MAKALAH Sistem Pencernaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN

Disusun oleh:
Kelompok 7

Dilla Hawini (203030209041)


Aulia Kristina (203030209050)
Asi Windasari (203030209054)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas kajian biologi
tentang “Sistem Pencernaan”. Berkaitan dengan hal tersebut penyusunan makalah
ini bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca maupun
kami sebagai penyusun. Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah mendapatkan
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih terdapat kekurangan baik penyusunan maupun penulis. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki
kesalahan di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………..…………………………………………….. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………....... 1
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………. 1-2
B. RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………. 2
C. TUJUAN …………………………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN SISTEM PENCERNAAN ……………………………………… 3
1. SISTEM PENCERNAAN PADA INVERTEBRATA ………………………………… 3
A. SISTEM PENCERNAAN PADA PROTOZOA ………………………………….. 3
B. SISTEM PENCERNAAN PADA CACING TANAH ……………………………. 4
C. SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA ……………………………….. 4-5

2. SISTEM PENCERNAAN PADA VERTEBRATA …………………………………… 6


A. SISTEM PENCERNAAN PADA PISCES ………...…………………………… 6-9
B. SISTEM PENCERNAAN PADA AMPHIBIA …………………………………. 9-10
C. SISTEM PENCERNAAN PADA REPTILIA ………………………………… 10-12
D. SISTEM PENCERNAAN PADA AVES ……………………………………... 12-13
E. SISTEM PENCERNAAN PADA MAMALIA ………………………………... 13-17
BAB III PENUTUP ...……………………………………………………………………… 18
KESIMPULAN ……………………………………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA ...…………………………………………………………………… 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makanan adalah salah satu kebutuhan pokok bagi setiap makhluk hidup.
Makanan berfungsi sebagai sumber nutrisi, memberi energi dan tenaga yang
dibutuhkan makhluk hidup sehingga makhluk hidup dapat beraktivitas. Yang
dibutuhkan tubuh dari makananadalah zat-zat dan sari makanan yang terkandung di
dalam bahan makanan yang kitakonsumsi, sehingga harus ada yang mencerna dan
mengolah zat-zat dan sari makanantersebut. Untuk itu diperlukan sistem pencernaan
dan alat-alat pencernaan. Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana
suatu makhluk hidup memproses sebuat zatdalam rangka untuk mengubah zat
tersebut secara kimia ataupun mekanik menjadinutrisi.Makhluk hidup terutama
kingdom Animalia terdapat keanekaragaman yangmembedakan spesies satu dengan
spesies lain. Mulai dari lapisan embrional, simetri tubuh, jumlah sel, sampai jenis-jenis
makanan yang dikonsumsi. Dalam kelas mamalia, hewan-hewan dibedakan menjadi
tiga berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi:herbivora (menyantap tumbuhan
dan alga), karnivora (menyantap hewan lain), dan omnivora (menyantap segalanya).
Inilah yang menyebabkan terdapat perbedaan- perbedaan dalam mencerna dan
mengolah zat-zat makanan.
Setiap mahluk hidup pasti membutuhkan makanan dan memiliki system
pencernaan sesuai denga kebutuhan hidupnya. Makanan di butuhkan mahluk hidup
untuk tetap bertahan hidup dan untuk melanjutkan keturunan. Makanan setiap jenis
mahluk hidup berbeda-beda, dari bahan organic maupun non organic seperti planton
ataupun unsure hara. Oleh karena itu mahluk hidup ada yang dapat membut
makanannya sendiri (autrotof) seperti tumbuhan hijau dan euglena, dan ada yang
tidak bisa membuat makanannya sendiri (heterotof) seperti manusia dan hewan.
Pemulaan dari saluran pencernaan makanan terdiri atas organ-organ dan alat untuk
makan, menelan, dan menyerap nutrisi oleh tubuh termasuk di dalamnya adalah :
bagian mulut, rongga mulut, faring, dan struktur-struktur yang berhubungan seperti

