Makalah Tujuan Kebijakan Ekonomi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 32

TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI

MAKALAH

OLEH :
AYU NANDINI (11629190057)
NURUL KOMARIYAH (11629190075)
RUSMIATI (11629190078)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH.CHOLIL


STAI SYAICHONA MOH.CHOLIL BANGKALAN
PRODI EKONOMI SYARIAH
BANGKALAN
FEBRUARI 2022

i
TUJUAN KEBIJAKAN EKONOMI

MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata kuliah PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI
Desen Pembina: Dr.H.MOHAMMAD KUSWADI, M.Pd

OLEH :
AYU NANDINI (11629190057)
NURUL KOMARIYAH (11629190075)
RUSMIATI (11629190078)

YAYASAN MA’ARIF SYAICHONA MOH.CHOLIL


STAI SYAICHONA MOH.CHOLIL BANGKALAN
PRODI EKONOMI SYARIAH
BANGKALAN
FEBRUARI 2022

ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah swt. Pencipta
yang telah memberikan nikmatnya sehingga kami bisa menysusun makalah tujuan
kebijakan ekonomi ini dengan tepat waktu. Solawat serta salam semoga tetap
tercurahkan keharibaan baginda kita nabi muhammad yang telah membawa kita
dari alam jahiliyah menuju alam yang terang bederang seperti yang kita rasakan
saat ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perbandingan
system ekonomi semester VI tahun akademik 2022-2023 Prodi Ekonomi Syariah
STAI Syaichona Moh.Cholil Bangkalan. Oleh karena itu kami ucapkan terima
kasih pada dosen pengampu kami Dr.H.Mohammad Kuswadi, M.Pd yang telah
mengarahkan kami dalam mata kuliah ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada teman-teman Prodi Ekonomi Syariah semester IV senasib seperjuangan
dalam menempuh mata kuliah ini.

Dan begitu pula kami menyadari makalah yang kami susun ini, sangat jauh
dari kesempurnaan, oleh dari itu, kami memohon kepada bapak dosen untuk
mengkritisi makalah ini, supaya kami bisa memperbaiki pembuatan makalah
selanjutnya, dan semoga makalah ini bermanfaat.

Akhirnya semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada berbagai


pihak yang mengkaji tentang Menejement Pemasaran Syariah khususnya
mahasiswa ekonomi syariah STAIS bangkalan.

Bangkalan, 20 Februari 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

COVER LUAR....................................................................................................i
SAMPUL DALAM.............................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................5
B. Rumusan Masalah..................................................................................6
C. Tujuan Penulisan....................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi...............................................................8
B. Tujuan Kebijakan Ekonomi dan Indikator Kinerja.................................9
C. Analisis Tujuan Kebijkan Ekonomi........................................................15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................31
B. Saran......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu ekonomi adalah sebuah cabang ilmu dari pengetahuan sosial yang tidak
bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari karena melalui ilmu ekonomi inilah setiap
manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, baik sebagai individu maupun
sebagai satu kesatuan atau dikenal dengan organisasi. Dalam hal ini, organisasi
yang merupakan kesatuan dari setiap individu disebut dengan negara.

Berbicara soal negara, tentu tidak bisa dilepaskan dari cabang ilmu
pengetahuan sosial lainnya yaitu ilmu politik. Melalui ilmu politik ini individu-
individu yang terlibat dalam organisasi yang disebut sebagai negara dapat
memainkan perannya untuk mengatur sebuah negara agar dapat mencapai
tujuannya yang telah dicita-citakan melalui semua kebijakan, termasuk kebijakan
ekonomi.

Kebijakan ekonomi suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan pemerintah
karena pemerintah memegang kendali atas segala sesuatu, menyangkut semua
kebijakan yang bermuara kepada keberlangsungan negara itu sendiri. Setiap
pemerintahan yang sedang memimpin suatu negara tentu saja memiliki kebijakan
ekonomi andalan untuk menjamin perekonomian negara yang baik dan stabil demi
tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan, karena sudah menjadi kewajiban
pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi agar tercapainya kehidupan yang
makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.

Kebijakan ekonomi suatu negara juga tidak bisa dilepaskan dari paham atau
sistem ekonomi yang dipegang oleh pemerintahan suatu negara, seperti sistem
ekonomi Kapitalisme, Sosialisme, Campuran, maupun sistem ekonomi Islam.
Tentu saja pemerintah, sebagai pengendali perekonomian suatu negara, menganut
salah satu sistem ekonomi sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan ekonomi.
Apapun sistem ekonomi yang dipegang oleh suatu pemerintahan, sistem ekonomi
itulah yang diyakini sebagai sistem ekonomi terbaik bagi perekonomian negara

5
6

yang dipimpin oleh suatu pemerintahan tersebut walaupun nantinya dalam


sistem ekonomi yang dipegang memiliki berbagai kelemahan.

Dari berbagai sistem ekonomi yang ada, dengan segala kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki, sistem ekonomi Islam dianggap sebagai smart solution
dari berbagai sistem ekonomi yang ada karena secara etimologi maupun secara
empiris, terbukti sistem ekonomi Islam menjadi sistem ekonomi yang mampu
memberikan kemakmuran dan kesejahteraan yang nyata dalam penerapannya
pada saat zaman Rasullah Muhammad SAW dan pada masa Khalifa Islamiyah
karena sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang berdasarkan pada nilai
keadilan dan kejujuran yang merupakan refleksi dari hubungan vertikal antara
manusia dengan Allah SWT.

Makalah ini akan membahas mengenai tujuan dari kebijakan ekonomi yang
ditetapkan oleh pemerintah disuatu negara terutama dalam Negara Kesatuan
Repuplik Indonesia ini.

