Laporan Fitri Fix
Laporan Fitri Fix
Laporan Fitri Fix
Oleh :
FITRI RAHMADHANI
2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala
rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas Laporan Budidaya
Laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan
tugas mata kuliah Manajemen Kesehatan Ternak. Laporan ini telah diupayakan agar dapat
sesuai apa yang diharapkan dan dengan terselesainya Laporan ini sekiranya bermanfaat bagi
setiap pembacanya. Laporan ini penulis sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar
kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami betul tentang perlunya sebuah tugas agar
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan dan kerjasama berbagai pihak. Oleh
karena itu, kami mengucapkan rasa syukur yang tulus dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta ucapan terima kasih kepada : Dosen Pembimbing dan Teman teman berkat
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala
kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang
kita harapkan dapat tercapai. Dan merupakan bahan kesempurnaan untuk laporan ini
selanjutnya. Besar harapan penulis, semoga laporan yang penulis buat ini mendapat ridho
BAB I. PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani juga turut
olehmasyarakat karena mempunyai rasayang enak dan kandungan zat gizi yangtinggi.Salah
ayam.Daging ayam yang sering dikonsumsi oleh masyarakat diperoleh dari pemotongan
Ayam broiler merupakan salah satu penyumbang terbesar protein hewani asal ternak
dan merupakan komoditas unggulan.Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging
ayam menjadi sumber utama menu konsumen.Daging ayam broiler mudah didapatkan baik di
pasar modern maupun tradisional.Produksi daging ayam broiler lebih besar dilakukan oleh
rumah potong ayam modern dan tradisional.Proses penanganan di RPA merupakan kunci
yang menentukan kelayakan daging untuk dikonsumsi. Perusahaan rumah potong ayam
(RPA) atau tempat pendistribusian umumnya sudah memiliki sarana penyimpanan yang
memadai, namun tidak dapat dihindari adanyakontaminasi dan kerusakan selama prosesing
dan distribusi.
Mengingat tingginya kewaspadaan masyarakat terhadap keamanan pangan, menuntut
standar khusus yang dijadikan acuan.Karkas yang layak konsumsi harus sesuai dengan
standar SNI mulai dari cara penanganan, cara pemotongan karkas, ukuran dan mutu,
persyaratan yang meliputi bahan asal, penyiapan karkas, penglolahan pascapanen, bahan
pembantu, bahan tambahan, mutu produk akhir hingga pengemasan.Untuk itu perlu ada
penerapan manajemen yang baik sejak masih di sektor hulu sampai ke sektor hilir.
1.2 Tujuan
yang terjadi di peternakan ayam niaga pedaging, rumah potong ayam dan pasar yang
berkaitan dengan rendahnya kualitas karkas ayam niaga pedaging serta mencari solusi
pemecahannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ayam Broiler
Ayam broiler merupakan hasil teknologi yaitu persilangan antara ayam Cornish
dengan Plymouth Rock. Karakteristik ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil
daging, konversi pakan rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan
sebagai penghasil daging dengan serat lunak (Murtidjo, 1987). Menurut Northe (1984)
pertambahan berat badan yang ideal 400 gram per minggu untuk jantan dan untuk betina 300
Menurut Suprijatna et al. (2005) Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat
tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan
produksi telur rendah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Siregar et al. (1980) bahwa ayam Broiler
dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain : ukuran badan besar, penuh daging
yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan
ransum tinggi.
Ayam broiler adalah ayam tipe pedaging yang telah dikembangbiakan secara khusus
untuk pemasaran secara dini. Ayam pedaging ini biasanya dijual dengan bobot rata-rata 1,4
kg tergantung pada efisiensinya perusahaan. Menurut Rasyaf (1992) ayam pedaging adalah
ayam jantan dan ayam betina muda yang berumur dibawah 6 minggu ketika dijual dengan
bobot badan tertentu, mempunyai pertumbuhan yang cepat, serta dada yang lebar dengan
timbunan daging yang banyak. Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau betina yang
berumur 6 sampai 8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi
daging yang optimal. Ayam broiler dipasarkan pada umur 6 sampai 7 minggu untuk
memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan daging. Ayam broiler terutama unggas
yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal, setelah itu pertumbuhan menurun dan
akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk tubuh. Ayam broiler
mempunyai kelebihan dalam pertumbuhan dibandingkan dengan jenis ayam piaraan dalam
klasifikasinya, karena ayam broiler mempunyai kecepatan yang sangat tinggi dalam
pertumbuhannya. Hanya dalam tujuh atau delapan minggu saja, ayam tersebut sudah dapat
dikonsumsi dan dipasarkan padahal ayam jenis lainnya masih sangat kecil, bahkan apabila
ayam broiler dikelola secara intensif sudah dapat diproduksi hasilnya pada umur enam
minggu dengan berat badan mencapai 2 kilogram per ekor (Anonimus, 1994).
Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki pada waktu
yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan energi pakan yang tepat
dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi pakannya, dan ayam jantan
memerlukan energy yang lebih banyak daripada betina, sehingga ayam jantan mengkonsumsi
pakan lebih banyak, (Anggorodi, 1985). Hal-hal yang terus diperhatikan dalam pemeliharaan
ayam broiler antara lain perkandangan, pemilihan bibit, manajemen pakan, sanitasi dan
kesehatan, recording dan pemasaran. Banyak kendala yang akan muncul apabila kebutuhan
ayam tidak terpenuhi, antara lain penyakit yang dapat menimbulkan kematian, dan bila ayam
dipanen lebih dari 8 minggu akan menimbulkan kerugian karena pemberian pakan sudah
tidak efisien dibandingkan kenaikkan/penambahan berat badan, sehingga akan menambah
Daghir (1998) membagi tiga tipe fase pemeliharaan ayam broiler yaitu fase starter
umur 0 sampai 3 minggu, fase grower 3 sampai 6 minggu dan fase finisher 6 minggu hingga
dipasarkan.
Ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang
kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu
semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia
dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu
pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta
sekelompok ayam yang dihasilkan oleh perusahaan pembibitan melalui proses pemuliabiakan
untuk tujuan ekonomis tertentu. Contoh strain ayam pedaging antara lain CP 707, Starbro,
2.2. Persiapan Kandang
Sebelum memulai pemeliharaan ayam, ada tahapan penting yang harus dilakukan oleh
a. Pencucian Kandang
Setelah ayam ditransfer (pullet) kandang harus dibersihkan. Semua kotoran dikeluarkan jauh
dari lingkungan kandang. Demikian pula keluarkan seluruh peralatan di dalam kandang.
Semprot dengan insektisida, kemudian desinfeksi. Cuci semua bagian kandang dengan
detergen (100 gram/100 liter air) dan gunakan mesin semprot bertekanan tinggi.
Lakukan pengapuran kandang (10 kg kapur hidup dan 20 kg ammonium sulfat) pada
permukaan lantai seluas 100 m2. Tebarkan secara merata dan semprot dengan 100 liter air
pada permukaannya. Kemudian tutup tirai kandang dan semprot dengan formalin
(10%).Masukkan litter (alas kandang) yang telah disanitasi (dosis 10% formalin) dan
sebarkan merata. Penyebaran litter minimal ketebalannya 5 – 8 cm. jika litter dari serutan
kayu, gunakan 3 – 5 kg/ m2, sedangkan jika menggunakan sekam padi 2,5 – 4 kg/ m2.
b. Pencucian Peralatan
Setelah peralatan dikeluarkan dari kandang, cuci dengan detergen dan rendam dengan air
Setelah peralatan bersih dan kering, simpan di gudang peralatan. Lakukan fumigasi pada
peralatan kandang. Cuci pula tempat penampungan air dan bersihkan instalasi air minum.
Sebelum dilakukan penyebaran sekam, lakukan sanitasi dengan dosis 10% formalin (1:9) dan
c. Pemasangan Tirai
Setelah kandang bersih dan litter telah disebar merata, pasang tirai dalam dan luar. Lakukan
gasolek (pemanas). Tiga hari sebelum DOC masuk, semprot kembali dengan formalin 10%.
2.3. Persiapan Brooding
Periode Brooding
a. Tujuan Brooding
Tujuannya adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara efisien dan
ekonomis bagi anak ayam, untuk pertumbuhan optimal. Periode brooding sangat memerlukan
ketersediaan panas yang cukup pada minggu pertama. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
adalah:
• Pastikan minimal 95% dari populasi DOC temboloknya telah terisi pakan.
