnya.
Perhitungan analisa ekonomi menggunakan steady estimate, yaitu
perhitungan Modal Investasi Tetap (MIT) dilakukan dengan menghitung
harga alat utama proses, sedangkan untuk menghitung biaya-biaya lainnya
diperoleh dengan membandingkan harga alat utama tersebut. Perkiraan harga
peralatan poduksi dan peralatan penunjang didapat dengan menggunakan data
dari buku Plant Design and Economic for Chemical Engineers karangan Max
S Peters, edisi VI dan situs www.Matche.com.
Dalam pra rancangan pabrik Asam Salisilat dari Phenol ini digunakan
indeks Marshall and Swift untuk penafsiran harga. Index harga pada tahun
2018 adalah 603,1 dan index harga pada tahun 2023 adalah 676,1. Pada
analisa ekonomi pra rancangan pabrik ini digunakan beberapa ketentuan dan
asumsi, yaitu:
Pada analisa ekonomi prarancangan pabrik ini digunakan beberapa
asumsi, yaitu:
1. Pembangunan fisik pabrik pada awal tahun 2023 dengan masa konstruksi
dan instalansi selama satu tahun, sehingga pabrik mulai beroperasi pada
awal tahun 2024.
2. Proses yang dijalankan secara kontinu.
3. Jumlah hari kerja pabrik adalah 330 hari dalam setahun.
4. Shut down dilaksanakan selama 30 hari setiap tahun untuk perawatan dan
perbaikan alat-alat pabrik secara menyeluruh.
XI-1
5. Umur teknis pabrik 10 tahun.
6. Asumsi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dollar adalah stabil pada
Tahun 2019, yaitu 1$ = Rp.14.329,-
7. Situasi perekonomian dunia, keadaan pasar dalam negeri, biaya dan lain-
lain dianggap stabil selama pabrik beroperasi.
8. Terjadi kenaikan harga bahan baku dan produk sebesar 5% tiap tahun.
9. Pada tahun 2024 kondisi pasar stabil dengan tingkat bunga bank adalah
10% per tahun.
B. Hasil Perhitungan
1. Total Fixed Capital Investment (FCI)
Tabel XI.1. Fixed Capital Investment
Fixed Capital Invesment Rp
Direct plant cost 389.415.505.414
Contranctor's fee 38.941.550.541
Contingency 97.353.876.354
Jumlah 525.710.932.309
XI-2
3. Total Capital Investment (TCI)
Tabel XI.3. Total Capital Investment
Total Capital Investment Rp
Fixed capital investment 525.710.932.309
Working capital 563.503.650.622
Plant start up 47.313.983.908
IDC 52.571.093.230
Jumlah 1.189.099.660.069
XI-3
6. Analisa Kelayakan
Tabel XI.6. Analisa Kelayakan
Keterangan Perhitungan Batasan
1. Persen return of investment (% ROI)
ROI sebelum pajak 95,48% min. 44%
ROI setelah pajak 71,61% -
2. Pay Out Time (POT)
POT sebelum pajak 0,9 thn max. 2 thn
POT setelah pajak 1,2 thn -
3. Break Event Point (BEP) 30,99% -
4. Shut Down Point (SDP) 22,53% -
Ra
1.50E+12
1.00E+12
Va
5.00E+11
BEP Fa
0.00E+00
30,99%
XI-4
BAB XII
KESIMPULAN
XII-1
DAFTAR PUSTAKA
Aries, R.S and newton, R.D., 1955, “Chemical Engineering Cost Estimation” Mc
Grow-Hill Book Company, New York.
Brown, George Grager, 1978, “Unit Operation” Cetakan IV, New York.
Mc Cabe, W.L., Smith, J.C and Harriot, P,. 1985, Unit Operation of Chemical
Engineering, 5th edition, Mc Graw Hill Book Co., Singapore.
Peters, M. S and Timmerhause, K.D., 1991, “Plant Design and Economics for
Chemical Engineering, ed 7, Mc Graw Hill, Singapore.
Rase, H.F., 1977, “Chemical Reactor Design For Process Plants” Wiley
Interscience, Canada
Rieko, K dan Panji S., 2007. Asam Salisilat Dari Fenol. Sultan Ageng Tirtayasa
University : Banten : Skripsi Program Sarjana.
XIII-1
Smith, J.M and HC Van Ness, 1987,”Introducing to Chemical Engineering
thermodynamic”, Edisi IV, Mc Graw Hill, Singapore.
www.alibaba.com
www.bps.go.id
www.matche.com
XIII-2
LAMPIRAN A
NERACA MASSA
Lamp.A-1
1. Mixer
F2 :
H2O
F3 :
F1 : Mixer NaOH
NaOH H2O
Aliran F3
- NaOH = 106,4000 kg/jam
- H2O = 95,7600 kg/jam
Masuk Keluar
Komponen
F1 F2 F3
H2 O - 95,7600 95,7600
Total 202,1600 202,1600
Lamp.A-2
2. Reaktor Na-Phenolate
F4 :
C6H5OH
H2O
F5 :
F3 : Reaktor C6H5OH
NaOH C6H5ONa
H2O
Na-Phenolate NaOH
H2O
Lamp.A-3
Masuk Keluar
Komponen
F3 F4 F5
NaOH 106,4000 - 1,0640
H2 O 95,7600 0,0025 143,1637
C6H5OH - 250,0400 2,5004
C6H5ONa - - 305,4744
Total 452,2025 452,2025
3. Vacuum Dryer
F6 :
Steam
F5 : F9 :
C6H5OH C6H5OH
C6H5ONa Vacuum Dryer C6H5ONa
NaOH NaOH
H2O H2O
F7 :
F8 :
Steam
H2O
condensate
Lamp.A-4
Aliran F8
- H2O = 71,3119 kg/jam
Aliran F9
- NaOH = 1,0640 kg/jam
- H2O = massa H2O masuk – massa H2O hilang
= 143,1637 – 71,3119
= 71,8518 kg/jam
- C6H5OH = 2,5004 kg/jam
- C6H5ONa = 305,4744 kg/jam
Masuk Keluar
Komponen
F5 F6 F7 F8 F9
NaOH 1,0640 - - - 1,0640
H2 O 143,1637 - - 71,3119 71,8518
C6H5OH 2,5004 - - - 2,5004
C6H5ONa 305,4744 - - - 305,4744
Steam condensate - 129,4400 129,4400 - -
Total 581,6425 581,6425
4. Reaktor Na-Salisilat
F10 : F11 :
CO2
H2O
Impuritis
F13 :
F9 : C6H5OH
C6H5OH Reaktor C6H5ONa
C6H5ONa NaOH
NaOH Na-Salisilat H2O
H2O HOC6H4COONa
Karotenoid
F12 :
H2O
CO2
Impuritis
Lamp.A-5
Reaksi yang terjadi :
C6H5ONa + CO2 HOC6H4COONa + CO2
Perbandingan massa phenol dengan gas karbon dioksida = 3,2 : 1
Perbandingan penambahan berat air dengan Natrium salisilat = 8: 1
(US Patent No. 3359307, 1965).