B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah penyusun paparkan sebelumnya,
maka ada beberapa hal yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. Apa pengertian Kebijakan Ekonomi ?
2. Apa tujuan dari kebijakan ekonomi dan indikator kinerja?
3. Bagaimana analisis Tujuan kebijakan ekonomi ?
7

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain:
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Kebijakan Ekonomi
2. Untuk Mengetahui Apa tujuan kebijakan ekonomi dan indikator kinerja
3. Untuk Mengetahui bagaimana analisis tujuan kebijakan ekonomi
8

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Ekonomi

Kebijakan Ekonomi adalah Tindakan pemerintsh suatu negara dalam


menetapkan kebijakan atau keputusan dibidang ekonomi. Secara umum,
kebijakan ekonomi di suatu negara dibedakan menjadi kebijakan fiscal,
kebijakan moneter, kebijakan produksi, kebijakan perdagangan mancanegara
dan kebijakan ketenagakerjaan. Tujuan ditetapkannya kebijakan ekonomi
adalah untuk mencapai kemakmuran masyarakat disuatu negara. Kebijakan
ekonomi dapat juga mencakup didalamnya system untuk menentukan suatu
pekerjaan sistemperpajakan, sku bunga, Kadang kala kebijakan semacam ini
sering terpengaruh juga oleh lembaga-lembaga internasional seperti Dana
Moneter Internasional atau Bank Dunia serta keyakinan politik dari pihak-
pihak yang memegang kekuasaan negara saat itu. Kebijakan fiskal merupakan
kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan pendapatan
negara oleh pemerintah. Bentuk pendapatan negara ini adalah pajak bersih
yang diperoleh dari sektor rumah tangga. Pajak ini digunakan oleh pemerintah
untuk membiayai pengeluaran modal yang disebabkan oleh adminsitrasi
publik untuk urusan pemerintahan.

 Kebijakan fiskal merupakan bagian dari kebijakan ekonomi makro yang


digunakan untuk mencapai sasaran pembangunan. Fungsi kebijakan fiskal
secara umum terbagi menjadi tiga, yaitu fungsi penetapan sasaran anggaran,
fungsi distribusi pendapatan dan subsidi, serta fungsi stabilisasi ekonomi
makro. Fungis alokasi anggaran bertujuan untuk tujuan pembangunan
ekonomi. Fungsi distribusi pendapatan dan subsidi dimaksudkan untuk upaya
peningkatan kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsi stabilisasi ekonomi
makro dimaksudkan untuk mencapai peningkatan pertumbuhan ekonomi.

Kebijakan moneter adalah sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh bank


sentral dalam bentuk pengaturan persediaan uang. Pihak yang dapat
9

memberikan kebijakan moneter ialah pemerintah suatu negara atau otoritas


moneter. Tujuan kebijakan moneter adalah untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan kegiatan ekonomi. Tujuan lain dari kebijakan
moneter adalah mencegah terjadinya inflasi dan meningkatkan ketersediaan
lapangan pekerjaan. Kebijakna moneter termasuk kebijakan ekonomi makro.
Penetapan kebijakan moneter memperhatikan siklus kegiatan ekonomi, sistem
perekonomian suatu negara, serta faktor-faktor ekonomi yang mendasar.
Strategi kebijakan moneter dilakukan berbeda-beda di masing-masing negara1.

B. Tujuan Kebijakan Ekonomi dan Indikator Kerja

Tujuan kebijakan ekonomi adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi


dengan cepat, menciptakan kestabilan harga, mengatasi masalah
pengangguran, dan mewujudkan distribusi pendapapatan yang merata, yang
dapat dijelaskan sebagai berikut:2

1. Mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Pertumbuhan ekonomi, maka yang diperhatikan adalah produksi


dalam arti fisik, artinya produksi fisik harus meningkat. Hal ini
dikarenakan jumlah penduduk selalu meningkat dari tahun ketahun. Jadi
produksi harus selalu ditingkatkan baik produksi barang maupun produksi
jasa, agar taraf hidup penduduk tidak menurun, karena barang dan jasa
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan penduduk tersebut.

Hal ini merupakan hal yang wajar karena setiap manusia


menginginkan tingkat kehidupan yang lebih baik. Semakin besar roti yang
akan dibagi yaitu sebagai gambaran produksi nasional, semakin sejahtera
juga penduduk yang akan menerima bagiannya asalkan pembagian
tersebut adil. Sebaliknya bila kita menginginkan keadilan tetapi tanpa

1
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_ekonomi
2
Mundir, Abdillah Dkk ..Perbandingan Sistem Ekonomi. (Surabaya: Kopertais IV Press).
2015.hal.13
10

memperhatikan pertumbuhan, sama artinya dengan kita membagi


kemiskinan. Sehingga untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur,
produksi harus ditingkatkan, karena makmur artinya kecukupan barang
dan jasa sebagai alat pemuas kebutuhan sehingga produksi harus
meningkat, sedangkan adil menghendaki adanya pemerataan semua alat
pemuas kebutuhan termasuk pemerataan kesempatan. Ada dua kekuatan
yang mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi yaitu pertumbuhan
faktor produksi baik itu tenaga kerja maupun kapital dan adanya
peningkatan efisiensi dalam produksi karena adanya perkembangan
teknologi, perbaikan pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.

2. Menciptakan kestabilan harga.

Apabila perekonomian mengalami ketidakstabilan, misalnya


inflasi, maka akan ada beberapa kelompok orang yang memperoleh
manfaat karena adanya inflasi tersebut, tetapi ada pula yang dirugikan.
Mereka yang memperoleh manfaat tersebut adalah mereka yang
pendapatannya meningkat lebih cepat daripada kenaikan harga umum.
Demikian juga mereka yang meminjam (debitur) dengan tingkat bunga
yang lebih rendah dibandingkan dengan tingkat inflasi yang diuntungkan
oleh adanya inflasi tersebut, karena mereka akan membayar kembali
pinjamanannya itu dengan uang vang nilainnya lebih rendah daripada saat
dia memperoleh pinjaman. Sedangkan mereka yang dirugikan adalah
mereka yang pendapatannya meningkat lebih lambat daripada kenaikan
tingkat harga. Dengan adanya inflasi dapat dikatakan bahwa akan teradi
redistribusi pendapatan maupun redistribusi kekayaan. Namun secara
umum inflasi yang deras akan menghancurkan perekonomian, barang dan
jasa yang tersedia di masyarakat akan semakin sedikit. Sehingga inflasi
harus dihilangkan, dikarenakan banyak bahayanya, diantaranya adalah
perekonomian menjadi rusak dan hukum permintaan dan hukum
penawaran tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Disaat harga naik
justru konsumen ingin membeli lebih banyak karena khawatir harga akan
11

menjadi semakin tinggi, dan produsen/ penjual akan menahan barang


untuk tidak dijual menunggu hingga harga barang lebih tinggi daripada
hari berikutnya. Sebagai akibatnya harga barang justru akan naik lebih
cepat karena permintaan lebih tinggi daripada penawaran.