Pada periode ini terjadi perkembangan sistem kekebalan tubuh dan gastrointestinal yang
cepat. Oleh karena itu, periode ini sangat menentukan performance akhir.
b. Persiapan Brooding
Sebelum anak ayam tiba, ada hal yang sangat penting yang sering diabaikan peternak, yaitu
menempatkan letak pemanas yang sesuai disertai dengan peralatan yanag memadai untuk
bisa memberikan kenyamanan bagi anak ayam. Untuk daerah dengan temperaturbrooding
2.4. Sanitasi Kandang
Mencuci kandang
Selama proses pencucian kandang, Anda harus memastikan air bekas cucian tersebut
mengalir lancar ke aliran pembuangan agar tidak ada bekas air cucian yang tergenang di area
peternakan.
Pencucian kandang dilakukan pada seluruh bagian kandang, mulai dari atap hingga dinding
kandang. Pencucian dilakukan berkali-kali, pertama dengan air bersih, dilanjutkan dengan
deterjen dan didiamkan selama 1—2 jam, dan terakhir dibilas kembali dengan air bertekanan
tinggi. Setelah itu, kandang disiram dengan air panas dengan suhu 100°C. Kandang yang
sudah kering kembali disemprot dengan kapur ke seluruh bagian kandang.
Peralatan yang digunakan selama masa pemeliharaan juga perlu disanitasi, mulai dari tempat
pakan, minum, dan peralatan lainnya. Semua peralatan dicuci dan dicelupkan ke dalam
desinfektan. Anda perlu merendam peralatan apabila ada kotoran yang sulit dihilangkan.
Sikat dan bilas dengan air bersih, lalu keringkan di tempat yang tidak berdebu.
Peralatan lain yang menunjang kerja petugas di dalam kandang juga perlu disanitasi, seperti
seragam kandang dan sepatu bot. Kontrol kondisi larutan desinfektan yang berada di dalam
bak, larutan tersebut biasanya digunakan untuk mencelupkan kaki dan berada di pintu masuk
area peternakan serta di depan kandang.
2.5. Pakan dan Minum
Pemberian Pakan
Pemberian pakan bentuk crumble sangat penting untuk mencapai berat badan standar pada
minggu ke-5 atau sampai berat badan tercapai. Jumlah pakan diprediksikan 0 – 5 minggu:
840 gram. Pakan diberikan sedikit demi sedikit pada awal minggu tapi sesering mungkin.
Pada dua hari pertama sebaiknya diberikan air hangat dengan temperatur >25oC, larutkan 1%
gula dan 2 gram vitamin C dalam satu liter air minum untuk 24 jam pertama. Pada dua
minggu pertama tempat minum harus dibersihkan 3 kali sehari dan setelah itu dibersihkan 2
kali sehari.
PEMASUKAN DOC
1. Ukuran seragam
3. Kaki berisi dengan bulu bersih dan mata yang nampak cerah
alat pemanas, jumlah tempat pakan dan minum. Apabila menggunakan chick guard sebaiknya
berbahan seng, dimana seng dapat memantulkan panas sehingga menambah kehangatan bagi
ayam.
1. Saat DOC baru tiba disarankan untuk memberikan air gula guna memulihkan kembali
3. DOC yang jelek atau cacat langsung dikeluarkan. Sedangkan yang lemah dapat dibantu
4. Penyebaran dan tingkah laku DOC ,harus selalu diperhatikan dan diamati kondisinya
DOC yang kedinginan atau kepanasan akan cenderung diam dan meringkuk sehingga
konsumsi ransum akan menurun. DOC yang sehat dengan lingkungan yang nyaman akan
terlihat lincah dan aktif, kaki anak ayam basah dengan tubuh yang hangat. Setelah DOC
tembolok (crop fill). Amati penyebaran dan tingkah laku DOC dalam chick guard. Konsumsi
ransum dikatakan baik bila minimal 75% sampel DOC temboloknya teraba kenyal dan lunak
yang mengindikasikan bahwa ayam sudah mengonsumsi cukup ransum dan juga air minum.
