Artikel Manajemen Psikologi Ginta VP
Artikel Manajemen Psikologi Ginta VP
Artikel Manajemen Psikologi Ginta VP
ABSTRAK
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui dampak kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai. kepentingan para manajer pada kepuasan kerja cenderung
berpusat pada efeknya pada kinerja pegawai. Para peneliti telah mengenali
kepentingan ini, sehingga kita mendapatkan banyak studi yang dirancang untuk
menilai dampak kepuasan kerja pada prokduktivitas, kemangkiran, dan keluarnya
pegawai. Selanjutnya faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja faktor yang
berhubungan dengan kejiwaan pegawai yang meliputi minat, ketentraman dalam
bekerja, sikap terhadap kerja, bakat dan keterampilan. faktor yang berhubungan
dengan interaksi sosial baik antar sesama pegawai, dengan atasannya, maupun
pengawai yang berbeda jenis pekerjannya. Dan pengaruh kepuasan kerja terhadap
kinerja pegawai, kepuasan kerja dibentuk oleh indikator-indikator yaitu sikap
atasan, hubungan rekan sekerja, sistem kompensasi, sistem karir, dan lingkungan
kerja. Berdasarkan data analisis data secara statistik membuktikan bahwa
kepuasan kerja pegawai berpengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai.
PENDAHULUAN
Kepuasan kerja pegawai adalah suatu fenomena yang perlu dicermati oleh
pimpinan organisasi. Kepuasan kerja pegawai berhubungan erat dengan kinerja
pegawai. Seseorang yang puas dalam pekerjaanya akan memiliki motivasi,
komitmen pada organisasi dan partisipasi kerja yang tinggi sehingga akan terus
memperbaiki kinerja mereka. Selain itu, ketidakpuasan kerja pegawai dapat
didentifikasi dari rendahnya produktivitas pegawai, tingginya kemangkiran dalam
pekerjaan dan rendahnya komitmen pada organisasi. kepuasan kerja adalah
seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan
mereka. Apabila pegawai bergabung dalam suatu organisasi, ia membawa serta
seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat, dan pengalaman masa lalu yang
menyatu membentuk harapan kerja. Kepuasan kerja menunjukkan kesesuaian
antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang disediakan pekerjaan.
Jadi, kepuasan kerja juga berkaitan erat dengan teori keadilan, perjanjian
psikologis, dan motivasi.
PEMBAHASAN
Pengertian Kepuasan Kerja
Menurut Steve M. Jex (2002) mendefinisikan bahwa kepuasan kerja
sebagai tingkat afeksi positif seorang pekerja terhadap pekerjaan dan situsi
pekerjaan terhadap pekerjaan dan situasi pekerja, kepuasan kerja melulu berkaitan
dengan sikap pekeja atas pekerjaanya. Sikap tersebut berlangsung dalam aspek
kognitif dan aspek perilaku. Aspek kognitif kepuasan kerja adalah kepercayaan
pekerja tentang pekerjaan dan situasi pekerjaan.
Menurut Weihrich, Koonz (1994) menyatakan bahwa kepuasan merujuk
pada pengalaman kesenangan atau kesukaan yang dirasakan oleh seseorang ketika
apa yang diinginkannya tercapai.
Kepuasan kerja adalah perasaan senang atau tidak senang yang relatif.
Misalnya, “ Saya senang melakukan tugas yang beraneka” yang berbeda dari
pemikiran objektif, melalui pernyataan “ Pekerjaan saya rumit” dan keinginan
perilaku, seperti pernyataan “Saya sedang merencanakan untuk tidak lagi
melakukan pekerjaan ini dalam tiga bulan.” Ketika bagian sikap itu membantu
para manajer memahami reaksi pegawai terhadap pekerjaan mereka dan
memperkirakan dampaknya pada perilaku di masa datang. (Sinambela, 2016)
Berdasarkan berbagai defenisi yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya yang dihasilkan oleh usahanya sendiri (internal) dan yang
didukung oleh hal-hal yang dari luar dirinya (eksternal), atas keadaan kerja,
hasil kerja, dan kerja itu sendiri. Apabila pegawai begabung dalam suatu
organisasi, ia memebawa serta seperangkat keinginan, kebutuhan, hasrat dan
pengalaman masa lalu yang menyatu membentuk harapan kerja. Kepuasan kerja
menunjukkan kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dan imbalan yang
disediakan pekerjaan, jadi kepuasan kerja juga berkaitan erat dengan teori
keadilan, perjanjian psikologis, dan motivasi.
Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan
seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam perasaan di dalam
pekerjaan. Demikian juga halnya, karena pekerjaan merupakan bagian penting
dalam kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.
Hasilnya terdapat dampak bolak-balik (spillover effect) yang terjadi antara
kepuasan kerja dan kepuasan hidup. Konsekuensinya, para manajer mungkin tidak
hanya perlu memantau pekerjaan dan lingkungan pekerjaan langsung tapi juga
memantau sikap pegawai mereka terhadap bagian kehidupan lain seperti,
pekerjaan, keluarga, hiburan, agama, dan politik. (Sinambela, 2016)
KESIMPULAN
Ketidakpuasan kerja harus dihindari mengingat akan berdampak negatif
yang dapat merugikan organisasi, seperti banyaknya pembolosan yang dilakukan
pegawai, pergantian pegawai, pencurian, penurunan motivasi dan komitmen kerja,
pegawai menjadi stres, penurunan kinerja sampai dengan tahap paling ekstrim,
yakni pegawai keluar dari organisasi dan memberikan informasi negatif kepada
orang lain.
Apapun hasil survei kepuasan kerja haruslah ditindaklanjuti oleh
pimpinan. Jika tidak ada umpan balik, aktivitas pengukuran yang dilakukan akan
menjadi kontra produktif bagi pegawai yang menganggap hal itu hanya
pemborosan saja. Kepuasan kerja yang tinggi seyogianya memperoleh perhatian
dan apresiasi dari pimpinan sehingga pegawai merasa memperoleh penghargaan
dari organisasi atas kepuasan mereka. Bagi pegawai yang tidak puas harus dicari
tahu penyebab ketidakpuasannya dan dapat diatasi sehingga tidak berlarut-larut
yang mengakibatkan tindakan negatif dari pegawai. Umumnya, dampak
ketidakpuasan kerja antara lain produktivitas atau kinerja. Lawer dan Porter
mengharapkan prokduktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari
kepuasan kerja jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik dan
ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duannya adil dan wajar, serta
diasosiasikan denga unjuk kerja maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan
berkolerasi dengan kenaikan dalam kepuasan kerja.
REFERENSI
Ermita, and Anisah. 2013. “Pembinaan Dan Kinerja Guru Sekolah Menengah
Atas Negeri (Sman).” PEDAGOGI, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan XIII(2):
81–92.