3. Mengatasi masalah pengangguran.

Idealnya perekonomian harus dijaga jangan sampai timbul


pengangguran. Pengangguran merupakan geala ekonomi yang tidak
diinginkan oleh masyarakat manapun juga. Oleh karena itu, dalam
kenyataanya pengangguran tidak dapat dihilangkan sama sekali, namun
akan cukup puas jika dapat mempertahankan tingkat kesempatan kerja
yang tinggi.

4. Mewujudkan distribusi pendapatan yang merata.

Distribusi pendapatan nasional yang lebih merata pada umumnya


dianggap sebagai distribusi pendapatan yang adil. Dengan tingkat
kesempatan kerja dan tingkat pendapatan nasional serta tingkat kestabilan
harga yang sama yang disertai dengan distribusi pendapatan yang lebih
merata pada umumnya lebih disukai daripada yang disertai dengan
distribusi pendapatan nasional yang kurang merata, antara lain dengan
alasan bahwa distribusi yang sangat tidak merata mempunyai tendensi
untuk menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial. Ketegangan sosial
selanjutnya bertendensi mengurangi ketentraman hidup, yang disamping
bertendensi mengurangi tingkat kebahagiaan yang dicapai oleh
masyarakat, juga bertendensi menimbulkan pemborosan-pemborosan.

Indikator Kinerja

Dalam ilmu ekonomi banyak sekali indikator yang digunakan untuk


mengukur kinerja, menggambarkan kondisi, menjelaskan situasi tertentu, atau
12

membuat bentuk dari suatu ketidakteraturan yang terjadi pada suatu din:ensi
tertentu dengan asumsi ceteris paribus, yang artinya faktor lain (yang tidak
disertakan dalam perhitungan/analisa) dianggap tetap.3

Debt to service ratio (DSR), PDB atau GDP. foreign direct investmeat,
tingkat inflasi, dan bahkan sekarang ada istilah risiko sistemik, dan lain lain
adalah istilah-istilkah yang sering digunakan untuk menggambarkan kondisi
perekonomian.

Namun keadaan sebenarnya seringkali tidak sesuai dengan apa yang


ditunjukkan oleh indikator-indikator tersebut. Dikatakan pertumbuhan
ekonomi cukup tinggi tapi nyatanya pengangguran di sekeliling kita tetap
banyak. Katanya inflasi rendah tetapi nyatanya harga-harga selalu bergerak
naik.

Penyebab terjadinya kenaikan harga ada tiga hal. Pertama, keadaan


sebenarnya tidak pernah ceteris paribus. Sebagai contoh, pengeluaran
pemerintah atau sering dilambangkan sebagai G, seharusnya mempunyai efek
pengganda yang positif bagi perekonomian. Sebaliknya pajak (T) mempunyai
efek pengganda yang negatif. G sendiri sebisa mungkin diupayakan berasal
dari T. Secara teorinya begitu. Lantas bagaimana jika dalam fakta
kesehariannya T terasa semakin mencekik sementara G habis digerogoti
koruptor. Apakah dalam teori, korupsi dimasukkan ke dalam persamaan?
Tidak sama sekali. Sementara faktanya?

Kedua, indikater yang digunakan tidak cukup, harusnya ada indikator lain
yang digunakan secara bersamaan. Contohnya, jika pemerintah mengatakan
DSR kita menurun dari tahun ke tahun maka seharusnya dijelaskan dalam
konteks apa penurunan DSR itu disampaikan. Kalau konteksnya adalah untuk
menunjukkan perbaikan kinerja, maka hal itu perlu diuji lebih lanjut. Apakah
DSR turun karena penurunan pembilang yaitu hutang? Atau karena naiknya
penyebut atau PDB?
3
Ibid.15
13

Jika karena penurunan hutang, perlu dipertanyakan lagi apakah apakah


pembayaran hutang itu dilakukan dengan mengorbankan anggaran
pembangunan? Bagaimana penguatan mata uang Rupiah relatif terhadap
penurunan DSR tersebut? Berapa PDB yang aktual yang digunakan untuk
mengukur DSR.

Apakah output dari pertambangan mineral dan migas yang sebagian besar
hasilnya untuk pihak asing atau output dari industri-industri dimana kita hanya
sebagai "tukang jahit dengan upah UMR" seharusnya dikeluarkan terlebih
dahulu dari komponen ekspor pada PDB kita? Bukankah juga perlu
menggunakan Pendapatan Nasional Bersih sebagai pembanding terhadap
hutang.

Ketiga, indikatornya terlalu dipaksakan sehingga terkesan tidak jujur.


Contohnya, pemerintah mengatakan bahwa jumlah orang miskin di Indonesia
hanya sekitar 15% (Survey BPS, 2008) berdasarkan standar yang dianut oleh
pemerintah dimana ukuran kemiskinan adalah Rp 182.636 per kapita per
bulan atau kurang lebih Rp.6.000 per orang perhari. Berdasarkan teori
tersebut, orang yang menerima Rp.6,100 per hari seharusnya tidak dapat
dikatakan miskin. Faktanya? Tidak perlulah analisa seorang professor
ekonomi untuk mengatakan bahwa Rp.6.000 per orang per hari tidak layak.