2.7. Vaksinasi
Vaksinasi Ayam , Kerugian besar dalam produksi telur yang terjadi pada kebanyakan
peternakan disebabkan oleh gagalnya memvaksinasi terhadap penyakit Fowl fox dan
Newcastle. Jangan biarkan penyakit tersebut lepas dari penjagaan Anda. Vaksinasilah
sebelum terlambat. Beberapa minggu produksi akan hilang bila ayam betina yang tidak
Vaksinasi terhadap kedua penyakit tersebut di atas dapat dilakukan setiap saat setelah ayam
berumur 8 minggu. Jangan menunggu lebih lama setelah 8 minggu karena akan menghadapi
risiko besar atas kehilangan beberapa ayam. Untuk mencegah reaksi yang tidak diinginkan
akibat dari vaksin, pada saat divaksinasi ayam harus berada dalam keadaan sehat atau tidak
sedang terinfeksi parasit. Sekali vaksinasi hanya untuk satu jenis penyakit, sedangkan
vaksinasi untuk jenis penyakit lainnya dapat dilakukan kurang lebih 3 minggu sesudahnya.
Metode yang digunakan untuk memvaksinasi terhadap penyakit Fowl Pox dan Newcastle
adalah metode jaringan sayap. Metode ini sangat sederhana. Semua bulu di dekat siku dari
salah satu sayap dibuang sehingga jaringan kulit yang cukup luas kelihatan sebagai tempat
untuk penyuntikkan vaksin agar semua vaksin dapat dimasukkan pada ayam. Isi jarum vaksin
dengan obat vaksin dan suntikkan pada jaringan kulit tersebut. Proses vaksinasi selesailah
sudah. Yakinkan bahwa semua ayam yang belum pernah divaksinasi telah mendapat giliran.
2.8. Bobot Badan
1 Umur 1 Minggu
Bobot ideal untuk 7 hari atau 1 minggu pertama berkisar pada 4,5-4,75 kali dari bobot awal
ayam masuk ke kandang (Chick In).
Saat ayam DOC pertama kali masuk ke kandang (Chick In) dengan bobot 36 gram, maka
ekspektasi dalam kurun waktu 1 minggu, ayam DOC berhasil mencapai bobot 160-170 gram
per-ayam sebagai standar.
2 Umur 2 Minggu
Pada umur 14 hari, bobot ideal ayam ada pada 2,4 kali dari bobot minggu pertama. Jika ayam
berhasil mencapai bobot tersebut, berarti menunjukan bahwa pondasi ayam dalam
pembelahan sel dan pembesaran sel sudah berlangsung optimal.
Dalam waktu 1 minggu, bobot ayam berada di angka 165 gram, maka ekspektasi bobot ayam
pada minggu kedua berkisar pada 390-400 gram per-ayam sebagai standar bobot ayam secara
keseluruhan.
Jika performa baik bobot ayam tetap dijaga semenjak minggu pertama hingga minggu kedua,
maka di minggu ketiga bobot ayam diperkirakan baiknya mencapai kurang lebih bobot 1 kg
dan pada minggu keempat, mencapai bobot kurang lebih 2 kg.
Apabila bobot ayam di bawah standar, maka peternak harus secepatnya melakukan evaluasi
dan perbaikan terhadap manajemen kandang, suhu dalam kandang, pemberian pakan pada
ternak, atau bahkan hal-hal lain yang memungkinkan ayam tidak nyaman.
Namun apabila bobot ayam melebihi standar pada minggu pertama hingga minggu kedua,
maka ini salah satu pondasi awal yang sangat perlu untuk dipertahankan dengan
meningkatkan performa komponen-komponen yang mendukung pertumbuhan ternak.
1. Angka FCR lebih rendah daripada jumlah pakan, dapat dikatakan juga jumlah pakan yang
dihabiskan sesuai dengan jumlah daging yang dihasilkan
2. Angka kematian ternak rendah, yaitu di bawah 5% secara keseluruhan
3. Tingginya angka Indeks Performa (IP) peternak ayam broiler
Semakin tinggi IP peternak ayam, berarti performa ternak yang semakin baik pula.