1
2

paruh, gigi, lidah, dan kelenjar ludah. Organ-organ pencernaan akan membentuk
saluran pencernaan, dari saluran pencernaan akan terbentuk sistem pencernaan.
Saluran pencernaan tersebut terdiri atas Mulut (oris), Tekak (faring), Kerongkongan
(esofagus), Lambung (ventrikulus), Usus halus, Usus besar (colon), Poros Anus
(rektum) dan Anus.Dari penjelasan yang telah di uraikan di atas, kami sebagai
mahasiswa pendidikan biologi wajib memperdalam pengetahuan kami mengenai
organ-organ Pencernaan, saluran pencernaan dan memahami fisiologi sistem
pencernaan pada hewan dan bagaimana hubungan Sistem pencernaan dengan
sistem tubuh lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antara lain:
1. Apa yang dimaksud jaringan Integumen?
2. Bagaimana system pencernaan pada pisces?
3. Bagaimana system pencernaan pada Amphibia?
4. Bagaimana system pencernaan pada Reptilia?
5. Bagaimana system pencernaan pada Aves?
6. Bagaimana system pencernaan pada Mamalia?

C. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian jaringan Integumen?
2. Untuk mengetahui system pencernaan pada pisces?
3. Untuk mengetahui system pencernaan pada Amphibia?
4. Untuk mengetahui system pencernaan pada Reptilia?
5. Untuk mengetahui system pencernaan pada Aves?
6. Untuk mengetahui system pencernaan pada Mamalia?
BAB II
PEMBAHASAN

1. SISTEM PENCERNAAN PADA INVERTEBRATA


Sistem pencernaan pada hewan berbeda – beda, tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makananya. Pada
invertebrata caramemperoleh makanan dengan cara yang bervariasi tergantung
bagaimana susunan dankemampuan alat-alat pencernaan makanan yang mereka
miliki. Pada hewan invertebrataumumnya dilakukan secara intrasel, seperti protozoa,
porifera, dan coelenterata.Pencernaan pada invertebrata dilakukan dalam alat khusus
berupa vakuola makanan, selkoanosit, dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada
cacing parasit seperti cacing pitaalat pencernaannya belum sempurna dan tidak
memiliki mulut dan anus, maka denganitu pencernaannya dilakukan dengan cara
absorbs langsung melalui kulit.

A. SISTEM PENCERNAAN PADA PROTOZOA


Protozoa memperoleh makanan melalui proses penyerapan atau pinositosis.
Jadi, apabila ada makanan maka protozoa (amoeba) akan bergerak mendekati
makanan tersebut kemudian mengelilingi makanan tersebut menggunakan kaki
semunya dan akan terbentuk vakuola makanan. Di dalam vakuola makanan akan
terjadi proses pencernaan makanan. Sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh
tubuh oleh sitoplasma sedangkan sisa makanan yang tidak diserap oleh sel akan
dikeluarkan melalui membran plasma. Protozoa mempunyai mulut yang berguna
untuk memasukkan makanan kemudian makanan bergerak menuju kerongkongan
melalui sitofaring yang berakhir pada vakuolanon kontraktil (vakuola makanan),
Sedangkan protozoa yang tidak mempunyai mulut akan langsung menelan makanan
atau mangsanya secara utuh melalui permukaan selnya. Sisa sisa makanan yang
tidak diserap oleh tubuh akan dikeluarkan melalui lubang ektoplasma. Pencernaan
intraseluler ciri khas dari protozoa seperti paramecium dan amoeba.

3
4

B. SISTEM PENCERNAAN PADA CACING TANAH


Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing
tanahmemiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dananus. Proses pencernaannya dibantu oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh
getah pencernaan secara eksternal. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan
serta sampahorganik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa
organik tersebutmenjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya
Pencernaan pada cacing tanah mencakup faring berotot yang menghisap
makananmelalui mulut. Kemudian makanan melewati esofagus dan disimpan serta
dibasahi didalam tembolok. Digesti mekanisme terjadi didalam empedal yang berotot,
yangmenggiling makanan dengan bantuan pasir dan krikil yang berukuran kecil.
Disgesti danabsorpsi lebih lanjut terjadi didalam usus yang memiliki lipatan dorsal
yang disebuttiflosol yang meningkatkan area permukaan untuk absorpsi nutrien.