Ukuran-ukuran makro yang sebelumnya disebutkan boleh-boleh saja


digunakan sebagai indikator. Semua negara juga menggunakan itu. Tapi perlu
juga dibuat indikator-indikator untuk menilai kondisi di lapangan. Indikator
yang digunakan juga sebaiknya sesederhana mungkin, misalnya humlah
sekolah rusak, jumlah penduduk miskin, panjang jalan yang rusak, lama
pelayanan pembuatan SIM atau KTP dan seterusnya. Tidak usah
menggunakan istilah yang anch-aneh. Yang penting ukuran-ukuran yang
digunakan harus mampu menggambarkan kondisi aktual dimasyarakat.

Jika setiap departemen dan kementerian pemerintah memonitor 50


indikator saja maka kalau dibuat daftar indikatornya sudah mencapai sekitar
14

1,500 indikator. Masing-masing indikator diberikan bobotnya dan diberikan


skala penilaian yang mengacu pada standar yang berlaku internasional. Tidak
perlu takut atau malu. Kalau misalnya income per kapita di negara maju
adalah USD 20,000 per orang per tahun, jadikan ini nilai tertinggi. Tujuannya
kan mau maju. Karena itu standarnya harus mengikuti yang sudah maju.

Indikator-indikator tersebut selanjutnya digunakan untuk memotret kondisi


masyarakat saat ini. Jujur saja, tidak usah ditutup-tutupi. Kalau memang buruk
katakan buruk.

Kemudian dilakukan analisa kesenjangan dengan membandingkan kondisi


ideal atau sasaran dengan kondisi sekarang. Dari situ bisa diidentifikasi
permasalahan yang terjadi serta ditetapkan rencana tindakan dan jangka wakin
untuk memperbaikinya.

Semuanya itu, mulai dari ukuran kinerja, standar penilaian, kondisi


sekarang, permasalahan, rencana tindakan dan jangka waktu untuk perbaikan
dikomunikasikan kepada masyarakat. Tujuannya agar semua masyarakat tidak
melulu diberi kabar baik dan janji surga tetapi juga gambaran mengenai
permasalahan dan sasaran yang realistis untuk memperbaikinya dan tentunya
juga memberikan media bagi masyarakat untuk mengawasinya. Kalau perlu
dibuat sebuah website khusus untuk ini. Međia juga harus aktif
mengkomunikasikannya.

Setelah itu barulah dilakukan pengukuran kinerja secara berkala


menggunakan ukuran makro dan indikator tersebut di atas untuk mengetahui
progress dari kegiatan yang dilakukan yang dilakukan, mengidentifikasi
permasalahan dalam pelaksanaannya, dan menentukan langkah perbaikan
yang perlu.

Perlu juga dianalisa apakah terdapat hubungan antara pencapaian secara


makro dengan indikator yang dimonitor tadi. Misalnya, jika terjadi
pertumbuhan ekonomi sexian persen, seharusnya hal itu diikuti dengan
15

berkurangnya pengangguran, berkurangnya jumlah penduduk miskin,


berkurangnya jumlah preman yang berkeliaran di lingkungan kita, dan
seterusnya. Tentu saja indikator-indikator yang digunakan dapat dikaji ulang
relevansi dan bobotnya.

Kalau indikator makro sudah terkait kondisi di lapangan, barulah dapat


dikatakan bahwa pengukuran kinerjanya sudah relatif jujur. Hasilnya pun
bukan hanya sekadar teori atau retorika.

C. Analisis Tujuan Kebijakan Ekonomin

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota


masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta.
Peran pemerintah dan mekanisme pasar merupakan hal yang bersifat
komplementer dengan pelaku ekonomi lainnya.4

Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi, memiliki fungsi penting


dalam perekonomian untuk tujuan stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

1. Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan


ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.

2. Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa
publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah. penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.

3. Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau


distribusi pendapatan masyarakat.

Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai


berikut:

4
Ibid.18
16

1. Pembangunan ekonomi dibanyak negara umumnya terjadi akibat


intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi
dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli dan
dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran lingkungan.

2. Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang


dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan aturan
main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya. Peranan pemerintah menjadi lebih penting karena
mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efisiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar.

Kegagalan pasar adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar


dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini
khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli
produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak
sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan,

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah


memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat
diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan
publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang
dan jasa privat. Adar un penjelasannya sebagai berikut:

 Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya dapat
dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya,
fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan.
17

Dengan pertimbangan skala usaha dan efisiensi, negara melakukan


kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat dapat lebih cepat
dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.

 Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan
penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain.
Contoh: pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan
penggunaan barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang ini
umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.

 Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak
langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari
timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan
alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu
mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran
lingkungan yang timbul karena persaingan antar lembaga ekonomi.
Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan
sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut seharusnya
membangun fasilitas pembuangan limbah. Akan tetapi, mereka
membuangnya kesungai. Jika pemerinta’h tidak mengambil tindakan
tegas, dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan
limbah pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas
limbah atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik
tersebut. Selain memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga
mengenakan pajak polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain.

Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian supaya


menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang
merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni dengan
melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dibawah
ini merupakan penjelasannya:

Intervensi Pemerintah dalam Perekonomian


18

Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga,


monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat
diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan
dalam bentuk intervensi secara langsung maupun tidak langsung. Berikut
adalah intervensi pemerintah secara langsung dan tidak langsung dalam
penentuan harga pasar untuk melindungi konsumen atau produsen melalui
kebijakan penetapan harga minimum (floor price) dan kebijakan penetapan
harga maksimum (ceiling price).

Intervensi Pemerintah secara Langsung

1. Penetapan Harga Minimum (floor price)

Penetapan harga minimum atau harga dasar yang dilakukan oleh


pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, terutama untuk produk
dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang
terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak
yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang
mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan
pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah
akan membelinya melalui BULOG (Badan Usaha Logistik) kemudian
didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini
sering mendorong munculnya praktik pasar gela, yaitu pasar yang
pembentukan harganya di luar harga minimum.