2.9 Keragaman
Tujuan dari Uniformity adalah mendapatkan kelompok ayam yang seragam sesuai kurva
pertumbuhan normal. Pertumbuhan ayam tidak hanya tergantung dari jumlah pakan yang
a. Kualitas pakan
b. Suhu kandang
c. Status kesehatan
Rendahnya berat badan dan jeleknya keseragaman akan menyebabkan produksi menjadi
rendah.Timbang ayam mulai umur 1 minggu yang dilakukan pada sore hari. Lakukan seleksi
tiap hari hingga umur 10 minggu. Target pencapaian berat badan umur 10 minggu (830-870
seharusnya dimonitor pada 4 minggu dan 15 minggu. Delapan puluh lima persen (85%) ayam
Pisahkan kelompok ayam (grading) berdasarkan berat badan. Jika keseragaman standar tidak
etrcapai, lakukan program pemberian pakan yang lebih intensif (memperpanjang pakan pre-
· Hasil Utama, untuk usaha ternak ayam pedaging, hasil utamanya adalah berupa daging
ayam
· Hasil Tambahan, usaha ternak ayam broiler (pedaging) adalah berupa tinja atau kotoran
· Pasca Panen
1. Stoving
2. Pemotongan
atau sekitar 2/3 leher terpotong dan ditunggu 1-2 menit. Hal ini agar kualitas daging bagus,
Caranya ayam yang telah dipotong itu dicelupkan ke dalam air panas (51,7- 54,4 0C).
Lama pencelupan ayam broiler adalah 30 detik. Bulu-bulu yang halus dicabut dengan
4. Pengeluaran Jeroan
Bagian bawah dubut dipotong sedikit, seluruh isi perut (hati, usus dan ampela) dikeluarkan.
Isi perut ini dapat dijual atau diikut sertakan pada daging siap dimasak dalam kemasan
terpisah.
5. Pemotongan Karkas
Kaki dan leher ayam dipotong. Tunggir juga dipotong bila tidak disukai. Setelah semua
jeroan sudah dikeluarkan dan karkas telah dicuci bersih, kaki ayam/paha ditekukan dibawah
Vena Pectoralis ; Pengambilan sampel darah pada ayam di lakukan pada vena pectoralis.
2.12 Mengkarkas
Mengkarkas ayam ras pedaging adalah bobot tubuh ayam setelah dipotong dikurangi kepala,
kaki, darah, bulu serta organ dalam (Abubakar dkk, 1991). Karkas ayam dibedakan menjadi
karkas kosong yaitu ayam yang telah disembelih dan dikurangi dengan darah, alat tubuh
bagian dalam, kepala dan kaki. Karkas ini yaitukarkas kosong segar yang diisi dengan hati,
jantung dan rempela yang telah dibersihkan. Persentase karkan sering digunakan untuk
Pada survey ini tahapan pencacahan ternak (dalam hal ini ayam ras pedaging)
-Ayam ras pedaging yang akan dipotong ditimbang dengan timbangan digital
untuk mengetahui berat hidupnya.Ayam ras pedaging yang telah ditimbang berat hidupnya,
Darah binatang yang disembelih harus benar-benar dialirkan sebelum kepalanya dipotong.
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan semua darah yang menjadi tempat
berkembang biaknya mikroorganisme. Urat syaraf tulang belakang tidak boleh dipotong
terlebih dahulu, karena dapat merusak syaraf fiber yang berhubungan dengan jantung
selama proses penyembelihan sehingga menyebabkan penghentian detak jantung, maka darah
akan tetap menggenang dalam pembuluh darah, daging menjadi mudah busuk dan tidak sehat
untuk dikonsumsi. Setelah ayam ras pedaging mati, kemudian ayam ras pedaging cabut
2.13. Pemasaran
3.1. Kesimpulan
Ayam merupakan salah satu ternak yang potensial di daerah kita,dilihat dari segi
konsumsi masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan daging dan telur ayam sangat tinggi
karena hamper setiap hari dikonsumsi,sehingga beternak ayam adalah salah satu peluang
bisnis yang sangat menguntungkan jika kita mau menekuninya dengan sungguh – sungguh.
Beternak ayam juga memerlukan profesionalisme dan dedikasi yang penuh terhadap
peternakan ayamnya, agar hasil yang didapat juga maksimal dan sangat memuaskan. Dalam
arti kita mendapat keuntungan dari sisi ekonomi dan juga kita akan mendapatkan kepuasan
batin dan itu merupakan kebanggaan tersendiri dari diri kita atas usaha yang kita tekuni.
3.2. Saran
Semoiga laporan ini dapat menjadi panduan yang berguna bagi para peternak ayam
Anonimous. 2011 Pendahuluan. http://micksihite.blogspot.com/p/laporan-semester-
praktikum-produksi.html
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (broiler).
Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Priatno, Martono.A, 2004. Membuat Kandanng Ayam. PT. Penebar Swadaya:. Jakarta
Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p Periode Starter–
Finisher. PT. Janu Putro Sentosa: Bogor