C. SISTEM PENCERNAAN PADA SERANGGA


Terdapat dua jenis pencernaan pada serangga yaitu:
1) Pencernaan di luar saluran usus (Ekstrainstestinal Digestion).
Jenis pencernaan dimana makanan sebelum masuk ke dalam perut terlebih dahulu
telah mendapat perlakuan pencernaan sebelumnya. Karena air liur mengandung
enzim, seringkali pencernaan dimulai sebelum makanan ditelan. Halini terjadi pada
serangga seranggga pengisap cairan. Enzim disemprotkan padamakanan sehingga
larut sebelum ditelan.
2) Pencernaan dibagian dalam usus (Intrainstestinal Digestion)
Jenis pencernaan ini kebanyakan dilakukan oleh mahluk hidup dimana pencernaan
terjadi didalam perut setelah makanan dimakan. Saluran pencernaan berperan
terutama untuk pencernaan dan penyerapan makanan. Pada umumnya pencernaan
5

terjadi sebagian besar di dalam usus bagian tengah, dimana enzim-enzim pencernan
bayak diproduksi. Enzim-enzim ini berfungsi memecahkansubtansi yang komplek di
dalam makanan menjadi subtansi yang lebih sederhanasehingga dapat diserap dan
kemudian diasimilasi oleh serangga. Kebanyakan pencernaan terjadi di dalam usus
tengah tempat dimana enzimdisekresikan,tetapi karena cairan-cairan usus bagian
tengah dimuntahkan kembali,sejumlahpencernaan dapat terjadi juga di tembolok.
Enzim yang berkaitan dengan pencernaanterdapat dalam air liur dan sekresi usus
bagian tengah. Enzim yangterdapat di bagianusus tengah disesuaikan dengan
makanan.

Saluran pencernaan pada serangga dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu :
a) Saluran pencernaan depan (Stomodeum)
b) Saluran pencernaan tengah (Mesenteron)
c) Saluran pencernaan belakang (Proktodeum)
6

2. SISTEM PENCERNAAN PADA VETEBRATA


A. SISTEM PENCERNAAN PADA PISCES
1. Mulut
Bagian terdepan dari mulut adalah bibir, pada ikan-ikan tertentu bibir tidak
berkembang dan malahan hilang secara total karena digantikan oleh paruh atau
rahang (ikan famili scaridae, diodotidae, tetraodontidae). Pada ikan belanak atau
tambakan, bibir berkembang dengan baik dan menebal, bahkan mulutnya dapat
disembulkan. Keberadaan bibir berkaitan erat dengan cara mendapatkan makanan.
Di sekitar bibir pada ikan tertentu terdapat sungut, yang berperan sebagai alat peraba.
Mulut terletak di ujung hidung dan juga terletak di atas hidung.

2. Rongga mulut
Di bagian belakang mulut terdapat ruang yang disebut rongga mulut. Rongga
mulut ini berhubungan langsung dengan segmen faring. Secara anatomis organ yang
terdapata pada rongga mulut adalah gigi, lidah dan organ palatin. Permukaan rongga
mulut diselaputi oleh lapisan sel permukaan (epitelium) yang berlapis. Pada lapisan
permukaan terdapat sel-sel penghasil lendir (mukosit) untuk mempermudah
masuknya makanan. Disamping mukosit, di bagian mulut juga terdapat organ
pengecap (organ penerima rasa) yang berfungsi menyeleksi makanan.

3. Faring
Lapisan permukaan faring hampir sama dengan rongga mulut, masih ditemukan
organ pengecap, Sebagai tempat proses penyaringan makanan.

4. Esofagus
Permulaan dari saluran pencernaan yang berbentuk seperti pipa, mengandung
lendir untuk membantu penelanan makanan. Pada ikan laut, esofagus berperan
dalam penyerapan garam melalui difusi pasif menyebabkan konsentrasi garam air laut
yang diminum akan menurun ketika berada di lambung dan usus sehingga
memudahkan penyerapan air oleh usus belakang dan rectum (proses osmoregulasi).

5. Lambung
Lambung merupakan segmen pencernaan yang diameternya relatif lebih besar
bila dibandingkan dengan organ pencernaan yang lain. Besarnya ukuran lambung
berkaitan dengan fungsinya sebagai penampung makanan. Seluruh permukaan
lambung ditutupi oleh sel mukus yang mengandung mukopolisakarida yang agak
asam berfungsi sebagai pelindung dinding lambung dari kerja asam klorida. Sebagai
penampung makanan dan mencerna makanan secara kimiawi. Pada ikan-ikan
herbivora terdapat gizard (lambung khusus) berfungsi untuk menggerus makanan
(pencernaan secara fisik). Pilorus merupakan segmen yang terletak antara lambung
dan usus depan. Segmen ini sangat mencolok karena ukurannya yang
mengecil/menyempit.

