CBR - Rizkiyan Hadi - 8216172007
CBR - Rizkiyan Hadi - 8216172007
CBR - Rizkiyan Hadi - 8216172007
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
RIZKIYAN HADI (8216172007)
MAR I MUHAMMAD (8216172008)
HAYANA M HARAHAP (8216172002)
NURHASANA S (8216172010)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt., atas segala hidayah dan
karunia-Nya sehingga Makalaah ini dapat penulis susun sebagai salah satu tugas yang
diberikan pada mata kuliah Desain Pembelajaran Matematika. Shalawat dan salam
tidak lupa penulis hadiahkan kepada Rasulullah saw., yang membawa ummatnya
menuju kebahagian hidup dunia dan akhirat. Penyusunan Makalah tentunya tidak
lepas dari bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu
dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada yang
terhormat ibu Dr. Izwita Dewi, M. Pd selaku dosen yang membawa mata kuliah
tersebut. Semoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna
kelengkapan dan kesempurnaan karya-karya berikutnya.
i
DAFTAR ISI
Cover.......................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................ i
Daftar Isi..................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Masalah.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Kesimpulan.........................................................................................20
B. Saran.................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang di pelajari dari sejak
dini dan bernilai penting. Menurut Nurhasanah (2019: 457) matematika sebagai salah
satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal memiliki
peranan penting, karena matematika merupakan ilmu pengetahuan dasar yang
memberikan andil yang sangat besar dalam kemajuan bangsa. Pentingnya pelajaran
matematika diajarkan pada peserta didik tercermin pada ditempatkannya matematika
sebagai salah satu ilmu dasar pada setiap jenjang pendidikan dan dalam aplikasinya
dalam kehidupan sehari-hari.
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana merancang buku guru dan buku siswa dengan model pembelajaran yang
inovatif serta relevan dengan tujuan dan karakteristik matematika ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui tentang bagaimana merancang buku guru dan buku siswa
dengan model pembelajaran yang inovatif serta relevan dengan tujuan dan
karakteristik matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Langkah kerja (sintak) model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut:
a) Orientasi peserta didik pada masalah;
b) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
c) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
d) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
e) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
2. Project Based Learning
Pembelajaran Berbasis Proyek(Project Based Learning atau disingkat PjBL)
adalah metoda pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.
Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi
untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Pembelajaran Berbasis
Proyekmerupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran Berbasis
Proyekdirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan
peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses
inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan
berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara
langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai
prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBLmerupakan investigasi
mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan
usaha peserta didik. Mengingat bahwa masing-masing peserta didik memiliki gaya
belajar yang berbeda, maka Pembelajaran berbasis proyekmemberikan kesempatan
kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan
berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara
5
dengan discovery ialah bahwa pada discovery masalah yang diperhadapkan kepada
siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada inkuiri
masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh pikiran
dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian. Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan
menyelesaikan masalah. Akan tetapi prinsip belajar yang nampak jelas dalam
Discovery Learning adalah materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak
disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa sebagai peserta didik didorong
untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari
informasi sendiri kemudian mengorgansasi atau membentuk (konstruktif) apa yang
mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir. Dengan
mengaplikasikan metode Discovery Learning secara berulang-ulang dapat
meningkatkan kemampuan penemuan diri individu yang bersangkutan. Penggunaan
metode Discovery Learning, ingin merubah kondisi belajar yang pasif menjadi aktif
dan kreatif. Mengubah pembelajaran yang teacher oriented ke student oriented.
Mengubah modus Ekspositori siswa hanya menerima informasi secara keseluruhan
dari guru ke modus Discovery siswa menemukan informasi sendiri.
5) Memiliki/menggunakan simbol yang kosong dari arti dan juga yang telah
mempunyai arti tertentu
Di dalam matematika banyak sekali terdapat simbol baik yang berupa huruf
Latin, huruf Yunani, maupun simbol-simbol khusus lainnya. Simbol-simbol tersebut
membentuk kalimat dalam matematika yang biasanya disebut model matematika.
Model matematika dapat berupa persamaan, pertidaksamaan, maupun fungsi. Selain
itu ada pula model matematika yang berupa gambar (pictorial) seperti bangun-
bangun geometrik, grafik, maupun diagram.