C6H5ONa + CO2 HOC6H4COONa
M 2,6334 2,6334 -
R 2,5807 2,5807 2,5807
S 0,0527 0,0527 2,5807
Neraca massa overall :
Massa masuk = Massa keluar
F9 + F10 + F11= F12 + F13
Neraca massa komponen :
Aliran F9
- NaOH = 1,0640 kg/jam
- H2O = 71,8518 kg/jam
- C6H5OH = 2,5004 kg/jam
- C6H5ONa = 305,4744 kg/jam
Aliran F10
- CO2 = 2,6334 44,01 = 115,8959 kg/jam
- Impuritis = 0,01% 115,8959 = 0,0116 kg/jam
Aliran F11
- H2O =8 305,4744 = 2443,7953 kg/jam
Aliran F12
- H2O = 71,8518 kg/jam
- CO2 = 0,0527 44,01 = 2,3286 kg/jam
- Impuritis = 0,0116 kg/jam
Aliran F13
- HOC6H4COONa = 2,5807 160 = 412,9120 kg/jam – 0,0413
= 412,8702 kg/jam
- Karotenoid = 0,01% 412,9120 = 0,0413 kg/jam
Lamp.A-6
- C6H5ONa = 0,0527 116 = 6,1302 kg/jam
- C6H5OH = 2,5004 kg/jam
- NaOH = 1,0640 kg/jam
- H2O = 2443,7953 kg/jam
Masuk Keluar
Komponen
F9 F10 F11 F12 F13
NaOH 1,0640 - - - 1,0640
H2O 71,8518 - 2443,7953 71,8518 2443,7953
C6H5OH 2,5004 - - - 2,5004
C6H5ONa 305,4744 - - - 6,1302
HOC6H4COONa - - - - 412,8702
Karotenoid - - - - 0,0413
CO2 - 115,8959 - 2,3286 -
Impuritis - 0,0116 - 0,0116 -
Total 2940,5934 2940,5934
5. Tangki Decolorisasi
F14 :
Karbon
aktif
F13 : F15 :
C6H5OH C6H5OH
C6H5ONa C6H5ONa
Tangki NaOH
NaOH
H2O Decolorisasi H2O
HOC6H4COONa HOC6H4COONa
Karotenoid Karbon aktif
Lamp.A-7
Aliran F13
- HOC6H4COONa = 412,8702 kg/jam
- Karotenoid = 0,0413 kg/jam
- C6H5ONa = 6,1302 kg/jam
- C6H5OH = 2,5004 kg/jam
- NaOH = 1,0640 kg/jam
- H2O = 2443,7953 kg/jam
Aliran F14
- Karbon aktif = 2,5004 = 0,0313 kg/jam
Aliran F15
- HOC6H4COONa = 412,8702 kg/jam
- Karotenoid = 0,0000 kg/jam
Karbon aktif dapat menyerap 25-100% dari berat karbon aktif, diambil
100%
Massa yang terserap = 0,0413 100% = 0,0413 kg/jam, jadi
Massa sisa = 0,0413 0,0413 = 0,0000 kg/jam
- C6H5ONa = 6,1302 kg/jam
- NaOH = 1,0640 kg/jam
- C6H5OH = 2,5004 kg/jam
Karbon aktif dapat menyerap 98,57% phenol (Slamet, 2006)
Massa yang terserap = 2,5004 98,57% = 2,4646 kg/jam
Massa sisa = 2,5004 – 2,4646 = 0,0358 kg/jam
- H2O = 2443,7953 kg/jam
- Karbon aktif = massa total
= 0,0313 + 0,0413 + 2,4646
= 2,5372 kg/jam
Lamp.A-8
Masuk Keluar
Komponen
F13 F14 F15
NaOH 1,0640 - 1,0640
H2O 2443,7953 - 2443,7953
C6H5OH 2,5004 - 0,0358
C6H5ONa 6,1302 - 6,1302
HOC6H4COONa 412,8702 - 412,8702
Karotenoid 0,0413 - -
Karbon aktif - 0,0313 2,5372
Total 2866,4327 2866,4327
6. Filter Press
F15 :
C6H5OH F17 :
C6H5ONa C6H5OH
NaOH C6H5ONa
H2O
Filter Press NaOH
HOC6H4COONa H2O
Karbon aktif HOC6H4COONa
F16 :
C6H5OH
C6H5ONa
NaOH
H2O
HOC6H4COONa
Karbon aktif
20% filtrat terkandung dalam cake karbon aktif (Ulrich, Tabel 4-23)
Neraca massa overall :
Massa masuk = Massa keluar
F15 = F16 + F17
Neraca massa komponen :
Aliran F15
- HOC6H4COONa = 412,8702 kg/jam
- C6H5ONa = 6,1302 kg/jam
- NaOH = 1,0640 kg/jam
Lamp.A-9
- C6H5OH = 0,0358 kg/jam
- H2O = 2443,7953 kg/jam
- Karbon aktif = 2,5372 kg/jam
Aliran F16
Lamp.A-10
Masuk Keluar
Komponen
F15 F16 F17
NaOH 1,0640 0,0000 1,0640
H2O 2443,7953 21,7498 2422,0455
C6H5OH 0,0358 0,0000 0,0358
C6H5ONa 6,1302 0,0001 6,1301
HOC6H4COONa 412,8702 0,4542 412,4160
Karbon aktif 2,5372 2,5372 -
Total 2866,4327 2866,4327
F17 : F19 :
C6H5OH C6H5OH
C6H5ONa Reaktor Asam H2O
NaOH Salisilat HOC6H4COONa
H2O HOC6H4COOH
HOC6H4COONa Na2SO4
Lamp.A-11
2C6H5ONa + H2SO4 2C6H5OH + Na2SO4
M 0,0528 0,0264 - -
R 0,0528 0,0264 0,0528 0,0264
S 0,0000 0,0000 0,0528 0,0264
Lamp.A-12
Masuk Keluar
Komponen
F17 F18 F19
NaOH 1,0640 - -
H2O 2422,0455 2,5310 2422,5243
C6H5OH 0,0358 - 4,5183
C6H5ONa 6,1301 - -
HOC6H4COONa 412,4160 - 4,1280
HOC6H4COOH - - 352,5762
H2SO4 - 126,5526 -
Na2SO4 - - 187,0282
Total 2970,7750 2970,7750
8. Centrifuge
F19 :
C6H5OH F21 :
C6H5OH
H2O Centrifuge H2O
HOC6H4COONa
HOC6H4COOH HOC6H4COONa
Na2SO4 Na2SO4
F20 :
C6H5OH
H2O
HOC6H4COONa
HOC6H4COOH
Na2SO4
Lamp.A-13
- HOC6H4COOH = 352,5762 kg/jam
Aliran F20
Komponen Filtrat Massa (kg/jam) % massa Massa Tertinggal
Na2SO4 187,0282 0,0548 0,1025
H2O 2422,5243 0,9429 22,8420
C6H5OH 4,5183 0,0011 0,0000
HOC6H4COONa 4,1280 0,0012 0,0000
Total 2618,1988 1,0000 22,9446
Masuk Keluar
Komponen
F19 F20 F21
Na2SO4 187,0282 0,1025 186,9257
H2O 2422,5243 22,8420 2399,6823
C6H5OH 4,5183 0,0000 4,5183
HOC6H4COONa 4,1280 0,0000 4,1280
HOC6H4COOH 352,5762 352,5762 -
Total 2970,7750 2970,7750
Lamp.A-14
9. Rotary Dryer
F22 :
Udara panas
F20 :
C6H5OH F23 :
H2O C6H5OH
HOC6H4COONa
Rotary Dryer H2O
HOC6H4COOH HOC6H4COONa
Na2SO4 HOC6H4COOH
Na2SO4
F24 :
HOC6H4COOH
H2O
Udara panas
Lamp.A-15
Aliran F24
- HOC6H4COOH = 352,5762 2% = 7,0515 kg/jam
- H2O = 22,8420 2% = 0,4568 kg/jam
- Udara panas = 19,3931 kg/jam
Masuk Keluar
Komponen
F20 F22 F23 F24
Na2SO4 0,1025 - 0,1025 -
H2O 22,8420 - 22,3852 0,4568
C6H5OH 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COONa 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COOH 352,5762 - 345,5247 7,0515
Udara panas - 19,3931 - 19,3931
Total 394,9138 394,9138
10. Cyclone
F24 :
F26 :
HOC6H4COOH Cyclone HOC6H4COOH
H2O
H2O
Udara panas
F25 :
HOC6H4COOH
H2O
Udara panas
Lamp.A-16
Aliran F25
- HOC6H4COOH = 7,0515 2% = 0,1410 kg/jam
- H2O = 0,4568 2% = 0,0091 kg/jam
- Udara panas = 19,3931 kg/jam
Aliran F26
- HOC6H4COOH = 7,0515 – 0,1410 = 6,9105 kg/jam
- H2O = 0,4568 – 0,0091 = 0,4477 kg/jam
-
Masuk Keluar
Komponen
F24 F25 F26
H2O 0,4568 0,0091 0,4477
HOC6H4COOH 7,0515 0,1410 6,9105
Udara panas 19,3931 19,3931 -
Total 26,9014 26,9014
= 9,1356 kg/jam
1. Mixer
Masuk Keluar
Komponen
F1 F2 F3
Lamp.A-17
2. Reaktor Na-Phenolate
Masuk Keluar
Komponen
F3 F4 F5
NaOH 972,0278 - 9,7203
H2O 874,8251 0,0228 1307,8863
C6H5OH - 2284,2654 22,8427
C6H5ONa - - 2790,6919
Total 4131,1412 4131,1412
3. Vacuum Dryer
Masuk Keluar
Komponen
F5 F6 F7 F8 F9
NaOH 9,7203 - - - 9,7203
H2O 1307,8863 - - 651,4770 656,4093
C6H5OH 22,8427 - - - 22,8427
C6H5ONa 2790,6919 - - - 2790,6919
Steam condensate - 1182,5121 1182,5121 - -
Total 5313,6532 5313,6532
4. Reaktor Na-Salisilat
Masuk Keluar
Komponen
F9 F10 F11 F12 F13
NaOH 9,7203 - - - 9,7203
H2O 656,4093 - 22325,5363 656,4093 22325,5363
C6H5OH 22,8427 - - - 22,8427