2. Penetapan Harga Maksimum (ceiling price)

Penetapan harga maksimum atau Harga Eceran Tertinggi (HET) yang


dilakukan pemerintah bertujuan untuk melindungi konsumen. Kebijakan HET
dilakukan oleh pemerintah jika harga pasar dianggap terlalu tinggi diluar batas
daya beli masyarakat (konsumen). Penjual tidak diperbolehkan menetapkan
harga diatas harga maksimum tersebut. Contoh penetapan harga maksimum di
Indonesia antara lain harga obat obatan diapotek, harga BBM, dan tariff
19

angkutan atau transportasi seperti tiket bus kota, tarif kereta api dan tarif taksi
per kilometer. Seperti halnya penetapan harga minimum, penetapan harga
maksimum jua mendorong terjadinya pasar gelap.

Intervensi Pemerintah secara Tidak Langsung

1. Penetapan Pajak
Kebijakan penetapan pajak dilakukan oleh pemerintah dengan cara
mengenakan pajak yang berbeda-beda untuk berbagai komoditas. Misalnya
untuk melindungi produsen dalam negeri, pemerintah dapat meningkatkan
tarif pajak yang tinggi untuk barang impor. Hal tersebut menyebabkan
konsumen membeli produk dalam dalam negeri yang harganya relatif lebih
murah.

2. Pemberian Subsidi

Pemerintah dapat melakukan intervensi atau campur tangan dalam


pembentukan harga pasar yaitu melalui pemberian subsidi. Subsidi biasanya
diberikan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan penghasil barang
kebutuhan pokok. Subsidi juga diberikan kepada perusahaan yang baru
berkembang untuk menekan biaya produksi supaya mampu bersaing terhadap
produk-produk impor. Kebijakan ini ditempuh pemerintah dalam upaya
pengendalian harga untuk melindungi produsen maupun konsumen sekaligus
untuk menekan laju inflasi.

Masalah-masalah yang Dihadapi Pemerintah di Bidang Ekonomi

Permasalahan ekonomi tidak hanya meliputi masalah-masalah mikro


seperti kekakuan harga, monopoli, dan eksternalitas yang memerlukan
intervensi pemerintah. Permasalahan ekonomi juga terjadi dalam lingkup
ekonomi makro yang memerlukan kebijakan pemerintah, Dinegara negara
sedang berkembang, pada umumnya terdapat tiga masalah besar pembangunan
ekonomi. Ketiga masalah tersebut berkaitan dengan kemiskinan, kesenjangan
20

ekonomi, dan pengangguran yang terus meningkat. Permasalahan ekoromi


makro Indonesia dalam membangun. negara sebenarnya tidak hanya sebatas
itu. Inflasi yang tidak terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang
luar negeri merupakan masalah pemerintah dalam bidang ekonomi makro.
Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:

1. Masalah Kemiskinan
Kemiskinan merupakan suatu keadaan ketidakmampuan yang bersifat
ekonomi (ekonomi lemah) jadi dimana seseorang tidak dapat memenuhi
kebutuhan pokok (kebutuhan primer) karena pendapatannya rendah.
Kemiskinan terjadi karena beberapa faktor. Karena rendahnya pendapatan
yang menyebabkan rendahnya daya beli. Selain itu karena rendahnya
pendidikan masyarakat sehingga masyarakat tidak mendapatkan hidup yang
layak.

Untuk mengatasi kemiskinan yaitu dengan cara membatu masayarakat


pemerintah melakukan program 'Program Inpres Desa Tertinggal atau IDT,
pemberian kredit untuk para petani dan pengasuh kecil berupa "Kredit Usaha
Kecil"' atau KUK, Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). Program Kawasan
Terpadu (PKT), Program Gerakan Orang Tua Asuh (GN-OTA), Raskin,
Bantuan Langsung Tunai (BLT), serta program program lainnya.

Kemiskinan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah.


Memang sudah menjadi tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya.
Namun kita semua juga haruslah ikut serta dalam upaya pengentasan
kemiskinan karena kita merupakan mahluk sosial yang beragama. Dimulai
dari upaya kecil dan nantinya akan melakukan perubahan besar.

Solusi atas masalah kemiskinan yang dapat kita upayakan yaitu dengan
dimulai dari diri sendiri, mulai detik ini, dan hingga akhir nanti. Maksudnya
kalian sebagai pelajar, belajarlah dengan tekun untuk masa depan diri kalian
sendiri serta nantinya akan berkembang potensi positif kalian untuk berguna
bagi masyarakat. Contohnya, jika kalian belajar dengan tekun maka kalian
21

membentuk diri sebagai pribadi yang intelektual serta berakhlak mulia.


Potensi positif tersebut dapat digunakan untuk memperoleh pekerjaan yang
layak sehingga pendapatan yang kalian dapatkan akan membuat kalian jauh
dari kemiskinan dan pendapatan tersebut dapat kalian sisihkan untuk
membantu sesama seperti membagikan sembako atau kebutuhan-kebutuhan
lainnya, berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan lain-lain.

2. Masalah Keterbelakangan
Keterbelakangan merupakan suatu keadaan yang kurang baik jika
dibandingkan dengan keadaan lingkungan lainnya. Keterbelakangan dalam hal
ini maksudnya adalah ketertinggalan dengan negara lain di lihat dari berbagai
aspek serta berbagai bidang.

Dilihat dari penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),


Indonesia masih dikategorikan sebagai negara sedang berkembang. Ciri lain
dari negara sedang berkembang adalah rendahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan fasilitas
umum/publik, rendahnya tingkat disiplin masyarakat, rendahnya tingkat
keterampilan penduduk, rendahnya tingkat pendidikan formal, kurangnya
modal, dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, serta lemahnya tingkat
manajemen usaha.

Untuk mengatasi masalah keterbelakangan tersebut, pemerintah berupaya


meningkatkan kualitas SDM dengan melakukan program pen didikan seperti
wajib belajar 9 tahun dan mengadakan pelatihan-pelatihan seperti Balai
Latihan Kerja (BLK). Selain itu, melakukan pertukaran tenaga ahli,
melakukan transfer teknologi dari negara-negara maju.