6. Usus ( intestinum)
Usus Merupakan segmen yang terpanjang dari saluran pencernaan. Intestinum
berakhir dan bermuara keluar sebagai anus. Merupakan tempat terjadinya proses
penyerapan zat makanan
7

7. Rektum
Rektum merupakan segmen saluran pencernaan yang terujung. Secara anatomis
sulit dibedakan batas antara usus dengan rektum. Namun secara histologis batas
antara kedua segmen tersebut dapat dibedakan dengan adanya katup rektum.

8. Kloaka
Kloaka adalah ruang tempat bermuaranya saluran pencernaan dan saluran
urogenital. Ikan bertulang sejati tidak memiliki kolaka, sedangkan ikan bertulang
rawan memiliki organ tersebut.

9. Anus
Anus merupakan ujung dari saluran pencernaan. Pada ikan bertulang sejati anus
terletak di sebelah depan saluran genital. Pada ikan yang bentuk tubuhnya
memanjang, anus terletak jauh dibelakang kepala bedekatan dengan pangkal ekor.
Sedangkan ikan yang tubuhnya membundar, posisi anus terletak jauh di depan
pangkal ekor mendekati sirip dada. Kelenjar Pencernaan Kelenjar pencernaan
berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang nantinya akan bertugas
membantu proses penghancuran makanan. Enzim pencernaan yang dihasilkan oleh
ikan buas juga berbeda dengan ikan vegetaris. Ikan buas pada umumnya
menghasilkan enzim-enzim pemecah protein, sedangkan ikan vegetaris
menghasilkan enzim-enzim pemecah karbohidrat. Kelenjar pencernaan terdiri dari
hati dan pankreas. Disamping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan Hati meupakan organ penting yang
mensekresikan bahan untuk proses pencernaan. Organ ini umumnya merupakan
suatu kelenjar yang kompak, berwarna merah kecokelatan. Posisi hati terletak pada
rongga tubuh bagian bawah, di belakang jantung dan disekitar usus depan. Di sekitar
hati terdapat organ berbentuk kantong kecil, bulat, oval atau memanjang dan
berwarna hijau kebiruan, organ ini dinamakan kantung empedu yang fungsinya untuk
menampung cairan empedu yang disekresikan oleh organ hati. Secara umum hati
berfungsi sebagi tempat metabolisme karbohidrat, lemak dan protein serta tempat
memproduksi cairan empedu. Pankreas merupakan organ yang mensekresikan
bahan (enzim) yang berperan dalam proses pencernaan. Pankreas ada yang
berbentuk kompak dan ada yang diffus (menyebar) di antara sel hati. Letak penkreas
berdekatan dengan usus depan sebab saluran pankreatik bermuara ke usus depan.
Saluran pankreatik yaitu saluran-saluran kecil yang bergabung satu sama lain dan
pada akhirnya akan terbentuk saluran yang keluar dari pankreas menuju usus depan.
8

Proses Pencernaan Sebelum makanan di sambar dan ditelan, terlebih dahulu telah
menimbulkan rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat
dirangsang melalui penglihatan, bau dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan,
maka alat-alat pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan
selanjutnya mencernakannya. Setelah makanan digigit, untuk menelannya diperlukan
bahan pelicin yaitu air liur. Selai sebagai pelicin, air liur juga mengandung enzim ptialin
yang merupakan enzim pemecah karbohidrat menjadi maltosa yang kemudaian
dilanjutkan menjadi glukosa. Tapi karena ikan tidak mengunyah makanan, padahal
pemecahan karbohidrat membutuhkan waktu yang lama, maka ptialinnya baru dapat
bekerja aktif setelah makanan sampai di lambung. Selain mengandung enzim ptialin,
air liur juga mengandung senyawa penyangga derajat keasaman (bufer) yang
berguna untuk memecah terjadinya penurunan pH agar proses pencernaan dapat
berjalan normal. Apabila makanan telah masuk ke dalam saluran pencernaan, maka
dindng saluran pencernaannya akan terangsang untuk menghasilkan hormon gastrin.
Hormon ini akan memacu pengeluaran asam klorida (HCL) dan pepsinogen. HCL
akan mengubah pepsinogen menjadi pepsin yang merupakan enzim pencernaan akif,
yaitu sebagai pemecah protein menjadi pepton (polipeptida). Apabila makanannya
banyak mengandung lemak, maka akan dihasilkan juga hormon entergastron.