C6H5ONa 2790,6919 - - - 56,0031
HOC6H4COONa - - - - 3771,8170
Karotenoid - - - - 0,3773
CO2 - 1058,7786 - 21,2732 -
Impuritis - 0,1060 - 0,1060 -
Total 26864,0851 26864,0851
Lamp.A-18
5. Tangki Decolorisasi
Masuk Keluar
Komponen
F13 F14 F15
NaOH 9,7203 - 9,7203
H2O 22325,5363 - 22325,5363
C6H5OH 22,8427 - 0,3271
C6H5ONa 56,0031 - 56,0031
HOC6H4COONa 3771,8170 - 3771,8170
Karotenoid 0,3773 - -
Karbon aktif - 0,2859 23,1788
Total 26186,5826 26186,5826
6. Filter Press
Masuk Keluar
Komponen
F15 F16 F17
NaOH 9,7203 0,0000 9,7203
H2O 22325,5363 198,6975 22126,8389
C6H5OH 0,3271 0,0000 0,3271
C6H5ONa 56,0031 0,0009 56,0021
HOC6H4COONa 3771,8170 4,1494 3767,6676
Karbon aktif 23,1788 23,1788 -
Total 26186,5826 26186,5826
Lamp.A-19
7. Reaktor Asam Salisilat
Masuk Keluar
Komponen
F17 F18 F19
NaOH 9,7203 - -
H2O 22126,8389 23,1222 22131,2130
C6H5OH 0,3271 - 41,2774
C6H5ONa 56,0021 - -
HOC6H4COONa 3767,6676 - 37,7118
HOC6H4COOH - - 3220,9951
H2SO4 - 1156,1339 -
Na2SO4 - - 1708,6148
Total 27139,8121 27139,8121
8. Centrifuge
Masuk Keluar
Komponen
F19 F20 F21
Na2SO4 1708,6148 0,9364 1707,6784
H2O 22131,2130 208,6754 21922,5376
C6H5OH 41,2774 0,0000 41,2774
HOC6H4COONa 37,7118 0,0000 37,7118
HOC6H4COOH 3220,9951 3220,9951 -
Total 27139,8121 27139,8121
Lamp.A-20
9. Rotary Dryer
Masuk Keluar
Komponen
F20 F22 F23 F24
Na2SO4 0,9364 - 0,9364 -
H2O 208,6754 - 204,5022 4,1731
C6H5OH 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COONa 0,0000 - 0,0000 -
HOC6H4COOH 3220,9951 - 3156,5754 64,4197
Udara panas - 177,1676 - 177,1676
Total 3607,7745 3607,7745
10. Cyclone
Masuk Keluar
Komponen
F24 F25 F26
H2O 4,1731 0,0831 4,0900
HOC6H4COOH 64,4197 1,2881 63,1316
Udara panas 177,1676 177,1676 -
Total 245,7604 245,7604
Lamp.A-21
LAMPIRAN B
NERACA PANAS
Komponen A B C D E
H2O 33,933 -8,4186E-03 2,9906E-05 -1,7825E-08 3,6934E-12
CO2 27,437 4,2315E-02 -1,9555E-05 3,9968E-09 -2,9872E-13
(Carl L. Yaws, 1999)
Lamp.B-1
Komponen Cp (kJ/mol K)
C6H5ONa 254,2
Komponen Cp (kJ/mol K)
HOC6H4COONa 419
Komponen Cp (kJ/mol K)
HOC6H4COOH 494
Lamp.B-2
1. Mixer
Fungsi : Melarutkan padatan NaOH dengan air hingga konsentrasi menjadi
55%
a. Perhitungan entalpi yang masuk (T = 30⁰C)
2. Reaktor Na-Phenolate
Fungsi : Untuk mereaksikan phenol dengan larutan NaOH 55% agar
dihasilkan natrium phenolate
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
NaOH 24,3007 3417,4640 83046,7511
H2O 48,6014 3555,8193 172817,7759
C6H5OH 24,3007 206,7354 5023,8160
H2O 0,0013 459,7569 0,5977
Total 97,2041 - 260888,9407
Lamp.B-3
Panas reaksi pada keadaan standar
Komponen Kmol/jam ∆Hf Q (kJ/jam)
NaOH 24,3007 -101,99 -2478,4279
C6H5OH 24,3007 -96,4 -2342,5875
H2O 24,0577 241,8 5817,1519
C6H5ONa 24,0577 11,51 276,9041
Lamp.B-4
3. CO2 Preheater
Fungsi : Untuk menaikkan suhu gas CO2
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
CO2 2,6340 841,9766 2217,7663
Impuritis 0,0006 1014,4672 0,6087
Total 2,6346 - 2218,3749
λ steam = Hv - Hl
= 668,21 – 208,53
= 459,68 kkal/kg
Lamp.B-5
c. Neraca panas pada CO2 preheater
Komponen Q Masuk Q Keluar
CO2 2217,7663 9445,6558
Impuritis 0,6087 2,4166
Q supply 7610,2079 -
Q loss - 380,5104
Total 9828,5828 9828,5828
4. Vacuum Dryer
Fungsi : Untuk menghilangkan kadar air produk dari reaktor I
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
NaOH 0,2430 1840,2984 447,1925074
H2O 72,6604 1923,6779 139775,2065
C6H5OH 0,2430 4122,5190 1001,772129
C6H5ONa 24,0577 15252,0000 366928,0404
Total 97,2041 - 508152,2115
Menurunkan moisture content dari 28% menjadi 17% sehingga, massa air
menjadi 44,1049 Kmol/jam
Maka massa air yang menguap = 72,6604 – 44,1049
= 28,5555 Kmol/jam
Lamp.B-6
Total panas keluar = H keluar + panas laten
= 423308,5896 + 18154,4447
= 441463,0343
Lamp.B-7
5. Barometric Condenser
Fungsi : Mengkondensasikan sebagian uap air dan menjaga tekanan pada
vacuum dryer
Neraca massa kondensasi : 20% uap yang masuk
Massa uap air = 773,7900 kg
Uap air yang lolos = 0,20 773,7900 = 154,7580 kg
Kondensat = 773,7900 – 154,7580 = 619,0320 kg
90 - = 0,6006
= 83,99 = 356,99 K
Lamp.B-8
b. Entalpi kondensat yang keluar pada suhu 83,99⁰C
H H2O = m x Cp x ΔT + m.λ
= (619,0320 1 58,99) + (619,0320 635,76)
= 430072,4820 kkal
Total bahan entalpi yang keluar = 107518,1205 + 430072,4820
= 537590,6025 kkal
6. Reaktor Na-Salisilat
Fungsi : Untuk mereaksikan natrium phenolate dengan gas CO2
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
NaOH 0,2430 5695,1027 1383,9100
H2O 36,4672 5882,1124 214504,1688
C6H5OH 0,2430 4613,0180 1120,9634
C6H5ONa 24,0577 16523,0000 397505,3771
CO2 24,0632 2481,0568 59702,1650
Impuritis 0,0059 2859,7855 16,8727
Total 85,0800 - 674233,4570
Lamp.B-9
b. Perhitungan entalpi yang keluar
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
NaOH 0,2430 7446,6533 1809,5368
H2O 1240,3076 7643,9530 9480852,9701
C6H5OH 0,2430 6770,9419 1645,3389
C6H5ONa 0,4828 21607,0000 10431,8596
HOC6H4COONa 23,5739 35615,0000 839584,4485
Karotenoid 0,3773 85,0000 32,0705
CO2 0,4835 2481,0568 1199,5909
Impuritis 0,0059 2859,7855 16,8727
Total 1265,7170 - 10335572,6880
=
= 353,9172 – (-1005,9325)
= 1359,8500 kkal
Lamp.B-10
c. Neraca panas pada reaktor na-salisilat
Komponen Q Masuk Q Keluar
NaOH 1383,9100 1809,5368
H2O 214504,1688 9480852,9701
C6H5OH 1120,9634 1645,3389
C6H5ONa 397505,3771 10431,8596
HOC6H4COONa - 839584,4485
Karotenoid - 32,0705
CO2 59702,1650 1199,5909
Impuritis 16,8727 16,8727
∆H298 - 1359,8500
Q serap 9662699,081
Total 10336932,5380 10336932,5380
7. Kondenser
Fungsi : Untuk mengkondensasikan air yang menguap dari reaktor
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
H2O 43,1578 10579,6860 456595,9704
Total 43,1578 - 456595,9704
Lamp.B-11
c. Neraca panas pada condenser
Komponen Q Masuk Q Keluar
H2O 456595,9704 438171,9687
H laten 27438,0029
Q serap 9014,0012
Total 465609,9716 465609,9716
Qloss = 5% Qsupply
H in + Q supply = H out + 0,05 Q supply
243,8294 + Q supply = 1785,8625 + 0,05 Q supply
0,95 Q supply = 1542,0331 kkal
Q supply = 1623,1927 kkal
