Tugas Makalah Pa Gulam
Tugas Makalah Pa Gulam
Tugas Makalah Pa Gulam
Diajukan Untuk Memenuhui Salah Satu Tugas Mata Kuliah Literatur Keperawatan
Dosen Pengampu : Ghulam Ahmad, S.Kep,. M.Kep
Oleh :
Kudus Abdul Aziz
C1AB21011
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik isi maupun susunan bahasanya.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka penulis memohon maaf dari berbagai
pihak seperti dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah 2
………………………………………………………
C. Tujuan 2
…………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanda Infeksi Pada Luka ……………………………………………… 3
B. Jenis Mikroba Pada Luka 6
……………………………………………….
C. Diagnosis Terjassinya Infeksi Luka 7
…………………………………….
D. Desifeksi Luka dan Teknik Aseptic alam Perawatan Luka …………… 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan 11
……………………………………………………………..
B. Saran …………………………………………………………………... 11
Daftra Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau
pembedahan. Luka bisa diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat,
proses penyembuhan, dan lama penyembuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apasa saja tanda infeksi pada luka ?
2. Jenis mikroba apa saja yang terdapat pada luka ?
3. Bagaimana diagnosis terjadinya infeksi pada luka ?
4. Bagaimana desinfeksi luka dan teknik aseptik dalam perawatan luka ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tanda infeksi pada luka
2. Untuk mengetahui jenis mikroba yang terdapat pada luka
3. Untuk mengetahui diagnosis terjadinya infeksi pada luka
4. Untuk mengetahui bagaimana desinfeksi luka dan teknik aseptik dalam
perawatan luka
BAB II
PEMBAHASAN
Luka terutama yang terbuka memiliki risiko untuk terinfeksi oleh bakteri
atau kotoran. Bila tak segera ditangani, infeksi luka dapat menghambat proses
penyembuhan dan bahkan menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya.
Infeksi luka bisa terjadi karena adanya pengendapan mikroorganisme dari
paparan lingkungan luar di area luka. Mikroorganisme seperti kuman dan bakteri
ini kemudian menggandakan diri dan masuk ke dalam luka.
1. Muncul nanah atau cairan dari luka kulit di sekitar luka kemerahan
2. Ada benjolan kecil dengan kerak kekuningan di bagian atasnya
3. Luka terasa nyeri setelah beberapa hari
4. Badan tidak enak Bagian yang terluka membengkak setelah beberapa
hari
5. Demam atau suhu tubuh di atas 38 derajat
6. Celsius Kelenjar di dagu, leher, ketiak, atau selangkangan bengkak
7. Luka belum sembuh setelah 10 hari.
Skor Pengkajian
Kuat Bau ketika memasuki ruangan (6-10 kaki atau 2-3 meter dari
klien) dengan dressing utuh tidak di buka
Moderate Bau ketika memasuki ruangan (6-10 kaki atau 2-3 meter dari
klien) dengan dressing sudah di buka
Ringan Bau tercium ketika berada di dekat klien dengan balutan di
buka
Tidak ada Tidak ada bau walaupun ada di samping klien dengan balutan
yang sudah di buka
Tanda infeksi lokal ini harus dipastikan dengan pemeriksaan kultur eksudat, sehingga
dapat ditentukan bakteri yang tumbuh di luka dan menentukan antibiotik yang tepat atau
sensitif terhadap bakteri.
Komplikasi yang timbul dari infeksi kulit dan jaringan lunak karena
Staphylococcus aureus merupakan masalah klinis yang utama. Hal ini
dikarenakan tingginya kejadian infeksi dan munculnya strain kuman resisten
antibiotik secara luas. Oleh karena itu kuman yang menghasilkan leukosidin
disebut sebagai kuman piogenik (Qureshi et al., 2004). Luka infeksi pada
permukaan kulit mudah di kolonisasi oleh berbagai macam organisme
(Matsuura, 2013; Anvarinejad, 2015).
Beberapa penelitian menunjukkan adanya beberapa macam kuman
berbeda yang diisolasi dari pasien yang tinggal di area dengan geografis berbeda
(Hadadi et al., 2014; Akhi et al., 2015). Mikroorganisme penyebab radang
adalah golongan kuman piogenik.
a. Staphylococcus aureus
b. Staphylococcus epidermidis
c. Streptococcus pyogenes
1. Nyeri akut
Nyeri akut memiliki faktor yang berhubungan dengan cedera ( bilogis, zat
kimia, fisik, maupun psikologis. Dapat mengakibatkan perubahan nafsu
makan, tekanan darah, frekuensi jantung, pernapasan diaforesis, perilaku
distraksi, gelisah, menangis , mata kurang bercahaya, meringis, melindungi
daerah nyeri, persepsi nyeri, menghindari nyeri, gangguan tidur, ungkapan
nyeri.
2. Kerusakan Integritas Kulit
Faktor yang berhubungan dengan integritas kulit adalah faktor mekanis
( robekan/kulit), medikasi zat kimia, radiasi imbilisasi dan lain-lain. Dapat
mempengaruhi adanya kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit,
invasi struktur tubuh
3. Kerusakan integritas jaringan
Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktor mekanik
( robekan/ kulit), gangguan sirkulasi, iritasi zat kimia dan lain-lain.
Mempengaruhi kerusakan jaringan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Luka terutama yang terbuka memiliki risiko untuk terinfeksi oleh bakteri
atau kotoran. Bila tak segera ditangani, infeksi luka dapat menghambat proses
penyembuhan dan bahkan menimbulkan berbagai komplikasi yang berbahaya.
Infeksi luka bisa terjadi karena adanya pengendapan mikroorganisme dari
paparan lingkungan luar di area luka. Mikroorganisme seperti kuman dan bakteri
ini kemudian menggandakan diri dan masuk ke dalam luka.
B. Saran
Ketika akan melakukan perawatan luka, lakukan teknik septik dengan
tepat yaitu dimulai dari cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien,
penempatan alat yang tepat, penggunaan alat yang tepat selama ganti balut agar
terhindar dari terjadinya infeksi pada luka pasien dan adanya komunikasi antara
perawat dengan pasien selama pelaksanaan ganti balut.
DAFTAR PUSTAKA
Apono, Yamlean, Supriatni, J. V. (2014). UJI EFEKTIVITAS SEDIAAN GEL EKSTRAK ETANOL DAUN
JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA YANG TERINFEKSI
BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUSPADA KELINCI (Orytolagus cuniculus).
Apriani, D. G. (2019). TINGKAT KEPATUHAN TIM BEDAH TERHADAP PRINSIP ASEPSIS DI RUANG
OK IGD RSUP SANGLAH DENPASAR. Jurnal Medika Usaha, 2(1), 13-17.
Budiana, I., & Nggarang, K. F. (2019). PENERAPAN TEKNIK AEPTI PADA ASUHAN KEPERAWATAN
DI RUANG BEDAH RSUD KABUPATEN ENDE. JURNAL KEPERAWATAN TERPADU, 1(2),
56-64.
Sarkum, Hartoyo, M., & Utomo, T. A. (2013). Pengaruh engelolaan Teknik Aseptik Pada
Penanganan Luka Terbuka Stadium II-III Terhadap Kejadian infeksi Di Rumah Sakit
Umum Daerah Sunan Kalijaga Demak. Pengaruh Pengelolaan Teknik Aseptik, 9(1), 474-
481.