Masalah keterbelakangan merupakan masalah yang harus kita atasi


bersama. Karena kita merupakan subjek atau obejek dari permainahan ini.
Upaya yang dapat kita lakukan adalah dengan memiliki semangat ingin maju
sehingga kita memiliki hasrat untuk belajar dan belajar terus Negara kita
22

belum dikategorikan sebagai negara maja. Kita sebagal masyarakatnya


haruslah membantu pemerintah untuk mengejar ketertinggalan dari segala
bidang dengan negara lain. Upara yang dapat dilakukan adalah dengan
meningkatkan IPTEK karena merupakan kunci untuk mengatasi masalah
keterbelakangan. Apa yang dapat kalian lakukan untuk mengatasi
keterbelakangan? Kalian harus belajar dengan tekun. Jika kalian pintar maka
kalian dapat melakukan sesuatu yang berguna seperti mengikuti olympiade
mata pelajaran atau kegiatan-kegiatan lainnya yang akan mengangkat nama
negara dimata dunia. Selain itu, kalian semestinya menjaga pembangunan
seperti fasilitas pubilik yang telah dilakukan pemerintah. Jangan sampai
merusaknya karena jika rusak maka akan membutuhkan biaya untuk
memperbaikinya. Selain itu, pembangunan yang dilakukan pemerintah
semestinya dipergomacan dengan baik jangan sampai diabaikan karena
pembangunan tersebut di bangun dengan menggunakan biaya yang tidak
sedikit. Comikoya seperti kebiassen membuang sampah sembarangan,
tindakan amarki seperti kerusuhan korupsi, mutu pendidikan rendah karena
banyak peserta didik yang kurang memenuhi standar nilai pelanggaran lalu
lintas, dan lain-lain sehingga akan banyak hal yang dirugikan dan
membunuhäkan biaya untuk mengatasinya. Jadi kita sebagai warga negara
yang baik semestinya membantu pemerintah supaya menjadi negara maju
dengan menjadi warga negara yang tidak menjadi beban atau merugikan
negara serta menjadi warga negara yang produkzik sehingga dapat berguna
bagi bangsa.

3. Masalah Pengangguran dan Keterbatasan Kesempatan Kerja


Pengangguran merupakan suatu kondisi kurang produktif utan pasif
sehingga kurang mampu menghasilkan sesuatu Sedangkan keterbatasan
kesempatan kerja merupakan suatu keadaan kekurangan peluang untuk
mendapatkan pekerjaan karena tidak dapat masuk dalam kuota atau pekerjaan
yang tersedia.
23

Masalah pengangguran dan keterbatasan kesempatan Kerja saling


berhubungan satu sama lainnya. Masalah pengangguran timbul karena adanya
ketimpangan antara juinlah kesempatan kerja yang tersedia. Hal ini terjadi
karena Indonesia sedang mengalami masa transisi perubahan stuktur ekonomi
dari negara agraris menjadi negara industri.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya adalah dengan


melaksanakan program pelatihan bagi tenaga kerja sehingga tenaga kerja
memiliki keahlian yang sesuai dengan lapangan vang tersedia, pembukaan
investasi-investasi baru, melakukan program padat karya, serta memberikan
penyuluhan dan informasi yang cepat mengenai lapangan pekerjaan.

Supaya kita tidak menjadi pengangguran karena kurangnya kesempatan


kerja maka kita dapat berupaya secara aktif sehingga menjadi produktif yang
pada akhirnya kita tidak ketergantungan pada pekerjaan yang telah tersedia.
Lebih baik kita menciptakan pekerjaan yakni berwirausaha dari pada kita
ketergantungan pada pekerjaan yang belum pasti kita akan dapatkan.
Kalaupun kita tidak dapat menciptakan pekerjaan maka kita harus bersiap
untuk bersaing dengan para pencari pekerja baik dari dalam negeri maupun
luar negeri. Untuk itu, kalian semestinya memanfaatkan kegiatan belajar
dengan baik untuk memupuk ilmu pengetahuan serta kepribadian yang baik
supya kita memiliki kompetensi atau kemampuan untuk bersaing dalam
mendapatkan pekerjaan. Dalam mendapatkan pekerjaan, yang perlu
diperhatikan bukan nilai dari pendidikan formal (sekolah,kuliah) dan non-
formal (kursus ketrampilan,kepribadian, serta pengalaman) saja yang
dijadikan bahan pertimbangan utama namun penerapan atau aplikasi dari ilmu
pengetahuan yang dimiliki. Artinya percuma jika nilai tinggi di ijazah tetapi
setelah diuji kembali tidak dapat membuktikannya. Maka kalian disaat ujian
janganlah membiasakan mencontek atau bekerja sama supaya mendapatkan
nilai yang tinggi.

4. Masalah Kekurangan Modal


24

Masalah kelarangan modal adalah salah satu ciri penting bagi setiap
negara yang memulai proses pembangunan. Kekurangan modal tidak hanya
mengahambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan
tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara tersebut untuk lepas dari
kemiskinan.

5. Masalah Pemerataan Pendapatan

Pemerataan pendapatan bukan berarti pendapatan masyarakat harus sama


Pemerataan pendapat supaya keadaan masyarakat semakin membaik bukan
semakinrendah. Pemerataan Pendapatan merupkan upaya untuk membantu
masyarakat yang ekonominya rendah supaya tidak jauh terpojok. Artinya
untuk menghindari dari adanya gap atau batas antara yang kaya dan yang
miskin Jadi supaya yang kaya semakin kaya yang miskin semakin miskin.

Ketidakmerataan pendapatan terjadi karena sebagian besar pembangunan


Indonesia terkonsentrasi hanya dikota-kota besar saja. Oleh sebabitulah
supaya pendapatan masyarakat merata, perlu perhatian pemerintah yang
didukung oleh masyarakat untuk bersama meningkatkan pelayanan kualitas
publik, meningkatkan kualitas SDM dan SDA supaya dapat mengatasi
ketidakmerataan pendapatan. Penerapan pajak bagi masyarakat yang
berpenghasilan tinggi lebih dicermati lagi untuk subsidi silang bagi
masyarakat yang ekonominya masih rendah.