Lamp.B-12
c. Neraca panas tangki penyimpanan H2SO4
Komponen Q Masuk Q Keluar
H2SO4 179,1876 1400,3626
H2O 64,6418 385,4999
Q supply 1623,1927
Q loss 81,1596
Total 1867,0221 1867,0221
9. Heater
Fungsi : Untuk memanaskan produk dari filter press sebelum masuk
reaktor 3
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
NaOH 0,2430 438,1888 106,4799
H2O 1229,2688 459,7569 565164,7859
C6H5OH 0,0035 206,7354 0,7236
C6H5ONa 0,4828 1271,0000 613,6388
HOC6H4COONa 23,5479 2095,0000 49332,8505
Total 1253,5460 - 615218,4786
Qloss = 5% Qsupply
H in + Q supply = H out + 0,05 Q supply
615218,4786 + Q supply = 3670757,4411 + 0,05 Q supply
0,95 Q supply = 3055538,9625 kkal
Q supply = 3216356,8026 kkal
Lamp.B-13
Q loss = 0,05 3216356,8026
= 160817,8401 kkal
Lamp.B-14
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor :
Reaksi 1
2HOC6H4COONa + H2SO4 2HOC6H4COOH + Na2SO4
=
= -647,8034 – 220,5492
= -868,3526 kkal
Reaksi 2
2C6H5ONa + H2SO4 2C6H5OH + Na2SO4
=
= 6,1462 – (-2,1211)
= 8,2673 kkal
Reaksi 3
2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
Lamp.B-15
Komponen Kmol/jam ∆Hf Q (kJ/jam)
NaOH 0,0266 -101,99 -2,7129
H2SO4 0,0133 -103,362 -1,3747
Na2SO4 0,0133 425,61 5,6606
H2O 0,0266 241,8 6,4319
Total 0,0798 - 8,0048
=
= 12,0925 – (-4,0876)
= 16,1801 kkal
Lamp.B-16
11. Heater
Fungsi : Untuk menaikkan suhu udara
a. Perhitungan entalpi yang masuk
Komponen Kmol/jam CpdT Q (kJ/jam)
Udara 4,6508 1,2000 5,5810
Total 4,6508 - 5,5810
Qloss = 5% Qsupply
H in + Q supply = H out + 0,05 Q supply
5,5810 + Q supply = 44,6477 + 0,05 Q supply
0,95 Q supply = 39,0667 kkal
Q supply = 41,1228 kkal
Lamp.B-17
T feed masuk, : 333 K
T feed keluar, : 338 K
X1 : 0,02
X2 : 0,005
Cp udara : 0,25 Kkal/kg.C
TG1 = 37⁰C
Material Balance
……. (pers. 1)
Heat Balance
Entalpi gas masuk
Dengan 0⁰C sebagai datum λo = 2501 kJ/kg = 594,74 (Geankoplis)
H‟G2 = Cs(TG2 – T0) + H2(λo)
= (1,005 + 1,88 0,01) (70 – 0) + 0,01 597,74
= 77,64 kkal/kg dry air
Lamp.B-18
Entalpi gas keluar
H‟G1 = Cs(TG1 – T0) + H1(λo)
= (1,005 + 1,88 H1) (37 – 0) + H1 597,74
= 37,19 + 667,3H1
Komponen 2
H‟S2 = CpS (TS2 – T0) +X2.CpA (TS2 – T0)
= 0,26 (65 – 0) + 0,005 0,25 (65 – 0)
= 17,27 kkal/kg dry solid
Komponen 3
H‟S2 = CpS (TS2 – T0) +X2.CpA (TS2 – T0)
= 0,56 (65 – 0) + 0,005 0,25 (65 – 0)
= 36,55 kkal/kg dry solid
Komponen 4
H‟S2 = CpS (TS2 – T0) +X2.CpA (TS2 – T0)
= 0,23 (65 – 0) + 0,005 0,25 (65 – 0)
= 15,10 kkal/kg dry solid
Lamp.B-19
Total entalpi padatan masuk = 99,53 kkal/kg dry solid
Heat Balance
GH‟G2 + Ls.H‟S1 = GH‟G1 + Ls.H‟S2 + Q loss
GH‟G2 + Ls.H‟S1 = GH‟G1 + Ls.H‟S2 + 5% (GH‟G2 + Ls.H‟S1)
77,64G + -7083268,6 = 37,19G + 667,3GH1 + 3,88G
36,58G – 7083268,6 = 667,3GH1
36,58G – 667,3GH1 = 7083268,6 …….. (pers. 2)
5,4843 G = -36112,0072
G = -6584,6156 kg dry air/h
Lamp.B-20
Panas udara = G . H'G2
= 6584,6156 x 77,64
= 1129154,3118 kkal/jam
Lamp.B-21
LAMPIRAN C
SPESIFIKASI ALAT
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 30 oC Tekanan, P = 1 atm
Rate massa, F = 972,0278 kg/jam = 2142,9545 lb/jam
Densitas, ρ =2130 kg/m3 = 132,91 lb/ft3
Waktu tinggal, t = 7 hari
Vt = Vs + Va + Vh
= (3,14 + 0 + 0,32) Di3
Lamp.C-1
3385,914 ft3 = 3,46 Di3
Di3 = 978,5879 ft3
Di = 9,9281 ft
H =4 Di = 4 9,9281 ft = 39,7124 ft
Digunakan H standar 43 ft
ts = = = 0,006 H
Lamp.C-2
Tebal tutup bawah, ts
Untuk head bentuk konis, digunakan persamaan :
ts = (Brownell, 1969)
= √
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 60 C
Tekanan, P = 1 atm
Rate massa, F = 972,0278 kg/jam = 2142,9545 lb/jam
Densitas, = 1980 kg/m3 = 123,55 lb/ft3
Waktu tinggal, t = 7 hari
Lamp.C-3
Menghitung dimensi tangki
Rasio H/Di = 2 – 5 (Ulrich, table 4-27)
Diambil rasio H/Di = 2
Vt = Volume shell + (2 volume tutup)
= = = 0,86 H
ts = (Brownell, 1969)
= 0,007 H
Lamp.C-4
Karena tinggi bejana 28 ft, maka terdapat 4 course
Tscourse 1 = 0,007 H = 0,007 32 ft = 0,24 in (1/4 in)
Tscourse 2 = 0,007 H = 0,007 24 ft = 0,18 in (3/16 in)
Tscourse 3 = 0,007 H = 0,007 16 ft = 0,12 in (3/16 in)
Tscourse 4 = 0,007 H = 0,007 8 ft = 0,06 in (3/16 in)
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (13,02 ft 12) + (2 0,25 in) = 182,68 in
Digunakan OD standar 192 in
Dari table X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 11,50 in
rc = 170 in
Menghitung W :
√
W = (Brownell, 1969)
√
= = 1,71
th = = 0,01 H
Lamp.C-5
Menghitung tf
Steam yang digunakan adalah saturated steam 200
Menghitung Uc dan Ud
Dari Fig. 10.4 buku Kern halaman 216, didapatkan :
ho = 50 Btu/jam.ft2.
Uc =
Rd = 0,002
Ud =
A =
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 30°C
Tekanan, P = 1 atm = 14,71 psi
Rate massa, F = 1846,8529 kg/jam = 4071,6137 lb/jam
Waktu tinggal, t = 15 menit = 0,25 jam
Lamp.C-6
Data campuran
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) %w
NaOH 972,0278 2130 0,55
H2O 874,8251 1000 0,45
Total 1846,8529 - 1
Densitas campuran, =
= (0,55 2130) + (0,45 1000)
= 1621,50 kg/m3 = 101,18 lb/ft3
Lamp.C-7
Tinggi larutan = diameter tangki (Geankoplis, 1960)
V=
10,0603 ft3 =
Tebal shell, ts
ts = + C (Brownell, 1969)
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = + C (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (129,15 ft 12) + (2 0,108 in) = 129,52 in
Digunakan OD standar 132 in
Lamp.C-8
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 8 in
rc = 130 in
Menghitung W :
√
W= (Brownell, 1969)
√
= = 1,76
th = +0
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
Sf = 2 in dan icr = 0,56 in
= (Geankoplis, 1960)
Lamp.C-9
a. Diameter pengaduk
Da = 3,98 ft
b. Tebal pengaduk
C = 2,66 ft
d. Tebal baffle
J = 0,66 ft
Re =
= = 475726,56
Lamp.C-10
4. Pompa
Fungsi = Memindahkan bahan dari tangki pelarutan NaOH ke reaktor Na-
Phenolate
Tipe = Centrifugal pump
Jumlah = 1 unit
ΔZ = 16 ft 6 ft
Z2 = 16 ft
3,7 ft
Z1
Perhitungan :
F = 1846,8529 kg/jam = 4071,6137 lb/jam
= 101,18 lb/ft3
v= = 67 ft/detik
Lamp.C-11
Menentukan jenis aliran
Re =
= = 4205,26
Re aliran >2100 maka jenis aliran turbulen sehingga asumsi aliran turbulen
benar.
