Karil SD
Karil SD
Karil SD
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama ini bahwa di SD
Naskat Donbosco III Saumlaki, Khususnya pada kelas V (lima), pemahaman
siswa tentang pembelajaran IPA masih minim/ rendah disebabkam karena
kebanyakan hanya menerapkan metode ceramah dalam pembelajaran IPA di
kelas. Demi peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA untuk materi
pencernaan makanan pada hewan dan manusia, maka guru mencoba menerapkan
metode demonstrasi dan kegunaannya pada mata pelajaran IPA. Dari uraian
diatas, penulis ingin menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA
pada materi pencernaan makanan pada hewan dan manusia yang diharapkan akan
menambah atau meningkatkan pemahaman siswa dengan judul “Peningkatan
Pemahaman Siswa Tentang Organ Pencernaan Makanan pada Hewan dan
Manusia” melalui penerapan metode demonstrasi di kelas V SD Naskat Donbosco
III Saumlaki.
Guru sebagai tenaga pengajar dan motivator kegiatan di kelas pada
dasarnya merupakan kunci utama dalam proses belajar mengajar. Tercapai
tidaknya tujuan pembelajaran tergantung kesiapan guru sendiri dan siswa sebagai
objek pendidikan selayaknya diarahkan pada penggelolaan kelas yang di
dalamnya mencakup penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran.
Dikelas segala akses pendidikan mermutu dan berproses. Guru sebagai
pendidik professional, membina, mediator dan fasilitator harus mempersiapkan
diri dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Pencapaian
tujuan pembelajaran oleh siswa dinyatakan berhasil jika siswa telah menguasai
materi pembelajaran IPA tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan
manusia.
Oleh karena itu, materi yang diberikan harus menggunakan metode yang
bervariasi untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V SD Naskat Donbosco
III Saumlaki.Seperti yang dikemukakan oleh Gangne bahwa “yang terpenting
dalam pembelajaran adalah menciptakan suatu kondisi pembelajaran (eksternal)
yang dirancang untuk mendukung terjadinya prose belajar yang bersifat
internal.Nilai hasil belajar siswa yang dicapai didapat dari evaluasi yang
dilakukan oleh guru baik melalui tes formatif atau hasil belajar secara menyeluruh
yaitu tes hasil belajar semester.
Guru dinyatakan telah berhasil dalam pembelajaran jika penguasan materi
oleh siswa telah mencapai hasil yang maksimum. Namun dalam kenyataannya
tidak semua evaluasi yang dilakukan dalam pembelajaran mencapai hasil yang
diinginkan.Dan dilihat dari hasil pembelajaran IPA yang dicapai siswa
mencerminkan bahwa siswa belum mampu memahami tentang organ pencernaan
makanan pada hewan dan manusia.
Dalam hal ini, penulispun mengalami bahwa proses belajar mengajar tidak
berhasil karena siswa tidak mencapai hasil yang diharapkan. Hasil ini dibuktikan
dengan 5 dari 23 orang siswa kelas V SD Naskat Donbosco III Saumlaki yang
mencapai tingkat penguasaan materi diatas rata-rata 75%.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka yang menjadi masalah
adalah?“Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa tentang organ pencernaan
makanan pada hewan dan manusia.
C. TUJUAN PENELITIAN PERBAIAKAN PEMBELAJARAN
Adapun yang menjadi tujuan dalam peraikan ini adalah :
1. Untuk mengetahui penyebab siswa yang tidak mampu memahami materi
tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan manusia.
2. Untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA
kelas V untuk materi tentang organ pencernaan makanan pada hewan dan
manusia.
3. Sebagai salah satu motivasi bagi siswa untuk mau belajar.
D. MANFAAT PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Perbaikan pembelajaran
1. UntukSiswa :
a). Membanguan semangat/ minat siswa untuk belajar, mampu memahami
materi yang pelajaran IPA yang diajarkan.
b). Mengetahui oragan pencernaan makanan pada hewan dan manusia.
2. Untuk Guru :
a). Guru memiliki gambaran tentang pelajaran IPA yang efektif dalam
membanguan pemahaman dan prestasi belajar siswa.
b). Guru dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul di kelas
sekaligus mencari solusi pemecahannya.
c). Sebagai rujukan ilmiah untuk menyusun program pembelajaran pada
tahap berikutnya.
3. Untuk Sekolah :
Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ini dapat
dijadikan sebagai referensi ilmiah bagi sekolah dalam pembelajaran IPA.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Observasi
Hasil observasi digunakan untuk mengumpulkan data partisipasi dan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dalam bentuk presentasi-
Teknik observasi data menggunakan rumus teknik poporsi, data observasi
hasil belajar berupa nilai presentasi dengan rumus :
K=
Dimana :
K= Presentasi Keberhasilan Siswa
A= Jumlah Siswa yang menggunakan kegiatan
N= Jumlah Keberhasilan Siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus 2
Data siswa yang memperoleh nilai pada siklus 2 (kedua)
Nilai 70, nilai 75, nilai 80, nilai 85, nilai 90, nilai 95, nilai 100
Berdasarkan table 3 dan grafik 3 menunjukan bahwa hasil siswa kelas V
SD Naskat Donbosco III pada siklus II (kedua) mencapai rata-rata 87,17 dengan
rincian dari 23 siswa, namun ke 23 siswa semuanya mecapai ketuntasan yaitu 8
orang siswa mendapat nilai 80, 2 orang siswa mendapat nilai 85, 8 orang siswa
mendapat nilai 90 dan 5 orang lagi mendapat nilai 95, jadi secara keseluruhan
dari hasil perbaikan pembelajaran pada siklus II (kedua) presentasi ketuntasan
siswa mencapai 37, 90% sehingga dapat dikategorikan baik.