Contoh (SD, SMP, SMA) (contoh simbol yang kosong dari arti)
Model matematika, seperti x + y = z tidak selalu berarti bahwa x, y, dan z
berarti bilangan. Secara sederhana, bilangan-bilangan yang biasa digunakan
dalam pembelajaran pun bebas dari arti atau makna real. Bilangan tersebut
dapat berarti panjang, jumlah barang, volum, nilai uang, dan lain-lain
tergantung pada konteks di mana bilangan itu diterapkan. Bahkan tanda “+”
tidak selalu berarti operasi tambah untuk dua bilangan, bisa jadi operasi untuk
vektor, matriks, dan lain-lain. Jadi secara umum, model/simbol matematika
sesungguhnya kosong dari arti. Ia akan bermakna sesuatu bila kita
mengkaitkannya dengan konteks tertentu. Misalnya, simbol p untung panjang,
l untuk lebar, t untuk tinggi.
1. Buku Guru
Buku guru adalah buku yang digunakan oleh guru sebagai pegangan dalam
proses pembelajaran. Buku ini merupakan penjabaran hal-hal yang harus dilakukan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan
Kurikulum 2013, peserta didik diajak berani untuk mencari sumber belajar lain yang
tersedia dan terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan
menyesuaikan daya serap peserta didik dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini
sangat penting. Guru dapat memperkaya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan lain
yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan alam, sosial, dan budaya.
Oleh karena itu, guru sebagai pengendali utama di dalam proses belajar mengajar di
13
kelas perlu mencermati terlebih dahulu terhadap buku siswa maupun buku pegangan
guru yang sudah disediakan pemerintah. Hal ini diperlukan mengingat buku yang
disediakan oleh pemerintah ditujukan untuk keperluan skala nasional. Artinya, buku
tersebut dibuat secara umum untuk kondisi siswa di Indonesia, tentunya belum
mengakomodasi kebutuhan khusus pada masing-masing sekolah yang ada
kemungkinan mempunyai karakteristik masing-masing. Dengan demikian, sebelum
menggunakan di kelas, tentunya guru diharapkan sudah membaca dan mencermati
dengan melakukan analisis buku terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar jika
terdapat kekeliruan atau ketidaktepatan yang ada dalam buku tersebut, dapat
dilakukan langkahlangkah tindak lanjut mengatasinya lebih awal.
buku tertulis “Ayo Ceritakan” artinya guru mengajak siswa untuk menceritakan
sesuatu mungkin menceritakan hasil pengamatan terhadap sesuatu atau menceritakan
pengalaman yang mereka alami. Kegiatan melakukan, dalam buku.
tertulis “Ayo Lakukan” artinya guru mengajak siswa untuk melakukan suatu
kegiatan misalnya pada Tema 1 Diriku Subtema 1 Aku dan Teman Baru, siswa harus
melakukan kegiatan berkenalan dengan teman di kelasnya. Selain itu, siswa juga
diharuskan memperkenalkan dirinya di depan kelas.
2. Penghubung antar Guru, Sekolah dan Orang Tua
Pada setiap pembelajaran ada bagian yang harus dikerjakan oleh orang tua
dalam rangka membimbing anak untuk melakukan aktivitas pembelajaran di rumah.
Bagian ini bisa dilihat pada Buku Siswa dengan ikon tulisan “Kerja sama dengan
orang tua”. Misalnya pada Buku Siswa kelas I dengan Tema Kegemaran halaman 6
tertulis Kegiatan bersama orang tua. Orang tua membimbing siswa untuk menulis
nama cabang olah raga di rumah. Dalam hal kerjasama dengan orang tua, guru
hendaknya memberi motivasi kepada orang tua untuk memberikan waktu kepada
siswa untuk belajar dan mendampingi siswa dalam belajarnya. Hal ini, akan
memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar sepanjang waktu. Selain itu,
orang tua wajib mengetahui perkembangan kemajuan belajar anaknya. Orang tua
dapat juga berperan sebagai nara sumber pembelajaran di sekolah.