Dipilih pompa Commercial steel ( = 0,00015)
/Di = 0,0005 (Foust, App C-1)
f = 0,0075 (Foust, App C-1)
Persamaan Bernoulli :
∑F (Geankoplis, 2.7-28)
F1 = = 0,50
= = 0,02
F3 =
v1 = v2, sehingga F3 = 0
Lamp.C-12
∑F = F1 + F2 + F3 = 0,5 + 0,02 + 0 = 0,52
P1 = Ph = H
Tinggi bahan = 3,7 ft
P1 = (101,18 lb/ft3 32 3,7 ft) + 2116,80 lb/ft2 = 14096,51 lb/ft2
P2 = 1 atm = 2116,80 lb/ft2
= 13546,09 – 2116,80 = 11979,71 lb/ft2
= 118,4 ft
=0
= 16 ft
(g/gc) = 16 ft 1 = 16 ft
Persamaan Bernoulli :
∑F
5. Reaktor Na-phenolate
Fungsi = Mengkonversi phenol menjadi natrium phenolate
Tipe = Batch stirred tank reactor
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup torispherical dilengkapi dengan
pengaduk dan jaket pendingin
Jumlah = 1 unit
Lamp.C-13
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 30°C
Tekanan, P = 1 atm = 14,71 psi
Rate massa, F = 4131,1412 kg/jam = 9107,6073 lb/jam
Waktu tinggal, = 1 jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) ( kg/m3) %w
C6H5OH 2284,2654 1070 0,59
NaOH 972,0278 2130 0,23
H2O 874,8479 1000 0,19
Total 4131,1412 - 1
Densitas campuran, =
= 0,59 1070 + 0,23 2130 + 0,19 1000
= 1297,73 kg/m3 = 80,98 lb/ft3
Lamp.C-14
Vt = Vs + (2 Vh)
= [0,39 + (2 0,0809)] Di3
225,16 ft3 = 0,47 Di3
Di3 = 479,06 ft3
Di = 7,82 ft
H = 0,5 Di = 0,5 7,82 ft = 3,91 ft
Digunakan H standar 8 ft
= = 19,21 psi
Tebal shell, ts
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (7,82 ft 12) + (2 0,082) = 103,18 in
Lamp.C-15
Digunakan OD standar 108 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,5 in
rc = 102 in
Menghitung W :
√ √
W= = 1,74
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 2 in dan icr = 0,56 in
AB = = 53,25 in
(Geankoplis, 1960)
e. Diameter pengaduk
Da = 4,28 ft
Lamp.C-16
f. Tebal pengaduk
C = 2,94 ft
h. Tebal baffle
J = 0,71 ft
ln =
= (0,59 ln 3,16 cP) + (0,41 ln 3,41 cP) = 1,55 cP
= 4,71 cP = 0,0047 N/ms2
Dari Fig. 10.57 buku Coulson‟s didapatkan :
Tipe pengaduk = Propeller
Kecepatan putar, N = 420 rpm = 7 rps
Re = = 230489,57
Lamp.C-17
Menentukan dimesni jaket pendingin
Dari perhitungan neraca panas, didapatkan :
Kebutuhan air pendingin, Fap = 6325,63 kg/jam = 13946 lb/jam
Kebutuhan air panas yang harus diserap, Q = 376201,61 Btu/jam
= 62,53 lb/ft3
vo = = 223,02 ft3/jam
= = 93,85°F
= 50,10 ft2
Lamp.C-18
= (1/4 3,14 92 6) + (0,0809 93)
= 382 + 58,98 = 440,49 ft3
Trial tebal jaket = 4,6 in, sehingga diameter Va = 9,77 ft
Vreaktor+jaket = Vs + Vh
= [1/4 Dva2 (H‟ + OA + tj)] + [0,0809 Dva3]
= [1/4 3,14 (9,79 ft)2 (6 + 1,49 ft + 0,54 ft)] + [0,0809 (9,79 ft)3]
= 589,38 ft3 + 75,37 ft3 = 664,75 ft3
Vpendingin = Va – Vr‟ = 664,75 ft3 – 440,49 ft3 = 224,26 ft3
V pendingin telah sesuai dengan volume air pendingin yang dibutuhkan,
sehingga digunakan tebal jaket 4,6 in.
6. Kompressor
Fungsi = Menaikkan tekanan gas CO2 sebelum masuk reaktor Na-salisilat
Tipe = Centrifugal compressor
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
Suhu input, Ts = 303 K
Tekanan input, Ps = 1 atm
Tekanan output, Pd = 4 atm
Efisiensi kompresor, n = 0,8
R = 8,31 Kj/kmol.K
Suhu reference, Tref = 298 K
=1
Rc = √ (Smith, B.47)
Lamp.C-19
Rasio kompresi, Rc = √ = 4
7. Heater
Fungsi = Memanaskan gas CO2 sebelum masuk reaktor Na-salisilat
Tipe = Double pipe
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
T1 = 400°F = 204°C
T2 = 400°F = 204°C
t1 = 131°F = 55°C
t2 = 365°F = 185°C
F = 1295,05 kg/jam = 2855,59 lb/jam
Ukuran = 10 ft, 4 by 3 in
Lamp.C-20
Menghitung
Hot fluid Cold fluid Differences
400 Higher temp 365 35
400 Lower temp 131 269
0 Differences 234 -234
= = 115°F
Tav = = 400°F
tav = = 248°F
Lamp.C-21
Pada t = 400°F Re = DG/
= 0,02 cP = 0,256 55651,55 / 0,04
= 0,02 2,42 = 330305,64
= 0,04 lb/ft.jam
jH = 680
Re = DeG/ c = 0,22 Btu/lb.°F
= 0,09 7308,44 / 0,04 k = 0,015 Btu/jam.ft2.°F/ft
= 17790,58 (c /k)1/3 = (0,22 0,04 / 0,02)1/3
= 0,87
hio = 1500 Btu/jam.ft2.°F
ho = jH.k(c /k)1/3 ( )0,14/D
= 33,47 Btu/jam.ft2.°F
Uc = = 32,74 Btu/jam.ft2.°F
Ud = 30,73 Btu/jam.ft2.°F
A= = 37,04 ft2
Dari tabel 11 buku Kern untuk 3 in IPS standard pipe memiliki external
surface sebesar 0,753 lin ft
Lamp.C-22
Jumlah hairpin = = 2 buah 10 ft hairpin
Corrected Ud = = 28,45
= 0,0035 +
Re‟ = D‟eG/
= 0,05
= 0,04 7308,44 / 0,04
= 8273,59
= 0,12 lb/ft3
f = 0,0035 +
=
= 0,0035 +
=
= 0,08
= 1390,43 ft
= 0,9 lb/ft3
= = 1,14 psi
=
yang diijinkan < 2 psi
= 30,79 ft
Lamp.C-23
V=
= = 2,26 fps
F=3
=3 = 0,237 ft
= 0,194 psi
8. Screw Conveyor
Fungsi = Memanaskan Natrium phenolate dari vacuum dryer ke bin
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
T = 30°C
P = 1 atm
F = 5313,6532 kg/jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) %w
C6H5OH 22,8427 1070 0,39
C6H5ONa 2790,6919 898 3,84
NaOH 9,7203 2130 0,03
H2O 656,4093 1000 0,78
Total 5313,6532 - 5,03
Lamp.C-24
= 933,23 kg/m3 = 58,23 lb/ft3
sgc = 0,93
Untuk densitas = 68,23 lb/ft3, bahan termasuk kelas D dengan faktor bahan
(F) = 3 (Badger, tabel 16-6)
Keterangan :
C = kapasitas (ft3/menit)
L = panjang (ft)
W = densitas (lb/ft3)
F = faktor bahan
Panjang screw diperkirakan, L = 16 ft
9. Reaktor Na-salisilat
Fungsi = Mengkonversi natrium phenolate menjadi natrium salisilat
Tipe = Fluidized bed reactor
Bentuk = Silinder tegak dengan tutup torispherical dilengkapi dengan
pengaduk dan jaket pendingin
Jumlah = 1 unit
Lamp.C-25
Kondisi operasi :
Bahan yang difluidisasi = Natrium phenolate
T = 347°F = 175°C
P = 6 atm = 88,26 psi
F = 26864,0851 kg/jam = 57902,40 lb/jam
T = 5 jam
Data campuran
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) V (m3/jam)
C6H5OH 22,8427 1070 0,39
C6H5ONa 2790,6919 898 3,84
NaOH 9,7203 2130 0,03
H2O 22981,9456 1000 0,19
CO2 1058,7786 1,98 654,00
Impuritis 0,1060 - -
Total 26864,0851 - 658,44
( )
( )
Lamp.C-26
Menghitung tinggi minimum fluidisasi, Lmf
Rasio Lmf/Dt = 3 (Kunii, 1969)
Luas area fluidisasi minimum, At
At = ¼ Dt2
=¼ 3,14 0,11 Lmf2
= 0,09 Lmf2
W = (At Lmf) (1 - ) [(
26999,45 gr = (0,09 Lmf2 Lmf) (1 – 0,44) [(0,989 – 0,00198)1]
Lmf3 = 616910325,65
Lmf = 851,28 cm = 8,51 m
= 4271,49
* +
* +
= 128,79
Dari Fig 3-9 buku Kunii, didapatkan rasio Ut/Umf = 60
Ut = 60 Umf = 60 0,22 cm/s = 13,2 cm/s
Lamp.C-27
Menghitung kecepatan gas superficial, Uo
Dari Fig 3-7 buku Kunii, didapatkan rasio Uo/Umf = 6,5
Uo = 6,5 Umf = 6,5 0,22 cm/s = 1,43 cm/s
Karena Ut > Uo maka tidak terjadi entertainment, sehingga tidak diperlukan
perhitungan TDH dan Freeboard (Kunii, 1969).