Di dalam usus, makanan itu sendiri akan merangsang keluarnya hormon


kolsistokinin. Hormon ini kemudian akan memacu keluarnyagetah empedu dari hati.
Getah empedu itu sebenarnya dibuat dari sel-sel darah merah yang telah rusak di
dalam hati. Pengeluaran getah empedu tersebut melalui pembuluh hepatikus yang
kemidaian ditampung di dalam kantong empedu. Fungsi getah empedu tersebut
adalah memeperhalus butiran-butiran lemak menjadi emulsi sehingga mudah larut
dalam air dan diserap oleh usus. Dinding usus juga mengeluarkan hormon sekretin
dan pankreozinin. Sekretin akan memacu pengeluaran getah empedu dan pankreas.
Getah penkreas ini mengandung enzim amilase, lipase dan protase. Sedangkan
hormon pankreozinin menyebabkan rangsangan untuk mempertinggi produksi getah
pankreas.

Enzim amilase akan memecah karbohidrat menjadi glukosa. Enzim lipase


memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Sedangkan protase memecah
protein menjadi asam amino. Ketiga enzim tersebut dapat mencapai puncak keaktifan
apabila kadar protein dalam makanan antara 40-60%. Apabila kadar proteinnya
9

berubah maka untuk mencapai puncak keaktifan, enzim-enzim tersebut


membutuhkan waktu untuk menyseuaikan diri.

B. SISTEM PENCERNAAN PADA AMPHIBIA


Sistem pencernaan makanan pada amfibi hampir sama dengan ikan, diawali oleh
cavum oris. Pada beberapa bagian dari tractus digestoria mempunyai struktur dan
ukuran yang berbeda. Mangsa yang berupa hewan kecil yang ditangkap untuk
dimakan akan dibasahi dengan air liur. Sistem pencernaan amfibi meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi :

1. Rongga mulut.
Gigi tumbuh pada rahang atas dan langit-langit. Gigi yang tumbuh di langit-langit
disebut gigi vomer. Setiap kali tanggal, akan tumbuh gigi baru sebagai ganti. Lidah
pada katak bercabang dua dan berfungsi sebagai alat penangkap mangsa. Jika ada
serangga, katak menjulurkan lidahnya dan serangga itu akan melekat pada lidah yang
berlendir. Katak tidak begitu banyak mempunyai kelenjar ludah dari cavum oris,
makanan akan melalui pharinx.

2. Esophagus.
Esopaghus Berupa saluran pendek (kerongkongan). Esophagus yang
menghasilkan sekresi alkalin (basis) dan mendorong makanan masuk ke dalam
ventriculus yang berfungsi sebagai gudang pencernaan.

3. Ventrikulus (lambung).
Ventriculus Berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Bagian
muka ventriculus yang besar di sebut cardiac, sedang bagian posterior mengecil dan
berakhir dengan pyloris. Kontraksi dinding otot ventrikulus meremas makanan
menjadi hancur dan dicampur dengan sekresi ventriculus yang mengandung enzim
atau fermen, yang merupakan katalisator. Iap-tiap enzim merubah sekelompok zat
makanan menjadi ikatan-ikatan yang lebih sederhana. Enzim yang dihasilkan oleh
ventriculus dan intestinum terdiri atas : pepsin, tripsin, eripsin dan protein. Disamping
itu ventriculus menghasilkan asam klorida untuk mengasamkan makanan. Gerakan
yang menyebabkan makanan berjalan dalam saluran disebut gerak peristaliis.
Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan
lubang keluar menuju usus. Di dalam lambung makanan dicerna kemudian masuk ke
usus halus.

4. Intestinum (usus).
Dinding usus mengandung kapiler darah dan di sisi sari-sari makanan diserap.
Dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal (besar). Usus halus meliputi:
duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Dinding usus halus
mengandung kapiler darah yang berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan.
Beberapa penyerapan zat makanan terjadi di ventriculus tapi terutama terjadi di
intestinum. Makanan masuk ke dalam instestinum dari ventriculus melalui klep pyloris.