3. Lembar Kerja Siswa
Buku Siswa dapat berfungsi sebagai lembar kerja siswa misalnya pada Buku
Siswa kelas I tema 1 Diriku pada halaman 6 terdapat kegiatan “Ayo Berlatih”. Pada
halaman tersebut siswa diminta untuk mengamati gambar dan mencocokkan gambar
dan lambang bilangan dengan cara menarik garis dari gambar ke lambing bilangan
yang cocok. Siswa tidak harus menyalin gambar dan lambang bilangan tersebut pada
buku tulis, melainkan dapat dikerjakan pada halaman tersebut sebagai lembar kerja
siswa.
4. Hasil Kerja Siswa dapat Dimanfaatkan dalam Penilaian
Di dalam Buku Siswa terdapat halaman-halaman berisi format yang dapat
digunakan sebagai lembar kerja untuk dihimpun sebagai bahan portofolio yang dapat
dijadikan sumber penilaian hasil pembelajaran.
5. Media Komunikasi antara Guru dan Siswa
Melalui proses pembelajaran dengan menggunakan Buku Siswa, guru dapat
mengenal siswa lebih baik melalui pengamatan terhadap hasil kerja siswa yang telah
17
d. Kedalaman materi
Dalam melakukan analisis terhadap kedalaman materi, materi yang tertuang
dalam buku siswa perlu ditinjau dari pola pikir keilmuan dan karakteristik siswa. Jika
ada yang dianggap kurang sesuai dengan karakteristik siswa di sekolahnya,
diharapkan guru dapat menindaklanjuti dengan memberikan tambahan-tambahan
penjelasan seperlunya.
e. Kebenaran materi
Misalnya penggunaan pada symbol matematika yang harus sesuai dengan
materi yang diajarkan. Keseringan yang terjadi pada penulisan buku adalah kesalahan
pengetikan terutama pada penulisan symbol matematika.
g. Kesesuaian penilaian
Bentuk penilaian yang digunakan dalam Kurikulum 2013 menggunakan
penilaian autentik. Oleh karena itu, buku siswa yang akan digunakan perlu ditinjau
dari ketersediaan penilaian autentik yang terdapat dalam buku siswa tersebut.
6. Langkah- langkah merancang buku guru dan buku siswa
Kurniasih (2014: 60) menyatakan bahwa langkah menyusun buku teks terdiri
dari tujuh langkah sebagai berikut :
1. Memahami kurikulum dan menganalisisnya. Kajian kurikulum perlu dilakukan
untuk menyesuaikan materi isi dengan kompetensi dasar.
2. Menentukan judul buku yang akan ditulis. Judul buku biasanya disesuaikan
dengan mata pelajaran yang akan disusun.
3. Merancang outline. Rancangan outline tersebut diperlukan agar isi buku
mencakup seluruh aspek yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kompetensi yang
diinginkan.
4. Mengumpulkan berbagai macam referensi yang sesuai. Referensi yang dimuat
harus relevan dan terkini. Seperti buku, majalah, jurnal penelitian.
5. Menulis buku teks dilakukan dengan memperhatikan penyajian kalimat yang
disesuaikan dengan usia pembaca.
6. Mengevaluasi hasil tulisan dapat dilakukan dengan cara membaca ulang. Jika ada
kesalahan dapat langsung diperbaiki.
7. Memperbaiki tulisan menjadi tahap akhir, hal ini dilakukan demi hasil yang
memuaskan untuk para pembaca.
Contoh Isi Buku Guru dan Buku Siswa
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mungkin saran dan kritik yang membangun dari pembaca dapat memperbaiki
makalah yang dibuat
20
DAFTAR PUSTAKA
Mendikbud. 2013. Modul Pelatihan Guru Materi Implementasi Kurikulum 2013 SMP/
MTs Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemendikbud
Syofyan, H & Ismail. 2018. Pembelajaran Inovatif dan Interaktif dalam Pembelajaran
IP Innovative and Interactive in Science Learning. Qardhul Hasan: Media
Pengabdian kepada Masyarakat. Vol. 4, No. 1. 65-75.
Widiasworo, E. (2016). Strategi Dan Metode Mengajar Siswa Diluar Kelas (Outdoor
Leaning) Secara Aktif, Kreatif, Inspiratif, Dan Komunikatif. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media Group.
21