= = 0,01 cm/s
Lamp.C-28
Menghitung pressure drop pada distributor,
Pd = 0,1 Pb = 0,1 4271,49 = 427,15
Uo =
Lamp.C-29
Tekanan optimum, Pop = Phidrostatik + Poperasi
= + 88,26 psi
Tebal shell, ts
ts = (Brownell, 1969)
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (9,31 ft 12) + (2 0,5 in) = 112, 69 in
Digunakan OD standar 114 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,88
rc = 108
Menghitung W :
√
W= (Brownell, 1969)
√
= = 1,74
Lamp.C-30
Menghitung tinggi tutup reaktor
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 4 dan icr = 2,63
AB = = = 56,88
vo = = 1114,06 ft3/jam
Lamp.C-31
Luas perpindahan panas yang dibutuhkan
Dari Kern diketahui range Ud = 75 – 80 Btu/jam.ft2.°F
Dipilih Ud = 80 Btu/jam.ft2.°F
t masuk = 86°F
t keluar = 140°F
Diasumsi temperature dinding shell reaktor sama dengan temperature liquid
di dalam reaktor = 347°F
= = = 232,96°F
A= = 100,82 ft2
=* +
Lamp.C-32
10. Filter press
Fungsi = Memisahkan karbon aktif dengan larutan campuran
Tipe = Plate and frame
Jumlah = 1 unit
Kondisi operasi :
T = 30°C
P = 1 atm
F = 26186,5826 kg/jam
t = 1 jam
Lamp.C-33
Data cake dari neraca massa
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) V (m3/jam)
C6H5OH 0,0000 1070 0,0000
C6H5ONa 0,0009 1400 0,0000
NaOH 0,0000 1070 0,0000
H2O 198,6975 1000 0,20
HOC6H4COONa 4,1494 350 0,01
Karbon aktif 23,1788 2100 0,01
Total 226,0266 - 0,22
Keterangan :
L = tebal cake pada frame (m)
A = luas penyaringan efektif (m3)
= sphericity bahan solid
= densitas bahan solid (kg/m3)
= densitas filtrat (kg/m3)
W = fraksi berat bahan solid dalam feed
Menghitung volume cake :
Vca = 0,04 m3
Lamp.C-34
Data filtrat dari neraca massa
Komponen w (kg/jam) (kg/m3) V (m3/jam)
C6H5OH 0,3271 1070 0,0003
C6H5ONa 56,0021 1400 0,04
NaOH 9,7203 1070 0,009
H2O 22126,8389 1000 22,13
HOC6H4COONa 3767,6676 350 10,76
Total 25960,556 - 32,94
= 831,39 kg/m3
0,06A (1 – 0,6) 2130 = 831,39 (32,94 + 0,6 0,06A) 0,0009
50,4A = 1,97 (32,94 + 0,04A)
A = 2,01 m2
Faktor keamanan, 0,1
Maka luas plate = 0,1 2,01 = 2,21 m2
Luas plate yang tersedia dipasaran = 10 10 cm – 2,4 2,4 cm
(Perry 8th Edition, hal 18 – 10)
Dipilih 50 50 cm
Jumlah plate yang dibutuhkan = 2,21 m2 / (0,5 0,5)
= 8,86 = 9 buah
Bahan media filter = Metal (Perry 8th Edition, hal 18-10)
11. Centrifuge
Fungsi = Memisahkan Kristal asam salisilat dengan larutan campuran
Tipe = Scroll conveyor
Jumlah = 1 unit
Lamp.C-35
Kondisi operasi :
T = 30°C
P = 1 atm
F = 27139,8121 kg/jam
= 1058,59 kg/m3
sgc = 1,06
Lamp.C-36
Kondisi operasi :
Fuap air = 773,79 kg/jam = 1705,43 lb/jam
Asumsi Fudara = 132 kg/jam = 290,93 lb/jam
T masuk = 194°F
P = 70,14 kPa = 526,09 mmHg
Dari Fig. 6-9 buku Ludwig untuk tekanan 526,09 mmHg dan suhu uap air
keluar dryer = 90°F, jumlah stage = 1
= = 194°F
Keterangan :
tm = suhu campuran (°F)
Ws = aliran steam (lb/jam)
Cps = specific heat steam (Btu/lb.°F)
ts = suhu steam (°F)
Wa = aliran udara (lb/jam)
Cpa = specific heat udara (Btu/lb.°F)
ta = suhu udara (°F)
Udara ekuivalen =
= = 42,54
Lamp.C-37
Dari Fig 6-25 buku Ludwig untuk grafik hubungan antara ejector suction
pressure dengan perbandingan kebutuhan steam/lb udara ekuivalen, maka
mendapat :
= 2,4
Perhitungan :
Fuap = 773,79 kg/jam = 1705,43 lb/jam
Diperkirakan panjang pipa untuk uap dari dryer ke kondenser sebesar 6 ft
dengan elbow 90° = 2 buah
P = 526,09 mmHg
T = 90°C
= 0,42 lb/ft3
Lamp.C-38
A pipa = = 0,22 ft2
Perhitungan :
Dari neraca massa da neraca panas :
Feed masuk = 3607,7745 kg/jam = 7953,78 lb/jam
Total panas = 1849828,4862 kJ/jam = 1753299,11 Btu/jam
Suhu bahan masuk = 60°C = 140°F
Suhu bahan keluar = 65°C = 149°F
Suhu udara masuk = 70°C = 158°F
Suhu udara keluar = 37°C = 98,6°F
Lamp.C-39
Hot Fluid Cold Fluid Differences
158,0 Higher Temp 140 18
149 Lower Temp 98,6 50,4
9,0 Differences 41,4 -32,4
Keterangan :
As = Area drum yang dilewati solid, m2
ms = Rate solid, kg/dt = 3607 kg/jam = 1,11 kg/dt
= Densitas solid, kg/m3 = 1440 kg/m3
Us = Solid velocity, m/dt = 0,0002 m/dt
Jadi,
As = = 3,85 m2
As = = 3,85
Keterangan :
Ua = koefisien volumetric heat transfer, j/m3.dt.K
G0,67 = gas mass velocity kg/dt.m2 = 2 kg/dt.m2 (asumsi)
D = diameter dryer, m = 2,21 m
Lamp.C-40
Jadi :
Ua = = 172,4 j/m3.dt.K
Keterangan :
Q = Panas total, J/dt = 1849828,4862 kJ/jam = 1142040,89 J/dt
Ua = koefisien volumetric heat transfer, J/m 3.dt.K = 172,4 j/m3.dt.K
V = volume drum, m3
= LMTD, K = 273 K
D = Diameter drum, m = 2,45 m
L = Panjang drum, m
Jadi,
( )
1442040,89 = 0,00002 L
L = 6,3 (standar L/D 2-10)
Keterangan :
= time of pass, menit
L = panjang drum, m = 6,3 m
S = slope drum, cm/m = 2 cm/m
N = speed, rpm = 3,29 rpm
D = diameter drum, m = 2,21 m
B = konstanta material = 0,14
G = rate massa udara, kg/m2.dt = 2 kg/m2.dt
Lamp.C-41
F = rate solid, kg solid/jam.m2 = 1037 kg solid/jam.m2
Dp = Berat partikel, m = 1200 m
Jadi,
= = 0,11 + (0,6 0,002) = 0,11 menit
Lamp.C-42
Perhitungan tebal shell drum
Rotary drum memakai shell dari carbon steel SA 283 grade C dengan stress
allowable = 12650 psi
Untuk las dipakai double welded butt joint dengan efisiensi 80%,
faktor korosi C = 0,125
D = 2,21 m = 7,26 ft
H = 6,3 m = 20,68 ft
Isolasi
Rock isolasi dipakai setebal 4 in
Diameter dalam rotary = 7,26 ft
Diameter luar rotary = 7,26 + (2 (4/16) / 12) = 7,3 ft
Diameter rotary terisolasi = 7,3 + (2 (4/16)) = 7,97 ft
hp =
dengan :
N = putaran rotary = 3,29 rpm
d = diameter shell = 7,26 ft
w = berat bahan = 8798
D = diameter + 2 = 9,26 ft
W = berar total, lb
Lamp.C-43
Perhitungan berat total
a. Berat shell
We =
b. Berat isolasi
We =
hp = = 9,98
Lamp.C-44
15. Cyclone
Fungsi = Menangkap asam silisilat yang terikat udara panas
Jumlah = 1 unit
Perhitungan :
Laju alir bahan = 245,7604 kg/jam
Massa Volume
Komponen X (kg/m3)
(kg/jam) (m3/hari)
Asam
245,7604 1 1440 0,17
salisilat
Total 245,7604 1 0,17
= 1440 kg/m3
T gas masuk = 37°C = 86°F
udara ( = 0,018 Cp = 1,8E-05 kg/m.s
udara ( = 0,923 kg/m3 = 0,0576 lbm/ft3
Dp, th = ( )
Dimana,
Vin = kecepatam gas masuk cyclone = 15 m/s (Perry 8th, p: 17-32)
Berdasarkan Perry edisi 8 grafik 17-38, diperoleh :
Ns = Jumlah putaran efektif dalam cyclone = 3,5
Dari grafik 17-39 Perry edisi 8, untuk efisiensi = 98%, didapat dpi/Dp,th = 9
Dpi = 0,425 mm = 0,000425 m
Dp,th = = 4,72222E-05
2,2299E-09 =
Bc = = 3,27 M
Lamp.C-45
Dimensi cyclone
Dc = 4 Bc = 13,06 m
De = ½ Dc = 6,53 m
Hc = 2 Bc = 6,53 m
Lc = 2 Dc = 26,12 m
Sc = 1/8 Dc = 1,63 m
Zc = 2 Dc = 26,12 m
Jc = ¼ Dc = 3,27 m
Kondisi operasi :
Temperatur, T = 60°C
Tekanan, P = 1 atm = 14,71 psi
Rate massa, F = 27139,8121 kg/jam = 59833,04 lb/jam
Waktu tinggal, = 1 jam
Lamp.C-46
Data campuran
Komponen w (kg/jam) ( kg/m3) %w
H2O 22131,2130 1000 22,31
C6H5OH 41,2774 1070 0,04
HOC6H4COONa 37,7118 350 0,11
HOC6H4COOH 3220,9951 1400 2,30
Na2SO4 1708,6148 2660 0,64
Total 27139,8121 - 25,4
Vt = Vs + (2 Vh)
= [0,39 + (2 0,0809)] Di3
301,12 ft3 = 0,47 Di3
Di3 = 640,68 ft3
Di = 8,62 ft
H = 0,5 Di = 0,5 8,62 ft = 4,31 ft
Lamp.C-47
Digunakan H standar 8 ft
= = 20,29 psi
Tebal shell, ts
Tebal tutup, th
Untuk head bentuk torispherical, digunakan persamaan :
th = (Brownell, 1969)
OD = Di + (2 ts)
= (8,62 ft 12) + (2 0,086) = 103,61 in
Digunakan OD standar 108 in
Dari tabel X-X buku Brownell, didapatkan :
icr = 6,5 in
rc = 102 in
Menghitung W :
√ √
W= = 1,74
Lamp.C-48
th = = 0,16 in (digunakan 3/16 in)
Tinggi tutup :
OA = th + b + sf
Dari tabel Brownell, didapatkan :
sf = 2 in dan icr = 0,56 in
AB = = 53,25 in
(Geankoplis, 1960)
e. Diameter pengaduk
Da = 4,31 ft
f. Tebal pengaduk
C = 2,87 ft
h. Tebal baffle
J = 0,72 ft
Lamp.C-49
Menghitung power pengaduk
= 4,71 cP = 0,0047 N/ms2
Dari Fig. 10.57 buku Coulson‟s didapatkan :
Tipe pengaduk = Propeller
Kecepatan putar, N = 420 rpm = 7 rps
Re = = 6183361,98
vo = = 242,29 ft3/jam
Lamp.C-50
Luas perpindahan panas yang dibutuhkan
Dari Kern diketahui range Ud = 75 – 80 Btu/jam.ft2.°F
Dipilih Ud = 80 Btu/jam.ft2.°F
T masuk = 140 °F
T keluar = 149 °F
Diasumsi temperatur dinding shell reaktor sama dengan temperatur liquid di
dalam reaktor = 194°F maka :
= = 50°F
= 100,29 ft2
Lamp.C-51
LAMPIRAN D
ANALISA EKONOMI
B. Analisa Kelayakan
1. Keuntungan / Profit On Sales (POS)
2. Return On Investment (ROI)
3. Pay Out Time (POT)
4. Break Event Point (BEP)
5. Shut Down Point (SDP)
Lamp.D-1
1. Penaksiran Harga Peralatan
Harga alat tiap tahun mengalami perubahan sesuai dengan kondisi
perekonomian yang ada. Untuk memperkirakan harga alat diperkirakan
indeks yang dapat digunakan untuk mengkonversikan harga pada masa lalu
agar dapat diperoleh harga di masa mendatang. Harga indeks tahun 2023
dicari dengan persamaan least square, dengan menggunakan data indeks dari
tahun 2000 sampai 2018. Untuk tujuan tersebut digunakan data indeks
sebagai berikut :
Tabel 1. Indeks CEPCI tahun 2000 – 2018
Cost Index (Tahun) Chemical Engineering Plant Index
2000 394.1
2001 394.3
2002 395.6
2003 402
2004 444.2
2005 468.2
2006 499.6
2007 525.4
2008 575.4
2009 521.9
2010 550.8
2011 585.7
2012 584.6
2013 567.3
2014 579.8
2015 556.8
2016 541.7
2017 567.5
2018 603.1
(Chemical Engineering Magazine, Data CEPCI 2019)
Lamp.D-2
Dari data di atas di dapat grafik linier sebagai berikut :
700
600
Indeks harga CEPCI
500
400 y = 11.655x - 22902
R² = 0.7865
300
200
100
0
1995 2000 2005 2010 2015 2020
Tahun
Nilai CEPCI pada tahun 2023 didapat dengan cara ekstrapolasi dari grafik
CEPCI. Dari grafik didapat persamaan linier :
Y = 11,655x – 22902
Dalam hubungan ini :
X = tahun
Y = indeks harga
Nilai indeks tahun 2023 dapat dicari dengan berikut :
Y = mX + C
= 11,655 (2023) – 22902
Y = 676,1
Lamp.D-3
Tabel 2. Harga Pembelian Alat (EC)
Harga 2018 Harga 2023 Total Harga
Alat Jumlah
(US$) (US$) (US$)
Bin penyimpan NaOH 2 3.200 3.587,33 7.174,66
Belt conveyor 3 12.600 14.125,12 42.375,36
Tangki pelarutan 1 16.700 18.721,39 18.721,39
Pompa 8 9.000 10.089,37 80.714,97
Reaktor natrium phenolate 1 167.200 187.438,10 187.438,10
Batch cycle tank 5 65.400 73.316,10 366.580,50
Bin penyimpan phenol 2 4.800 5.381,00 10.762,00
Vacuum dryer 1 23.600 26.456,57 26.456,57
Barometric condenser 1 59.900 67.150,37 67.150,37
Steam jet ejector 1 4.900 5.493,10 5.493,10
Screw conveyor 1 4.400 4.932,58 4.932,58
Lock hopper 1 7.000 7.847,29 7.847,29
Reaktor unggun fluidisasi 1 150.900 169.165,13 169.165,13
Kompressor 1 77.300 86.656,49 86.656,49
Heater 3 42.100 47.195,84 141.587,51
Kondenser 1 71.700 80.378,66 80.378,66
Tangki decolorisasi 1 43.400 48.653,19 48.653,19
Bin penyimpan karbon aktif 1 100 112,10 112,10
Filter press 1 48.100 53.922,09 53.922,09
Tangki pemanas asam
1 14.400 16.142,99 16.142,99
sulfat
Reaktor asam salisilat 1 453.300 508.168,02 508.168,02
Centrifuge 1 157.100 176.115,59 176.115,59
Rotary dryer 1 57.200 64.123,56 64.123,56
Blower 1 4.700 5.268,89 5.268,89
Bucket elevator 1 15.500 17.376,14 17.376,14
Bin penampung asam
2 5.900 6.614,14 13.228,29
salisilat
Bin penampung hasil
1 1.700 1.905,77 1.905,77
samping
US$ 2.208.451,33
Jumlah
Rp. 31.644.899.176
Lamp.D-4
3. Capital Invesment
a. Fixed Capital Investment
1) Purchased Equipment Cost (PEC)
Purchase Equipment Cost (PEC) Biaya (Rp)
Harga alat (Eq Cost) 31.644.899.176
Biaya pengangkutan sampai ke pelabuhan (15% EC) 4.746.734.876
Asuransi pengangkutan 0,6% EC 189.869.395
Pengangkutan dari pelabuhan sampai lokasi 15% EC 4.746.734.876
Provisi Bank (0,25% EC) 79.112.248
EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut 15% EC) 4.746.734.876
Pajak bea masuk barang (15%) 4.746.734.876
Jumlah 50.900.820.325
= 32%
= Rp. 74.540,-
Ongkos buruh asing = 5% man hour 1 $20
Ongkos buruh Indonesia = 95% man hour 3 $5
Biaya Instalasi Rp
Material 5.599.090.236
Buruh asing 1.068.083.660
Buruh indonesia 15.220.192.155
Jumlah 21.887.366.051
Lamp.D-5
3) Pemipaan
Sistem gas-fluid besarnya 36% dari PEC, terdiri dari material dan
buruh:
Material = 21% PEC
Buruh = 15% PEC
Jumlah man hour = 15%
= 15%
= Rp. 34.940,-
Digunakan 5% tenaga asing dan 95% tenaga indonesia
Ongkos buruh asing = 5% man hour 1 $20
Ongkos buruh Indonesia = 95% man hour 3 $5
Biaya Pemipaan Rp
Material 10.689.172.268
Buruh asing 500.655.260
Buruh indonesia 7.134.337.455
Jumlah 18.324.164.983
4) Instrumentasi
Besarnya 30% dari PEC, terdiri dari material dan buruh:
Material = 24% PEC
Buruh = 6% PEC
Jumlah man hour = 6%
= 6%
= Rp. 13.976,-
Digunakan 5% tenaga asing dan 95% tenaga indonesia
Ongkos buruh asing = 5% man hour 1 $20
Ongkos buruh Indonesia = 95% man hour 3 $5
Lamp.D-6
Biaya Instrumentasi Rp
Material 12.216.196.878
Buruh asing 200.262.104
Buruh indonesia 2.853.734.982
Jumlah 15.270.193.964
5) Insulasi
Besarnya 8% dari PEC terdiri atas material dan buruh:
Material = 3% PEC
Buruh = 5% PEC
Jumlah man hour = 5%
= 5%
= Rp. 11.646,-
Digunakan 100% tenaga indonesia
Ongkos buruh Indonesia = 100% man hour $5
Biaya Insulasi Rp
Material 1.527.024.610
Buruh indonesia 834.377.670
Jumlah 2.361.402.280
6) Listrik
Besarnya 35% dari PEC terdiri dari material dan buruh:
Material = 20% PEC
Buruh = 15% PEC
Jumlah man hour = 15%
= 15%
= Rp. 34.940,-
Digunakan 100% tenaga indonesia