Apa yang dapat kalian lakukan untuk membantu pemerintah dalam


masalah ini? kalian semestinya memiliki sikap tenggang rasa jangan sombong.
Maksudnya jika kalian memiliki rezeki lebih, berbagilah dengan lainnya.
Jangan kalian sombong dengan harta yang dimiliki karena akan
mengakibatkan kecemburuan sosial. Kita semestinya membantu sesama baik
dengan uang, tenaga, dan pikiran supaya dapat meningkatkan pendapatannya
(taraf hidupnya)
25

Inflasi atau kenaikan harga umum secara terus-menerus dianggap


berbahaya karena dapat menyebabkan dampak negtif seperti menurunkan
tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya distribusi pendapatan, dan
mengganggu stabilitas ekonomi.

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi adalah sebagai berikut:

a. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan untuk


menghasilkan barang dan jasa.

b. Tuntutan kenaikan upah dari pekerja.

c. Kenaikan harga barang impor

d. Penambahan penawaran uang dengan cara mencetak uang baru

e. Kekacauan politik dan ekonomi seperti yang pernah terjadi di Indonesia


tahun 1998. Akibatnya angka inflasi mencapai 58,5%.

Untuk mengatasi masalah inflasi salah satu caranya yakni dengan operasi
pasar untuk meninjau harga supaya harga tidak terlalu tinggi dipasaran,
memberikan subsidi untuk membantu masyarakat yang ekonominya masih
rendah, dan menurunkan pajak untuk meringankan beban produsen dan
konsumen.

Ketergantungan terhadap Impor dan Utang Luar Negeri

Tingkat ketergantungan yang tinggi dari pemerintah dan sektor swasta


terhadap impor dan utang luar negeri merupakan masalah pembangunan.
Impor yang tinggi jelas akan mengurangi cadangan devisa negara. Jika
cadangan devisa berkurang, stabilitas ekonomi nasional akan lemah. Utang
luar negeri merupakan suatu masalah serius pemerintah. Jika suatu negara
memiliki utang luar negeri masalah yang muncul adalah menyangkut beban
utang. Semestinya pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan ekspor
supaya cadangan devisa (pendapatan negara) menjadi bertambah serta
26

mengurangi kebiasaan utang. Lebih baik memanfaatkan sumber daya yang ada
secara kreatif tidak tergantung pada bantuan dari pihak luar.

Untuk mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi, pemerintah


menggunakan kebijakan-kebijakan tertentu. Secara garis besar, terdapat tiga
kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi makro. Kebijakan tersebut
adalah sebagai berikut:

Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal berhubungan erat dengan kegiatan pemerintah sebagai


pelaku sektor publik. Kebijakan fiskal dalam penerimaan pemerintah dianggap
sebagai suatu cara untuk mengatur mobilisasi dana domestik. dengan
instrumen utamanya perpajakan. Dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, kebijakan moneter dan kebijakan luar negeri belum berjalan seperti
yang diharapkan. Dengan demikian, peranan kebijakan fiskal dalam bidang
perekonomian menjadi semakin penting.

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan peme rintah


untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada saat kondisi yang
lebih baik. Caranya yaitu mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pajak (1) dan pengeluaran


pemerintah (G). Kebijakan fiskal pemerintah dapat bersifat ekspansif maupun
kontraktif. Kebijakan yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat
perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi.
Tindakan yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperbesar
pengeluaran pemerintah (misalnya menambah subsidi kepada rakyat kecil)
atau mengurangi tingkat pajak. Adapur kebijakan fiskal kontraktif adalah
bentuk kebijakan fiskai yang dilakukan pada saat perekonomian mencapai
kesempatan kerja penuh atau menghadapi inflasi. Tindakan yang dilakukan
adalah mengurangi pengeluaran pemerintah atau memperbesar tingkat pajak.

Kebijakan Moneter
27

Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank


Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan atau mengarahkan
perekonomian pada kondisi yang lebih baik atau diinginke dengan mengatur
jumlah uang yang beredar dan tingkat suku bunga. Kebijakan moneter tujuan
utamanya adalah mengendalikan jumlah uang yang beredar.

Kebijakan moneter mempunyai tujuan yang sama dengan kebijakan


ekonomi pemerintah lainnya. Perbedaannya terletak pada instrumen
kebijakannya. Jika dalam kebijakan fiskal pemerintah mengendalikan
penerimaan dan pengeluaran pemerintah maka dalam kebijakan moneter Bank
Sentral mengendalikan jumlah uang yang bersedar.

Melalui kebijakan moneter, Bank Sentar dapat mempertahankan,


menambah, atau mengurangi JUB (jumlah uang yang beredar) untuk memacu
pertumbuhan ekonomi sekaligus mempertahankan kestabilan harga-harga.
Berbeda dengan kebijakan fiskal, kebijakan moneter memiliki selisih waktu
(time lag) yang relatif lebih singkat dalam hal pelaksanaannya. Hal ini terjadi
karena Bank Sentral tidak memerlukan izin dari DPR dan kabinet untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan untuk mengatasi masalah vang sedang
dihadapi dalam perekonomian.

Kebijakan moneter memiliki tiga instrumen, yaitu operasi pasar ter buka,
kebijakan tingkat suku bunga dan rasio cadangan wajib. Adapun
penjelasannya sebagai berikut:

1. Operasi pasar terbuka (open market operation) Yaitu kebijakan pemerintah


mengendalikan jumlah uang yang bredar dengan cara menjual atau
membeli surat-surat berharga milik pemerintah. Di Indonesia operasi pasar
terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli Sertifikat Bank Indonesia
(SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SPBU).

2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Salah satu fasilitasnya yaitu adanya


tingkat bunga dielonto yang mak sudnya adalah tingkat burga yang
28

ditetapkan pemerintah atas bank-bank umun yang meminjam ke bank


sentral.

Jika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar, maka


pemerintah melakukan suatu cara yaitu menurunkan tingkat bunga penjaman
(tingkat diskonto). Dengan tingkat bunga pinjaman yang lebih murah, maka
keinginan bank-bank untuk meminjam uang dari bank sentral menjadi lebih
besar, sehingga jumlah uang yang beredar bertambah dan sebaliknya.