5. Usus tebal (besar).


Berakhir pada rektum dan menuju kloaka, dan Kloaka. Merupakan muara bersama
antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar
pencernaan pada amfibi terdiri atas kelenjar ludah hati dan pancreas yang
10

memberikan sekresinya pada intestinum, kecuali intestinum menghasilkan sekresi


sendiri. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam
kantung empedu yang berwarna kehijauan. Hepar/ hati yang besar terdiri atas
beberapa lobus dan bilus (zat empedu) yang dihasilkan akan ditampung sementara
dalam vesica felea, yang kemudian akan dituangkan dalam intestinum melalui ductus
cystecus dahulu kemudian melalui ductus cholydocus yang merupakan saluran
gabungan dengan saluran pancreas. Fungsi bilus untuk menghasilkan zat lemak.
Pankreas berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari
(duodenum). Pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara
pada duodenum.

C. SISTEM PENCERNAAN PADA REPTILIA


System pencernaan pada reptile terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Reptile pada umumnya terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Pada umumnya reptile adalah karnivora (pemakan daging). Saluran
pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan kloaka. Dan
kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pancreas dan hati.

1. Rongga Mulut.
Mulut yang dapat terbuka lebar memiliki dentes (gigi-gigi) yang berfungsi untuk
keperluan ofensif dan mempertahankan serta mengunyah mangsanya. Barisan gigi
itu dapat dibedakan atas dua deretan .deretan gigi yang conisch (bentuk kerucut)
menempel pada rahang, dan gigi pleurodont, bengkok kea rah cavum oris. Pada
palatum (langit-langit) terdapat deretan gigi halus yang disebut dentes palatine.
11

Rongga mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Dan khusus pada ular
berbisa akan tumbuh gigi yang dapat menghasilkan racun yang terdapat pada rongga
mulut. Pada buaya giginya bisa mnegalami 50 kali pergantian. Pada umumnya reptil
tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi sebagai penangkap mangsa.
Pada rongga mulut terdapat lidah yang pipih dan melekat pada tulang lidah dengan
ujung bercabang dua atau bersifat bipida yang terletak di dasar cavum oris. Pada
reptile yang masih hidup di air misalnya buaya bagian belakang dari lingua terdapat
satu lipatan transversal. Bagian ini bila ditekan akan menutup sehingga cavum oris
terpisah dengan pharynx, oleh karena itu walaupun hewan itu membuka mulut pada
waktu berada di air, paru-parunya tidak akan dimasuki air. Pada reptilian pemakan
insekta memiliki lidah yang dapat dijulurkan, sedangkan pada buaya dan kura-kura
lidahnya relative kecil dan tidak dapat dijulurkan. Lidah ular berbentuk pembuluh yang
terbungkus oleh selaputdan terletak di bagian rahang bawah. Memiliki kelenjar mukoid
yang sekretnya berfungsi agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah
menelanmangsanya.Pada ular Kelenjar labia bermodifikasi menjadi kelenjar poison
yang bermuara di kantung yang terletak di daerah gigi taring dan dikeluarkan melalui
gigi tersebut.

2. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran di belakang rongga mulut yang menyalurkan
makanan dari rongga mulut ke lambung. Di dalam esophagus tidak terjadi proses
pencernaan.

3. Lambung (ventrikulus)
Lambung yang terdiri aas bagian yang agak bulat yaitu fundus dan agak kecil yatu
piloris. Lambung merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan
makanan berupa saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini
makanan baru mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan
dicerna secara mekanik dan kimia.