Ongkos buruh Indonesia = 100% man hour $5
Lamp.D-7
Biaya Listrik Rp
Material 10.180.164.065
Buruh indonesia 2.503.276.300
Jumlah 12.683.440.365
7) Bangunan
Luas bangunan = 10.000 m2
Harga rata-rata bangunan = Rp. 5.000.000/m2
= Luas bangunan harga/m2
= 10.000 m2 Rp. 5.000.000/m2
= Rp. 50.000.000.000,-
9) Utilitas
Besarnya 40% dari PEC = Rp. 20.360.328.130,-
10) Enviromental
Besarnya 25% dari PEC = Rp. 12.725.205.081,-
Lamp.D-8
Total Physical Plant Cost (PPC)
Physical Plant Cost Rp
PEC 50.900.820.325
Instalasi 21.887.366.051
Pemipaan 18.324.164.983
Instrumentasi 15.270.193.964
Insulasi 2.361.402.280
Listrik 12.683.440.365
Bangunan 50.000.000.000
Tanah dan Perluasan 120.000.000.000
Utilitas 20.360.328.130
Enviromental 12.725.205.081
Jumlah 324.512.921.178
13) Contingency
Besarnya 25% dari DPC = Rp. 97.353.876.354,-
Lamp.D-9
Plant Start Up
Besarnya 5-10% dari FCI
Diambil = 9% Rp. 525.710.932.309
= Rp. 47.313.983.908,-
2) In Process Inventory
Waktu siklus 1 bulan
Biaya = 0,5 waktu siklus MC/12
= 0,5 1 (Rp. 1.500.426.593.180/12)
= Rp. 62.517.774.715,-
3) Product Inventory
Biaya sebesar manufacturing cost sebesar 1 bulan
Biaya Product Inventory = 1/12 MC
= 1/12 Rp. 1.500.426.593.180
= Rp. 125.035.549.431,-
4) Available Cash
Biaya sebesar manufacturing cost sebesar 1 bulan
Biaya Available Cash = 1/12 MC
= 1/12 Rp. 1.500.426.593.180
= Rp. 125.035.549.431,-
Lamp.D-10
5) Extended Credit
Biaya sebesar hasil penjualan selama 1 bulan
Biaya Extended Credit = 1/12 Rp. 1.750.000.000.000
= Rp. 145.833.333.333,-
Lamp.D-11
Biaya angkut = 5% biaya bahan baku/thn
= 5% Rp. 1.155.895.880.832
= Rp. 57.794.794.041,-
4. Manufactoring Cost
a. Direct Manufacturing Cost
1) Raw Material Cost
Kebutuhan
Bahan Harga (Rp) per kg Biaya per tahun (Rp)
(kg/jam)
NaOH 972,02 29.000 223.255.345.104
C6H5OH 2284,26 6.000 108.548.291.808
H2SO4 1156,13 90.000 824.092.243.920
Total 1.155.895.880.832
2) Labor Cost
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Total Gaji (Rp)
Karyawan personalia 5 10.000.000 50.000.000
Karyawan humas 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan keamanan 10 10.000.000 100.000.000
Karyawan pembelian 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan penjualan 6 10.000.000 60.000.000
Karyawan administrasi 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan anggaran 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan proses 12 10.000.000 120.000.000
Karyawan pengendalian 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan laboratorium 8 10.000.000 80.000.000
Kryawan pemeliharaan 4 10.000.000 40.000.000
Karyawan R&D 6 10.000.000 60.000.000
Karyawan utilitas 8 10.000.000 80.000.000
Supir 8 10.000.000 80.000.000
Pesuruh dan cleaning service 8 8.000.000 64.000.000
Jumlah 934.000.000
Lamp.D-12
3) Supervisi
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Total Gaji (Rp)
Direktur utama 1 40.000.000 40.000.000
Direktur teknik & produksi 1 30.000.000 30.000.000
Direktur keuangan & umum 1 30.000.000 30.000.000
Staff ahli 3 12.000.000 36.000.000
Sekertaris 3 12.000.000 36.000.000
Kepala bagian 9 10.000.000 90.000.000
Kepala seksi 11 10.000.000 110.000.000
Kepala regu 8 10.000.000 80.000.000
Jumlah 452.000.000
4) Maintenance
Besarnya 8 – 10% dari FCI = 10% Rp. 525.710.932.309
= Rp. 52.571.093.230,-
5) Plant Supplies
Besarnya = 15% biaya maintenance
= 15% Rp. 52.571.093.230
= Rp. 7.885.663.984,-
Lamp.D-13
7) Utilitas
Besarnya 25 – 50% dari biaya bangunan dan contingency, dipilih 50%
Utilitas = 50% Rp. 97.353.876.354
= Rp. 48.676.938.177,-
8) Enviromental
Besarnya 25% dari PEC = 25% Rp. 50.900.820.325
= Rp. 12.725.205.081,-
2) Laboratorium
Besarnya 10 – 20% dari total labor cost
Laboratorium = 10% Rp. 934.000.000
= Rp. 93.400.000,-
Lamp.D-14
3) Plant Overhead
Besarnya 50 – 100% dari total labor cost
Plant Overhead = 50% Rp. 934.000.000
= Rp. 467.000.000,-
2) Property tax
Besarnya 1 – 2% dari FCI
Property tax = 1% Rp. 525.710.932.309
= Rp. 5.257.109.323,-
Lamp.D-15
3) Asuransi
Besarnya 1% dari FCI
Asuransi = 1% Rp. 525.710.932.309
= Rp. 5.257.109.323,-
5. General Expense
a. Administrasi
1) Management Salaries
Jabatan Jumlah Gaji (Rp) Total Gaji (Rp)
Direktur utama 1 40.000.000 40.000.000
Direktur teknik & produksi 1 30.000.000 30.000.000
Direktur keuangan & umum 1 30.000.000 30.000.000
Staff ahli 3 12.000.000 36.000.000
Sekertaris 3 12.000.000 36.000.000
Kepala bagian 9 10.000.000 90.000.000
Kepala seksi 11 10.000.000 110.000.000
Kepala regu 8 10.000.000 80.000.000
Jumlah 452.000.000
Lamp.D-16
3) Peralatan Kantor dan Komunikasi
Untuk peralatan kantor dan komunikasi disediakan setiap tahun.
Besarnya biaya peralatan kantor dan komunikasi = Rp. 429.870.000,-
b. Sales Expense
Besarnya antara 5 – 22% dari manufacturing cost, dipilih 21%.
Besarnya sales = 21% Rp. 1.500.426.593.180
= Rp. 315.089.584.567,-
c. Riset
Besarnya antara 3,5 – 8% dari manufacturing cost, dipilih 8%.
Besarnya riset = 8% Rp. 1.500.426.593.180
= Rp. 120.034.127.454,-
d. Finance
Diambil 5% dari TCI
Besarnya Finance = 5% Rp. 1.189.099.660.069
= Rp. 59.454.983.003,-
Lamp.D-17
Total Production Cost
Total Production Cost Rp
Manufactoring cost 1.500.426.593.180
General expense 497.609.915.024
Jumlah 1.998.036.508.204
= 20,08%
= 15,06%
Lamp.D-18
2. Percent Return of Investment (ROI)
ROI adalah tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari tingkat investasi
yang dikeluarkan.
= 95,48%
ROI setelah pajak =
= 71,61%
= 0,9 tahun
POT setelah pajak =
= 1,2 tahun
Lamp.D-19
b. Variable Cost (Va)
Variable Cost (Va) Rp
Raw material 1.155.895.880.832
Utilitas 48.676.938.177
Packaging product and transport 70.000.000.000
Royalty and patent 87.500.000.000
Jumlah 1.362.072.819.009
BEP =
= 30,99%
Lamp.D-20
Shut Down Point (SDP)
SDP adalah suatu titik atau penentuan suatu aktivitas produksi
dihentikan. Penyebabnya antara lain regulated cost yang terlalu tinggi,
atau juga bisa karena keputusan manajemen akibat tidak ekonomisnya
suatu aktivitas produksi (tidak menghasilkan profit).
SDP =
= 22,53%
= 9 tahun
ROR (i) = trial
FCI = Rp. 525.710.932.309
WCI = Rp. 563.503.650.622
Lamp.D-21
FCI + WCI = Rp. 1.089.214.582.931
SV diasumsikan 10% FCI = 10% Rp. 525.710.932.309
= Rp. 52.571.093.230
Discounted cash flow dapat diartikan secara kasar sebagai tingkat
ketertarikan investasi. DCF dapat dihitung berdasarkan investasi yang
tidak kembali dan dapat diestimasi tiap tahun selama proyek yang
dihitung berlangsung.
Ra
1.50E+12
1.00E+12
Va
5.00E+11
BEP Fa
0.00E+00
30,99%
Lamp.D-22