3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Penetapan ratio cadangan wajib juga dapat mengubah jumlah uang yang
beredar. Jika rasio cadangan wajib diperbesar, maka kemampuan bank
memberikan kredit akan lebih kecil dibandingkan sebelumnya.

Selain ketiga instrumen yang bersifat kuantitatif tersebut, pemerintah


dapat melakukan himbauan moral (moral suasion). Misalnya untuk
mengendalikan jumlah uang beredar (JUB) di masyarakat, Bank Indonesia
melalui Gubernur Bank Indonesia memberi saran supaya perbankan
mengurangi pemberian kredit ke masyarakat atau ke sektor-sektor ter sebut.

Kebijakan moneter dapat bersifat ekspansif maupun kontraktif. Kebijakan


moneter ekspansif dilakukan pemerintah jika ingin menambah jumlah uang
beredar di masyarakat atau yang lebih dikenal kebijakan uang longgar (easy
money policy). Sebaliknya, jika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang
beredar di masyarakat, kebijakan moneter yang ditempuh adalah kebijakan
moneter kontraktif atau yang lebih dikenal kebijakan uang ketat (tight money
policy). Selain itu dalam melaksanakan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat
menggunakan tiga instrumen, yaitu operasi pasar terbuka (open market
operation), kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy) dan rasio
cadangan wajib (reserve requirement ratio).

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri


29

Kebijakan Perdagangan Luar Negeri merupakan salah satu bagian


kebijakan ekonomi makro. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri adalah
peraturan yang dibuat oleh pemerintah yang mempengaruhi struktur atau
komposisi dan arah transaksi perdagangan serta pembayaran internasional.
Karena merupakan salah satu bagian dari kebijakan ekonomi makro maka
kebijakan perdagangan internasional bekerja sama dengan baik dengan
kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Tujuan dari kebijakan perdagangan luar negeri yaitu sebagai berikut:

 Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal


deri luar negeri seperti dampak inflasi di luar negeri terhadap inflasi di
dalam negeri melalui impor atau efek resesi ekonomi dunia (krisis
global) pertumbuhan ekspor Indonesia.

 Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor.

 Menjaga keseimbangan neraca pembayaran sekaligus menjamin


persediaan valuta asing (valas) yang cukup, terutama untuk kebutuhan
impor dan pembayaran cicilan serta bunga utang luar negeri.

 Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil.

 Meningkatkan kesempatan kerja.

Kebijakan perdagangan luar negeri terbagi menjadi dua macam, yaitu

1. Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor

Tujuan Kebijakan Pengembangan atau Promosi Ekspor adalah untuk


mendukung dan meningkatkan pertumbuhan ekspor. Tujuan kebijakan ini
dapat dicapai dengan berbagai kebijakan, antara lain kebijakan perpajakan
dalam berbagai bentuk, misalnya pembebasan atau keringanan pajak ekspor
dan penyediaan fasilitas khusus kredit perbankan bagi eksportir.

2. Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor


30

Kebijakan Proteksi atau Kebijakan Impor bertujuan untuk


melindungi industry di dalam negeri dari per aingan barang-barang impor.
Kebijakan proteksi dapat diterapkan dengan berbagai instrumen, baik yang
berbentuk tarif maupun non tarif. Proteksi-proteksi yang dilakukan dengan
tidak menggunakan tarif disebut non-tariff barriers. Hambatan yang
termasuk ke dalam hambatan non-tarif, antara lain kuota, subsidi,
diskriminasi harga, larangan impor, premi, dan dun.ping.

Pada intinya, masalah-masalah dalam bidang ekonomi yang dihadapi


pemerintah bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tetapi kita sebagai
warga negara yang baik semestinya ikut membantu dalam mengatasinya.
Banyak cara yang dapat diupayakan dimulai dengan melakukan program-
program serta kebijakan-kebijakan. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan
baik tanpa kerja sama masyarakatnya. Untuk itu, masyarakat semsetinya sudah
dapat memposisikan dirinya untuk membantu supaya pembangunan yang
dilakukan pemerintah tersebut berjalan dengan baik dengan cara tidak menjadi
beban atau kendala bagi pemerintah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Tujuan kebijakan ekonomi adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi


dengan cepat, menciptakan kestabilan harga, mengatasi masalah
pengangguran, dan mewujudkan distribusi pendapapatan yang merata.

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota


masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor swasta.
Peran pemerintah dan mekanisme pasar merupakan hal yang bersifat
komplementer dengan pelaku ekonomi lainnya.

Kegagalan pasar adalah suatu istilah untuk menyebut kegagalan pasar


dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya yang optimum. Hal ini
khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh para pemasok monopoli
produksi atau konsumsi dan sebuah produk mengakibatkan dampak
sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya ekosistem lingkungan.

Untuk mengatasi kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga,


monopoli, dan eksternalitas yang merugikan maka peran pemerintah sangat
diperlukan dalam perekonomian suatu negara. Peranan ini dapat dilakukan
dalam bentuk intervensi secara laungsung maupur. tidak langsung.

Masalah ekonomi alam membangun negara adalah inflasi yang tidak


terkendali, ketergantungan terhadap impor dan utang luar negeri. Ini juga
merupakan masalah pemerintah Indonesia pada saat ini dalam bidang ekonomi
makro.

B. Saran
Sekian dari penulis bila menemukan kecacatan baik dalam segi kepenulisan,
penyusunan kata dan juga kesalahan lainnya untuk memberikan kritikan yang
membangun kepada penulis, supaya bisa lebih baik lagi dalam makalah untuk
selanjutmya.
31
DAFTAR PUSTAKA

Mundir, Abdillah Dkk . 2015.Perbandingan Sistem Ekonomi.Surabaya: Kopertais


IV Press.Cet 1
Kuswadi,mohammad,2015.pedoman penulisan makalah .bangkalan :STAI
Syaichona Moh.Cholil Bangkalan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_ekonomi

32

Anda mungkin juga menyukai