Effervescent
Effervescent
Effervescent
EFFERVESCENT
Disusun Oleh :
Kelompok 2 /BP1
SEKOLAH VOKASI
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2 Metode
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tablet effervescent saat ini menjadi salah satu sediaan yang banyak dibuat,
mulai dari obat, minuman penyegar, pewarna alami, bahkan sampai pupuk
tanaman. Sediaan ini populer karena secara tampilan menarik dengan adanya
gelembung saat tablet dimasukkan ke air, dan tablet total larut beberapa saat
kemudian. Secara rasa, sediaan ini juga menyenangkan untuk setiap orang karena
memberikan sensasi menyegarkan. Pada pembuatan tablet effervescent sumber
asam merupakan bahan yang sangat penting, dimana asam akan bereaksi dengan
bahan karbonat sehingga terbentuklah gas CO2. Gas karbondioksida inilah yang
membantu larutnya tablet ketika dimasukkan ke dalam air, bahan yang digunakan
dalam pembuatan tablet effervescent hendaknya memiliki kelarutan yang baik
dalam air sehingga reaksi effervescent dapat terjadi dengan cepat (Yanti 2007).
Pada parameter rasa tablet effervescent dengan kode uji 925 memiliki nilai
rata-rata skala hedonic tertinggi yaitu sebesar 3,15 dan tablet effervescent dengan
kode uji 371 memiliki nilai rata-rata skala hedonic terendah yaitu sebesar 2,81.
Pada parameter aroma tablet efervesen dengan kode uji 371 memiliki nilai
rata-rata skala hedonic tertinggi yaitu sebesar 3,59 dan tablet effervescent dengan
kode uji 153 memiliki nilai rata-rata skala hedonic terendah yaitu sebesar 3,15.
Pada warna dan rasa tablet effervescent dengan kode uji 371 memiliki nilai
rata-rata skala hedonic tertinggi yaitu sebesar 5,11 dan tablet effervescent dengan
kode uji 925 memiliki nilai rata-rata skala hedonic terendah yaitu sebesar 3,85.
Uji organoleptic juga dilakukan untuk endapan tablet effervescent juga dilakukan
dengan 7 skala yaitu 1 (sangat banyak endapan), 2 (banyak endapan), 3 (agak
banyak endapan), 4 (ada endapan), 5 (agak sedikit endapan), 6 (sedikit endapan),
dan 7 (tidak ada endapan). Tablet efervesen dengan kode uji 925 memiliki
endapan paling sedikit dengan nilai rata-rata skala sebesar 5,63 dan tablet
effervescent dengan kode uji 574 memiliki endapan paling banyak dengan nilai
rata-rata skala sebesar 4,7.
3.2.2 Uji Lanjutan Duncan
Pada parameter warna dapat diketahui bahwa sampel dengan kode 153
(formula D), 895 (formula B), 904 (formula H), 574 (formula E), dan 371
(formula A) tidak berbeda nyata, sampel dengan kode 127 (formula C) berbeda
nyata dengan sampel kode 875 (formula F), 153 (formula D), 895 (formula B),
904 (formula H), 574 (formula E), 371 (formula A) dan tidak berbeda nyata
dengan sampel kode 925 (formula G), sedangkan sampel dengan kode 925
(formula G) tidak berbeda nyata dengan sampel kode 875 (formula F).
Pada parameter endapan dapat diketahui bahwa sampel dengan kode 895
(formula B), 574 (formula E), 153 (formula D), 875 (formula F), 127 (formula C),
berbeda nyata dengan sampel kode 925 (formula G), sedangkan sampel dengan
kode kode 925 (formula G) tidak berbeda nyata dengan sampel kode 904 (formula
H) dan 371 (formula A). Aroma pada tablet efervesen dipengaruhi oleh
banyaknya asam yang digunakan. Semakin tinggi asam yang digunakan aroma
yang timbul juga akan semakin kuat. Warna dan rasa pada tablet efervesen
dipengaruhi oleh ekstrak yang digunakan.
3.2.3 Kelarutan
Kekerasan tablet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain gaya tekan
dan waktu yang digunakan pada saat pengepresan, sifat-sifat bahan baku, dan
jenis bahan perekat yang digunakan. Kekerasan tablet pada umumnya
dihubungkan dengan jenis dan tujuan penggunaannya (Ansar et al., 2009). Gaya
tekan yang tinggi saat pengepresan menyebabkan densitas atau kerapatan tablet
menjadi kecil, sehingga penetrasi cairan ke dalam struktur tablet menjadi sulit.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap waktu larut tablet (Marais, et.al. 2003).
Waktu larut menunjukkan banyaknya waktu yang diperlukan oleh tablet untuk
dapat larut sempurna dalam air dengan volume tertentu. Syarat waktu tablet yang
larut menurut Siregar (2010) yaitu kurang dari 5 menit.
Dari hasil pengujian kecepatan waktu larut tablet effervescent dapat dilihat
bahwa seluruh sampel memenuhi syarat larut tabel menurut Siregar (2010) yaitu
kurang dari 5 menit, namun pada setiap pengujian, terdapat perbedaan waktu larut
yang cukup jauh, seperti pada sampel 153, 875, dan 925 di pengujian ke 4.
Perbedaan waktu larut yang cukup jauh ini disebabkan karena pada saat
proses pembuatan tablet effervescent ada beberapa tahapan metode granulasi
basah yang dapat menyebabkan reaksi asam dan basa, yaitu pada saat
penambahan pengikat, pencampuran fase luar, pengayakan kering dan
pengempaan tablet dan dalam kondisi kelembaban lebih besar dari 25 %, hal ini
karena sulitnya mengendalikan kelembaban dalam ruangan tempat penelitian
dilakukan. Tablet effervescent yang berada pada kondisi ruangan dengan
kelembaban yang tinggi akan menyebabkan tablet dengan mudah menyerap uap
air dan menyebabkan asam dan basa (asam sitrat, dan natrium bikarbonat) lebih
mudah bereaksi dan menghasilkan CO2 sehingga saat dilarutkan daya
karbonasinya sudah berkurang dan waktu larutnya menjadi lebih lama.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada parameter rasa tablet effervescent dengan kode uji 925 memiliki nilai
rata-rata skala hedonic tertinggi dan tablet efervesen dengan kode uji 371
memiliki nilai rata-rata skala hedonic terendah. Pada parameter aroma tablet
effervescent dengan kode uji 371 memiliki nilai rata-rata skala hedonic tertinggi
dan tablet efervesen dengan kode uji 153 memiliki nilai rata-rata skala hedonic
terendah. Pada warna dan rasa tablet effervescent dengan kode uji 371 memiliki
nilai rata-rata skala hedonic tertinggi dan tablet efervesen dengan kode uji 925
memiliki nilai rata-rata skala hedonic terendah. Tablet efervesen dengan kode uji
925 memiliki endapan paling sedikit dan tablet effervescent dengan kode uji 574
memiliki endapan paling banyak. Hasil uji duncan dapat diketahui bahwa
parameter rasa tidak berbeda nyata, sedangkan untuk parameter warna, aroma, dan
penampakan overall berbeda nyata pada alfa 0.05%.
4.2 Saran