4. Intestinum
Istenium terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam
usus halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian
diteruskan ke kloaka untuk dibuang. Ukuran usus disesuaikan dengan bentuk
tubuhnya. Kloaka merupakan saluran umum untuk pencernaan, ekskresi dan
reproduksi. Kelenjar pencernaan, terdiri atas hati dan pancreas. Empedu yang
dihasilkan oleh hati ditampung di dalam kantong yang disebut vesica fellea. Hati tediri
dari dua lobus yaitu sinister dan dexter yang berwarna coklat kemerahan. Kantong
empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pancreas pada reptile terletak diantara
lambung dan duodenum. Pancreas berbentuk pipih dan berwarna kekuning-
kuningan..
12

D. SISTEM PENCERNAAN PADA AVES


Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil
makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut
lalu menuju kerongkongan. Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong
yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung
kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung
yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk
menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya
mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam
hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna
makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus. Enzim
yang dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus. Hasil
pencernaan berupa sari-sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus
halus. Burung mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.
Usus buntu berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa
makanan didorong ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan
akhirnya dikeluarkan melalui kloaka.
13

Sistematis pencernaan makanan pada burung :

Mulut/paruh → Kerongkongan → Tembolok → Lambung kelenjar → Lambung


pengunyah → Hati → Pankreas → Usus halus → Usus besar → Usus buntu → Poros
usus (rectum) → Kloaka.

E. SISTEM PENCERNAAN PADA MAMALIA


Hewan memamah biak ( Ruminantia ) adalah sekumpulan hewan pemakan
tumbuhan yang mencerna makanannya dalam dua Langkah :
1. Dengan menelan bahan mentah
2. Mengeluarkan makanan yang sudah setengah dicerna dan mengunyahnya
lagi.
14

• Lambung hewan-hewan ini tidak hanyamemiliki satu ruang


(monogastrik) tetapi lebih dari satu ruang ( poligastrik ), atau secara
umum bisa dikatakan berperut banyak Perbedaan antara hewan
ruminansia dengan mamalia lainnya Terlihat pada susunan dan fungsi
gigi serta lambung.
Hal ini berkaitan dengan jenis makanannya.
1. Gigi geraham (premolare & molare) sangat besar,kuat, bergelombang seperti
papan pencuci. Serta berfungsi untuk menggiling dan menggilas dinding
seltumbuhan yg dimakan.
2. Gigi seri berbentuk seperti kapak, berfungsi untuk menjepit dan memotong
makanan.
3. Antara gigi seri dan geraham terdapat rongga yangdisebut diastema
Di dalam usus terdapat kumpulan bakteri simbiosisyang dapat melakukan
peragian selulosa.Cenderung memiliki usus yang lebih Panjang dibanding mamalia
lainnya, karena makanan yang melalui usus dicerna perlahan-lahan. Memiliki 4
ruangan lambung, yaitu :
1. Rumen atau perut besar (berisi bakteri dalam cairan alkali)
2. Retikulum (perut jala)
3. Omasum (perut masam)
4. Abomasum atau perut kitab (merupakan lambung yang sesungguhnya).
Contoh hewan ruminansia adalah sapi, dll.
Struktur khusus sistem pencernaan hewan ruminansia :
1. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan berupa
tetumbuhan seperli rumput.
2. Geraham belakang (Molare) memiliki bentuk datar dan lebar.
3. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
4. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen (fermentor),
Retikulum, Omasum dan Abomasum ( Lambung yang sebenarnya sehingga
terjadi pencernaan enzimatis).
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia, yaitu
terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun demikian, struktur alat
pencernaan kadang kadang berbeda antara hewan yang satu dengan hewan yang
lain.
Berdasarkan susunan giginya, terlihat bahwa sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham lebih
banyak dibandingkan dengan manusia.
Banyaknya gigi geraham ini sesuai dengan fungsinya untuk mengunyah makanan
berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa.
• Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
15

• Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta


lebih mampu berdilatasi (mernbesar).
• Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi diperkirakan
sekitar 5 cm.
• Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dart isi rongga
perut.
• Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
sementara yang akan dimamah kembali (kedua kali).
• Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu :
1. Rumen
2. Reticulum
3. Omasum
4. Abomasum
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
• Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%.
• Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter
berkontraksi.
• Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai
gudang sementara bagi makanan yang tertelan.
• Di rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa
oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu.
• Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini
makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus).
• Bolus akan Dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
• Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum.
• Pada omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan
bercampur dengan bolus.
• Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh
enzim
• Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan
merombak selulosa menjadi asam lemak.
• Akan tetapi, bakteri tidak tahan hidup di abomasum karena pH yang sangat
rendah, akibatnya bakteri ini akan mati, namun dapat dicernakan untuk
menjadi sumber protein bagi hewan pemamah biak.
• Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti
pada manusia.
16

Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur lambung
seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa.
▪ Proses fermentasi atau pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi
pada sekum yang banyak mengandung bakteri.
▪ Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi yang terjadi di
lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih kasar karena
proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada sekum.
Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada lambung
dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
▪ Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali dimakan
kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung banyak zat
makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
▪ Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan
sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume
besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume
makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu
dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
• Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk
mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan
bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi
alternatif.
• Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari
tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan
yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan
gas CH4 (gas bio).
• Pencernaan karbohidrat dimulai di mulut, dimana bahan makanan
bercampur dengan ptialin, yaitu enzim yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
(saliva hewan ruminansia sama sekali tidak mengandung ptyalin).
• Ptialin mencerna pati menjadi maltosa dan dekstrin.
• Pencernaan tersebut sebagian besar terjadi di mulut dan lambung.
• Mucin dalam saliva tidak mencerna pati, tetapi melumasi bahan makanan
sehingga dengan demikian bahan makanan mudah untuk ditelan.
• Mikroorganisme dalam rumen merombak selulosa untuk membentuk asam-
asam lemak terbang.
• Mikroorganisme tersebut mencerna pula pati, gula, lemak, protein dan
nitrogen bukan protein untuk membentuk protein mikrobial dan vitamin B.
• Tidak ada enzim dari sekresi lambung ruminansia tersangkut dalam sintesis
mikrobial.
• Amilase dari pankreas dikeluarkan ke dalam bagian pertama usus halus
(duodenum) yang kemudian terus mencerna pati dan dekstrin menjadi
dekstrin sederhana dan maltosa.
• Enzim-enzim lain dalam usus halus yang berasal dari getah usus mencerna
pula karbohidrat.
17

Enzim-enzim tersebut adalah :


1. Sukrase (invertase) yang merombak sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
2. Maltase yang merombak maltosa menjadi glukosa
3. Laktase yang merombak laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
Pada hewan memamah biak, lambungnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1. Rumen : bagian lambung tempat penghancuran makanan secara mekanis
2. Retikulum: bagian lambung tempat pencernaan selulosa oleh bakteri
3. Omasum: bagian lambung tempat pencernaan secara mekanik
4. Abomasum: bagian lambung tempat terjadinya pencernaan secara kimiawi
dengan bantuan enzim dan HCl yang dihasilkan oleh dinding abomasum.
Jadi makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai
gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan protein,
polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri
dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan
di tempat ini makanan akan dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar
(disebut bolus). Bolus akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali.
Dari mulut makanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke omasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan
bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya
dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwasanya setiap hewan
berbeda sistem pencernaannya yang digolongkan berdasarkan hewan tingkat rendah
(invertebrata) dan hewan tingkat tinggi (vertebrata). Pada invertebrata yang terdiri
atas sistem pencernaan protozoa, cacing tanah, dan insekta umumnya
pencernaannya masih belum sempurna dan terjadi secara intrasel, lain halnya dengan
vertebrata yang terdiri atas sistem pencernaan ruminansia (hewan memamah biak),
amphibi, aves, pisces, dan reptil yang sudah sempurna dan terjadi secara ekstra sel
Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar
menjadi ukuran yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang
kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ -
organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya
tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna oleh tubuh. Zat makanan yang
dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih sederhana. Dalam makalah
ini, hal yang harus diperhatikan adalah yaitu pada fungsi fungsi dari organ pencernaan
itu sendiri juga mekanisme kerjanya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni,Wiwi.2016.Fisiologi_Hewan.Yogyakarta:PTKanisiusCampbell,dkk.
Biologi.Jakarta:Penerbit ErlanggaMarina,Rini.2013.
SistemPencernaanMakananpadaProtozoa.(https://www.academia.edu/html) diakses
tanggal 12 Oktober 2017Priyono.2009.
Rumen pada Ternak Ruminansia.(http://www.academia.edu/html) diaksestanggal 12
Oktober 2017Candra,Gita.2011.
Sistem Pencernaan pada Hewan.(https://www.academia.edu/html)diakses tanggal 13
Oktober 2017
16
https://www.academia.edu/40087665/MAKALAH_SISTEM_PENCERNAAN_HEWAN
https://pdfcoffee.com/makalah-sistem-pencernaan-hewan-pdf-free.html

19

Anda mungkin juga menyukai