Siklus, I dan siklus II
Dalam diagram kelihatan pada Siklus 1 (Pertama) nilai rata-rata78,47 dan
presentasi ketuntas 34,12% dengan kategori buruk namun pada siklus 2 (Kedua)
nilai rata-rata 87,17 dan presentasi ketuntas 37,100% dapat dikategorikan sangat
baik.
B. PEMBAHASAN
Didalam permasalahan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran
lebih dirumuskan pada pemehaman konsep-konsep IPA secara sederhana dan
mampu menggunakan metode ilmiah tentang bagaimana siswa dapat
mendeskripsikan organ pencernaan makanan pada hewan dan manusia. Penulis
menemukan beberapa permasalahan mendasarkan yang menyebabkan rendahnya
tingkat kemampuan, sehingga pada akhir pelaksanaan kegiatan, perbaikan
pembelajaran, siswa diharapkan sudah mengalami peningkatan perolehan nilai
yang kurang dari 75 tidak ada lagi .
Adapun peningkatan pada akhirnya untuk mata pelajaran IPA sebagai berikut
1. Untuk mempeoleh gambar dari hasil penelitian diperlukan data. Data tersebut
adalah sejumlah fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan untuk
menentukan kesimpulan atau keputusan yang diambil.
2. Yang menjadi topik pengamatan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan
hasil pembelajaran siswa pada mata pelajaran IPA Tentang Organ Pencernaan
Makanan Pada Hewan dan Manusia.
3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Naskat Donbosco III Saumlaki
Maluku Tenggara Barat Mata Pelajaran IPA semakin membaik.
4. Motivasi dan kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran semakin
terarah.
5. Aktivitas dan kreatifitas siswa dalam mengikuti pelajaran IPA semakin
membaik hasil yang diperoleh dari perbaikan pembelajaran dapat diketahui
melalui penulis siklus 1 (pertama) dan siklus 2 (kedua) yang telah dilakukan
sehingga dapat dituangkan dalam bentuk tabel penilaian.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan penulis setelah menganalisis
data, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa melihat analisis keberhasilan siswa
dalam mengikuti tes formatif maupun kegiatan lainnya menunjukan kenaikan
yang berarti dan positif.Kenaikan positif ini menunjukan bahwa minat, kreatifitas
serta hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA juga mengalami peningkatan.
Dengan selesainya kegiatan perbaikan ini, berdasarkan tahap-tahap
pelaksanaan pembelajaran mulai dari Siklus 1 (Pertama) sampai dengan Siklus 2
(Kedua) penulis menarik kesimpulan bahwa :
1. Setelah melaksanakan pembelajaran siklus 1 (Pertama) hasil yang diperoleh
adalah nilai rata-rata 78, 47 dengan presentasi ketuntasan 34,12% hal ini
belum maksimal, dikarenakan siswa belum terkonsentrasi dengan baik
sehingga banyak siswa yang kurang mendengar penjelasan guru saat
memberikan materi.
2. Pada siklus 2 (kedua) hasil ini dimana siswa dapat mengalami peningkatan
yang signifikan, kini terlihat pada hasil yang diperoleh siswa dengan nilai
rata-rata 87,17 dengan presentasi ketuntasan 37,100% sehingga kenaikan ini
sangat baik, nilai ini didapatkan karena siswa sudah bisa menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, dengan baik dan benar.
3. Penggunaan materi pelajaran dapat ditingkatkan melalui penggunaan metode
mengajar bervariasi yang optimal sehingga dapat memberikan rangsangan
kreativitas siswa sehingga suasana kelas konduktif, maka terciptalah suasana
pembelajaran aktif, kreatif dan menyenangkan (PAKREM).
B. SARAN
1. Guru dalam mengajar hendaknya melibatkan siswa secara aktif, Agar siswa
merasa lebih dihargai dan diperhatikan sehingga akan meningkatkan perilaku
yang baik.
2. Guru hendaknya melatih diri sehingga terampil dan terbiasa menerapkan
model-model pembelajaran serta bervariasi dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa.
3. Guru hendaknya memahami prinsip-prinsip dalam menggunakan alat peraga
dan media pembelajaran.
4. Guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pertanyaan dan motivasi dalam pembelajaran.
5. Siswa hendaknya percaya diri dan mengikuti semua pelajaran yang
disampaikan oleh setiap guru dalam memberikan pelajaran.
6. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk mampu
mengugkapkan ide dan penggalamannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga siswa akan lebih mampu mengkonsentrasikan penggalamannya
kedalam konsep pelajaran yang sedang dipelajari, sehingga didalam mengajar
dapat berperan sebagai fasilitator dan motivator yang bisa memberikan dan
menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk
bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pembelajaran.
7. Proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode pembelajaran
yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan.